Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Sinonim Kata “Kanji”, “Kibun”, dan “Kimochi” dalam Novel Kicchin karya Yoshimoto Banana Noviana, Nana; Nurhayati, Silvia; Wardhana, Chevy Kusumah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 6 No 2 (2018): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v6i2.22598

Abstract

In Japanese language, synonym is ruigigo. There is ruigigo in many kinds of word class, one of them is noun (meishi), such as: kanji, kibun, and kimochi. If these vocabulary are meant to Indonesian language, they have the same meaning with “feeling”. The words kanji, kibun, and kimochi have been studied by students of Japanese Education Program in Unnes, but in the implementation, they still do not understand yet about the similarity and differences of the words. Because of the reason, it is necessary to analyse words kanji, kibun, and kimochi so that this study result can be useful for the learners of japanese language who are still confused about the similarity and differences of the three words. This research explains about the analysis of a novel Kicchin written by Yoshimoto Banana, because there are many words of kanji, kibun, and kimochi in this novel, thus it is possible find out the similarity and differences of these words. The objective of the research is to describe the similarity and differences of kanji, kibun, and kimochi in the Yoshimoto Banana’s novel Kicchin. This study used equal related technique as the data analysis technique to find out the similarity and differences of kanji, kibun, and kimochi. The result of this research about the similarity are : both of kanji and kimochi can be used to indicate feeling of something, the words kanji and kibun can show surrounding atmosphere as a whole, the words of kibun and kimochi can indicate abstract condition, and heart feeling. The differences of kanji, kibun, and kimochi are : kanji has the meaning of impression to someone or something and can be used as intransitive verb named kanjiru, whereas the meanings kimochi are concrete thought, feeling for someone, and nature feeling.   Sinonim dalam Bahasa Jepang disebut ruigigo. Ruigigo terdapat dalam berbagai kelas kata, salah satunya kelas kata benda (meishi) yaitu kanji, kibun, dan kimochi. Ketiga kosakata tersebut apabila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia sama-sama memiliki arti  “perasaan”. Kata kanji, kibun, dan kimochi sudah dipelajari oleh mahasiswa prodi pendidikan Bahasa Jepang Unnes, tetapi dalam pelaksanaannya mereka masih belum memahami persamaan dan perbedaan ketiga kosakata tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis kata kanji, kibun, dan kimochi agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembelajar Bahasa Jepang yang belum memahami persamaan dan perbedaan ketiga kosakata tersebut. Analisis dilakukan dalam novel Kicchin karya Yoshimoto Banana, karena novel ini terdapat banyak kosakata kanji, kibun, dan kimochi sehingga memungkinkan untuk dapat mengetahui persamaan dan perbedaan ketiga kosakata tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kata kanji, kibun, dan kimochi dalam novel Kicchin karya Yoshimoto Banana. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik hubung banding untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kata kanji, kibun, dan kimochi. Hasil penelitian ini, persamaan kata kanji, kibun, dan kimochi dalam novel Kicchin yaitu, kata kanji dan kimochi sama-sama digunakan untuk menunjukkan perasaan terhadap suatu hal. Kata kanji dan kibun sama-sama dapat menunjukkan suasana sekitar secara keseluruhan. Kata kibun dan kimochi sama-sama menunjukkan keadaan abstrak dan kondisi hati. Perbedaan kata kanji, kibun, dan kimochiyaitu kata kanji mempunyai makna kesan yang muncul terhadap seseorang atau suatu hal dan dapat berfungsi sebagai kata kerja intransitif menjadi “kanjiru”. Kata kimochimempunyai makna pemikiran secara konkrit, perasaan terhadap seseorang, dan pembawaan perasaan.
RKEMBANGAN TARI PHO DI KABUPATEN ACEH BARAT Noviana, Nana
Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 8, No 2 (2017): GENTA MULIA : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.698 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Perkembangan Tari Pho di Kabupaten Aceh Barat”. Untuk menumbuhkembangkan pelestarian tersebut agar dapat terealisasi dengan baik ternyata seni budaya tari khususnya Tari Pho mengalami pasang surut sehingga menjadi suatu masalah yang penting untuk diteliti. Kurang berkembangnya Tari Pho secara penyajian yang berdasarkan makna teoritis yang terjadi saat ini selanjutnya merupakan dasar pemikiran. Tujuan penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui bagaimanakah perkembangan penyajian Tari Pho di Kabupaten Aceh Barat? (2). Untuk mengetahui apa sajakah hambatan dalam perkembangan Tari Pho di Kabupaten Aceh Barat? (3). Untuk mengetahui bagaimanakah fungsi Tari Pho dalam kehidupan bermasyarakat di Kabupaten Aceh Barat?. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penulis menggunakan metode sejarah sebagai metode penelitian yang umum digunakan untuk hal-hal sejarah. Teknik pengumpulan data dikumpulkan dari data primer dan sekunder. Teknik analisis data adalah penyajian data dan verifikasi. Hasil dari penelitian ini adalah  tarian Tari Pho asal mulanya terdapat di Kampung Padang Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya (yang dulunya masih bagian dari Kabupaten Aceh Barat). Penyajian Tari Pho di daerah Kabupaten Aceh Barat berfungsi sebagai sarana hiburan yang biasa dilakukan pada penyambutan tamu, penampilan pada kegiatan-kegiatan formal ataupun informal, ditampilkan juga pada kegiatan budaya, khitanan dan mandi pucuk pengantin. Sehingga perkembagan Tari Pho yang terjadi saat ini sudah terapresiasi pelestariannya namun masih perlu adanya pemahaman bahwasanya terdapat perbedaan dalam penyajiannya berdasarkan kebutuhannya. 
Analisis Sinonim Kata “Kanji”, “Kibun”, dan “Kimochi” dalam Novel Kicchin karya Yoshimoto Banana Noviana, Nana; Nurhayati, Silvia; Wardhana, Chevy Kusumah
Chi'e: Journal of Japanese Learning and Teaching Vol 6 No 2 (2018): CHI'E Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang (Journal of Japanese Learning and Teaching)
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/chie.v6i2.22598

