Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Pengaruh Teknik Jaw Thrust Manuever terhadap Kejadian Obstructive Sleep Apnea dan Hipoksia pada General Anestesi di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Haniif Jaka Pradipta; Made Suandika; Ikit Netra Wirakhmi; Ririn Isma Sundari
Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2022: Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM 2022)
Publisher : Universitas Harapan Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.51 KB) | DOI: 10.35960/snppkm.v2i1.1132

Abstract

General anestesi adalah keadaan fisiologis yang berubah ditandai dengan hilangnya kesadaran reversible, analgesia dari seluruh tubuh, amnesia dan beberapa derajat relaksasi otot. Gangguan pada general anestesi salah satunya Obstructive sleep apnea dan Hipoksia. Teknik Jaw thrust manuever dapat mencegah efek dramatis dari pergerakan lidah yang menjauh dari kedua palatum dan dinding posterior faring untuk menjaga patensi jalan nafas terutama pada pasien dengan penurunan kesadaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik Jaw thrust manuever terhadap kejadian Obstructive sleep apnea dan Hipoksia pada General anestesi di Rumah sakit umum daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis Pre-experimental dan desain menggunakan pendekatan One Shot Case Study. Teknik sampling dengan purposive sampling. Teknik sampling dengan total sampling sebanyak 70 responden. Data diambil dengan menggunakan kuisioner dan tindakan langsung pada pasien. Hasil uji statistik Spss diperoleh nilai p value = 0,000 dikarenakan p value ≤ 0,05, sehingga Ho ditolak berarti ada hubungan usia, Indeks Masa tubuh (IMT), dan jenis kelamin dengan teknik Jaw thrust manuever pada kejadian Obstructive Sleep Apnea dan hipoksia pada General Anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Berdasarkan hasil penelitia dengan uji chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,000 artinya ada hubungan teknik Jaw thrust maneuver terhadap kejadian Obstructive sleep apnea dan hipoksia pada General anestesi di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
GAMBARAN HEMODINAMIK DENGAN GENERAL ANESTESI TIVA PROPOFOL PADA PASIEN ANAK DI RUANGAN MRI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA I Kadek Suardana; Made Suandika; Ririn Isma Sundari
Journal of Nursing and Health Vol. 8 No. 2 (2023): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v8i2.232

