Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Praktik kedokteran: Antara altruisme dengan pelaksanaan kewajiban peraturan perundangan Lamhot Asnir Lumbantobing
Tarumanagara Medical Journal Vol. 3 No. 2 (2021): TARUMANAGARA MEDICAL JOURNAL
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/tmj.v4i1.13735

Abstract

Praktik pengobatan sudah dikenal sejak jaman dahulu kala. Pengobat kala itu dikenal dengan sebutan tabib, sedangkan sekarang lebih dikenal dengan sebutan dokter. Profesi dokter mendapat beberapa predikat di mata masyarakat, antara lain pekerjaan untuk kebaikan orang lain, pekerjaan luhur, pekerjaan yang tidak menekankan bayaran. Predikat ini menempatkan dokter dalam posisi dengan harkat dan martabat yang tinggi di mata masyarakat. Padahal, dokter adalah manusia biasa sebagaimana professional lain yang memiliki kehidupan pribadi, kebutuhan pribadi, memiliki hak dan kewajiban dalam pekerjaannya. Seorang dokter bekerja bukan untuk keuntungan pribadi, namun dengan tujuan kesehatan pasien. Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana altruisme dan hukum perundang-undangan bersinergi untuk pelayanan kedokteran yang lebih baik. Tulisan ini melihat dari aspek etika,hukum kedokteran dan kondisi praktik kedokteran sehari-hari. Altruisme dengan peraturan perundangan bersifat komplementer dalam praktik kedokteran untuk mencapai pelayanan kedokteran yang lebih baik.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KESADARAN TENTANG HEMOROID MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA ANGKATAN 2017-2018 Ratana, Angelica Devi; Lumbantobing, Lamhot Asnir
Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Muara Sains, Teknologi, Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Publisher : Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmstkik.v7i2.13275

Abstract

Hemorrhoids occur due to an increase in the pressure gradient that causes widening and protrusion of the hemorrhoidal plexus. Patients have a tendency to be ashamed of the disease because of its location so that many patients tend not to want to do examinations and treatment at the hospital. The level of awareness is needed to live a good life behavior by applying the knowledge of hemorrhoids obtained so that they can avoid and reduce daily habits that can be risk factors for hemorrhoids and can maximize performance and health status. This study aims to describe the level of knowledge and awareness about hemorrhoids for students of the Faculty of Medicine, Tarumanagara University class 2017-2018. This study is a cross-sectional descriptive observational study and was followed by 135 respondents who met the inclusion criteria. The average value of the hemorrhoidal knowledge level of students was 87.18 with the highest score 100 and the lowest score 53.85. The average value of the student's level of awareness about hemorrhoids is 65.29 with the lowest score 43.53 and the highest score 85.88. The conclusion of this research is that respondents have a high level of knowledge and have a moderate level of awareness. Keywords: awareness; hemorrhoids; medical students; knowledge Abstrak Hemoroid terjadi karena adanya peningkatan gradien tekanan yang menyebabkan pelebaran dan penonjolan pada plexus hemorrhoidalis. Pasien memiliki kecenderungan malu akan penyakit tersebut karena lokasinya sehingga banyak pasien yang cenderung tidak ingin melakukan pemeriksaan dan perawatan di rumah sakit. Tingkat kesadaran dibutuhkan untuk menjalani perilaku hidup yang baik dengan mengaplikasikan pengetahuan hemoroid yang didapatkan sehingga dapat mengurangi kebiasaan sehari-hari yang dapat menjadi faktor risiko hemoroid dan memaksimalkan kinerja serta status kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan kesadaran tentang hemoroid mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2017-2018. Penelitian ini merupakan studi observasional deskriptif potong lintang dan diikuti 135 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Diperoleh nilai rata-rata tingkat pengetahuan hemoroid mahasiswa adalah 87,18 dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 53,85. Nilai rata-rata tingkat kesadaran tentang hemoroid mahasiswa adalah 65,29 dengan nilai terendah adalah 43,53 dan nilai tertinggi adalah 85,88. Kesimpulan penelitian ini adalah didapatkan responden memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi dan memiliki tingkat kesadaran yang sedang.
Gangguan Fungsi Kognitif pada Lansia dengan Hipertensi di Kelurahan Karang Tengah Tangerang Putri, Adisty Rasendriya; Lumbantobing, Lamhot Asnir
Ebers Papyrus Vol. 30 No. 1 (2024): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v30i1.31053