Abstract

In Japanese language, synonym is ruigigo. There is ruigigo in many kinds of word class, one of them is noun (meishi), such as: kanji, kibun, and kimochi. If these vocabulary are meant to Indonesian language, they have the same meaning with “feeling”. The words kanji, kibun, and kimochi have been studied by students of Japanese Education Program in Unnes, but in the implementation, they still do not understand yet about the similarity and differences of the words. Because of the reason, it is necessary to analyse words kanji, kibun, and kimochi so that this study result can be useful for the learners of japanese language who are still confused about the similarity and differences of the three words. This research explains about the analysis of a novel Kicchin written by Yoshimoto Banana, because there are many words of kanji, kibun, and kimochi in this novel, thus it is possible find out the similarity and differences of these words. The objective of the research is to describe the similarity and differences of kanji, kibun, and kimochi in the Yoshimoto Banana’s novel Kicchin. This study used equal related technique as the data analysis technique to find out the similarity and differences of kanji, kibun, and kimochi. The result of this research about the similarity are : both of kanji and kimochi can be used to indicate feeling of something, the words kanji and kibun can show surrounding atmosphere as a whole, the words of kibun and kimochi can indicate abstract condition, and heart feeling. The differences of kanji, kibun, and kimochi are : kanji has the meaning of impression to someone or something and can be used as intransitive verb named kanjiru, whereas the meanings kimochi are concrete thought, feeling for someone, and nature feeling. Sinonim dalam Bahasa Jepang disebut ruigigo. Ruigigo terdapat dalam berbagai kelas kata, salah satunya kelas kata benda (meishi) yaitu kanji, kibun, dan kimochi. Ketiga kosakata tersebut apabila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia sama-sama memiliki arti “perasaan”. Kata kanji, kibun, dan kimochi sudah dipelajari oleh mahasiswa prodi pendidikan Bahasa Jepang Unnes, tetapi dalam pelaksanaannya mereka masih belum memahami persamaan dan perbedaan ketiga kosakata tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan analisis kata kanji, kibun, dan kimochi agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembelajar Bahasa Jepang yang belum memahami persamaan dan perbedaan ketiga kosakata tersebut. Analisis dilakukan dalam novel Kicchin karya Yoshimoto Banana, karena novel ini terdapat banyak kosakata kanji, kibun, dan kimochi sehingga memungkinkan untuk dapat mengetahui persamaan dan perbedaan ketiga kosakata tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan kata kanji, kibun, dan kimochi dalam novel Kicchin karya Yoshimoto Banana. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik hubung banding untuk mengetahui persamaan dan perbedaan kata kanji, kibun, dan kimochi. Hasil penelitian ini, persamaan kata kanji, kibun, dan kimochi dalam novel Kicchin yaitu, kata kanji dan kimochi sama-sama digunakan untuk menunjukkan perasaan terhadap suatu hal. Kata kanji dan kibun sama-sama dapat menunjukkan suasana sekitar secara keseluruhan. Kata kibun dan kimochi sama-sama menunjukkan keadaan abstrak dan kondisi hati. Perbedaan kata kanji, kibun, dan kimochiyaitu kata kanji mempunyai makna kesan yang muncul terhadap seseorang atau suatu hal dan dapat berfungsi sebagai kata kerja intransitif menjadi “kanjiru”. Kata kimochimempunyai makna pemikiran secara konkrit, perasaan terhadap seseorang, dan pembawaan perasaan.
Intersubjektif Keadilan Dalam Implementasi Pelayanan Publik Di Kabupaten Banyuwangi Priyanto, Hary; Noviana, Nana
Majalah Ilmiah DIAN ILMU Vol 22 No 2 (2023): MAJALAH ILMIAH "DIAN ILMU" APRIL 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37849/midi.v22i2.330

Abstract

Bureaucrats in service are obliged to provide fair service to the community. Unfair behavior has an impact on services that are rigid, closed, slow, indifferent, prioritizing what is known, so that there are "underhand" transactions. Unfair implementation of public services causes people to be dissatisfied and reduces the use of service facilities. The difficulty of uncovering the reality of injustice in service is an effect of the silence of society. Injustice continues to take root and grow in public services. The purpose of this study is to describe, analyze, and interpret justice in the implementation of public services in Banyuwangi Regency. This research is based on a qualitative approach according to the constructive and participatory paradigm. Obtain primary data from interviews, secondary data acquisition from literature and regulations that have conformity with the object of research. Data analysis utilized the Atlas Ti application 8.4.23, 2018. The results showed that the implementation of public services in Banyuwangi Regency was related to unfair bureaucrat behavior in serving the community. State oriented based services are considered more important than public oriented bases. Bureaucrats need to internalize the value of justice so that the implementation of quality services upholds human dignity.