Abstract

Ada berbagai protokol pencitraan resonansi magnetik pediatrik (MRI) yang diikuti di institut dan oleh ahli radiologi individu. MRI pada pediatri harus distandarisasi sedemikian rupa sehingga pemindaian dilakukan dalam waktu minimum. Para teknolog harus menyadari protokol MRI cepat yang sangat berguna pada pasien berusia kurang dari 2 tahun. Tantangan utamanya adalah menjaga anak-anak tetap diam selama durasi. Penggunaan pemeriksaan penunjang diagnostik canggih melalui pencitraan seperti MRI, MRI adalah suatu alat canggih di bidang kedokteran yang mengkombinasikan teknologi komputer, medan magnet tinggi ( 0.064- 7.0 Tesla ), dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar penampang tubuh manusia. Anestesi umum dapat juga dilakukan di luar kamar operasi, salah satunya di ruagan MRI memanfaatkan sedasi dengan teknik total intravenous anesthesia ( TIVA ). Sedasi seringkali di perlukan untuk pasien anak, dalam keadaan sedasi, pemantauan hemodinamik merupakan hal sangat vital pada fase perioperative. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran hemodinamik dengan general anestesi tiva propofol pada pasien anak di ruangan MRI RSUD dr Soetomo Surabaya. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif observational. Teknik sampling menggunakan non probability sampling dengan jenis purposive sampling. Data dikumpulkan dengan lembar observasi pada pasien yang dilakukan MRI. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat yaitu anilsa yang dilakukan untuk menganalisa tiap variabel. Hasil peneliti menunjukan adalah sebagian besar pasien anak memiliki tekanan darah yang tergolong normal (66,7%) sedangkan sisanya tergolong hipotensi, sebagian besar pasien anak memiliki nadi yang tergolong normal (88,9%) sedangkan sisanya tergolong bradikardi, sebagian besar pasien anak memiliki RR yang tergolong normal (84,1%) dan minoritas tergolong bradipnea (1,6%), adalah sebagian besar pasien anak memiliki MAP yang tergolong rendah (74,6%) dan minoritas tergolong tinggi (7,9%).
STUDI KASUS INTERVENSI PENERAPAN LATIHAN KOMUNIKASI ASERTIF UNTUK MENGONTROL MARAH PADA PASIEN RISIKO PERILAKU KEKERASAN: CASE STUDIES OF INTERVENTION APPLICATION OF ASSERTIVE COMMUNICATION EXERCISE TO CONTROL ANGER IN PATIENTS RISK VIOLENT BEHAVIOR Nur Afifatun Ainy; Ririn Isma Sundari; Sri Imaniyati
Jurnal Keperawatan Notokusumo Vol. 11 No. 1 (2023): Juni
Publisher : LPPM STIKES NOTOKUSUMO YOGYAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku kekerasan adalah penyakit jiwa psikotik yang ditandai dengan kemarahan atau emosi dan diekspresikan melalui tindakan fisik yang mengancam dan berbahaya. Individu dengan perilaku kekerasan akan mengalami perubahan dari respon kognitif menjadi respon afektif yang dimunculkan dengan emosional berupa rasa marah, sedih, gembira, bahkan tindakan motorik berbahaya. Strategi pelaksanaan yang dibutuhkan pada pasien perilaku kekerasan adalah pendekatan yang berfokus pada hubungan sosial yaitu melalui latihan verbal komunikasi asertif. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hasil dari penerapan latihan komunikasi asertif guna mengontrol marah pada pasien risiko perilaku kekerasan. Desain penelitian yang digunakan berupa penelitian kualitatif studi kasus pada satu subjek yaitu Nn S dengan risiko perilaku kekerasan. Intervensi dilakukan selama 4 hari menggunakan proses asuhan keperawatan. Hasil studi kasus setelah dilakukan strategi pelaksanaan 1-4 risiko perilaku kekerasan didapatkan hasil cara yang paling efektif dalam mengontrol marah pada Nn S yaitu dengan latihan komunikasi asertif. Respon subjektif menunjukkan Nn S merasa lega bisa mengungkapkan rasa marah dan respon objektif diperoleh Nn S mampu mengungkapkan keinginan dan sesuatu yang tidak disukai dengan cara yang baik, pasien dapat mengontrol marah serta perilaku agresif berkurang. Latihan komunikasi asertif ini sangat efektif diterapkan pada pasien perilaku kekerasan untuk mengontrol marah serta disarankan untuk pasien dalam masa pengobatan ataupun pemulihan.  
PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF UNTUK MENGATASI KECEMASAN LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS Devi Fitriana; Arni Nur Rahmawati; Ririn Isma Sundari
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 1 No. 4 (2024): Vol. 1 No. 4 Edisi Oktober 2024
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v1i4.291

Abstract

Kecemasan merupakan gangguan alam perasaan affective yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan. Penyebab kecemasan pada lansia terjadi akibat penyakit kronis seperti diabetes mellitus. Salah satu intervensi untuk mengatasi kecemasan yaitu dengan melakukan terapi relaksasi otot progresif. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengajarkan teknik relaksasi otot progresif pada lansia dengan diabetes mellitus yang mengalami kecemasan. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan sebanyak 2 pertemuan dengan jarak 1 bulan, terlihat adanya peningkatan tingkat pengetahuan tinggi yang awalnya 11 (45,83%) lansia menjadi 20 (83,3%) lansia dan penurunan tingkat kecemasan berat yang awalnya 4 (16,67%) lansia menjadi 1 (4,17%) lansia. Hasil pengukuran dari keduanya diperoleh dengan cara membandingkan hasil pre test dan post test tingkat pengetahuan dan tingkat kecemasan. Kesimpulan dari hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat dinyatakan berhasil meskipun ada beberapa hal yang harus diperbaiki dari gerakan yang kurang tepat.
IMPLEMENTASI TERAPI MUSIK UNTUK MENURUNKAN GEJALA HALUSINASI PENDENGARAN Fina Milatul Husna Fina Milatul Husna; Ririn Isma Sundari; Arni Nur Rahmawati
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 1 No. 4 (2024): Vol. 1 No. 4 Edisi Oktober 2024
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v1i4.302

