Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Capaian Keberhasilan Asi Eksklusif di Kabupaten Pekalongan Susri Utami; Ratnawati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7 No 2 (2019): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.131 KB)

Abstract

ABSTRAK Angka kematian bayi di kabupaten pekalongan pada tahun 2015 meningkat (8.07%) dibandingkan tahun sebelumnya (7.25%). Tercatat pada tahun 2015, angka kematian bayi di kabupaten Pekalongan sejumlah 140 bayi. Sejak tahun 2001, bu telah memberikan acuan bahwa bayi sebaiknya mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Hal ini didasari hasil penelitian bahwa bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dapat meningkatkan angka harapan hidup bayi hingga enam kali lipat. Design penelitian ini adalah descriptive dengan pendekatan retrospective cross sectional dengan pemilihan sampel dalam penelitian akan menggunakan metode accidental random sampling yang melibatkan 334 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa angka keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah Kabupaten Pekalongan masih relatif rendah yaitu hanya mencapai 44.9%. Responden adalah ibu dengan rentang usia 20-35 tahun sebanyak 83.23%. Tingkat pendidikan responden adalah SMP yaitu sebesar 38.02% dan SD sebesar 35%, yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah mencapai 81.45%. Tingkat pengetahuan Ibu tentang ASI eksklusif didapat 84% memiliki pengetahuan yang baik, 15% dengan tingkatan cukup. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada ketimpangan antara capaian ASI eksklusif dan tingkat pengetahuan Ibu. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan yang baik tidak menjadi jaminan seorang ibu bersedia dan mampu memberikan ASI secara eksklusif. Selain pengetahuan ada banyak faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif sebagaimana yang disampaikan oleh Soekarjo, D. & Zehner, E. (2011) yang menyebutkan bahwa dukungan relawan ASI Eksklusif yang secara berkesinambungan mendampingi Ibu sebelum proses persalinan hingga masa menyusui terbukti signifikan untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Kata kunci: ASI eksklusif, Demografi, Pengetahuan. ABSTRACT Exclusive breastfeeding as one of WHO recommendation in the effort of alleviating the infant mortality rate and improving the child’s health status is actually has been being promoted accross the country. One of the area with low exclusive breastfeeding achievement is Pekalongan Regency. Purpose of thi study to identify the level of achievement of exclusive breastfeeding and mother’s motivation in giving exclusive breastfeeding. Cross sectional retrospective with accidental sampling technique was done and descriptive statystical analysis was for this study. This study reported 334 mothers of children aged 6-24 months participated in this study, 81.45% were housewives and only 44.9% had successfully completed 6 months exclusive breastfeeding. Mothers were aged 20-35 years old covered 83.23% of the total participants. The highest number of the education level were Junior High School with 38.02%. The mothers’ motivation in giving exclusive breasfeeding was categorized as “highly motivated” represented by 288 or 86%. Conclusion of the study revealed that Pekalongan Regency has a long way to reach the high coverage of exclusive breastfeeding with only 44.9% mothers of the engaged participants. Junior and Senior High school level of education dominated the participants aged 20-35 years old. The study revealed a low completion of exclusive breastfeeding, however the mothers were highly motivated in giving exclusive breastfeeding. Keywords: exclusive breastfeeding, demographycal data, knowledge
Stimulasi Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 2-3 Tahun Susri Utami; Nur Fahma; Nur Sahmah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 5 No. 2 (2013): Jurnal ILMIAH KESEHATAN (JIK)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48144/jiks.v5i2.39

