Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARAKTERISTIK KARSINOMA PARU BUKAN SEL KECIL DAN HASIL PEMERIKSAAN EGFR DI RSUP DR. HASAN SADIKIN PERIODE TAHUN 2018-2020 Teja Koswara; Jusron Iriawan; Fiona Surya
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 5 No 2 (2022): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.31 KB)

Abstract

Karsinoma paru adalah keganasan akibat pertumbuhan baru dari sel epitel paru yang abnormal. Karsinoma paru diklasifikasikan menjadi dua tipe; Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil dan Kanker Paru Karsinoma Sel Kecil. Tipe KPKBSK ditemukan sebanyak 85% dari kasus karsinoma paru. Pada KPKBSK sering ditemukan overekspresi EGFR. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien, status merokok, status fungsional, stadium klinis, diagnosis histopatologi, dan hasil pemeriksaan EGFR dari KPKBSK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode tahun 2018-2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan subjek penelitian rekam medis pasien yang didiagnosis KPKBSK. Data diambil dengan metode total sampling. Dari 67 kasus KPKBSK, pasien KPKBSK paling banyak ditemukan pada kelompok usia 55-64 tahun (31,3%). Jenis kelamin terbanyak adalah laki laki (62,7%). KPKBSK lebih banyak didapatkan pada pasien bukan perokok (83,6%). Status fungsional dari pasien KPKBSK yang terbanyak adalah “sangat tergantung” (46,3%). Stadium klinis pasien KPKBSK yang terbanyak adalah stadium IV (97%). Diagnosis histopatologi KPKBSK yang terbanyak adalah adenokarsinoma (67,2%). Sebagian besar penderita KPKBSK di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tidak menjalani pemeriksaan EGFR (80,6%). Pasien yang dilakukan pemeriksaan EGFR hasil yang terbanyak adalah negatif (9%). Subtipe tumor dengan hasil pemeriksaan EGFR yang positif dan negatif seluruhnya adalah subtipe adenokarsinoma. Simpulan dari penelitian ini, karakteristik KPKBSK adalah usia 55-64 tahun, jenis kelamin laki-laki, bukan perokok, status fungsional pasien “sangat tergantung”, stadium klinis IV, diagnosis histopatologi adenokarsinoma, dan hasil pemeriksaan EGFR negatif. Overekspresi EGFR pada KPKBSK terjadi akibat mutasi somatik pada domain tirosin kinase menyebabkan transduksi sinyal dan proses fosforilasi yang terus menerus. DOI : 10.35990/mk.v5n2.p150-161
KARAKTERISTIK KANKER OVARIUM BERDASARKAN FAKTOR RISIKO, SKOR RMI 2, DAN HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG Endah Hamidah Abbas; Ifa Siti Fasihah; Teja Koswara; Amelia Laili
Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2023): Medika Kartika : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker ovarium merupakan tumor ganas ovarium yang berupa keganasan primer berasal dari organ ovarium atau keganasan sekunder yang berasal dari metastasis organ selain ovarium. Kanker ovarium sering kali baru terdiagnosis pada stadium lanjut, maka kanker ovarium sering digambarkan sebagai “The silent killer”. Insidensi dan angka kematian kanker ovarium di Indonesia masih cukup tinggi akibat keterlambatan diagnosis pada stadium awal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik kanker ovarium berdasarkan usia, paritas, riwayat kontrasepsi, skor Risk of Malignancy Index (RMI) 2, stadium klinis, dan diagnosis histopatologi di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung tahun 2019-2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode total sampling menggunakan data rekam medik pasien kanker ovarium tahun 2019-2020 di bagian pusat rekam medik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Hasil penelitian didapatkan jumlah kasus kanker ovarium yang memenuhi kriteria inklusi adalah 96 kasus, kasus tertinggi tahun 2019 sebesar 64,6%, kasus tertinggi terjadi pada wanita kelompok usia > 50 tahun sebanyak 42,7%, multipara sebanyak 40,6%, dan riwayat tidak menggunakan kontrasepsi sebesar 70,8%. Sebanyak 71,4% memiliki total skor Risk of Malignancy Index (RMI) 2 ≥ 200 termasuk prediksi ganas. Kanker ovarium mayoritas terdiagnosis pada stadium lanjut, yaitu stadium IIIB dan IIIC dengan masing-masing sebesar 20,3%. Karsinoma musinosa merupakan tipe histopatologi yang terbanyak ditemukan yaitu sebesar 20,8%. Insidensi kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia, hal ini berkaitan dengan proses penuaan yang memungkinkan terjadinya periode lama untuk terjadi perubahan genetik pada sel epitel ovarium. Kata Kunci: diagnosis histopatologi, kanker ovarium, skor RMI 2DOI : 10.35990/mk.v6n1.p11-21
Risk factor for covid-19 patients on ventilators at gatot soebroto army hospital I Wayan Agus Putra; Teja Koswara; Muhammad Alif Rafi
ACTA Medical Health Sciences Vol. 2 No. 1 (2023): ACTA Medical Health Sciences
Publisher : ACTA Medical Health Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

