Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Status Kesehatan Tegakan Konservasi Ex Situ Cendana (Santalum Album Linn.) Umur 11 Tahun di KHDTK Watusipat, Gunung Kidul Yuliah, Y; Fiani, Ari; Haryjanto, Liliek
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.399 KB)

Abstract

Cendana merupakan salah satu jenis asli Indonesia yang termasuk dalam kategorirentan (vulnerable). Upaya konservasi cendanaselama ini masih menemui kendala rendahnya tingkat keberhasilan hidup, salah satunya karena faktor hama dan penyakit yangmenyerang tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring kesehatan tegakan secara periodik untuk membantu menekanresiko kerusakan melalui pengambilan kebijakan dan penerapan tindakan silvikultur yang tepat. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui status kesehatan tanaman cendana umur 11 tahun di KHDTK Watusipat, Gunungkidul yang meliputipersentase hidup, jenis serangan hama penyakit, dan Nilai Indek Kesehatan tegakan. Evaluasi pada 4 provenan dilakukan denganintensitas sampling 100% menggunakan panduan Forest Health Monitoring (FHM). Hasil pengamatan menunjukkan, presentasekeberhasilan tumbuh tanaman cendana cukup tinggi (78,33%), dengan Nilai Indek Kerusakan (NIK) sebesar3,33 (kategori sehat).Kondisi kerusakan yang terjadi berupa kekeringan pada tajuk (94,68%), embun jelaga (81,38%), liana (32,45%), bekicot (13,83),rayap (13,30%), ulat (5,32%) dan badan buah jamur (0,53%). Peringkat provenan berdasarkan NIK terendah adalah Sumba, Belu,Rote dan Timor Tengah Utara. Beberapa tindakanmekanis dana sanitasi lingkungan yang disarankan yaitu: pembersihan semaksepanjang jalur tanam serta memotong dan membakar bagian cabang yang terdapat badan jamur. Pengendalian hama danpenyakit secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan pestisida.
Eksplorasi Materi Genetik Kayu Merah (Pterocarpus indicus Willd) di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Yuskianti, Vivi; Ismail, Burhan; Yuliah, Y
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2017: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.076 KB)

Abstract

Informasi habitat dan materi genetik yang dikoleksi dari suatu sebaran alami merupakan informasi penting untukmembantu upaya penyelamatan/konservasi suatu species. Kayu merah (Pterocarpus indicusWilld) dikenal sebagaijenis yang bernilai ekonomi tinggi telah dikategorikan oleh The IUCN Red List of Threatened Species sebagai jenisyang kondisinya mulai rawan (Vulnerable (VU A1d)). Upaya penyelamatan dapat dilakukan salah satunya denganpembangunan plot konservasi eks situ yang berisi koleksi materi genetik dari berbagai sebaran alami di Indonesia.Salah satu wilayah yang menjadi sebaran alami kayu merah adalah Pulau Sumbawa propinsi Nusa Tenggara Barat.Penelitian ini oleh karena itu bertujuan untuk mendapatkan informasi habitat dan materi genetik hasil eksplorasikayu merah dari sebaran alaminya di Pulau Sumbawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu merah atau lebihdikenal oleh masyarakat lokal sebagai kayu nara dapat ditemukan di dua kabupaten di Pulau Sumbawa yaituKabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Sebaran kayu merah di Kabupaten Bima berada pada ketinggian tempatyang lebih tinggi (99-113 m dpl) dibandingkan dengan Kabupaten Dompu, sekitar pantai sampai dengan areaperbukitan (6,1-91 m dpl). Lokasi ditemukannya kayu merah juga umumnya berada pada kemiringan lahan di atas50o, yang cukup menyulitkan saat eksplorasi di lapangan. Dimensi pohon pohon induk yang dikoleksi materigenetiknya juga bervariasi dengan diameter terbesar sebanyak 95 cm dan tinggi bebas cabang antara 2-12 m. Hasileksplorasi di lapangan juga menunjukkan kondisi yang memprihatinkan karena keberadaan pohon kayu merahyang mulai terbatas akibat maraknya penebangan liar (illegal logging).
Status Kesehatan Tegakan Konservasi Ex Situ Cendana (Santalum album Linn.) Umur 11 Tahun di KHDTK Watusipat, Gunung Kidul Yuliah, Y; Fiani, Ari; Haryjanto, Liliek
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1147.671 KB)

Abstract

Cendana merupakan salah satu jenis asli Indonesia yang termasuk dalam kategori rentan (vulnerable). Upaya konservasi cendana selama ini masih menemui kendala rendahnya tingkat keberhasilan hidup, salah satunya karena faktor hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Oleh karena itu perlu dilakukan monitoring kesehatan tegakan secara periodik untuk membantu menekan resiko kerusakan melalui pengambilan kebijakan dan penerapan tindakan silvikultur yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status kesehatan tanaman cendana umur 11 tahun di KHDTK Watusipat, Gunung kidul yang meliputi persentase hidup, jenis serangan hama penyakit, dan Nilai Indek Kesehatan tegakan. Evaluasi pada 4 provenan dilakukan dengan intensitas sampling 100% menggunakan panduan Forest Health Monitoring (FHM). Hasil pengamatan menunjukkan, presentase keberhasilan tumbuh tanaman cendana cukup tinggi (78,33%), dengan Nilai Indek Kerusakan (NIK) sebesar 3,33 (kategori sehat). Kondisi kerusakan yang terjadi berupa kekeringan pada tajuk (94,68%), embun jelaga (81,38%), liana (32,45%), bekicot (13,83), rayap (13,30%), ulat (5,32%) dan badan buah jamur (0,53%). Peringkat provenan berdasarkan NIK terendah adalah Sumba, Belu, Rote dan Timor Tengah Utara. Beberapa tindakan mekanis dana sanitasi lingkungan yang disarankan yaitu: pembersihan semak sepanjang jalur tanam serta memotong dan membakar bagian cabang yang terdapat badan jamur. Pengendalian hama dan penyakit secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan pestisida.
Pertumbuhan Kepel (Stelechocarpus Burahol (Blume) Hook & Thomson) dari Dua Populasi di Mangunan, Bantul Fiani, Ar; Yuliah, Y
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.86 KB)