Abstract

Abstrak. Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperoleh pasien  setelah membandingkannya dengan apa yang diharapkan. Masyarakat dan kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja alternatif jasa pelayanan yang dipilih memenuhi harapan atau melebihi harapan sebelum pelayanan. Apabila kinerja tidak dapat   memenuhi   harapan,   maka   yang   terjadi   adalah ketidakpuasan. Pemahaman mengenai ketidakpuasaan lebih dominan dibandingkan dengan kepuasaan pelanggan. Dalam hal ketidakpuasaan, riset banyak diarahkan pada aspek disonansi dan perilaku komplain. Pengukuran kepuasan menunjukkan bahwa upaya untuk mengukur tingkat kepuasaan pasien tidak mudah, karena upaya untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengukur tingkat kepuasaan pasien akan berhadapan dengan suatu kendala kultural, yaitu terdapatnya suatu kecenderungan masyarakat     yang enggan atau tidak mau mengemukakan kritik, apalagi terhadap fasilitas layanan kesehatan milik pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kedungwuni I Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini merupakan penelitian descriptive  study. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh pasien rawat jalan di puskesmas Kedungwuni I Pekalongan dengan mengambil sample sebanyak 100 responden. Hasil penelitian ini adalah tingkat kepuasan pasien pasien rawat jalan yaitu 69 responden  (69,0%) menyatakan puas, dan 31 responden (31,0%) menyatakan tidak puas.   Kata Kunci      :  Stimulasi, Motorik Halus, Anak Usia 2-3 Tahun     Fine Motor Development stimulation 2-3 Year Olds Abstract. Patient satisfaction is a patient's level of feeling that arise as a result of the performance of health services obtained patients after comparing it to what is expected. Community and customer satisfaction is defined as purnabeli evaluation, where the perception of the performance of services selected alternative meets expectations or exceeds expectations before servicing. If performance can not meet the expectations, then there is dissatisfaction. Understanding of the dissatisfaction is more dominant than the customer satisfaction. In the case of dissatisfaction, the research was focused on dissonance and behavioral aspects of the complaint. Satisfaction measurement showed that attempts to measure the level of satisfaction of patients is not easy, as it attempts to obtain the information necessary to measure the level of satisfaction of patients will be faced with an obstacle cultural, namely the presence of a tendency for people who are reluctant or unwilling to express criticism, especially on health care facilities government property. The purpose of this study was to determine Overview Outpatient Satisfaction in Puskesmas Kedungwuni I Kedungwuni District of Pekalongan. This research is a descriptive study. In this study population was around the outpatients in the clinic Kedungwuni I Pekalongan by taking a sample of 100 respondents. Results of this study was the level of patient satisfaction outpatients is 69 respondents (69.0%) said they were satisfied, and 31 respondents (31.0%) are not satisfied. Keywords: Stimulation, Fine Motor, Children Aged 2-3 Years
Children's Nutritional Assistance Program With Modisco As Additional Nutrition For Stunting Children: Program Pendampingan Gizi Anak Dengan Modisco Sebagai Nutrisi Tambahan Untuk Anak Stunting ersila, Wahyu Ersila; Lia Dwi Prafitri; Susri Utami; Nur Chabibah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 10 No. 1 (2024): JPM | Maret 2024
Publisher : UPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jpm.v10i1.2086

Abstract

Salah satu masalah kesehatan anak yang masih menjadi perhatian pemerintah Indonesia salah satunya adalah tingginya angka gizi buruk dan stunting. Strategi nasional ini bertujuan untuk: menurunkan prevalensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, dan memperbaiki pola asuh dengan kelompok sasaran anak usia 0 bulan -59 bulan.  Melakukan upaya pencegahan status gizi buruk dan stunting  dengan melaksanakan pendampingan deteksi dini tumbuh kembang anak di PAUD dan Daycare Azzamil. Metode pengabdian masyaraktini dilakukan dengan tiga tahapan, tahap pertama pemeriksaan pertumbuhan anak, tahap  kedua  pemberian edukasi kepada orang tua dan guru. Tahap ketiga dilakukan pemberian modisco kepada anak gizi kurang, stunting dan borderline. Didapatkan bahwa 15% (18 anak) dari siswa Azzamil memiliki status gizi kurang. Program pendampingan dilakukan dengan edukasi kepada para guru dan pengasuh daycare  dan orang tua siswa tentang MODISCO sebagai nutrisi tambahan untuk anak stunting dan selanjutkan dilaksanakan pemberian MODISCO kepada anak stunting, gizi kurang dan anak pada kelompok status gizi borderline.  Terdapat peningkatan rerata BB sebelum diberikan modisco 9,5 kg. Rerata BB setelah 4 minggu pemberia menjadi 10,21 kg. Kegiatan Pengabdian Masyarakat berpa pendampingan anak gizi kurang dan stunting terbukti dapat meningkatkan status gizi anak di PAUD Azzamil, diharapkan dengan adanya edukasi pada guru, pegasuh dan orangtua dapat menjadi motivasi pada oaring dewasa terhadap upaya pencegahan stunting.
Hubungan Peran Guru dengan Kejadian Bullying di SDN 01 Bebel Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan Tegar , Tegar; Susri Utami; Aryati, Dyah Putri; Kurniawati, Trina
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 8 No. 1 (2025): JIKA
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32584/jika.v8i1.3014