COVID-19 is a disease caused by the SARS-CoV-2 virus. More than 90% of patients on ventilators with COVID-19 infections develop pneumonia, and 40% develop ARDS. The severity of the disease is influenced by a number of variables, such as age and comorbid factors. In July 2021, Indonesia experienced a very high increase, namely 948,467 new positive cases and 20,877 deaths. This study aimed to identify the risk factors for COVID-19 patients on ventilators at the Gatot Soebroto Army Hospital. The descriptive research method was employed. Data collection was taken from medical records. The sample in the study was 76 people who were COVID-19 patients on ventilators at the Gatot Soebroto Army Hospital from July to September 2021. The majority of COVID-19 patients were adults (60.5%) and male (53.9%). The results of the CT-value examination showed 63.2% of patients had CT values <29 (strong positives). The results of the D-dimer examination found that 94.7% of patients had abnormal results ≥500 ng/dL, and the results of the radiological examination found that 96.1% of patients indicated pneumonia. Patients with comorbid conditions included 46.1% with diabetes mellitus, 44.7% with hypertension, 31.6% with obesity, and 5.3% with cardiovascular disease. It was found that 80.3% of patients died at the end of treatment. DOI : 10.35990/amhs.v2n1.p29-37 REFERENCE Ciotti M, Ciccozzi M, Terrinoni A, Jiang W, Wang C, Bernardini S, et al. The COVID-19 pandemic. Crit Rev Clin Lab Sci [Internet]. 2020;0(0):1–24. Available from: https://doi.org/10.1080/10408363.2020.1783198 Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, Santoso WD, Yulianti M, Herikurniawan H, et al. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. J Penyakit Dalam Indones. 2020;7(1):45. Indonesia KKR. Peta Sebaran Transmisi Lokal dan Wilayah Terkonfirmasi [Internet]. Infeksi Emerging. 2022. Available from: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19 Aqmarina NW, Risanti ED, Mahmudah LN, Jatmiko SW. Obesitas Sebagai Faktor Risiko Keparahan Pada Covid-19. Proceeding of The URECOL. 2021;(Nov):371–7. Rahayu LA, Admiyanti JC, Khalda YI, Adha FR, Agistany NFF. Hipertensi, Diabetes Melitus dan Obesitas Sebagai Faktor Komorbiditas Utama Terhadap Mortalitas Pasien Covid-19: Sebuah Studi Literatur. J Ilm Mhs Kedokt Indones. 2021;9:90–7. Sista K. Waspadai Obesitas dan Pengaruhnya Terhadap Keparahan Penyakit COVID-19 [Internet]. RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro. 2020 [cited 2022 Jul 6]. Available from: https://rsupsoeradji.id/waspadai-obesitas-dan-pengaruhnya-terhadap-keparahan-penyakit-covid-19/ Yanti B, Hayatun U. Peran Pemeriksaan Radiologis Pada Diagnosis Coronavirus Disease 2019. J Kedokt Syiah Kuala. 2019;20:53–7. Wijayanti LE, Aryani D, Wahyu S. Hubungan Nilai CT Pada Pasien Terkonfirmasi COVID-19. J Kesehat Tambusai. 2022;3:96–103. Permana A, Yari CE, Aditya AK. Gambaran D-Dimer Dan Limfosit Pada Pasien Terkonfirmasi COVID-19 di RS Haji Jakarta. J Ilm Anal Kesehat. 2021;7(1):62–71. Wahyu W, Putra S. Hubungan Konsentrasi Serum C-Reactive Protein dan D-Dimer dengan Derajat Keparahan dan Mortalitas Pasien COVID-19. Intisari Sains Medis. 2021;12(2):680–5. Putri NAP, Putra AE, Mariko R. Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan Gejala dengan Kejadian COVID-19 di Sumatera Barat. Maj Kedokt Andalas. 2021;44(2). Elviani R, Anwar C, Sitorus RJ. Gambaran Usia pada Kejadian COVID-19. J Unja. 2021;277:6–11. Siappa O, Pratiningrum M. Hubungan Gejala Klinis dengan Nilai CT pada Pemeriksaan Real-time PCR SARS-CoV-2. J Ked Mulawarman. 2021;8(April):89–99. Matsushita K, Marchandot B, Jesel L, Ohlman P, Morel O. Impact of COVID-19 on the Cardiovascular System: A Review. J Clin Med. 2020. Willim HA, Ketaren I, Supit AI. Dampak Coronavirus Disease 2019 terhadap Sistem Kardiovaskular. e-CliniC. 2020;8(28):237–45. Hobohm L, Sagoschen I, Barco S, Schmidtmann I, Espinola-Klein C, Konstantinides S, et al. Trends and Risk Factors of In-Hospital Mortality of Patients with COVID-19 in Germany: Results of a Large Nationwide Inpatient Sample. Viruses. 2022;14(2). Fitri IC, Singh G, Amin Z. Diagnosis Banding Ground Glass Opacities Pada CT-Scan Toraks di Era COVID-19. Indones J Chest. 2021;8(1):37–58. Petrovic V, Radenkovic D, Radenkovic G, Djordjevic V. Pathophysiology of Cardiovascular Complications in COVID-19. Front Physiol. 2020;11(October):1–11. Putra MK, Utariani A, Soemartono C, Semedi BP, Hardiono. Penggunaan Ventilatory Ratio dan Alveolar Dead Space Fraction sebagai Prediktor Mortalitas pada Pasien COVID-19 dengan Acute Respiratory Distress Syndrome. J Anestesi Perioper. 2021;9(1):10–7. Suryaputra GP, Apriningsih H, Wardani MM. Hubungan Komorbid dengan Mortalitas dan Lama Rawat Inap pada Pasien COVID-19 di Rumah Sakit UNS Surakarta. Plex Med J. 2022;1(1):32–41. Karya KWS, Suwidnya IM, Wijaya BS. Hubungan Penyakit Komorbiditas terhadap Derajat Klinis COVID-19. Intisari Sains Medis. 2021;12(2):708–17.
KESETARAAN JUMLAH KOLONI PROBIOTIK SOYGHURT BEKU KERING ANTARA METODE TPC DAN SPEKTROFOTOMETER Nawangsih, Eka Noneng; Khansa Nisrina Khaerunnisa; Nurjannah Achmad; Teja Koswara
Journal of Innovation Research and Knowledge Vol. 3 No. 9: Februari 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jirk.v3i9.7495