Abstract

World Health Organization (WHO) memperkirakan lebih dari 30% populasi orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. Salah satu komplikasi hipertensi pada sistem saraf pusat, selain stroke, dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Mild cognitive impairment (MCI) atau gangguan kognitif ringan adalah tahap penurunan kognitif yang ditandai dengan gejala klinis berupa penurunan fungsi memori yang lebih buruk dibandingkan dengan lansia pada usianya, namun belum dapat dianggap sebagai demensia. Hal itu tentu saja dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka yang terkena dampaknya. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross-sectional untuk menguji hubungan antara kejadian hipertensi dengan mild cognitive impairment (MCI) pada populasi lansia. Subjek penelitian ini adalah lansia di Kelurahan Karang Tengah Kota Tangerang Banten yang bersedia menjadi responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non-probability sampling dan pengolahan data dilakukan dengan metode chi-square. Hasil analisis menunjukkan bahwa 80% kelompok usia lanjut (60-74 tahun), 77,65% diantaranya adalah perempuan, dan 89,5% menderita hipertensi. Penelitian ini menemukan bahwa 76,5% lansia dengan hipertensi mengalami mild cognitive impairment (MCI). Nilai p-value yang diperoleh sebesar 0,002 (p >0,05) dan risk ratio sebesar 3,05 (RR=>1). Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara hipertensi dan mild cognitive impairment (MCI), dimana lansia dengan hipertensi mengalami peningkatan risiko mild cognitive impairment dibandingkan dengan responden yang tidak hipertensi.
Pengaruh Frekuensi Penggunaan Gawai terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021-2022 Langkun, Leontyn Julia Putri Adila; Lumbantobing, Lamhot Asnir
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i01.227

Abstract

Kualitas tidur mahasiswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah frekuensi penggunaan gawai yang semakin meningkat di era digitalisasi. Penggunaan gawai yang tinggi dapat menyebabkan kecanduan yang berdampak negatif pada pola tidur pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara frekuensi penggunaan gawai dengan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021-2022. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021-2022. Sampel sebanyak 178 mahasiswa dipilih melalui metode purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner online yang mencakup karakteristik responden, frekuensi penggunaan gawai, dan kualitas tidur yang diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi p < 0,05. Hasil analisis menunjukkan hubungan signifikan antara frekuensi penggunaan gawai dan kualitas tidur (p = 0,024). Responden dengan frekuensi penggunaan gawai tinggi memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 28 orang (17,6%) dibandingkan dengan kualitas tidur baik sebanyak 2 orang (10%). Responden dengan frekuensi penggunaan gawai sedang memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 96 orang (60,4%) dibandingkan kualitas tidur baik sebanyak 8 orang (40%). Sedangkan responden dengan frekuensi penggunaan gawai rendah memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 35 orang (22%) dibandingkan kualitas tidur baik sebanyak 10 orang (50%). Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi penggunaan gawai dengan kualitas tidur mahasiswa. Frekuensi penggunaan gawai yang lebih tinggi cenderung berkorelasi dengan kualitas tidur yang lebih buruk.
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN FRAKTUR PROKSIMAL FEMUR PADA PASIEN LANSIA DI RUMAH SAKIT SUMBER WARAS PADA TAHUN 2016-2022 Terisno, Chrisphiany Natasha; Lumbantobing, Lamhot Asnir
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.43358

Abstract

Pada tahun 2011 Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara dengan angka fraktur tertinggi yaitu 1,3 juta orang per tahun dari total penduduk sekitar 238 juta jiwa dan fraktur ekstremitas bawah memiliki prevalensi tertinggi di antara jenis patah tulang lainnya yaitu sekitar 46,2%. Patah tulang pada lansia merupakan masalah kesehatan global yang terus bertambah. Setiap tahun terdapat lebih dari 300.000 orang lanjut usia (berusia >65) dirawat di rumah sakit karena patah tulang femur proksimal. Sulit bagi populasi lanjut usia untuk menjaga berat badan ideal, dan imobilitas menimbulkan risiko yang signifikan dan peningkatan morbiditas. Kelompok lanjut usia memiliki risiko patah tulang yang tinggi akibat proses penuaan yang kemudian dapat menyebabkan penurunan fungsi fisiologis tubuh, salah satunya adalah penurunan kepadatan dan kualitas tulang. Lansia juga memiliki risiko jatuh yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya patah tulang. Berat badan berlebih dapat menyebabkan densitas tulang menurun dan dapat menyebabkan pengeroposan pada tulang, dan kekuatan tekanan benturan meningkat ketika seseorang kelebihan berat badan sehingga meningkatkan kemungkinan fraktur. Berat badan rendah juga merupakan faktor risiko terjadinya fraktur femur proksimal pada lansia akibat penurunan kepadatan tulang, berkurangnya jaringan lunak dan kelemahan pada otot. Penelitian ini menyelidiki hubungan antara status gizi berdasarkan indeks massa tubuh dengan kejadian fraktur proksimal femur pada lansia. Sebanyak 185 data dianalisa dan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan indeks massa tubuh dengan pasien lansia yang mengalami fraktur proksimal femur (p < 0,05).
Pengaruh Frekuensi Penggunaan Gawai terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021-2022 Langkun, Leontyn Julia Putri Adila; Lumbantobing, Lamhot Asnir
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i01.227

Abstract

Kualitas tidur mahasiswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah frekuensi penggunaan gawai yang semakin meningkat di era digitalisasi. Penggunaan gawai yang tinggi dapat menyebabkan kecanduan yang berdampak negatif pada pola tidur pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara frekuensi penggunaan gawai dengan kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021-2022. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa aktif Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2021-2022. Sampel sebanyak 178 mahasiswa dipilih melalui metode purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner online yang mencakup karakteristik responden, frekuensi penggunaan gawai, dan kualitas tidur yang diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikansi p < 0,05. Hasil analisis menunjukkan hubungan signifikan antara frekuensi penggunaan gawai dan kualitas tidur (p = 0,024). Responden dengan frekuensi penggunaan gawai tinggi memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 28 orang (17,6%) dibandingkan dengan kualitas tidur baik sebanyak 2 orang (10%). Responden dengan frekuensi penggunaan gawai sedang memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 96 orang (60,4%) dibandingkan kualitas tidur baik sebanyak 8 orang (40%). Sedangkan responden dengan frekuensi penggunaan gawai rendah memiliki kualitas tidur buruk sebanyak 35 orang (22%) dibandingkan kualitas tidur baik sebanyak 10 orang (50%). Terdapat hubungan signifikan antara frekuensi penggunaan gawai dengan kualitas tidur mahasiswa. Frekuensi penggunaan gawai yang lebih tinggi cenderung berkorelasi dengan kualitas tidur yang lebih buruk.
Karakteristik Demografi dan Radiologi Pada Pasien Stroke Hemoragik Lumbantobing, Lamhot Asnir; Lopez, Claudia da; Nathaniel, Fernando; Wijaya, Dean Ascha
Jurnal Ners Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i1.19715

Abstract

Hemorrhagic stroke is bleeding within the brain that occurs due to the rupture of blood vessels. Early diagnosis and prompt management are crucial to prevent rapid neurological deterioration or dysfunction caused by hemorrhagic stroke. This cross-sectional study aims to understand the clinical and radiological characteristics of patients with hemorrhagic stroke at HP Hospital , selected based on specific criteria using total sampling from medical records during the period from December 2022 to July 2023. The variables used in this study are gender, lesion location, Glasgow Coma Scale (GCS), and basic blood laboratory findings. Data are presented in descriptive form. Out of 22 respondents, the mean age was 58.68 years, and it was predominantly female (54.5%). The most common cases are intraventricular hemorrhagic (31.8%). 31.8% of respondents’ level of consciousness were alert and soporous states, respectively. Hypertension was found to be a concomittant dosesase in 90.9% of the respondents. 11 (50%) respondents passed away after receiving treatment. The respondents' laboratory results showed hypokalemia and leukocytosis, with average values of sodium, chloride, hemoglobin, hematocrit, and platelets within normal limits.
HUBUNGAN ANTARA POSISI DALAM BEKERJA DENGAN LOW BACK PAIN PADA PEKERJA PABRIK Sanjaya, Juliana; Lumbantobing, Lamhot Asnir
Ebers Papyrus Vol. 27 No. 2 (2021): EBERS PAPYRUS
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/ep.v27i2.16124

Abstract

Nyeri Punggung Bawah merupakan masalah kesehatan yang paling sering menjadi penyebab keterbatasan aktivitas seseorang. Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri punggung bawah, salah satunya adalah posisi bekerja yang tidak ergonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian nyeri punggung bawah pada pekerja pada Pabrik X dan apakah ada hubungannya dengan posisi bekerja para pekerja di Pabrik X. Penelitian analitik korelatif tak berpasangan dengan pendekatan cross sectional ini dilakukan di Pabrik Bolu X di Magelang pada bulan Februari 2021 – April 2021. Penelitian ini menggunakan instrumen lembar skrining REBA (Rapid Entire Body Assessment) untuk menilai posisi bekerja dan lembar kuesioner ODI (Oswestry Dissability Index) untuk menilai nyeri punggung bawah. Pada penelitian ini didapatkan 50 responden, yang mayoritas adalah perempuan (94%), dengan mayoritas indeks massa tubuh adalah normal (98%), dan rata-rata usia 44,22 tahun. Responden dengan posisi bekerja risiko rendah didapatkan sebanyak 14% sedangkan responden dengan posisi bekerja risiko sedang sebanyak 82%. Responden dengan gangguan nyeri punggung bawah yang minimal disability ditemukan sebanyak 36%, sedangkan yang moderate disability sebanyak 64%. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan skor posisi bekerja yang paling rendah adalah 3 dan skor posisi bekerja yang paling tinggi adalah 8. Skor nyeri punggung bawah yang paling rendah adalah 12 dan skor nyeri punggung bawah yang paling tinggi adalah 28. Hasil uji korelasi (Spearman) didapatkan p value <0.001 (p value <0.05) antara posisi dan nyeri punggung bawah dan nilai koefisien korelasi didapatkan 0.532. Kesimpulan dari peneltian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara posisi bekerja dengan nyeri punggung bawah, serta terdapat arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang antara kedua hal tersebut.