Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Dan Hambatan Samping Terhadap Lalu Lintas Pada Jalan Raya Pasar Babat Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 1 No 1 (2021): Mei
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan raya pasar Babat Lamongan, merupakan salah satu jalan paling padat di kabupatenLamongan. Dikarenakan pertemuan antara arus dari Surabaya-Bojonegoro, SurabayaJombang, Jombang- Bojonegoro dan arah sebaliknya. Ditambah lagi aktivitas warga diperdagangan pasar babat, dari kondisi tersebut akan ada pergerakan dari barang, jasa dan orangdi jalan raya pasar Babat, sehingga menimbulkan kepadatan lalu lintas di waktu-waktu tertentu,sehingga perlu adanya penelitian ini.Metodologi yang dipakai pada penelitian ini adalah metode survei yaitu dengan caramelakukan mengumpulkan data sekunder pada pemerintah terkait, dan dilakukan surveilapangan yang berkaitan dengan penelitian untuk mendapatkan data–data primer. Setelah itumelakukan pengolahan data dan analisis data yang di peroleh dari survei berdasarkan PedomanKapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014, sehingga di dapat volume lalu lintas, kapasitas jalan,hambatan samping, tingkat kejenuhan, tingkat pelayanan jalan terhadap lalu lintas pada jalanraya pasar Babat Lamongan.Setelah dilakukan pengambilan data dan dianalisis maka diperoleh hasil kapasitas jalanraya pasar Babat adalah sebesar 2794,5 skr/jam. Volume puncak Kapasitas jalan raya pasarBabat adalah sebesar 2794,5 skr/jam. Dengan volume kedua arah pada hari senin pagi 2708,4skr/jam, siang 2594,4 skr/jam, sore 2283,6 skr/jam. Kamis pagi 2304 skr/jam, siang 2627skr/jam, sore 2182 skr/jam. Minggu pagi 2463,6 skr/jam, siang 2829,6 skr/jam, sore 2605,2skr/jam. Hambatan samping pada jalan raya pasar Babat sebesar 569,2 kejadian/jam.Kecepatan arus bebas kendaraan pada ruas jalan raya pasar Babat adalah 37,72 km/jam.Dengan kecepatan rata-rata sesaat terganggu hambatan samping tertinggi adalah 10,46 km/jamdan terganggu hambatan samping terendah adalah 32,12358 km/jam. Hal ini menunjukkanbahwa tingkat hambatan samping sangat berpengaruh pada kecepatan kendaraan. Tingkatpelayanan jalan pada jalan raya pasar Babat berada pada tingkat pelayanan alan terburuk yaknipada kelas F. Dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 1,0127. Untuk mengatasi permasalahandiatas maka peneliti memberikan solusi alternatif,Solusi alternatif adalah mengurangihambatan samping yang terjadi di ruas jalan raya pasar Babat. Kemudian dihitung kembalikapasitas jalan yang mulanya 2794,15 skr/jam menjadi 3134,9 skr/jam kenaikan kapasitasyang cukup bagus dan Derajat Kejenuhan yang mulanya 1,0127 menjadi 0,9 Berarti derajatkejenuhan jalan raya pasar Babat menurun, jika derajat kejenuhan menurun maka lalu lintasjalan raya pasar Babat akan semakin lancar.
Pengendalian Waktu Dan Biaya Pada Proyek Peningkatan Jalan Menggunakan Metode Earned Value (Studi Kasus: Jalan Betoyo-Dagang Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik) Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 1 No 1 (2021): Mei
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengendalian Proyek adalah proses utama dalam mewujudkan keberhasilan dalam implementasiproyek, sehingga manajemen proyek dihadapkan dengan upaya untuk lebih efektif dan menentukankegunaan sumber daya manusia, teknologi, peralatan, fasilitas, dan bahan. Mengidentifikasi masalahatau risiko yang akan terjadi dengan mengambil tindakan yang diperlukan pada waktu yang tepat, ituadalah tujuan dari kontrol proyek. Agar kontrol proyek dapat berjalan secara efektif dan efisien, metodeyang tepat diperlukan dan didukung oleh informasi lengkap. Demikian pula, proyek pekerjaan untukmeningkatkan Jalan Betoyo-Trade, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik membutuhkan kontrolproyek sehingga implementasi pekerjaan tepat waktu pada 135 hari kalender, dengan biaya Rp.9.304.411.000, terbatasnya waktu dan biaya diperlukan untuk kontrol yang baik dan matang.Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pengendalian proyek dalam penelitian ini adalahkonsep konsep nilai hasil (analisis nilai yang diperoleh) membantu manajer proyek dalam mengukurdan mengevaluasi kinerja dan kemajuan proyek dengan memperkirakan biaya dan Waktu penyelesaianproyek, berdasarkan biaya dan waktu aktual hingga memberikan penyelesaian poin pada suatu proyek.Kinerja waktu dan biaya setelah dilakukan analisis menggunakan metode earned value padaminggu ke-12 diketahui hasil dari Schedule Variance (SV) sejumlah Rp. 182.444.060. Hasil CostVariance (CV) sejumlah Rp. 473.740.315, kemudian hasil dari SPI adalah 1,04 yang berarti nilai lebihdari 1 maka pelaksanaan lebih cepat dari jadwal. Hasil CPI adalah 1,11 yang berarti Nilai lebih dari 1maka pengeluaran lebih kecil dari anggaran. Estimasi waktu dan biaya setelah dilakukan analisis earnedvalue yakni dengan nilai EAC sebesar Rp. 8.350.901.981, juga nilai ECD adalah 132,5 Hari. Makapelaksana proyek ini diestimasikan mengalami keuntungan sebesar Rp. 953.509.019 .
Analisis Percepatan Waktu Dan Biaya Proyek Peningkatan Jalan Menggunakan Metode Time Cost Trade Off dengan Penambahan Jam Kerja dan Jumlah Alat(Studi Kasus: Jalan Betoyo-Dagang Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik) Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 1 No 1 (2021): Mei
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterlambatan proyek merupakan permasalahan yang sering terjadi. Keterlambatan ini sangat merugikanpihak-pihak yang terkait, baik itu kontraktor maupun pemilik proyek itu sendiri. Namun keterlambatan tak bisaterelakkan karena pada setiap pelaksanaan terdapat berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkanketerlambatan. Pekerjaan peningkatan jalan Betoyo-Dagang Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik, jugamengalami kendala. Yakni keterlambatan kontraktor dalam menyelesaikan progres pekerjaan. Pekerjaan inidijadwalkan akan selesai pada akhir tahun. Pada realita di lapangan progres tidak sesuai dengan jadwal yangdirencanakan. Dapat dipastikan proyek ini akan mengalami keterlambatan dalam penyelesaiannya. Salah satusolusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi keterlambatan proyek adalah dengan melakukan percepatan. Akantetapi, percepatan tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Dengan melakukan sebuah percepatan, maka biayapelaksanaan proyek akan bertambah. Oleh karena itu, percepatan harus diperhitungkan secara teliti agar durasiproyek tepat pada waktunya dan biaya yang dikeluarkan tidak membengkak.Untuk mencegah terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek pekerjaan peningkatan jalan BetoyoDagang Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Dalam hal ini peneliti melakukan analisis percepatan proyekdengan menggunakan metode Time Cost Trade Off. Dengan menentukan titik kritis pekerjaan proyek pekerjaanPeningkatan Jalan Betoyo-Dagang kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Dengan menggunakan metode PDM(Precedence Diagram Method) dibantu dengan software Microsoft Project. Menentukan crash duration dan crashcost pada pekerjaan tersebut. Dengan menggunakan dua alternatif yakni penambahan jam kerja dan penambahanjumlah alat berat. Kemudian ditentukan cost slope dari kedua alternatif tersebut, baru dilakukan analisispertukaran waktu dan biaya dengan time cost trade off . Langkah selanjutnya menentukan waktu pekerjaan yangpaling optimum, dengan biaya terefisien.Durasi dan biaya normal proyek adalah 135 hari dengan biaya Rp. 9.490.499.000. Sedangkan jika proyekmengalami keterlambatan maka durasi yang dibutuhkan 162 hari dengan biaya Rp. 9.668.128.600. setelahdilakukan analisis percepatan menggunakan metode Time Cost Trade Off dengan penambahan jam kerja, yaknidurasi menjadi 134,3 hari dengan biaya setelah percepatan Rp. 9.581.528.000. Durasi dan biaya setelah dilakukananalisis percepatan menggunakan metode Time Cost Trade Off dengan penambahan alat berat, yakni durasimenjadi 132,6 hari. Dengan biaya setelah percepatan Rp. 9.582.026.000. Durasi dan biaya paling optimum yangharus diterapkan yakni dengan percepatan menggunakan penambahan jam kerja.
ANALISIS PERBANDINGAN PONDASI TIANG PANCANG DENGAN PONDASI TIANG BOR PADA PROYEK PEMBANGUNAN PUSKESMAS PARIPURNA KARANGKEMBANG DI KECAMATAN BABAT M. Nizar Andriansyah; Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 1 No 2 (2021): November
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puskesmas Paripurna Karangkembang merupakan salah satu gedung infrastrukturpenunjang kesehatan yang berada di babat, Kabupaten Lamongan. Konstruksi pada proyekpembangunan puskesmas Paripurna Karangkembang ini direncanakan akan menggunakanpondasi tiang bor. Pada studi ini direncanakan menggunakan pondasi tiang pancang. Tujuandari studi ini adalah untuk mengetahui perencanaan tiang pancang, mendapatkan pondasi yanglebih efisien dan ekonomis diantara pondasi tiang pancang dan tiang bor, dengan caramembandingkan biaya yang dibutuhkan, serta pondasi manakah yang lebih cepat prosespenyelesaiannya.Dari hasil perhitungan perencanaan pondasi tiang pancang menggunakan data yangdidapat pada kondisi tak terdrainase, didapatkan: daya dukung ijin sebesar 742.28 kN. Dayadukung ijin dari hasil data lapangan menggunakan pengujian SPT didapatkan sebesar 609.816kN. Biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan pondasi tiang pancang adalah Rp4.750.140.000 dengan jumlah tiang pancang 330 buah. Sedangkan pada tiang bor biaya yangdibutuhkan sebesar Rp 6.350.000.000 dengan jumlah tiang bor 157 buah. Selisih harga antarakedua pondasi tersebut adalah Rp 1.599.860.000. Hasil tersebut menunjukkan dari segi biayatiang pancang lebih efisien dan ekonomis dibandingkan tiang bor. Akan tetapi, jika ditinjaupada aspek pelaksanaan tiang bor lebih cepat penyelesaiaanya dibanding tiang pancang yangproses pekerjaannya hanya dapat dilakukan pada malam hari.
ANALISA DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN PERUMAHAN DI BOJONEGORO Muchamad Alfi Robi’in; Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 1 No 2 (2021): November
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bangunan gedung merupakan wujud fisik pekerjaan konstruksi yang menyatu dengantempat kedudukannya, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatan. Padadasarnya setiap pembangunan selalu memiliki komponen- komponen sendiri berdasarkanbidangnya, seperti bidang struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal. Pada sebuah proyekkonstruksi bangunan, ada hal yang tidak dapat dihindari yaitu adanya sisa material konstruksi.Oleh karena itu perlu dilakukan pembahasan tentang jenis sisa material (waste), apa penyebabdari waste dan cara untuk menangani permasalahan dari Cosntruction waste.Pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik. Dimana tujuan daripenelitian ini untuk mengetahui material kosntruksi apa yang memiliki kuantitas sisa material(waste) terbesar, faktor penyebab terjadinjya sisa material, kemudian tindakan pencegahan apayang dilakukan dan korelasi antara tindakan pencegahan terhadap sisa material pada pekerjaanarsitektural.Hasil dari penilitan ini Sisa material konstruksi pada pekerjaan arsitektural yangmemiliki kuantitas persentase terbesar yaitu sisa material bata merah dan keramik. Adapunfaktor penyebab besarnya sisa material konstruksi pekerjaan arsitektural tersebut dikarenakansisa pemotongan yang tidak dapat digunakan kembali, perubahan desain serta kesalahan yangdilakukan oleh pekerja. Kemudian tindakan pencegahannya adalah melakukan pengecekanbarang saat sampai dilokasi dan pengecekan secara berkala (monitoring). Serta hubungankorelasinya merencanakan pemotongan material dengan baik, meminimalisisr terjadinyaperubahan desain serta meningkatkan kesadaran pekerja dalam penanganan material.
ANALISIS PENGGUNAAN PASIR PANTAI PACIRAN SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON Nur Koidah; Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 2 No 01 (2022): Mei
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pasir merupakan salah satu bahan bangunan yang dibutuhkan masyarakat. Permintaan perumahan masyarakat cukup tinggi, sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Penambangan dilakukan secara terus-menerus, dan jika aturan atau pertimbangan yang bijak tidak diperhatikan, dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan. Kerugian mungkin memiliki konsekuensi langsung atau di masa depan. Seperti keseimbangan alam dan longsor. Alternatif untuk mengurangi kehilangan tersebut adalah dengan mencari material baru yang berfungsi sama seperti pasir atau mencari lahan pasir baru, misalnya di daerah pesisir atau di pantai. Pada penelitian ini digunakan pasir pantai dari wilayah Paciran yaitu pantai Lorena dan pantai Klayar. Penambahan pasir dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya warga pesisir. Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa masyarakat pesisir telah menggunakan pasir pantai dalam mortar untuk membangun rumah atau bangunan. Kuat tekan rata-rata mortar yang menggunakan pasir pantai sebagai bahan bangunan seperti mortar dapat diperoleh dengan komposisi : PC dengan komposisi 1:2:3 sesuai dengan metode standar SK SNI .03-2834-2002, kuat tekan mortar mortar adalah 28 hari setiap benda uji 3 silinder dengan ukuran 15 x 30 cm di uji kuat tekan. Hasil yang didapat pengujian kuat tekan beton adalah pasir lumajang mempunyai rerata Mpa 30,8, pasir lumajang 50% + pasir kalayar mempunyai rerata Mpa 25,9, pasir lumajang 50% + pasir lorena mempunyai rerata Mpa 27,0, pasir klayar mempunyai rerata Mpa 20,4, pasir lorena mempunyai rerata 23,0. Dari hasil pengujian bisa ditarik kesimpulan bahwa pasir pantai bisa untuk tambahan pembuatan beton.
Analisis Kapasitas, Tingkat Pelayanan, Dan Hambatan Samping Terhadap Lalu Lintas Pada Jalan Raya Pasar Babat Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 1 No 1 (2021): Mei 2021
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/dearsip.v1i1.2525

Abstract

Jalan raya pasar Babat Lamongan, merupakan salah satu jalan paling padat di kabupaten Lamongan. Dikarenakan pertemuan antara arus dari Surabaya-Bojonegoro, Surabaya-Jombang, Jombang- Bojonegoro dan arah sebaliknya. Ditambah lagi aktivitas warga di perdagangan pasar babat, dari kondisi tersebut akan ada pergerakan dari barang, jasa dan orang di jalan raya pasar Babat, sehingga menimbulkan kepadatan lalu lintas di waktu-waktu tertentu, sehingga perlu adanya penelitian ini. Metodologi yang dipakai pada penelitian ini adalah metode survei yaitu dengan cara melakukan mengumpulkan data sekunder pada pemerintah terkait, dan dilakukan survei lapangan yang berkaitan dengan penelitian untuk mendapatkan data–data primer. Setelah itu melakukan pengolahan data dan analisis data yang di peroleh dari survei berdasarkan Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2014, sehingga di dapat volume lalu lintas, kapasitas jalan, hambatan samping, tingkat kejenuhan, tingkat pelayanan jalan terhadap lalu lintas pada jalan raya pasar Babat Lamongan. Setelah dilakukan pengambilan data dan dianalisis maka diperoleh hasil kapasitas jalan raya pasar Babat adalah sebesar 2794,5 skr/jam. Volume puncak Kapasitas jalan raya pasar Babat adalah sebesar 2794,5 skr/jam. Dengan volume kedua arah pada hari senin pagi 2708,4 skr/jam, siang 2594,4 skr/jam, sore 2283,6 skr/jam. Kamis pagi 2304 skr/jam, siang 2627 skr/jam, sore 2182 skr/jam. Minggu pagi 2463,6 skr/jam, siang 2829,6 skr/jam, sore 2605,2 skr/jam. Hambatan samping pada jalan raya pasar Babat sebesar 569,2 kejadian/jam. Kecepatan arus bebas kendaraan pada ruas jalan raya pasar Babat adalah 37,72 km/jam. Dengan kecepatan rata-rata sesaat terganggu hambatan samping tertinggi adalah 10,46 km/jam dan terganggu hambatan samping terendah adalah 32,12358 km/jam. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat hambatan samping sangat berpengaruh pada kecepatan kendaraan. Tingkat pelayanan jalan pada jalan raya pasar Babat berada pada tingkat pelayanan alan terburuk yakni pada kelas F. Dengan nilai derajat kejenuhan sebesar 1,0127. Untuk mengatasi permasalahan diatas maka peneliti memberikan solusi alternatif,Solusi alternatif adalah mengurangi hambatan samping yang terjadi di ruas jalan raya pasar Babat. Kemudian dihitung kembali kapasitas jalan yang mulanya 2794,15 skr/jam menjadi 3134,9 skr/jam kenaikan kapasitas yang cukup bagus dan Derajat Kejenuhan yang mulanya 1,0127 menjadi 0,9 Berarti derajat kejenuhan jalan raya pasar Babat menurun, jika derajat kejenuhan menurun maka lalu lintas jalan raya pasar Babat akan semakin lancar.
ANALISIS PENGGUNAAN PASIR PANTAI PACIRAN SEBAGAI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON Nur Koidah; Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 2 No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/dearsip.v2i1.3352

Abstract

Pasir merupakan salah satu bahan bangunan yang dibutuhkan masyarakat. Permintaan perumahan masyarakat cukup tinggi, sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Penambangan dilakukan secara terus-menerus, dan jika aturan atau pertimbangan yang bijak tidak diperhatikan, dapat menimbulkan dampak yang sangat merugikan. Kerugian mungkin memiliki konsekuensi langsung atau di masa depan. Seperti keseimbangan alam dan longsor. Alternatif untuk mengurangi kehilangan tersebut adalah dengan mencari material baru yang berfungsi sama seperti pasir atau mencari lahan pasir baru, misalnya di daerah pesisir atau di pantai. Pada penelitian ini digunakan pasir pantai dari wilayah Paciran yaitu pantai Lorena dan pantai Klayar. Penambahan pasir dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya warga pesisir. Pengamatan lapangan menunjukkan bahwa masyarakat pesisir telah menggunakan pasir pantai dalam mortar untuk membangun rumah atau bangunan. Kuat tekan rata-rata mortar yang menggunakan pasir pantai sebagai bahan bangunan seperti mortar dapat diperoleh dengan komposisi : PC dengan komposisi 1:2:3 sesuai dengan metode standar SK SNI .03-2834-2002, kuat tekan mortar mortar adalah 28 hari setiap benda uji 3 silinder dengan ukuran 15 x 30 cm di uji kuat tekan. Hasil yang didapat pengujian kuat tekan beton adalah pasir lumajang mempunyai rerata Mpa 30,8, pasir lumajang 50% + pasir kalayar mempunyai rerata Mpa 25,9, pasir lumajang 50% + pasir lorena mempunyai rerata Mpa 27,0, pasir klayar mempunyai rerata Mpa 20,4, pasir lorena mempunyai rerata 23,0. Dari hasil pengujian bisa ditarik kesimpulan bahwa pasir pantai bisa untuk tambahan pembuatan beton.
PENGARUH DERAJAT KEJENUHAN TANAH LEMPUNG TERHADAP PERILAKU PENURUNAN TANAH STUDI KASUS DI JALAN POROS DESA BADURAME Umar Shodiq; Agus Setiawan
DEARSIP : Journal of Architecture and Civil Vol 3 No 01 (2023): Mei 2023
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/dearsip.v3i01.4183

Abstract

Tanah lempung adalah jenis tanah kohesif yang mempunyai sifat yang sangat kurang menguntungkan dalam konstruksi teknik sipil. Salah satunya adalah terjadinya penurunan tanah yang apabila mengalami pembebanan diatasnya maka tekanan air pori akan naik sehingga air pori ke luar yang menyebabkan berkurangnya volume tanah. Kemudian akan terjadi penurunan signifikan pada tanah yang akan mempengaruhi berkurangnya daya dukung tanah untuk menahan beban yang ada di atas tanah tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap daya dukung tanah antara lain adalah derajat kejenuhan. Derajat kejenuhan adalah perbandingan antara volume air dengan volume pori dari suatu tanah. Meningkatnya jumlah air yang dikandung oleh suatu tanah akan menyebabkan volume tanah meningkat namun kepadatan tanah tersebut akan menurun. Untuk itu perlu dilakukan pengujian pengaruh derajat kejenuhan terhadap perilaku penurunan tanah. Desa Badurame sendiri merupakan desa yang mayoritas pekerjaanya adalah seorang petani yang pastinya disekitar jalan tersebut dikelilingi oleh sawah dan juga ladang sehingga ketika saatnya panen diantaranya, panen ikan air tawah, panen padi ataupun hasil ladang lainnya akan dimuat menggunakan mobil pengangkut. Dari sini dapat disimpulkan bahwasanya tidak hanya karena faktor terkikisnya air sungai disekitar jalan, namun dengan adanya mobil pengangkut hasil panen tersebut juga menjadi faktor penurunan tanah pada jalan poros desa Badurame. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melelui beberapa tahapan yaitu: uji sifat fisik tanah dan uji konsolidasi. Pada penelitian ini didapatkan hasil tanah lempung yang digunakan sebagai sampel penelitian berasal dari Dusun Badu Desa Badurame Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan termasuk dalam kategori tanah lempung berbutir halus ( fraksi yang berukuran lebih kecil dari 0,075mm adalah lebih besar dari 50% ). Pola grafik penurunan tanah yang diberi pembebanan adalah dari 1,25 cm sampai dengan 2,24 cm dalam kurun waktu selama 15 hari. Pengaruh derajat kejenuhan terhadap penurunan tanah didapatkan hasil Cv sebesar 0.238 cm/detik, Cc sebersar 0.0183, dan aV sebesar 34,20 cm/kg. Pada penelitian ini disampaikan pada presentase derajat kejenuhan terendah tanah organik dalam kondisi baik pada pengujian konsolidasi.
PROSPEK WISATA RELIGI MAKAM KI BUYUT TERIK DALAM MENIGKATKAN PELUANG UMKM DESA TLEMANG NGIMBANG LAMONGAN Annis Rahmawati; intan mayasari; agus setiawan
Jurnal Pengabdian Masyarakat : BAKTI KITA Vol 5 No 1 (2024): Jurnal Bakti Kita
Publisher : LPPM Universitas Islam Darul 'Ulum Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/baktikita.v5i1.6277

Abstract

Tourism is one of the major industries that has considerable potential to improve the economy and people's welfare. The existence of MSMEs around tourist destinations provides promising business opportunities, especially in the production and sale of various types of traditional chips which are the flagship products of Tlemang village. This research uses a qualitative approach as a research method with a descriptive approach. The data sources used are primary and secondary data. The results showed that religious tourism at the tomb of Ki Buyut Terik has great potential in improving the economy of Tlemang village through the development of MSMEs. Traditional chip products from the village are an attraction for tourists, and with the application of information technology and digital marketing, as well as innovations in packaging and product diversification, MSMEs can continue to grow and contribute to the local economy. The development of MSMEs in the tourism sector also plays a role in maintaining local cultural identity and religious tradition wisdom, as well as providing wider benefits for the people of Tlemang village. Thus, strategic steps taken by the government, local stakeholders, and MSME actors can strengthen the religious tourism potential of Ki Buyut Terik's tomb in facing the challenges of globalization and social change, as well as create sustainable development for Tlemang village and its surroundings.