I Wayan Mastra
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KEMAMPUAN MEMBACA NOT ANGKA LAGU IBU KITA KARTINI SISWA KELAS VII D DI SMP PGRI 2 DENPASAR TAHUN PELAJARAN 2021/2022 Bethany Margareta Yunias; I Wayan Mastra; Ni Made Pira Erawati
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2022): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.991 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7114977

Abstract

Kemampuan bernyanyi pastinya harus dilengkapi dengan belajar teknik vokal seperti artikulasi, tempo, ketepatan melodi, dan memainkan dinamika saat bernyanyi agar diharapkan saat menyanyikan lagu dapat memperoleh hasil yang maksimal dan tidak mengecewakan. Lagu Ibu Kita Kartini adalah salah satu lagu Nasional yang diciptakan oleh W.R Supratman yang bertempo sedang (andante) dan dinyanyikan perlahan dan syahdu. Lagu Ibu Kita Kartini ini adalah lagu yang terinspirasi dari sosok pahlawan nasional bernama R.A Kartini, dan memiliki makna semangat juang untuk perempuan dalam mengharumkan nama bangsa. Kemampuan Membaca Not Angka Lagu Ibu Kita Kartini Siswa Kelas VII D di SMP PGRI 2 Denpasar Tahun Pelajaran 2021/2022 memiliki nilai rata-rata 86.Hasil ini menunjukkan bahwa siswa yang berjumlah 42 orang mampu membaca not angka lagu Ibu Kita Kartini dan berkategori baik.
KEMAMPUAN MENABUH GENDING REJANG MANDA DALAM GAMELAN SELONDING GAYA BEBANDEM OLEH KOMUNITAS SELONDING BALI AGA BANJAR PANDE TUNGGAK BEBANDEM KARANGASEM TAHUN 2022 I Gede Ardi Pratama; I Wayan Mastra; Anak Agung Gede Agung Rahma Putra
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 2 No. 1 (2022): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.7302722

Abstract

Penelitian ini membahas tentang kemampuan Menabuh gending Rejang Manda dalam Gamelan Selonding gaya Bebandem oleh komunitas Selonding Bali Aga banjar Pande Tunggak Bebandem Karangasem tahun 2022. Jenis penelitian ini adalah Penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriftif kuantitatif, karena pada analisis data menggunakan hitungan angka. Serta pengumpulan data dengan pelaksanaan tes tindakan. Subjek penelitian ini adalah penabuh gamelan Selonding yang berjumlah sebanyak 11 orang. Berdasarkan hasil tes tindakan mengatakan bahwa siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 2 orang dengan persentase 18,18%, nilai 93 sebanyak 5 orang dengan persentase 45,45%, nilai 86 sebanyak 3 orang dengan persentase 27,27%, nilai 80 sebanyak 1 orang dengan persentase 9,1%, dengan rata rata pencapaian hasil tes siswa yaitu dengan nilai 91,18. Dengan hasil ini, menunjukan bahwa secara umum kemampuan peserta didik atau penabuh dalam Menabuh Gending Rejang Manda dalam gamelan Selonding Gaya Bebandem di Komunitas Selonding Bali Aga tergolong sangat baik. Tentunya hasil ini didukung dengan adanya fasilitas yang memadai dan strategi yang diterapkan dalam proses pelatihan menggunakan metode demonstrasi sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami oleh peserta tabuh.
NILAI ESTETIS RELIGIUS TARI BARIS KEKUWUNG DI DESA ADAT SANDAKAN Ida Bagus Gede Bawa Adnyana; I Wayan Mastra; Luh Putu Pancawati
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 9 No. 1 (2020): Stilitika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.065 KB)

