p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Vokasi
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Karakteristik Facade Bangunan Rumah Toko di Kawasan Pecinan Puspito Harimurti; Erwin Rizal Hamzah; Muhamad Radhi
Vokasi Vol 12 No 2 (2017): Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.869 KB)

Abstract

Kota Pontianak adalah salah satu kota perdagangan di Kalimantan Barat yang memiliki kawasan Pecinan yang juga menjadi pusat perdagangan dan jasa. Sejarah lahirnya kawasan pecinan di kota Pontianak tidak dapat dilepaskan dari peran pemerintah kolonial Belanda di wilayah Kalimantan Barat (1800 – 1940-an). Kawasan Pecinan di Kota Pontianak, dimasa lalu tumbuh dan berkembang di sepanjang koridor jalan Tanjungpura sesuai dengan arahan penataan ruang oleh pemerintah kolonial Belanda. Wilayah ini merupakan lokasi yang strategis karena merupakan wilayah pelayaran dan perdagangan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan inventarisasi dan identifikasi karakteristik khas bangunan Rumah Toko (RUKO) di kawasan Pecinan Jalan Tanjungpura Kota Pontianak, serta melakukan identifikasi pola perubahan tampilan facade bangunan Kolonial di Kota Pontianak melalui kajian tipologi bangunan gedung serta pola perubahan tampilan facade-nya. Penelitian ini menggunakan pendekatan rasionalistik-kualitatif dan pendekatan deskriptif-kualitatif terhadap tipologi elemen facade bangunan Ruko. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa Tipe Pintu yang dominan digunakan untuk aktivitas perdagangan adalah pintu rolling door (51%), dan untuk aktivitas hunian tempat tinggal (umumnya berada di lantai 2 dan 3) adalah pintu kayu polos (23%), Tipe jendela yang banyak digunakan pada bangunan Ruko adalah tipe jendela kaca polos dengan lis dan kusen kayu (47%), Tipe material dinding yang banyak digunakan adalah tipe dinding tembok warna krem muda/orange/biru/hijau/putih yang mencapai 85%, Sementara Tipe peletakkan penanda (signage) sebagian besar penanda diletakkan pada bagian muka lantai 2/lantai 3 atau mencapai 45%. Selain itu sebagian besar bangunan Ruko menggunakan bentuk atap pelana atau mencapai 37% (23 dari 63 Unit Bangunan). Seluruh bangunan Ruko memiliki pembayangan yang tercipta oleh selubung arcade (100% atau 186 dari 186 unit Ruko), sementara hanya 7 unit Ruko yang memanfaatkan pembayangan yang berasal dari balkon (4%).
Pola Konfigurasi Ruang Rumah Tinggal Tradisional Melayu Pontianak Tipe Potong Limas Wahyudin Ciptadi; Erwin Rizal Hamzah; Muhammad Radhi
Vokasi Vol 12 No 2 (2017): Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (310.087 KB)

