Hamdan Adma Adinugraha
Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Jl. Palagan Tentara Pelajar Km.15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta, Indonesia, Kode Pos 55582 Telp. (0274) 895954, Fax. (0274) 896080

Published : 17 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Development of Vegetative Propagation Technology of Teak Plant in Small Holder Forest Adinugraha, Hamdan Adma; Mahfudz, Mahfudz
Jurnal Wasian Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Wasian
Publisher : Balai Penelitian Kehutanan Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jwas.v1i1.847

Abstract

Teak (Tectona grandis) is one of popular and important carpentry wood in Indonesia. However teak production for carpentry material cannot balance the increasing need for domestic and export market. The increased production from small holder forest can be alternative way to supply national wood need. Therefore science and technology play role to support forest productivity eg superior seedling from vegetative propagation. The preparing of superior seed took several steps i.e. selection from mother tree, genetic material extraction, grafting activity using budding technique, hedge orchard establishment, and mass production used cutting rotted or tissue culture. From clonal test we can derive superior seed which adaptive with development location and has better productivity.
Alstonia angustiloba Progeny Trial to Support the Provision of Improved Seed (Uji Keturunan Pulai Darat (Alstonia angustiloba Miq.) untuk Mendukung Penyediaan Sumber Benih Unggul) Mashudi, Mashudi; Adinugraha, Hamdan Adma
Jurnal Wasian Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Wasian
Publisher : Balai Penelitian Kehutanan Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jwas.v1i1.850

Abstract

The aim of this experiment was to identify of survival percentage, height plant and stem diameter of Alstonia angustiloba progeny trial at 2 year old to support the provision of improved seed. This experiment was arranged in randomized complete block design. The research used 2 factors, i.e. population sources (Carita-Banten, Pendopo-Muara Enim, Lubuk Linggau-Musi Rawas and Solok-West Sumatera) and parent trees (43 parent trees). In this experiment, parent trees factor was nested in the population sources. The result shodwed that survival percentage, height plant and stem diameter of Alstonia angustiloba progeny trial at 2 years old in Wonogiri were 82.07 %, 2.43 m and 2.85 cm, respectively.
Plant Growth Variation At Combined Progeny And Provenance Of 5-Year-Old Intsia Bijuga (Colebr. )O.Kuntze In Sobang, Banten Adinugraha, Hamdan Adma; Pudjiono, Sugeng; Ismail, Burhan; Mahfudz, Mahfudz
Jurnal Wasian Vol 1, No 2 (2014): Jurnal Wasian
Publisher : Balai Penelitian Kehutanan Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jwas.v1i2.861

Abstract

This study was conducted to evaluate plant growth of Intsia bijuga at 5 years old in Sobang, Banten for supplying good genetic material in the future. Establishment of the trial was conducted in 2007 using Randomized Complete Block Design (RCBD) that consisted of 6 blocks, 100 families nested in 10 provenances, 4 treeplot for each family with a spacing of 4 x4 m. Measurements were taken periodically every year on the survival percentage, total height and stem diameter at the breast height or dbh. At the age of 5 years showed that the significant differences among provenance in survival percentage that ranged from 41.61 to 65.11 %,  average of plant height were 1.04 to 2.82 m and dbh 1.24 to 1.59 cm. The growth variation families also showed significant differences in height and diameter. The survival rate ranged from 12.5-91.67 %, average plant height were 0.52-2.55 m and dbh 0.90-2.44 cm. Individual tree heritability estimate for height was height (0.344) while that of diameter was moderate (0.259). Family heritabilities for height and diameter was considered moderate, namely 0.573 and 0.491 respectively. Genetic correlation between height and diameter growth was positive and high (0.834).
VARIASI PERTUMBUHAN DAN PEMBUAHAN KLON JATI (TECTONA GRANDIS L.F.) UMUR 11 TAHUN Baskorowati, Liliana; Adinugraha, Hamdan Adma; Mashudi, Mashudi
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 6, No 1: Maret 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v6i1.10427