Abstract

Skizofrenia merupakan salah satu golongan gangguan jiwa berat dengan penyebab yang heterogen baik dari gejala klinisnya, respon dari pengobatan, serta perjalanan penyakitnya yang bervariasi. Tanda dan gejala skizofrenia terbagi menjadi tiga pengelompokan diantaranya gejala kognitif, gejala negatif dan gejala positif. Gejala positif yang umum pada pasien skizofrenia yaitu halusinasi. Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa di mana pasien merasakan suatu stimulus yang nyatanya hal tersebut tidak ada. Pasien dengan halusinasi mengalami perubahan persepsi sensori, merasakan sensasi palsu misalnya penglihatan, pengecapan, perabaan, dan penciuman. Halusinasi ada beberapa jenis, salah satunya yaitu halusinasi pendengaran. Halusinasi pendengaran bermacam-macam bentuknya, dapat berupa bunyi mendenging, suara mengancam, atau suara yang tidak ada makna tetapi sering sekali terdengar sebagai sesuatu kalimat yang berarti. Gangguan halusinasi dapat diatasi dengan cara non farmakologi, terapi non farmakologi bisa lebih aman digunakan karena tidak dapat menimbulkan efek samping seperti obat-obatan, salah satu terapi non farmakologi yang lebih efektif adalah dengan mendengarkan musik. Tujuan terapi musik yaitu dinilai sangat efektif dalam mengurangi kecemasan dan stres, membantu mendorong relaksasi, mengurangi depresi, pemecahan masalah dan dapat mengontrol halusinasi. Terapi musik dangdut pada studi kasus ini dilakukan selama 4 hari berturut-turut. Penulis menggunakan metode deskriptif di RSUD Banyumas yaitu penerapan studi kasus dengan proses tindakan keperawatan berupa dengan pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Studi kasus ini diharapkan dapat menurunkan frekuensi halusinasi pendengaran pada pasien dan dari hasil catatan lembar keperawatan menunjukan pasien mengalami penurunan frekuensi halusinasi pendengaran dengan tanda gejala halusinasi pendengaran yang di awal 6 turun menjadi 2 poin setelah dilakukan terapi musik yang diterapkan oleh penulis
PENERAPAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL Sefi Febrianti; Ririn Isma Sundari; Arni Nur Rahmawati
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 1 No. 4 (2024): Vol. 1 No. 4 Edisi Oktober 2024
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v1i4.304

Abstract

Gangguan jiwa merupakan suatu keadaan jiwa yang tidak mempunyai hubungan dengan realitas, dimana selama periode gangguan jiwa, individu tersebut tidak menyadari apa yang dialami orang lain tentang hal yang sama dan orang lain tidak mempunyai respons dengan cara yang sama. Berdasarkan data WHO tahun 2019, 1 dari setiap 8 orang atau 970 juta orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan jiwa. Didapatkan data dari rekam medik di RSUD Banyumas pada tahun 2021 menyebutkan prevalensi isolasi sosial diruang Nakula ada 14 orang. Salah satu masalah yang ditemukan pada pasien gangguan jiwa berat adalah isolasi sosial. Masalah isolasi sosial dapat dilakukan dengan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS). Tujuan dari penelitian ini untuk menerapkan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) pada pasien isolasi sosial. Metode penelitian ini menggunakan studi kasus deskriptif. Studi kasus ini sudah dilaksanakan di Ruang Sadewa Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas tanggal 18 November 2023. Subyek pada studi kasus ini pasien dengan diagnosa Skizofrenia dengan masalah isolasi sosial. Instrumen pengumpulan data dengan format pengkajian asuhan keperawatan jiwa, lembar observasi Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisai (TAKS). Hasil studi menunjukkan bahwa setelah dilakukan implementasi selama 9 hari dengan penerapan TAKS ada perubahan penurunan tanda dan gejala isolasi sosial sebelum dan sesudah dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS), dan pasien mampu meningkatkan kemampuan bersosialisasi dengan orang lain. Kesimpulan dari penelitian ini, hasil dari penerapan Terapi Aktivitas Kelompok Sosialisasi (TAKS) dari sesi 1 sampai sesi 7 perlu direkomendasikan agar perawatan pasien dengan isolasi sosial menjadi efektif.
PENERAPAN TERAPI MUROTTAL AL-FATIHAH UNTUK MENGONTROL HALUSINASI PENDENGRAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA Kuatin Ramadani; Ririn Isma Sundari; Arni Nur Rahmawati
Multidisciplinary Indonesian Center Journal (MICJO) Vol. 1 No. 4 (2024): Vol. 1 No. 4 Edisi Oktober 2024
Publisher : PT. Jurnal Center Indonesia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62567/micjo.v1i4.306