Abstract

Rumah tinggal tradisional Melayu Pontianak adalah sebuah rumah tinggal untuk satu keluarga yang merupakan unit sosial yang terkecil. Rumah tersebut umumnya dipengaruhi oleh ajaran Agama Islam dan adat istiadat Melayu Pontianak yang masih bertahan sampai saat ini. Pengelompokan berdasarkan tingkatan hirarki tertinggi terbagi atas 3 (tiga) tipe yaitu: tipe Potong Kawat, tipe Potong Godang, dan tipe Potong Limas. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah rumah tinggal tradisional Melayu Pontianak tipe Potong Limas yang memiliki tingkatan hirarki paling tinggi. Terdapat fenomena yang terjadi di masyarakat sub Melayu Pontianak yang tinggal di kota Pontianak saat ini, yaitu masih terdapatnya sebagian masyarakat yang masih memegang teguh adat dan tradisi Melayu Pontianak untuk bertahan serta mendiami rumah tinggal tradisional tipe Potong Limas sampai saat ini. Di tiap-tiap rumah tersebut umumnya memiliki konfigurasi ruang khas yang terbentuk di dalam susunan ruang (denah ruang) rumah tinggalnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi konfigurasi ruang yang terbentuk di dalam rumah tinggal tradisional Melayu Pontianak Tipe Potong Limas yang ditandai dengan batas ruang, zona ruang dimana keadaan fisik dari kelompok ruangan tersebut akan membentuk sebuah pola konfigurasi ruang. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan metode rasionalistik-kualitatif dengan mengambil beberapa sampel penelitian dari populasi rumah tinggal tradisional Melayu Pontianak Tipe Potong Limas yang masih ada dan masih bertahan sampai saat ini. Adapun tahapan pelaksanaan yaitu: pengumpulan data, dan analisis data serta pembahasan hasil penelitian. Penelitian ini menghasilkan temuan tiga model pola konfigurasi ruang yang didapatkan dari proses analisis sampel penelitian dengan memperhatikan variabel penelitian meliputi aspek ruang Convex (pencapaian ruang), garis aksial (garis penghubung ruang), dan kedalaman ruang.
Karakteristik Façade Rumah Toko (Ruko) di Kawasan Pasar Tengah di Kota Pontianak R. Puspito Harimurti; Erwin Rizal Hamzah; Chandra Bayu
Vokasi Vol 15 No 1 (2020): Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Central Market in Pontianak City is one of the trade centers that was first built in Pontianak City by people of Chinese descent. along with the growth of this region as a trade center in Pontianak City, this region suffered a setback due to the transition of the city economic growth center which is no longer fully oriented to activities on the banks of the Kapuas River. The purpose of this study is to carry out an inventory and identification of typical characteristics of Shophouse building (RUKO) in the Central Market area in Pontianak City, as well as identifying the diversity of the appearance of the Chinatown building facade in Pontianak through the study of building typology and the changing pattern of facade appearance. This study uses a rationalistic-qualitative approach with a qualitative descriptive approach to the facade typology of Ruko buildings in the Central Market area in Pontianak City. Descriptive research flow starts from the information units or objects that are observed gradually, the findings are dialogue (abstracted) to compile general themes that at the end of the abstraction process, a final finding can be found in the form of local theory (character and typology of Ruko in the Market area Central in Pontianak City). The form of analysis of this research is to use a descriptive approach. The results of this study indicate that there are three types of doors that are dominantly used, namely: (a) Doors with a Rolling Door top and folding side models, (b) Doors with Jalousie, and: (c) Wooden sliding folding doors. There are four types of windows, namely: (a) Window glass with grid pattern, (b) Glass window with Plain model, (c) Window with Nako model, (d) Window with Jalusi model. There are three types of signage (signage), namely (a) Placing markers (signage) on the walls and windows of buildings, (b) Placing signage on the arcade section, (c) model of laying signage on the arcade pole. There are four typologies of the roof, namely: (a) Flat Roof (Dak), (b) Saddle Roof, (c) Limasan Roof, (d) Limasan Roof. There are four typologies of shading, namely: (a) Shading with Arcade, (b) Shading with Canopy, (c) Shading with Extension of Roof Tritisan, (d) Shading with Dividing Wall and (e) Shading by Balcony.
Identifikasi Arsitektur Vernacular Rumah Tinggal Suku Melayu Pontianak Ditinjau dari Sistem Physical (Fisik) dalam Teori N. J. Habraken Wahyudin Ciptadi; Erwin Rizal Hamzah
Vokasi Vol 14 No 2 (2019): Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.21 KB)

