Christine Wulandari
Program Studi Magister Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN SENGON (PARASERIANTHES FALCATARIA) TERHADAP PEMBERIAN AMELIORAN PADA MEDIA CAMPURAN TANAH PASCATAMBANG BATU KAPUR Alawiyah Alawiyah; Slamet Budi Yuwono; Melya Riniarti; Dermiyati Dermiyati; Christine Wulandari
Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 3 (2021): JURNAL HUTAN TROPIS VOLUME 9 NOMER 3 EDISI NOVEMBER 2021
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v9i3.12314

Abstract

Open mining activities have caused soil damage, water pollution, air pollution, and damage to vegetation. Limestone post mining is a critical area that must be rehabilitated to be productive again. This problems can be fixed by doing land reclamation activities which mandated in the Mining Law Number 4, 2009. The success of land reclamation is largely determined by the choice of plant species and the provision of appropriate soil enhancers (ameliorant). This study was aimed to analyze the growth response of sengon plants on giving ameliorant in mixed limestone post mining soil. This study was designed in completely randomized design for 7 treatments and 3 replications used combination of ameliorant: P0 (without ameliorant); P1 (AH 4 kg ha-1); P2 (BFA 350 kg ha-1); P3 (FMA 500 spores plant-1); P4 (the combination of AH and FMA); P5 (the combination of BFA and FMA); and P6 (the combination of AH, BFA, and FMA). Data were processed by analysis of variance at the 0,05 significance level followed by the Least Significant Difference test. The results showed that the best growth response of sengon on giving ameliorant in mixed limestone post mining soil was P1 treatment (humic acid material) which significantly increased root length, root volume, root fresh weight, shoot fresh weight, root dry weight, and shoot dry weight in sengon plants. The addition of ameliorant can be recommended to improve the quality of revegetation plants
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN AGROFORESTRI DI TAHURA WAN ABDUL RACHMAN, BANDARLAMPUNG Rahmat Safei; Rahmat Safei; Yeni Susanti; Christine Wulandari; Slamet Budi Yuwono; Hari Kaskoyo
Jurnal Hutan Tropis Vol 9, No 2 (2021): JURNAL HUTAN TROPIS VOLUME 9 NOMER 2 EDISI JULI 2021
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jht.v9i2.11299

Abstract

Wan Abdul Rachman Forest Park (Tahura WAR) is one of a forest area located on Register 19 Lampung. Based on literature and research results in Tahura WAR, there had not been many reports of people perceptions for the agroforestry management, so it is necessary to conduct research to determine people involvement in forest management with agroforestry cropping patterns. The research was conducted from February to March 2020 in Sumber Agung Village, Bandar Lampung City. Sampling using purposive with a total 36 respondents and data collection using observation techniques, interviews with questionnaires, literature study and documentation. Data were analyzed using a qualitative descriptive method with a 1-3-5 scaling (Likert Scale Modification). The variables used are the social characteristics and people perceptions for the agroforestry management as seen from the indicators including community knowledge about forest management, forest protection, wildlife livelihoods, collection of forest products and agroforestry economy. Based on the results of the study, the social characteristics consist of low education level (SD-SMP) was 86,11%, the age dominated by the medium category (30-45 years was 61,11%, and the number of dependents in the medium category (3-4 people) was 66,67%. People perception for the agroforestry management was affected by ecological and economic aspects. Based on the ecological aspect, the overall perception of the community was classified as moderate. In detail, the perception analysis of ecological aspects were as follows: 78.81% in understanding the utilization of the forest area, 100% in understanding land processing, 60% understanding land clearing, 85.94% understanding reforestation measures, 77.21% not understanding insect pest control and 91.07% understanding disease management. Meanwhile, the people perception of grazing livestock, clearing forest land, actions when encountering animals and controlling wildlife was 100% understanding. Based on the economic aspect, People perception for the agroforestry management was classified as low because 100% not understanding the benefits of non-timber forest products (NTFPs) in the agroforestry system, 70% understanding the types of plants that have economic value, and 85% not understanding the value the importance of agroforestry in Tahura WAR on community income.
Pelatihan Penguatan Kapasitas Sumberdaya Manusia Dalam Menanggulangi Dampak Sosial Ekonomi Petani Perhutanan Sosial Akibat Pandemi Covid-19 di KPH Pesawaran, Lampung Christine Wulandari; Samsul Bakri; Rahmat Safe'i; Rudi Hilmanto; Jacky Michael Pah; Putra Pangestu
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 1, No 2 (2022): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.294 KB) | DOI: 10.23960/rdj.v1i2.6241

