Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kitab Sunan Dar-Quthni Laily Liddini
Khuluqiyya: Jurnal Kajian Hukum dan Studi Islam Vol. 1 No. 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah 2

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.662 KB) | DOI: 10.56593/khuluqiyya.v1i1.21

Abstract

Artikel ini membahas metode imam Dar-Quthni dalam menulis kitab Sunannya. Yang mana kita ketahui bahwa sistematika penulisan kitab sunan identik disusun sesuai dengan bab fiqih. Kitab sunan adalah buku yang memuat banyak hadis tentang hukum yang disusun secara bab fiqih. Dalam kitab sunan ini terdiri dari hadis yang shohih, hasandan dhoif.Dalam menulis kitab sunan itu merujuk pada dalil-dalil yang ada di dalam madzhab Syafi’i dalam sebagian besar permasalahan fiqihiyah dengan jalan menguatkan dalil dan menyebutkan sebab-sebab lemahnya dalil yang bertentangan.Imam Dar-Quthni memberi perhatian khusus pada kitab “sunan” dengan mengumpulkan komentar-komentar dari gurunya. Artinya kitab sunan itu sendiri berisi kumpulan dari komentar 3 gurunnya diantara 8 gurunya itu. Jika meriwayatkan hadis dari salah satu gurunya itu imam Dar-Quthni mencantumkan komentar dari gurunya itu dengan menggunakan lafadz “qola fulan kadza’” atau, “qola lana fulan kadza”. Ketiga gurunya tersebut yaitu Abu Bakar bin Abi Dawud, Abu Muhammad ibn So’id dan Abu Bakar An-Naisaburi.Imam Dar-Quthni dalam menjelaskan kualitas suatu hadis terkadang dengan jelas mengemukakan derajat hadisnya, terkadang dengan menjelaskan keadaan rowinya.
Hadits Dalam Kacamata Mu’tazilah: Studi Tentang Al-Qadhi ‘Abdul Jabbar Dan Abu Al-Husain Al-Basri Laily Liddini
Khuluqiyya: Jurnal Kajian Hukum dan Studi Islam Vol. 2 No. 2 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah 2

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.133 KB) | DOI: 10.56593/khuluqiyya.v2i2.50

Abstract

Tulisan ini bertujuan (1) mengkaji cara pandang Mu’tazilah tentang Qadhi Abdul Jabbar sebagai tentang hadits. (2) menginterpretasi atau mendekripsikan secara analitis hadits-hadits yang di tentang oleh Mu’tazilah. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif, dan untuk membahas persoalan yang ada dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kepustakaan (library research), dengan pendekatan metode analisis komprehensif. Mu’tazilah dalam menyikapi segala hal selalu berpedoman dengan lima dasar kerangka berfikir (ushul al-khamsah), tanpa kecuali dalam menyikapi hadits. Kaum mu’tazilah yang selalu menggunakan akalnya dalam segala hal menjadikannya al-Quran maupun hadist tunduk padanya. Dalam bidang hadits, mereka tidak mempercayai sahabat, mereka mengigkari hadits mutawatir, mereka mengingkari hadits ahad, bahkan terkadang memalsukan hadits demi memperkuat pendapatnya. Gambaran penyimpangan Mu’tazilah terhadap hadits diantaranya: mengenal Allah SWT dengan bukti yang nyata, mengingkari adanya melihat Allah SWT pada hari kiamat, mengingkari adanya syafa’at Rasulullah SAW, mengingkari adanya mu’jizat Rasulullah SAW, pendapatnya mengenai hukuman bagi peminum khamr dan anggur, dan mengingkari adanya adzab kubur.
Kafa'ah Dalam Pernikahan Perspektif Hadis Nabi Laily Liddini
Khuluqiyya: Jurnal Kajian Hukum dan Studi Islam Vol. 3 No. 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah 2

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.207 KB) | DOI: 10.56593/khuluqiyya.v3i2.64

Abstract

embangun keharmonisan rumah tangga merupakan hal yang tidakmudah, karena pernikahan itu menyatukan dua jiwa yang berbeda sifat, watak,pemikiran, adat, budaya, latar belakang. Oleh karena itu sebelum menikahseseorang dianjurkan untuk memilih pasangannya yang sefaham, sepemikiran,setingkat, sederajat. Meskipun bukan suatu syarat sah ataupun syarat wajib, tetapisesuatu yang Sunnah dan lebih baik karena hal ini sangat berpengaruh untukmenyamakan presepsi dan menghindarkan cela. Perbedaan-perbedaan yangmengiringi dalam bahtera rumah tangga menyebabkan benih perselisihan yangmenjadikan keharmonisan rumah tangga terganggu. Keseimbangan, keharmonisandan keserasian diutamakan dalam hal agama yaitu akhlak dan ibadah. Banyakhadis yang mendorong kita mencari keserasian sebelum menikah, setelah ditelusuihadis tentang kafa’ah itu sanadnya sambung-menyambung akan tetapi ada salahsatu rawi yang terkena Jarh, akan tetapi dapat dipakai dengan dukungan riwayatyang lain. Kafa’ah ini sangat penting dalam suatu pernikahan demi kemaslahatankedua belah pihak antara suami istri sebagai upaya mewujudkan keluarga yangsakinah mawaddah wa rahmah.
Makna Kata Ulama Dalam Qs. Fatir Ayat 28 (Implementasi Semiotika Roland Barthes) Unggul Prayoga; Laily Liddini
MAGHZA Vol 7 No 1 (2022): Januari - Juni 2022
Publisher : Fakultas Ushuluddin Adab dan Humaniora (FUAH), Universitas Islam Negeri Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24090/maghza.v7i1.6282