Abstract

Arsitektur vernakular di setiap daerah memiliki kekhasan dalam konstruksi bangunannya. Sebagai contoh arsitektur vernacular rumah tinggal suku Melayu di Pontianak, Kalimantan Barat yang kaya akan nilai vernakularisme. Rumah tinggal suku Melayu Pontianak merupakan bangunan yang menggunakan bahan material konstruksi dari kayu Belian mulai dari pondasi, lantai, rangka, sampai atap. Antara satu bagian dengan bagian lain dalam rumah tinggal suku Melayu Pontianak tidak dapat dipisahkan, karena satu komponen bagian rumah tinggal menjadi komponen bagian lain dari bangunan. Keseluruhan bagian rumah tinggal menjadi kesatuan secara sistem, yang saling terkait dan berhubungan. N. J. Habraken (1978) mempertegas peryataan ini dengan menyatakan bahwa arsitektur merupakan suatu kesatuan sistem yang terdiri atas Spatial System, Physical System, dan Stylistic System. Sistem physical (fisik) meliputi aspek struktur dan konstruksi dari elemen atas (kepala), elemen tengah (badan), dan elemen bawah (kaki) di rumah tinggal suku Melayu Pontianak. Dalam Penelitian Terapan ini yang menjadi obyek penelitiannya adalah rumah tinggal Suku Melayu Pontianak yaitu terbagi atas tipe Potong Kawat, tipe Potong Godang, dan tipe Potong Limas. Dalam penelitian terapan ini bertujuan mengidentifikasi Sistem Physical (Fisik) yang terbentuk di rumah tinggal Suku Melayu Pontianak di kota Pontianak. Penelitian terapan ini menggunakan pendekatan metode rasionalistik-kualitatif dengan mengambil beberapa sampel penelitian dari populasi rumah tinggal Suku Melayu Pontianak yang masih ada dan masih bertahan sampai saat ini. Dalam penelitian ini menggunakan beberapa tahapan proses pelaksanaan yaitu: tahap pengumpulan data (observasi awal, observasi lanjutan, dan wawancara) dan tahap analisis data serta pembahasan hasil penelitian. Hasil dari penelitian terapan ini menghasilkan dokumentasi 30 gambar (blue print) rumah tinggal Suku Melayu Pontianak di 3 (tiga) zona komunalitas yang tersebar di kota Pontianak, Kalimantan Barat meliputi : Zona A (Kampung Arab, Kampung Bugis, Kampung Tanjung Hilir), Zona B (Kampung Dalam, Kampung Tambelan Sampit), dan Zona C (Kampung Kamboja, Kampung Bansir) dan 3 (tiga) model temuan identifikasi sistem physical (fisik) terbentuk di rumah tinggal didapatkan dari proses analisis sampel penelitian dengan memperhatikan variabel penelitian meliputi aspek elemen atas (kepala), elemen tengah (badan), dan elemen bawah (kaki) di rumah tinggal suku Melayu Pontianak.
Kajian Pola Ornamen (Ragam Hias) Bernuansa Melayu untuk Fasade Bangunan Publik di Kota Pontianak wahyudin ciptadi; Erwin Rizal Hamzah; Dewi Ria Indriana
Vokasi Vol 15 No 2 (2020): Vokasi
Publisher : Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.288 KB) | DOI: 10.31573/vokasi.v15i2.220

Abstract

There is a phenomenon in the Regional Government of Pontianak City in realizing a public building facade, especially office functions that have a local identity value, which are required to apply the use of distinctive local ornaments (ornaments). One of the local ornaments (decorations) that will be used in public buildings in Pontianak is the Pontianak Malay nuances. The use of local ornaments (ornaments) that are applied in public buildings in the city of Pontianak is heavily influenced by elements found in traditional Pontianak Malay houses and from the Pontianak Kadriah Palace.The determine benchmarks aspects in discussing the study of ornamental patterns in a building, namely by using a model system (stylistic system) from the theory of N.J. Habraken (1978). System model (stylistic system) is a method used to determine benchmarks related to style or style including facades, door and window shapes and ornamental elements (decoration) both in the upper (head), middle (body) elements. ), and elements of the bottom (foot) of the building. In this applied research, the object of his research is the pattern of ornaments (decorative styles) with Pontianak Malay nuances used in traditional Pontianak Malay houses and the Pontianak Kadriah Palace. This applied research aims to compile and study a database of Pontianak Malay nuances of ornamental patterns so that they can be used for the design of public buildings in Pontianak, especially office functions. This applied research uses a rationalistic-qualitative approach by taking several research samples from the Pontianak Kadriah Palace and the population of traditional Pontianak Malay houses that are in 3 (three) communality zones. This study uses several stages of the implementation process, namely: the data collection stage (initial observation, follow-up observation, and interviews) and the data analysis stage and discussion of the research results. The expected result of this applied research is the compilation and documentation of a database of ornamental patterns with Pontianak Malay nuances that can be used for the design of public building facades in Pontianak, West Kalimantan.