Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Plant Growth Variation At Combined Progeny And Provenance Of 5-Year-Old Intsia Bijuga (Colebr. )O.Kuntze In Sobang, Banten Adinugraha, Hamdan Adma; Pudjiono, Sugeng; Ismail, Burhan; Mahfudz, Mahfudz
Jurnal Wasian Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Wasian
Publisher : Balai Penelitian Kehutanan Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jwas.v1i2.861

Abstract

This study was conducted to evaluate plant growth of Intsia bijuga at 5 years old in Sobang, Banten for supplying good genetic material in the future. Establishment of the trial was conducted in 2007 using Randomized Complete Block Design (RCBD) that consisted of 6 blocks, 100 families nested in 10 provenances, 4 treeplot for each family with a spacing of 4 x4 m. Measurements were taken periodically every year on the survival percentage, total height and stem diameter at the breast height or dbh. At the age of 5 years showed that the significant differences among provenance in survival percentage that ranged from 41.61 to 65.11 %,  average of plant height were 1.04 to 2.82 m and dbh 1.24 to 1.59 cm. The growth variation families also showed significant differences in height and diameter. The survival rate ranged from 12.5-91.67 %, average plant height were 0.52-2.55 m and dbh 0.90-2.44 cm. Individual tree heritability estimate for height was height (0.344) while that of diameter was moderate (0.259). Family heritabilities for height and diameter was considered moderate, namely 0.573 and 0.491 respectively. Genetic correlation between height and diameter growth was positive and high (0.834).
Eksplorasi Materi Genetik Kayu Merah (Pterocarpus indicus Willd) di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Yuskianti, Vivi; Ismail, Burhan; Yuliah, Y
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.076 KB)

Abstract

Informasi habitat dan materi genetik yang dikoleksi dari suatu sebaran alami merupakan informasi penting untukmembantu upaya penyelamatan/konservasi suatu species. Kayu merah (Pterocarpus indicusWilld) dikenal sebagaijenis yang bernilai ekonomi tinggi telah dikategorikan oleh The IUCN Red List of Threatened Species sebagai jenisyang kondisinya mulai rawan (Vulnerable (VU A1d)). Upaya penyelamatan dapat dilakukan salah satunya denganpembangunan plot konservasi eks situ yang berisi koleksi materi genetik dari berbagai sebaran alami di Indonesia.Salah satu wilayah yang menjadi sebaran alami kayu merah adalah Pulau Sumbawa propinsi Nusa Tenggara Barat.Penelitian ini oleh karena itu bertujuan untuk mendapatkan informasi habitat dan materi genetik hasil eksplorasikayu merah dari sebaran alaminya di Pulau Sumbawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu merah atau lebihdikenal oleh masyarakat lokal sebagai kayu nara dapat ditemukan di dua kabupaten di Pulau Sumbawa yaituKabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Sebaran kayu merah di Kabupaten Bima berada pada ketinggian tempatyang lebih tinggi (99-113 m dpl) dibandingkan dengan Kabupaten Dompu, sekitar pantai sampai dengan areaperbukitan (6,1-91 m dpl). Lokasi ditemukannya kayu merah juga umumnya berada pada kemiringan lahan di atas50o, yang cukup menyulitkan saat eksplorasi di lapangan. Dimensi pohon pohon induk yang dikoleksi materigenetiknya juga bervariasi dengan diameter terbesar sebanyak 95 cm dan tinggi bebas cabang antara 2-12 m. Hasileksplorasi di lapangan juga menunjukkan kondisi yang memprihatinkan karena keberadaan pohon kayu merahyang mulai terbatas akibat maraknya penebangan liar (illegal logging).