Owen Jacob Notonugroho
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efek Kecepatan Pengendapan terhadap Perencanaan Unit Sedimentasi Primer pada Pengolahan Air Lindi Owen Jacob Notonugroho; Muhammad Faiz Kahendran; Aliyah Baida Wiwiyanti; Dzaki Nauval; Chusnul Arif Arif; Allen Kurniawan
Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang Vol 9 No 2 (2022): Jurnal Teknik Sipil Institut Teknologi Padang
Publisher : ITP Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.528 KB) | DOI: 10.21063/jts.2022.V902.03

Abstract

Produksi air lindi akibat tumpukan sampah akan mencemari lingkungan dan air tanah di bawahnya apabila tidak diolah dengan baik. Air lindi memiliki banyak padatan tersuspensi sehingga memerlukan koagulan sebagai pengikat antar partikel padatan. Penelitian ini merancang unit sedimentasi primer dengan mempertimbangkan kecepatan pengendapan ketika diberi koagulan. Berdasarkan hasil pengujian jar test diperoleh dosis optimum PAC 2500 mg/L karena memiliki nilai turbiditas dan COD terkecil berturut-turut sebesar 0.46 NTU dan 163 mg/L. Dosis koagulan terpilih selanjutnya dilakukan pengukuran hindered settling sehingga menghasilkan nilai ketinggian kritis 15,9 cm dan waktu kritis 76,7 menit. Proses pengendapan zona kompresi terjadi pada menit ke-183 ditandai dengan melandainya kurva. Desain unit sedimentasi primer berdasarkan karakteristik kecepatan pengendapan pada air lindi dapat mengadopsi persamaann Vesilind dan Yoshida-Dick. Nilai koefisien pengendapan dengan persamaan Vesilind dan Yoshida-Dick masing-masing sebesar 2 × 10-6  m3/gr  dan 9,82 × 10-3 m3/gr. Persamaan Vesilind menghasilkan nilai kecepatan pengendapan sebesar 0,009 cm/detik, sedangkan persamaan Yoshida dan Dick sebesar 0,01 cm/detik. Berdasarkan kurva hindered diperoleh nilai Hu sebesar 5,23 cm dan Tu sebesar 183,74 menit. Nilai Hu dan Tu dapat memperoleh nilai SOR sebesar 2,39 m3/m2. Debit aliran ditentukan sebesar 100 L/detik maka diperoleh nilai luas area permukaan sedimentasi sebesar 3614,74 m2 dan diameter unit sedimentasi diperoleh sebesar 66,67 m. Kedalaman total dan diameter unit sedimentasi primer diperoleh sebesar 4,59 m dan 66,67 m. Desain struktur unit sedimentasi terdiri atas struktur influen, orifice submerge EDI, dan struktur efluen agar debit influen yang memasuki unit sedimentasi tidak mengganggu proses pengendapan. Hubungan antara nilai pemodelan kecepatan pengendapan dengan desain unit sedimentasi diharapkan mampu mengoptimumkan proses pengendapan pada air lindi dengan menggunakan koagulan PAC.
Estimasi Kualitas Efluen Air Lindi Unit Stabilisasi Berdasarkan Parameter Biokinetika pada Sistem Konfigurasi Kontak Stabilisasi Oktavian Wahyu Pratama Ajie; Owen Jacob Notonugroho; Fatihaturrizky Amelia; Ariani Dwi Astuti; Allen Kurniawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 2 (2024): March 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.2.528-542

Abstract

Pengolahan air lindi dibutuhkan untuk mereduksi kontaminan material organik, anorganik, dan mikroorganisme patogen. Pengolahan air lindi secara biologis melalui unit kontak stabilisasi adalah unit yang sangat efektif dipilih terkait kinerja dan faktor nilai ekonomi untuk menyisihkan kandungan polutan organik air lindi. Akan tetapi, kinerja dan pemodelan proses stabilisasi pada unit ini belum dianalisis secara detail untuk implementasi skala lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja proses stabilisasi berdasarkan variasi waktu detensi (HRT), mengestimasi nilai parameter biokinetika terbaik, dan memprediksi konsentrasi substrat efluen hasil pemodelan. Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium menggunakan tiga variasi HRT, sebesar 4, 5, dan 6 jam dan disimulasikan di dalam model pertumbuhan mikroorganisme Monod, Contois, Blackman, dan Chen-Hashimoto pada kondisi aliran tidak tunak. Penyisihan kontaminan terbaik pada unit stabilisasi berdasarkan hasil analisis kinerja sebesar 82% nitrit, 42% amonia, dan 38% chemical oxygen demand (COD) diperoleh dari HRT 6 jam. Parameter biokinetika terbaik berdasarkan analisis numerik dan uji validasi untuk nilai Ke, Y, μmax, dan Ks dihasilkan berturutturut sebesar 2,05 hari-1; 32,88 mgMLVSS/mgCOD; 0,57 hari-1; dan 24,38 mg/L dari model Monod. Konsentrasi efluen COD rata-rata dari model Monod diestimasi sebesar 206,28 ± 27,39 mg/L untuk HRT 4 jam; 159,25 ± 72,06 mg/L untuk HRT 5 jam; serta 126,32 ± 38,44 mg/L untuk HRT 6 jam. Nilai parameter biokinetika tersebut dapat diimplementasikan untuk perencanaan unit stabilisasi pada konfigurasi kontak stabilisasi air lindi skala lapangan.