Abstract

The development of teak clones (Tectona grandis L.f.) is currently being done by industry and farmers to increase productivity. The use of superior teak clones will determine the success of planting; therefore, the superior clones need to be developed. Knowledge of variations in growth and fruiting in the seed orchard of teak clones is important to determine the reproductive capacity of a plant. Therefore, study on variations in the growth and fruiting of teak clones was undertaken. The study was conducted at 11 years old of teak clones, located in Alas Ketu Wonogiri, Central Java. The teak plants measured were planted with a spacing of 2 x 6 m, using a randomized block design, with 100 clones; 3 ramet per clone and consists of 5 blocks as replications. The clones originated from Gunung Kidul, Madiun, Cepu, Wonogiri, Randublatung, Rembang, Muna, Matakidi, Kendari, Buton, and Thailand. All individual tress in the plots were examine for collecting data. Parameters were measured including height of trees, diameter breast height, flower and fruit production. The results showed that height and diameter growth varied significantly between clones, as well as between replications; while flower and fruit production did not show significant differences between clones and between replications. When the clones grouped in height class and diameter class, it showed that the production of flowers and fruits of teak clones were differs significantly. Moreover, the reproductive success of this teak clone seed orchard was very low at 2.15%, suggested due to very little rainfall during the flowering season which causes many flowers to fall out.
Variasi Morfologi Empat Spesies Jati ( Tectona Sp) di Asia Tenggara: Potensi Pemuliaan Pohon dan Bioteknologinya Fauzi, Mohamad Anis; Hasna, Tri Maria; Setiadi, Dedi; Adinugraha, Hamdan Adma
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 5, No 2 (2020): June 2020
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v5i2.2946

Abstract

Jati (Tectona grandis Linn.f) dikembangkan secara intensif di Indonesia terutama di Pulau Jawa dengan luas pengelolaan hutan tanaman ± 1 juta Ha. Di Asia Tenggara jenis ini ditanam pula oleh negara Philipina, Thailand, Malaysia, Laos, Vietnam bagian Selatan dan Myanmar dengan luas bervariasi. Namun demikian pengetahauan mengenai variasi morfologi dan pemanfaatan untuk kegiatan bioteknologi dan pemuliaan masih berkisar pada satu spesies saja yaitu Tectona grandis. Sedangkan spesies lain seperti Tectona abludens, Tectona hamiltoniana dan Tectona philiphinensis belum banyak diketahui.Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel daun di 3 pengembangan jati di Pulau Jawa yaitu Cepu dan Randublatung Jawa Tengah, Nglambangan Bojonegoro Jawa Timur dan Ciamis Jawa Barat. Untuk Spesies Tectona abludens sampel daun diambil di daerah Dlingo, Bantul DIY dan Selang, Gunungkidul. Sedangkan untuk jenis Tectona philiphinensis lebih dalam dipelajari berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kementrian Kehutanan Philipina dan untuk jenis  Tectona hamiltoniana dilengkapi dengan data dan informasi dari Kementrian Kehutanan Myanmar. Sampel daun dari tiap jenis diambil 2 daun (daun muda dan daun tua) masing-masing 5 ulangan. Pengamatan terhadap bentuk duduk daun, jumlah tulang daun primer dan sekunder serta pola tulang daun didiskripsikan dan dibandingkan antara keempat spesies tersebut. Morfologi bunga, kulit batang, kayu, biji dan bentuk percabangan digunakan juga untuk melengkapi variasi morfologi masing-masing spesies. Variasi morfologi yang ada dipergunakan untuk mengetahui variasi empat spesies Tectona sp tersebut sehingga diketahui karakter-karakter tiap jenis yang berpeluang untuk dimanfaatkan dalam kegiatan pemuliaan pohon baik melalui pemuliaan konvensional atau bioteknologi.Tectona grandis memiliki morfologi yang lebih dekat dengan Tectona abludens, sedangkan Tectona hamiltoniana dan Tectona phillipinensis memiliki morfologi khas yang berbeda dengan lainnya. Beberapa karakter morfologi diantara keempat spesies tersebut berpeluang diamanfaatkan untuk kegiatan pemuliaan jati antara lain kelurusan batang, kemampuan adaptasi di lahan kering dan ketahanan terhadap penyakit.
Variasi Morfologi Buah Sukun Dari Empat Populasi Sebaran Di Jawa Timur Adinugraha, Hamdan Adma; Mashudi, Mashudi
CAKRAWALA Vol 9, No 1: Juni 2015
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3144.026 KB) | DOI: 10.32781/cakrawala.v9i1.194