Abstract

Bullying merupakan tindakan perundungan yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok dengan tujuan untuk menindas atau memperoleh kekuasaan. Bullying di lingkungan sekolah merupakan masalah serius dan berdampak negatif terhadap kesehatan mental maupun emosional korban. Peran guru berada di posisi unik untuk mendeteksi tanda-tanda awal bullying. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran guru dengan kejadian bullying di lingkungan Sekolah Dasar di Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menggunakan deskripsi korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid Sekolah Dasar kelas IV dan V. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling sehingga didapatkan 145 responden. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan Kuesioner Teachers’ Responses to Bullying Questionnaire (TRBQ) dan kuesioner Bullying. Hasil penelitian menunjukan mayoritas responden mengatakan peran guru tinggi sebanyak 125 (86,2%) dan mayoritas responden pernah melakukan kejadian bullying rendah sebanyak 121 (83,4%). Hasil uji statistic dengan Spearmans rho menunjukan nilai signifikansi (p value = 0,000 dan r = 0, 338) yang artinya Hasil uji statistik menunjukkan hubungan signifikan yang positif antara peran guru dan kejadian bullying. Ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi peran guru dalam menangani bullying, semakin rendah kejadian bullying di sekolah.  Hasil ini memberikan bukti kuat bahwa peran guru memiliki pengaruh penting dalam meminimalkan kejadian bullying di sekolah. Kata kunci: Bullying, Murid Sekola Dasar, Peran Guru Bullying, a serious global issue, involves individuals or groups using power to oppress others. It poses a significant threat to the mental and emotional well-being of victims. Teachers play a critical role in identifying bullying incidents within the school environment. As authority figures and role models, they are uniquely positioned to detect early signs of bullying. This research aimed to investigate the relationship between teacher’s role and bullying incidents among students at one Elementary school in Pekalongan Regency, Central Java, Indonesia. A correlational descriptive study using a cross-sectional approach was conducted. The study population included all grade 4 and 5 students, with a total sampling technique employed. Data was collected using the Teachers' Responses to Bullying Questionnaire (TRBQ) and a Bullying questionnaire of the 145 respondents. Most participants (86.2%) reported a high level of teacher’s role related bullying. Additionally, 83.4% of participants reported experiencing low levels of bullying. Statistical analysis using Spearman's rho revealed a significant positive correlation between teacher’s role and bullying incidents (p-value = 0.000, r = 0.338).  This suggests that a higher level of teacher involvement is associated with a lower incidence of bullying in the school. These findings strongly support the crucial influence of teachers in minimizing bullying within the school environment. Keywords: Bullying, Elementary School Students, Teacher’s Role
Disaster Preparedness Among Hospital Nurses in a High-Risk Region: A Cross-Sectional Study from Pekalongan, Indonesia Fauzan, Ahmad; Mustikawati, Neti; Susri Utami
Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal) Vol. 11 No. 3 (2025): JURNAL KEPERAWATAN KOMPREHENSIF (COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL)
Publisher : STIKep PPNI Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33755/jkk.v11i3.886

Abstract

Background: Disaster preparedness is an essential component of healthcare systems, particularly in high-risk regions where healthcare providers, especially nurses, are expected to respond effectively during emergencies. Their readiness depends on sufficient training, knowledge, and confidence to act under pressure. Objective : This study aimed to assess the level of disaster preparedness among nurses working at RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan, a hospital located in a disaster-prone area of Pekalongan, Indonesia. Methods: A descriptive cross-sectional study design was applied, involving 142 nurses selected through total population sampling. Data were gathered using the Disaster Preparedness Evaluation Tool (DPET), which consists of 28 items covering four core domains. Descriptive statistics were used to analyze demographic information and preparedness levels. Results: Among the respondents, 69.7% were women, and 60.6% held a Diploma III in Nursing. The majority (62.0%) were assigned to inpatient care units. Participants had an average of 10.09 years of professional experience, ranging from 1 to 34 years. Preparedness levels were classified as moderate in 64.1% of nurses and good in 35.9%; no respondents fell into the low-preparedness category. Conclusion: Most nurses demonstrated a moderate level of disaster preparedness, regardless of their educational background or years of experience. To enhance hospital readiness, it is recommended that continuous training, simulation exercises, and regular evaluations be integrated into institutional disaster management strategies.