Abstract

Pengelolaan hutan tingkat tapak merupakan peran kunci pemerintah dalam mengatasi gangguan dan kendala yang mengancam keberadaan atau kelestarian hutan. Kendala tersebut terutama dalam penguatan sumber daya manusia (SDM) dan pembentukan organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang kuat. Secara spesifik dalam rentang waktu 3 tahun ini penting untuk juga menyikapi dampak negatif pandemi COVID-19 terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengoptimalkan sistem pengelolaan SDM dalam pengelolaan hutan dan memperkuat sistem kelembagaan petani pengelola hutan. Metode penyuluhan yang digunakan adalah diskusi interaktif yang dipimpin oleh tim dosen dari Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penilaian hasil pre-test dan post-test didasarkan pada hasil yang dihitung dengan menggunakan metode scoring untuk menilai keberhasilan pembinaan. Pelaksanaan pengabdian masyarakat secara daring dengan menggunakan aplikasi zoom. Hasil post test menunjukkan bahwa hasil pengabdian kepada masyarakat (PKM) berhasil memberikan pengetahuan dan wawasan tentang optimalisasi dan penguatan sistem kelembagaan termasuk kapasitas SDM KPH yang diharapkan mampu menanggulangi dampak negatif situasi sosial dan ekonomi petani hutan sosial dalam pengelolaan KPH akibat pandemi COVID-19. Hal ini penting karena pandemi COVID-19 sangat berdampak pada aspek sosial ekonomi di berbagai aktivitas petani sekitar hutan. Kegiatan PKM memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan staf KPH Pesawaran dalam mengatasi dampak sosial ekonomi petani perhutanan sosial akibat pandemi Covid-19.Pengelolaan hutan tingkat tapak merupakan peran kunci pemerintah dalam mengatasi gangguan dan kendala yang mengancam keberadaan atau kelestarian hutan. Kendala tersebut terutama dalam penguatan sumber daya manusia (SDM) dan pembentukan organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang kuat. Secara spesifik dalam rentang waktu 3 tahun ini penting untuk juga menyikapi dampak negatif pandemi COVID-19 terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengoptimalkan sistem pengelolaan SDM dalam pengelolaan hutan dan memperkuat sistem kelembagaan petani pengelola hutan. Metode penyuluhan yang digunakan adalah diskusi interaktif yang dipimpin oleh tim dosen dari Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penilaian hasil pre-test dan post-test didasarkan pada hasil yang dihitung dengan menggunakan metode scoring untuk menilai keberhasilan pembinaan. Pelaksanaan pengabdian masyarakat secara daring dengan menggunakan aplikasi zoom. Hasil post test menunjukkan bahwa hasil pengabdian kepada masyarakat (PKM) berhasil memberikan pengetahuan dan wawasan tentang optimalisasi dan penguatan sistem kelembagaan termasuk kapasitas SDM KPH yang diharapkan mampu menanggulangi dampak negatif situasi sosial dan ekonomi petani hutan sosial dalam pengelolaan KPH akibat pandemi COVID-19. Hal ini penting karena pandemi COVID-19 sangat berdampak pada aspek sosial ekonomi di berbagai aktivitas petani sekitar hutan. Kegiatan PKM memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan staf KPH Pesawaran dalam mengatasi dampak sosial ekonomi petani perhutanan sosial akibat pandemi Covid-19.
Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Alternatif Pemasaran Damar Mata Kucing (Shorea javanica): Studi Kasus Desa Pahmungan dan Pajar Bulan, Lampung Barat Christine Wulandari; Zeda Erdian; Lutfi Nur Latifah; Nur Ahmad Fadli; Vinanda Arum Tri Kurniawan; Aryanti Rizki Adinda; Lusiana Tursina Silaban; Bagus Saputra; Rahmawaty Rahmawaty; Destia Novasari; Dewi Rafika Sari
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 2, No 1 (2023): June
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v2i1.7001