Abstract

Kebudayaan Bali sekarang ini merupakan buah dari proses historis yang begitu panjang. Pelacakan dari sejarah kebudayaan Bali dari data arkeologi menunjukan bahwa manusia Bali telah mengembangkan kebudayannya semenjak zaman prasejarah yakni masa meramu,berburu, bercocok tanam dan puncaknya terjadi pada masa perundagian. Proses penelitian ini menggunakan beberapa metode penelitian yaitu metode pengumpulan data, metode wawancara, dan metode observasi. Tari Baris Kekuwung berfungsi sebagai Tari wali, karena Tari ini merupakan tarian yang disucikan oleh masyarakat Desa Adat Sandakan. Dan pelaksanaannya hanya terbatas ketika upacara Mapag Toya dan dipura Masceti di Desa Adat Sandakan. Dalam pelaksanaan Tari Baris Kekuwung terdapat nilai estetis yang terdiri dari unsur seni tari dan unsur seni tabuh atau gambelan pengiringnya. Dan nilai religiusnya meliputi nilai tatwa, spiritual , dharama atau kebenaran dan nilai upacara. Tari Baris Kekuwung ini terlahir dari janji/ kaul masyarakat dalam pengairan atau irigasi dibidang pertanian.
PERANAN CATUR GURU DALAM PEMBELAJARAN KESUSASTRAAN DI MASA PANDEMI COVID-19 Ida Bagus Gede Bawa Adnyana; I Wayan Mastra; Luh Putu Pancawati
Stilistika : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni Vol. 11 No. 1 (2022): Stilitika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Seni
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah Universitas PGRI Mahadewa Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.941 KB) | DOI: 10.5281/zenodo.7417021

Abstract

Pandemi Covid-19 memberikan dampak pada aspek pendidikan. Pendidikan di masa Covid-19 ini mengalami perubahan sistem, dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Ajaran catur guru sebagai salah satu ajaran yang menitikberatkan pada perilaku-perilaku seorang anak secara umum dalam melakukan hubungan dengan seorang guru, baik itu guru rupaka, guru pengajian, guru wisesa, maupun guru swadyaya. Adapun peranan catur guru dalam proses pemebelajaran masa pandemic covid-19 sangat diperlukan dimana guru swadyaya merupakan sebutan untuk Ida Hyang Widhi Wasa yaitu Tuhan. Sedangkan guru rupaka memiliki peranan di dalam mengawasi anak saat dilaksanakan proses pembelajaran jarak jauh dengan tugasnya adalah : Çarrirakrt, Pranadata, Anadata. Tugas guru pengajian meliputi profesional dalam bidang keguruan mengandung arti peningkatan segala daya dan usaha dalam rangka pencapaian secara optimal layanan yang akan diberikan kepada masyarakat. Sedangka peranan guru wisesa adalah dalam hal ini bisa pada tingkat pemerintahan Pusat hingga pemerintah daerah.
EKSISTENSI SENI PERTUNJUKAN DRAMATARI GAMBUH DALAM UPACARA PIODALAN DI PURA PUSEH DESA PEDUNGAN KECAMATAN DENPASAR SELATAN-KOTA DENPASAR Ayu Rahayu Ningsih; Komang Indra Wirawan; I Wayan Mastra
Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni Vol. 3 No. 1 (2023): Batarirupa: Jurnal Pendidikan Seni
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59672/batarirupa.v3i1.3064

Abstract

Dramatari Gambuh adalah teater Dramatari bali yang dianggap paling tinggi mutunya dan juga merupakan dramatari klasik Bali yang paling kaya akan gerakgerak tari, sehingga dianggap sebagai sumber segala jeni tari klasik Bali. Diperkirakan Gambuh muncul sekitar abad ke-15 dengan lakon bersumber pada cerita Panji. Gambuh dipentaskan dalam upacara-upacara Dewa Yadnya seperti Piodalan. Gambuh tersebut ada kekuatan yang dapat membantu dan menyelamatkan masyarakat dari marabahaya seperti berjangkitnya wabah, terjadinya kekacauan di masyarakat dan lain sebagainya. Itulah sebabnya hampir seluruh Tari Gambuh yang ada di Bali disakralkan atau dikeramatkan oleh masyarakat pendukungnya termasuk Gambuh pedungan. Untuk membayar kaul, karena tidak sedikit masyarakat pendukungnya pada saat-saat menghadapi kesulitan/kesusahan ataupun tertimpa penyakit lalu berkaul, apabila cita-citanya tercapai dapat terlepas dari kesulitan/kesusahan, terhindar dari sakit dan lain sebagainya akan sangup “ngupah” (mementaskan) Gambuh. Maka setelah usahanya itu berhasil serta terkabulkan kemudian mereka mengadakan pementasan Gambuh yang dilengkapi dengan segala upakaranya. Tari gambuh merupakan salah satu sarana untuk mendekatkan diri bagi masyarakat pendukungnya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.