Abstract

Kepel merupakan tumbuhan yang tersebar secara alami di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kepel ditetapkan sebagai Flora Identitas Provinsi. Pohon kepel memiliki banyak manfaat. Secara tradisional, buah kepel digunakan sebagai bahan baku obat-obatan seperti penghilang bau badan, alat kontrasepsi maupun untuk mencegah radang ginjal. Selain itu, bagian kayu kepel juga dapat dapat digunakan sebagai perkakas rumah tangga. Meskipun memiliki banyak kegunaan, tanaman kepel tidak terlalu diminati masyarakat untuk di tanam sehingga populasinya saat ini cukup terbatas. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Yogyakarta telah melakukan upaya penyelamatan jenis ini dengan membangun Kebun Konservasi Ex-situ Kepel di Mangunan, Bantul. Pembangunan plot konservasi ex-situ kepel bertujuan untuk mencegah jenis ini dari kepunahan. Penanaman dilakukan sesuai dengan kaidah Konservasi, yaitu satu populasi dipisahkan dengan populasi lainnya untuk menjaga kemurnian masing masing populasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perrtumbuhan Kepel dari dua populasi di Mangunan, Bantul. Hasil memperlihatkan bahwa persen hidup tanaman berkisar antara 23-25 %. untuk parameter lain seperti tinggi, diameter, tinggi bebas cabang, jumlah cabang utama dan jumlah ranting cukup bervariasi. Secara umum, kepel yang berasal dari Karanganyar mempunyai pertumbuhan lebih baik daripada kepel dari Magelang, Jawa Tengah.
Peran B2P2BPTH Yogyakarta dalam Pelestarian Jenis-Jenis Khas Daerah Istimewa Yogyakarta Hakim, Lukman; Yuliah, Y
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2018: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.682 KB)

Abstract

Tanaman langka dan khas suatu daerah merupakan jenis yang menggambarkan ciri khusus dari suatu daerah, berkaitan erat dengan prinsip prinsip hidup, sejarah maupun sosial budaya masyarakat. Salah satu upaya penyelamatan/konservasi meliputi kegiatan ekplorasi materi genetik baik generatif maupun vegetatif untuk diperbanyak dan selanjutnya dikembangkan di halaman kantor, sekolah, arboretum, hutan kota dan lain-lain.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah B2P2BPTH Yogyakarta sebagai lembaga litbang di bawah KLHK telah berperan dalam pelestarian beberapa jenis tanaman langka dan khas DIY. Penelitian ini menggunakan metode review terhadap laporan kegiatan Penyelamatan beberapa Jenis Tanaman Langka dan Khas DIY dari tahun 2008 sd 2017, pustaka dari berbagai sumber seperti buku, prosiding, Jurnal baik cetak maupun online di internet. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa B2P2BPTH Yogyakarta sejak tahun 2008 sampai 2017 telah mengkoleksi 33 jenis tanaman langka dan khas DIY, memperbanyak dan menyebarluaskan kepada beberapa pihak yang perduli pada pelestarian jenis-jenis ini. Sedangkan mulai tahun 2018 dan kedepan fokus pada 2 jenis yaituMentaok (Wrightia javanica) dan Timoho (Kleinhovia hospita). Kedua jenis ini memiliki kelekatan dengan sejarah dan budaya masyarakat Yogyakarta dan diharapkan mampu melestarikan keanekaragaman hayati khas DIY untuk pemanfaatan yang lebih lanjut baik dari aspek sosial, ekonomi dan budaya masyarakat DIY.
Inventarisasi Jenis Hama yang Menyerang Bibit Kayu Kuku (Pericopsis mooniana) Umur 1 Tahun di Persemaian Fiani, Ari; Yuliah, Y; Pamungkas, Tri
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2019: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.599 KB)

Abstract

Kayu kuku (Pericopsis mooniana Thw.) merupakan salah satu jenis lokal Sulawesi yang juga ditemukan pada beberapa lokasi seperti Kalimantan, Sumatera dan Papua. Informasi tentang aspek silvikultur kayu kuku belum banyak ditemukan, diantaranya tentang keberadaan jens-jenis hama pada kayu kuku di tingkat semai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis hama yang menyerang tiga populasi kayu kuku di tingkat semai, yakni populasi Cagar Alam Lamedai, populasi Hutan Alam Tanggetada dan populasi Pulau Laut Kalimantan Selatan. Inventarisasi dan identifikasi jenis hama pada kayu kuku di tingkat semai memperlihatkan bahwa jenis-jenis hama yang menyerang bibit kayu kuku adalah Belalang (Valanga sp.); ulat pelipat daun (larva Sylepta sp.) dan penggerek batang (larva Zeuzera coffeae). Intensitas serangan belalang masing masing populasi (CA Lamedai, Hutan Alam Tanggetada dan Pulau Laut, Kalimantan Selatan berturut-turut adalah sebesar 28,41 %; 21,42 % dan 23,07 %. Sedangkan intensitas serangan ulat penggulung daun hanya di temukan pada populasi CA Lamedai dan Hutan Alam Tanggetada berturut-turut sebesar 2,74 %; 1,22 %. Hama penggerek batang hanya ditemukan pada populasi Hutan Alam Tanggetada sebesar 1,65 %.