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi variasi morfologi buah sukun (Artocarpus altilis) dan kandungan gizinya dari beberapa lokasi sebaran tanaman sukun di Jawa Timur. Data penelitian dikumpulkan dengan melakukan survey sebaran tanaman sukun, pengamatan, pengambilan sampel akar dan buah serta analisis kandungan gizi buah sukun. Hasil penelitian di Kediri, Banyuwangi dan Bawean menunjukkan bahwa buah sukun yang ada yaitu jenis buah yang tidak berduri pada waktu tua/matang dengan bentuk bulat lonjong sedangkan buah sukun di Madura umumnya jenis buah berduri sampai tua/matang dengan bentuk bulat dan lonjong. Hasil analisis kandungan gizi pada 100 gram daging buah menunjukkan variasi kandungan karbohidrat 22,66-33,12%, lemak 0,21-0,61% dan protein 1,50-2,44% dengan jumlah kalori rata-rata 92,49-135,98 kal/100g.
UJI KETURUNAN PULAI DARAT (Alstonia angustiloba Miq.) UNTUK MENDUKUNG PENYEDIAAN SUMBER BENIH UNGGUL Mashudi, Mashudi; Adinugraha, Hamdan Adma
Jurnal Wasian Vol. 1 No. 1 (2014): June
Publisher : Forestry Department, University of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62142/6ap6fx98

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persen hidup, tinggi tanaman, dan diameter batang tanaman uji keturunanpulai darat umur 2 tahun dalam rangka mendukung penyediaan sumber benih unggul. Rancangan percobaan yangdigunakan adalah Randomized Complete Block Design (RCBD) yang terdiri atas 2 faktor, yaitu tempat asal populasi(A) dan pohon induk (B). Dalam penelitian ini faktor B bersarang (nested) dalam faktor A. Faktor A terdiri atas 4tempat asal populasi (Carita-Banten, Pendopo-Muara Enim, Lubuk Linggau-Musi Rawas dan Solok-Sumatera Barat)dan faktor B terdiri atas 43 pohon induk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persen hidup, tinggi tanaman dandiameter batang tanaman uji keturunan pulai darat umur 2 tahun di Wonogiri berturut-turut sebesar 82,07 %; 2,43 mdan 2,85 cm.
Pengembangan Teknik Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jati Pada Hutan Rakyat Adinugraha, Hamdan Adma; Mahfudz, Mahfudz
Jurnal Wasian Vol. 1 No. 1 (2014): June
Publisher : Forestry Department, University of Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62142/3xnt5110

Abstract

Jati (Tectona grandis) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil kayu pertukangan yang penting dan populer diIndonesia. Kebutuhan kayu jati terus meningkat namun belum dapat dipenuhi dari produksi kayu dari hutan tanamanindustri. Alternatif pemenuhan kebutuhan kayu tersebut diperoleh dari hutan rakyat. Dalam rangka peningkatanproduktivitas hasil hutan rakyat maka IPTEK penyediaan bibit unggul sangat diperlukan. Penyediaan bibit unggulyang diperoleh dari benih unggul memerlukan waktu untuk melakukan seleksi pada plot uji keturunan, sehinggapengembangan teknik perbanyakan vegetatif yang tepat adalah solusi yang bisa diterapkan. Strategi yang diperlukandalam penerapan teknik perbanyakan vegetatif diawali dengan pemilihan pohon induk yang baik (pohon superior),pengambilan materi genetik (bahan vegetatif tanaman), pembuatan okulasi, pembangunan kebun pangkas, danproduksi bibit secara masal dengan menerapkan teknik stek pucuk atau kultur jaringan. Melalui uji klon diharapkandapat diperoleh klon-klon unggulan yang adaptif pada lokasi pengembangan serta memiliki produktivitas yang lebihbaik.
Pertunasan pada Tanaman Pangkasan dan Pertumbuhan Stek Pucuk Jenis Malapari (Pongamia pinnata L.) Adinugraha, Hamdan Adma; Pudjiono, Sugeng; Jayusman, J
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.657 KB)

Abstract

Malapari (Pongamia pinnata L.) merupakan salah satu jenis tanaman cepat tumbuh yang buahnya menghasilkan minyak untuk bahan bakar nabati. Pembibitan malapaari biasa dilakukan dengan cara generatif. Dalam rangka perbanyakan klon terpilih diperlukan teknik perbanyakan vegetatif untuk mempertahankan sifat indukan kepada anakannya. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui daya pertunasan tanaman setelah perlakuan pemangkasan dan tingkat pertumbuhan stek pucuk dari tunas yang dihasilkan pada tanaman pangkasan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan perlakuan tinggi pangkasan (20 cm, 30 cm, 40 cm dan 50 cm). Setiap perlakuan menggunakan 5 sampel tanaman dan diulang sebanyak 6 kali. Percobaan kedua penanaman stek pucuk dengan rancangan acak lengkap pola faktorial. Faktor pertama adalah bahan stek (bagian pangkal, tengah dan ujung) dan faktor kedua adalah jenis jenis zat pengatur tumbuh (kontrol/tanpa zpt, grow tone dan nature stek). Setiap perlakuan mengunakan 5 sampel stek yang diulang 4 kali. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa seluruh tanaman yang dipangkas tumbuhdengan baik dan dapat menghasikan tunas. Pada umur 6 minggu diperoleh rata-rata jumlah tunas 2,2-3,1 tunas, panjang tunas 10,78-12,90 cm, jumlah ruas 4,5-6,6 ruas dan jumlah daun 8,7-18,0 helai. semakin tinggi pangkasan kemampuan bertunasnya semakin baik meskipun tidak berbeda signifikan. Hasil pengamatan pertumbuhan stek menunjukkan perlakukan bahan stek dan jenis hormon memberikan respon yang relatif sama, dengan persen stek berakar rata-rata yang tinggi sampai umur 2 bulan yaitu 91,11%.
Pertunasan pada Tanaman Pangkasan dan Pertumbuhan Stek Pucuk Jenis Malapari (Pongamia pinnata L.) Adinugraha, Hamdan Adma; Pudjiono, Sugeng; Jayusman, J
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2021: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.38 KB)

Abstract

Malapari (Pongamia pinnata L.) merupakan salah satu jenis tanaman cepat tumbuh yang buahnya menghasilkan minyak untuk bahan bakar nabati. Pembibitan malapaari biasa dilakukan dengan cara generatif. Dalam rangka perbanyakan klon terpilih diperlukan teknik perbanyakan vegetatif untuk mempertahankan sifat indukan kepada anakannya. Oleh karena itu dilakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui daya pertunasan tanaman setelah perlakuan pemangkasan dan tingkat pertumbuhan stek pucuk dari tunas yang dihasilkan pada tanaman pangkasan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan acak lengkap dengan perlakuan tinggi pangkasan (20 cm, 30 cm, 40 cm dan 50 cm). Setiap perlakuan menggunakan 5 sampel tanaman dan diulang sebanyak 6 kali. Percobaan kedua penanaman stek pucuk dengan rancangan acak lengkap pola faktorial. Faktor pertama adalah bahan stek (bagian pangkal, tengah dan ujung) dan faktor kedua adalah jenis jenis zat pengatur tumbuh (kontrol/tanpa zpt, grow tone dan nature stek). Setiap perlakuan mengunakan 5 sampel stek yang diulang 4 kali. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa seluruh tanaman yang dipangkas tumbuhdengan baik dan dapat menghasikan tunas. Pada umur 6 minggu diperoleh rata-rata jumlah tunas 2,2-3,1 tunas, panjang tunas 10,78-12,90 cm, jumlah ruas 4,5-6,6 ruas dan jumlah daun 8,7-18,0 helai. semakin tinggi pangkasan kemampuan bertunasnya semakin baik meskipun tidak berbeda signifikan. Hasil pengamatan pertumbuhan stek menunjukkan perlakukan bahan stek dan jenis hormon memberikan respon yang relatif sama, dengan persen stek berakar rata-rata yang tinggi sampai umur 2 bulan yaitu 91,11%.