Membahas tentang sejarah berdirinya Pesantren Raudlatul Ulum Arrahmaniyah (RUA) Pramian Sreseh Sampang-Madura. Penulis membatasi sajian sejarahnya, dimulai dari kiprah Kyai Abdul Qahir. Beliau sosok Kyai yang membabat alas mulai dari dusun Nangger hingga lokasi yang saat ini menjadi Pesantren RUA, dusun Pramian. Sepeninggal beliau, lokasi Pesantren dipindah dari bhere’ léké ke témor léké pada tahun 1808 oleh anak mantunya, Kyai Abdurrahman dari Kwanyar. Kemudian kepengasuhan dilanjutkan oleh anak mantu dari Kyai Abdurrahman, yang bernama Kyai Muharram. Pada masa itu, Pesantren semakin berkembang, tapi terkendala VOC yang mengeluarkan kebijakan ‘sewa tanah’ dan ‘tanam paksa’ pada tahun 1808. Kebijakan ini, berlangsung hingga kepengasuhan Kyai Hanbali. Akibat penerapan kebijakan yang makin massif, Pesantren RUA tidak begitu berkembang. Setelah Kyai Hanbali sudah lanjut usia. Urusan pesantren dipasrahkan kepada Kyai Ali (anak mantu). Pada masa kepengasuhan Kyai Ali, pernah diundang oleh Raja Bangkalan dengan maksud tanah Pesantren RUA akan dijadikan tanah perdikan (bebas pajak), namun gagal karena suatu hal. Pada Tahun 1920-an, kepengasuhan dilanjutkan oleh Kyai Hasbullah hingga wafatnya tahun 1930. Kyai Hasbullah dibantu oleh ponakannya, bernama Kyai Ali Mas’ud putra dari Kyai Ali. Sepeninggalnya, Kyai Ali Mas’ud melanjutkan kepengasuhan Pesantren hingga tahun 1986.