Abstract

Artikel ini sebagai respon terhadap banyaknya masyarakat Muslim Indonesia yang terlalu fanatik terhadap ulama dan penolakan perbedaan pendapat hingga menyebabkan perpecahan. Artikel ini juga merupakan sebuah tawaran untuk memahami makna ulama dalam QS. Fathir ayat 28. Yakni, sebagai cara untuk memahami makna ulama yang dipahami oleh sebagian pihak masyarakat sebagai acuan dalam segala permasalahan yang ada. Pada artikel ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu sebuah metode yang digunakan untuk menggali suatu makna yang terkandung didalamnya. Dalam penelitian, penulis menggunakan teori semiotika Roland Barthes (w. 1980) untuk menganalisis dan mengupas makna ulama dalam QS. Fathir ayat 28. Tujuan tulisan ini mengungkapkan tentang makna kata Ulama sebagaimana yang tertuang dalam QS. Fathir ayat 28 yang dapat dipahami bahwa ulama tidak hanya dalam permasalahan agama akan tetapi dalam bidang ilmu lain juga bisa dinamakan ulama. Dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes yang dalam tahapannya terdiri dari dua (tahapan linguistik yang berarti makna denotatif dan juga tahapan mitologi atau mitos yang berarti makna konotatif), diperoleh hasinya bahwa kata ulama memberikan makna orang-orang yang memiliki pengetahuan. Kemudian sistem mitologi atau mitos memunculkan makna konotasinya yaitu ulama adalah sebuah gelar bagi para ilmuwan yang ahli dalam pengetahuan umum juga ilmu tentang agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan hadis Nabi. Pesan yang terkandung dalam QS. Fathir ayat 28 adalah bahwa diantara para hamba-Nya yang paling takut adalah para ilmuwan yang memahami ajaran Islam dengan mendalam dan juga memikirkan pula tentang fenomena-fenomena alam yang Allah ciptakan agar semakin mendekat kepada-Nya.
The Concept of Justice in The Qur’an and Hadith (Study of Quraish Shihab’s Interpretation QS. An-Nisa: 135 on Youtube) Laily Liddini; Ade Surya Wilia Prabandani; Wardatun Nadhiroh
AQWAL Journal of Qur'an and Hadis Studies Vol. 3 No. 2 (2022)
Publisher : IAT dan ILHA, UIN KH ABDURRAHMAN WAHID

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.52 KB) | DOI: 10.28918/aqwal.v3i2.6145

Abstract

The emergence of Youtube is a sign of the presence of new media in interpreting the Qur'an. This article aims to analyze the interpretation of the Qur'an by M. Quraish Shihab, who uses YouTube as his medium, which was conveyed in the Ramadan talk show “Tafsir al-Misbah” on Metro TV, especially the episode of the interpretation of the Quran Surah al-Nisâ' verse 153. The purpose of the research seeks to find out the meaning of justice in QS. An-Nisa verse 135, and also an analysis of Quraish Shihab's interpretation of the command to uphold justice and testify in the verse. While this article is written using qualitative methods with analytical descriptive analysis. The results of this study indicate that the interpretation conveyed by M Quraish Shihab through Youtube has characteristics that focus on linguistic approaches presented in a thematic form, with the nuances of adab-ijtima'i, bi ra'yi, and discussion in generally and globally. This is what the writing contributes to fill in the gaps where the discussion of interpretation is usually concerned with the book of interpretation. According to him, justice is an order to uphold justice and be fair in witnessing with near perfection.
Edukasi Pencegahan Anemia melalui Gerakan Minum Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri di Desa Mlandi, Kabupaten Wonosobo Sansiska Rifani; Laily Liddini; Nafiatul Nur Fatimah; Daffa Hanif Antoni; Amana Laraswati; Ali Muyit Sabin; Firliyanti Maylina; Sentya Fauzia; Ratih Purwanti; Devista Rahma; Abdi Zulfa
MERDEKA : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 4 (2025): April
Publisher : PT PUBLIKASI INSPIRASI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/merdeka.v2i4.4081

Abstract

Anemia masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Sebanyak 30,7% remaja putri mengalami anameia di Kabupaten Wonosobo khususnya desa Mlandi. Anemia dapat dicegah melalui konsumsi tablet penambah darah. Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) terkait edukasi mengenai Anemia bagi remaja desa Mlandi bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang lebih dalam terkait definisi anemia, cara penanggulangan hingga pentingnya mengonsumsi tablet penambah darah secara rutin. Program pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 300 siswa/i SMP Ma’arif Mlandi dan MTs Muhammadiyah Mlandi. Metode yang digunakan adalah pemberian materi dan diawali dengan pre-test, kemudian diakhiri dengan post-test dan gerakan minum tablet penambah darah serentak. Hasil menunjukan bahwasannya saat pre-test 20% siswa/i mengetahui anemia sedangkan 80% masih belum paham apa itu anemia. Setelah dilakukan pemaparan materi secara jelas, terdapat peningkatan signifikan dimana 90% siswa/i memahami anemia dan 10% masih kurang memahami apa itu anemia. Edukasi pencegahan anemia melalui gerakan minum tablet tambah darah diharapkan mampu mengurangi angka anemia di desa Mlandi.