Abstract

Soyghurt yang ditambahkan inulin dan sukrosa, jumlah bakterinya akan meningkat dibandingkan dengan soyghurt yang tidak diberi inulin dan sukrosa. Hal ini disebabkan karena sifat inulin sebagai prebiotik yang menunjang pertumbuhan bakteri probiotik dan sukrosa sebagai krioprotektan yang mempertahankan viabilitas soyghurt. Pengukuran jumlah koloni dapat dihitung dengan metode Total Plate Count (TPC) dan spektrofotometer. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rumus kesetaraan jumlah koloni dari metode TPC dan spektrofotometer. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif untuk mendapatkan rumus kesetaraan. Seluruh data diolah menggunakan microsoft excel. Rumus kesetaraan didpatkan dengan meregresikan jumlah koloni TPC dan spektrofotometer. Dari hasil penelitian ini, didapatkan rumus kesetaraan dari kedua metode yaitu y = 71613x – 192,55 dengan nilai korelasi R2 = 0,9185. Kesimpulan dari penelitian ini adalah didapatkannya pola analisis regresi dari metode TPC dan spektrofotometer, semakin tinggi jumlah bakteri dari dari metode TPC maka akan semakin tinggi nilai absorbansi dari metode spektrofotometer. Selain itu, Nilai korelasi yang mendekati angka 1 (R2 = 0,9185) menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan pada kurva mendekati sempurna.