Rumiati R. Tobing
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ADAPTASI ARSITEKTUR HUNIAN ETNIK CAMPURAN DI SULAWESI UTARA Valeria Woy; Uras Siahaan; Rumiati R. Tobing
AGORA:Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 16 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.241 KB) | DOI: 10.25105/agora.v16i1.3207

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengkaji tentang bagaimana adaptasi arsitektur yang terjadi pada hunian di permukiman etnik campuran. Penelitian ini menarik untuk dikaji karena pengaruh percampuran etnik menjadi dasar terbentuknya permukiman Jaton dan Mopugad. Jaton merupakan permukiman campuran etnik Minahasa sebagai etnik lokal dengan etnik Jawa sebagai etnik pendatang sementara Mopugad merupakan permukiman campuran etnik Bolaang Mongondow sebagai etnik lokal dengan etnik Bali sebagai etnik pendatang. Kedua permukiman ini menjadi permukiman adat religi karena  nilai-nilai tradisi keagaamaan yang kental di dalam permukiman ini. Kajian adaptasi arsitektur dapat menggali bagaimana terbentuknya elemen-elemen arsitektur pada hunian di Jaton dan Mopugad dan bagaimana pegaruhnya pada perubahan-perubahan yang terjadi akibat modernisasi. Menurut Ibarra, adaptasi merupakan upaya dari manusia untuk meningkatkan kecocokan antara lingkungan dan dirinya. Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif dengan mengambil pendekatan deskriptif dan rasionalistik. Pada umumnya hunian pada permukiman jaton mengadaptasi hunian etnik lokal Minahasa sementara hunian pada permukiman Mopugad mengadaptasi hunian etnik pendatang Bali. Keterlekatan sosial masyarakat yang tinggi mengakibatkan proses adaptasi hunian lokal sangat kental pada permukiman Jaton sementara keterlekatan sosial masyarakat yang rendah mengakibatkan masyarakat Mopugad lebih memilih adaptasi hunian asal mereka Bali.Kata kunci : Adaptasi arsitektur, adaptasi hunian, etnik campuran.ABSTRACTThis study examines how architectural adaptation that occurs in settlements in mixed ethnic settlements. This research is interesting to study because the influence of ethnic mixing is the basis for the formation of Jaton and Mopugad settlements. Jaton is a mixed Minahasa ethnic settlement as a local ethnic group with Javanese ethnic as a migrant ethnic group while Mopugad is a mixed ethnic settlement of Bolaang Mongondow as a local ethnic group with ethnic Balinese as immigrant ethnic. Both of these settlements become religious custom settlements because of the thick religious tradition values in this settlement. The study of architectural adaptation can explore how the architectural elements in Jaton and Mopugad are formed and how they are influenced by the changes that occur due to modernization. According to Ibarra, adaptation is an effort from humans to increase the compatibility between the environment and himself. This research is classified as qualitative research by taking a descriptive and rationalistic approach. In general, dwelling in the Jaton settlement adapts the occupancy of local Minahasa ethnicities while occupancy in the Mopugad settlements adapts ethnic settlements of Balinese migrants. The high social attachment of the community resulted in a very thick local adaptation process in the Jaton settlement while the low social attachment of the community resulted in the Mopugad community preferring to adapt to their original Bali residence.Keywords: architectural adaptation, residential adaptation, mixed ethnicity.
RE/PRODUKSI RUANG INTERAKSI SOSIAL BERBASIS KEGIATAN PERDAGANGAN DALAM KAMPUNG KOTA DI SEKITAR KAMPUS RAMOS PASARIBU; Uras Siahaan; Rumiati R. Tobing
AGORA:Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 16 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.067 KB) | DOI: 10.25105/agora.v16i1.3211

Abstract

Suatu fenomena yang menarik yang terjadi di Indonesia hingga saat ini yaitu adanya perkampungan yang berdampingan dengan pusat kota seperti kampung kota yang berdampingan dengan kampus. Kegiatan mahasiswa mencair ke dalam perkampungan mencari tempat kos mendorong warga/pemilik rumah/pemilik modal merubah fungsi bangunan menjadi tempat kos. Karakteristik kegiatan mahasiswa di dalam kampung yang tertutup dengan lingkungannya menuntut perubahan penampilan bangunan yang dibatasi dengan pagar tinggi yang membatasi interaksi sosial dengan lingkungannya. Oleh karena itu perlu diteliti tentang “Re/produksi Ruang Interaksi Sosial Berbasis Kegiatan Perdagangan Dalam Kampung Kota Di Sekitar Kampus”. Kebutuhan mahasiswa yang meningkat seperti mencari tempat laundry, warung makan, dan sebagaimya mendorong pemilik rumah merubah fungsi lantai dasar dan halaman muka rumah menjadi fungsi perdagangan, dan mempengaruhi cara berinteraksi sosial antara mahasiswa/non mahasiwa yaitu melalui kegiatan perdagangan. Hasil studi menemukan suatu ruang interaksi sosial yang baru (berbasis kegiatan perdagangan) di dalam kampung kota di sekitar kampus. Kriteria kampung sebagai objek penelitian adalah ; kampung memiliki kepadatan > 400 jiwa/ha, pencapaian langsung dari kampung ke kampus, di dominasi homogenitas kegiatan perdagangan, kampung memiliki 2 atau lebih pencapaian ke kampung. Metode penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif ; penelitian survai yang bersifat deskriptif, dan  studi kasus. Kata kunci: komersial, perumahan, perubahan fungsi, tipomorfologi ABSTRACTAn interesting phenomenon that has occurred in Indonesia to date is the existence of settlements adjacent to the city center, such as urban villages adjacent to the campus. Student activities melt into villages looking for boarding houses encourage residents / homeowners / capital owners to change the function of the building into a boarding house. Characteristics of student activities in a closed village with its environment require changes in the appearance of buildings that are limited by high fences that limit social interaction with their environment. Therefore, it is necessary to examine the "Re / production of Space for Social Interaction Based on Trade Activities in Urban Villages Around the Campus". