Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PERUBAHAN POLA HUBUNGAN KIAI DAN SANTRI PADA MASYARAKAT MUSLIM TRADISIONAL PEDESAAN Yulianti Umdatul Izzah, Iva
The Sociology of Islam Vol. 1 No. 2 (2011): December
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2011.1.2.%p

Abstract

Dalam masyarakat muslim tradisional pedesaan, kiai memegang peranan yang amat penting dalam kehidupan masyarakat. Kiai, bagi masyarakat Islam tradisional di pedesaan merupakan pemimpin kharismatik, seorang yang dianggap panutan dan mempunyai kelebihan baik pengetahuan tentang agama Islam maupun kelebihan lainnya yang tidak dimiliki oleh orang biasa. Kiai sangat dihormati dan menjadi panutan bagi santri pada masyarakat muslim tradisional pedesaan. Tetapi kini, setelah banyak pembangunan yang dilakukan di pedesaan, seperti pembangunan lahan sawah menjadi pabrik atau perumahan, maka terjadi perubahan pola hubungan antara kiai dengan santri. Tulisan ini ingin menganalisis perubahan pola hubungan yang terjadi antara kiai dan santri tradisional di pedesaan akibat pembangunan disesuaikan dengan teori-teori yang ada. Kata Kunci: pesantren, kyai, perubahan sosial
Kelas Menengah dan Budaya Konsumsi di Indonesia Izzah, Iva Yulianti Umdatul
The Sociology of Islam Vol. 6 No. 2 (2023): December
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelas menengah baru di negara-negara berkembang termasuk Indonesia akan terus memainkan peran sangat penting ketika memutuskan untuk mengembangkan diri mereka lebih lanjut dalam bidang industri, ekologi dan pembangunan sosial sesuai yang mereka inginkan. Kelas menengah dianggap penting dan dijadikan fokus istimewa modernisasi sosial dalam skala global karena akan memainkan peran yang lebih intensif dan penting di masa yang akan datang baik sebagai pembuat kebijakan maupun sebagai konsumen dalam pembangunan. Pembangunan Indonesia yang memunculkan kelas menengah baru mencerminkan kondisi yang sebenarnya Bangsa Indonesia saat ini. Munculnya kelas menengah baru di Indonesia akan sangat berarti jika keberadaannya membawa manfaat bagi kemajuan bangsa seperti menjadi pendorong/agen perubahan menuju kemajuan. Munculnya kelas menengah bisa menjadi awal terbentuknya civil society yang mendorong kemajuan di Indonesia.  Yang menjadi masalah adalah ketika kelas ini justru malah hanya menjadi kelas tanpa kontribusi apa pun terhadap Negara. Ia justru hanya menjadi kelas penikmat, pembuat masalah bagi Negara.
Resiliensi Petani dalam Menjaga Produksi Pertanian: Studi di Kecamatan Solokuro, Lamongan: Farmer Resilience in Maintaining Agricultural Production During the COVID-19 Pandemic: Study in Solokuro Subdistrict, Lamongan Iva Yulianti Umdatul Izzah; Husainatul Jazilah
Society Vol 10 No 1 (2022): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v10i1.335

Abstract

This research examines how the lives of farmers in rural Lamongan during the pandemic, the challenges faced by farmers during the pandemic, and the forms of resilience that farmers take in maintaining their agricultural productivity in the pandemic era. Data was collected using qualitative research methods and a case study approach to show how farmers carried out the form of resilience in rural areas in Lamongan Regency during the COVID-19 pandemic. There were eight informants whose data were extracted in this research consisting of four male farmers and four female farmers. Observations and interviews with informants were carried out from July to October 2020. This research occurred in a rural area, namely in Dadapan Village, Solokuro Subdistrict, Lamongan Regency, East Java, considering that farmers in the village still carry out farming activities even though they are in a pandemic condition. From this research, it can be seen that farmers in Dadapan Village are the affected parties during the pandemic and must make efforts to survive. The challenge farmers face the losses experienced due to difficulties in marketing their agricultural products. Farmers’ resilience forms include, first, continuing to do farming during this pandemic while still paying attention to health protocols; second, creating marketing strategies for their agricultural products online; and third, maintaining their enthusiasm to continue farming.
Resiliensi Petani dalam Menjaga Produksi Pertanian: Studi di Kecamatan Solokuro, Lamongan Izzah, Iva Yulianti Umdatul; Jazilah, Husainatul
Society Vol 10 No 1 (2022): Society
Publisher : Laboratorium Rekayasa Sosial, Jurusan Sosiologi, FISIP Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/society.v10i1.335

Abstract

This research examines how the lives of farmers in rural Lamongan during the pandemic, the challenges faced by farmers during the pandemic, and the forms of resilience that farmers take in maintaining their agricultural productivity in the pandemic era. Data was collected using qualitative research methods and a case study approach to show how farmers carried out the form of resilience in rural areas in Lamongan Regency during the COVID-19 pandemic. There were eight informants whose data were extracted in this research consisting of four male farmers and four female farmers. Observations and interviews with informants were carried out from July to October 2020. This research occurred in a rural area, namely in Dadapan Village, Solokuro Subdistrict, Lamongan Regency, East Java, considering that farmers in the village still carry out farming activities even though they are in a pandemic condition. From this research, it can be seen that farmers in Dadapan Village are the affected parties during the pandemic and must make efforts to survive. The challenge farmers face the losses experienced due to difficulties in marketing their agricultural products. Farmers’ resilience forms include, first, continuing to do farming during this pandemic while still paying attention to health protocols; second, creating marketing strategies for their agricultural products online; and third, maintaining their enthusiasm to continue farming.
Autonomy or Submission? The Position of Women in the Tradition of Londho iha (Elopement) in Bima, West Nusa Tenggara, Indonesia Izzah, Iva Yulianti Umdatul; Senjaya, Tiara; Amaliyah, Ridha
JSW (Jurnal Sosiologi Walisongo) Vol. 9 No. 2 (2025)
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences - UIN Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jsw.2025.9.2.25780

Abstract

The practice of elopement among the Bima people is closely tied to traditional dynamics, local norms, legal frameworks, and religion. This study examines the role of women in elopement and whether it is a form of autonomy or submission. Using qualitative research methods, the study focuses on elopement (londho iha) in Samili Village, located in Woha District, Bima Regency, West Nusa Tenggara. The findings reveal that women occupy a nuanced position in londho iha, one that is both autonomous and submissive. On the one hand, this tradition can be interpreted as a way for women to express their autonomy in choosing a life partner. On the other hand, it functions as a social mechanism that subjects women to customary and social pressures. Women in the londho iha tradition are complex subjects. They have the agency to make decisions, but these decisions are often constrained by patriarchal norms that govern their lives. Londho iha is not merely a patriarchal tradition, but also a space in which Bima women strive to exercise their agency within the constraints of a complex social system. Women's agency in londho iha is ambivalent. It can liberate them, but it can also trap them within patriarchal structures. Thus, this practice should be understood as a dynamic interplay of power, culture, and the acting subject rather than as a manifestation of total domination or absolute freedom.
Pandangan Orang Tua tentang Keterikatan Keluarga dan Perkembangan Anak Disabilitas di Rumah Anak Prestasi Nginden Surabaya Sa'diyah, Halimatus; Izzah, Iva Yulianti Umdatul
The Sociology of Islam Vol. 8 No. 1 (2025): June
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2025.8.1.49-68

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui perspektif orang tua terhadap keterikatan keluarga dan perkembangan anak di Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden Surabaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Melalui pendekatan fenomenologi, penulis dapat mengetahui bagaimana pengalaman orang tua anak dengan penyandang disabilitas dalam memahami keterikatan keluarga dan perkembangan anak disabilitas di Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden. Data dikumpulkan melalui tahapan observasi partisipasi yaitu penulis berinteraksi secara langsung di Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden selama kurun waktu 3 bulan, kemudian wawancara mendalam, serta dokumentasi. Metode yang digunakan dalam menentukan informan yaitu menggunakan metode Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan teori Struktural Fungsionalisme sebagai pisau analisis, teori ini dikemukakan oleh Talcott Parsons dengan menggunakan konsep AGIL (Adaptation, Goal Attainment, Integration, Latency). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterikatan keluarga memiliki peran fundamental untuk perkembangan anak disabilitas di Rumah Anak Prestasi (RAP) Nginden melalui dukungan, peran dan strategi, serta persepsi orang tua terhadap anak disabilitas.