Abstract

Damar mata kucing (Shorea javanica) merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang telah banyak dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar Desa Pahmungan dan Desa Pajar Bulan, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Penurunan minat masyarakat dalam mengelola repong damar salah satunya disebabkan oleh turunnya harga resin damar. Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang dilaksanakan pada tangga 21 – 23 Oktober 2022 ini   adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang alternatif pemasaran damar agar mereka tetap memperoleh harga jual yang sesuai. Metode yang digunakan yaitu ceramah dan Focus Group Discussion (FGD). Peserta PKM sebanyak 11 orang adalah perwakilan tokoh masyarakat dari 2 desa Pahmungan dan Pajar Bulan. Hasil PKM menunjukkan bahwa pemasaran damar yang selama ini dilakukan oleh masyarakat  masih secara konvensional. Di lokasi diketahui adanya satu saluran pemasaran damar yaitu dari petani – pengepul tingkat desa – PT Indo Gala Murni Pratama – Ekspor. Setelah diberikan ceramah oleh tim dosen dan mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung beserta mitra yang kemudian diikuti dengan FGD pengetahuan dan pemahamam masyarakat tentang pemasaran damar mata kucing meningkat. Lebih rinci, peningkatan pemahaman masyarakat yaitu tentang alternatif pemasaran damar berdasarkan kondisi pasar dan budidaya damar mata kucing. Berdasarkan hasil pre-test dan posr-test peningkatan pemahaman masyarakat terhadap kondisi pasar yaitu dari 52,73  menjadi 92,72 atau meningkat 39,99. Peningkatan pemahaman pada budidaya damar mata kucing yaitu 69,09 dan 98,18 atau meningkat 29,09.
Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Pengembangan Community Base Ecoturism di Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat Christine Wulandari; Samsul Bakri; Slamet Budi Yuwono; Indra Gumay Febryano; Hari Kaskoyo; Susni Herwanti; Zeda Erdian; Nur Ahmad Fadli
Repong Damar: Jurnal Pengabdian Kehutanan dan Lingkungan Vol 2, No 2 (2023): November
Publisher : Magister of Forestry,Department of Forestry, Faculty of Agriculture, University of Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/rdj.v2i2.8137

Abstract

Konsep (Community Based Tourism) harus diterapkan dalam pengembangan objek wisata dimana, masyarakat berperan penting dalam mengelola objek wisata tersebut. Proses pengelolaan objek wisata ini terdapat beberapa tahap diantaranya tahap perencanaan, pengelolaan serta dampak bermanfaat dari hasil kegiatan yang dilakukan. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), dilaksanakan pada tanggal 06 – 07 Juli 2023 ini bertujuan dalam meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengembangan wisata alam berbasis konsep Community Base Ecotourism. Metode yang digunakan pada kegiatan ini menggunakan metode ceramah dan Focus Group Discussion (FGD) yang disampaikan oleh Christine Wulandari, Indra Gumay Febryano, Samsul Bakri, Slamet Budi Yuwono, Susni Herwanti dan Hari Kaskoyo Dosen Jurusan Kehutanan serta Zeda Erdian dan Nur Ahmad Fadli mahasiswa Jurusan Kehutanan Univeristas Lampung. Hasil PKM menunjukan pemahaman masyarakat terkait potensi kemitraan dan peranan BUMDes dalam mendukung wisata berbasis masyarakat, perencanaan sarana dan prasarana dalam pengembangan ekowisata termasuk jasa lingkungannya mengalami peningkatan setelah dipaparkan materi dari tim dosen dan mahasiswa Jurusan Kehutanan. Berdasarkan hasil evaluasi pre-test dan post-test terjadi peningkatan  pemahaman tentang Community Base Ecoturism sebesar 1,68% yaitu dari 10,77% menjadi 12,45%.