Abstract

Gangguan jiwa disebutkan sebagai bagian dari gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi pada umumnya adalah gangguan kesemasan dan gangguan depresi, menimbulkan gangguan jiwa seperti halusinasi. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan     internal dan rangsangan eksternal klien memberi persepsi atau pendapat  tentang lingkungan  tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Cara mengontrol halusinasi memerlukan penatalaksanaan non farmakologi yaitu terapi murottal. Tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan penerapan terapi murottal Al-Fatihah pada pasien untuk mengontrol halusinasi pendengaran. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode studi kasus deskriptif dengan pendekatan kepada 1 pasien halusinasi pendengaran yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tinjauan literatur, dan demonstrasi. Hasil penelitian didapatkan sebelum diberikan terapi mutottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi 19 dan sesudah diberikan terapi murottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi menjadi 11. Pasien juga mampu mengontrol halusinasi dengan cara terapi murottal surat Al-Fatihah. Kesimpulan studi kasus ini yaitu terapi murottal surat Al-Fatihah dapat mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien. Diharapkan perawat dapat memasukkan terapi murottal sebagai salah satu penatalaksanaan non farmakologis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien halusinasi pendengaran.Gangguan jiwa disebutkan sebagai bagian dari gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi pada umumnya adalah gangguan kesemasan dan gangguan depresi, menimbulkan gangguan jiwa seperti halusinasi. Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal dan rangsangan eksternal klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada obyek atau rangsangan yang nyata. Cara mengontrol halusinasi memerlukan penatalaksanaan non farmakologi yaitu terapi murottal.Tujuan studi kasus ini adalah menggambarkan penerapan terapi murottal Al-Fatihah pada pasien untuk mengontrol halusinasi pendengaran. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu metode studi kasus deskriptif dengan pendekatan kepada 1 pasien halusinasi pendengaran yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, tinjauan literatur, dan demonstrasi. Hasil penelitian didapatkan sebelum diberikan terapi mutottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi 19 dan sesudah diberikan terapi murottal Al-Fatihah skor tingkat halusinasi menjadi 11. Pasien juga mampu mengontrol halusinasi dengan cara terapi murottal surat Al-Fatihah. Kesimpulan studi kasus ini yaitu terapi murottal surat Al-Fatihah dapat mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien. Diharapkan perawat dapat memasukkan terapi murottal sebagai salah satu penatalaksanaan non farmakologis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien halusinasi pendengaran.
Penerapan Strategi Pelaksanaan dalam Pemberian Asuhan Keperawatan pada Penderita Skizofrenia Paranoid dengan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Pendengaran Kamanda Restika Ayu; Ririn Isma Sundari
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 5 (2024): Oktober 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i5.4228

Abstract

Halusinasi pendengaran adalah keadaan di mana pasien gangguan jiwa mendengarkan bisikan-bisikan yang tidak nyata. Dalam praktik keperawatan, strategi pelaksanaan (SP) dapat membantu mengontrol halusinasi pendengaran. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan strategi pelaksanaan (SP) pasien yang terjadi gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran mengontrol halusinasi. Studi kasus melalui pengamatan, observasi, serta studi dokumentasi. Sdr. F dengan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran di Wisma Lily 15 RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang adalah peserta yang diterapkan untuk implementasi ini. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa pasien bisa menentukan kapan dan berapa lama halusinasi terjadi, dan bisa mengontrolnya. Mereka juga menunjukkan bahwa gejala halusinasi pendengaran telah berkurang, dinilai dari observasi serta ungkapan pasien.
Pengaruh Terapi Tertawa terhadap Penurunan Tingkat Depresi pada Lansia Hipertensi Nuri Wulandari; Ririn Isma Sundari; Arni Nur Rahmawati
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 6 (2024): Desember 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i6.4237

Abstract

Masalah kesehatan mental yang paling sering terjadi pada lansia adalah depresi dan dimensia. Lansia yang menderita hipertensi dituntut untuk lebih memperhatikan keadaannya dirinya. Ketika lansia menemui masalah keseharian dalam hidupnya akan rentan memunculkan skema negatif awal dan membentuk depresi. Upaya penanganan depresi dapat dilakukan secara nonfarmakologi yaitu dengan terapi tertawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia hipertensi di UPTD Puskesmas Karangkobar Banjarnegara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitan ini termasuk penelitian pre-eksperimental dengan tipe one group pre-posttest design. Sampel berjumlah 18 sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji t-test. Terdapat pengaruh pemberian terapi tertawa terhadap penurunan tingkat depresi pada lansia dengan hipertensi di UPTD Puskesmas Karangkobar dengan nilai p-value 0,000 <0,05. Terapi ini baik untuk diterapkan sebagai upaya perawatan penyakit hipertensi dan depresi secara non farmakologi.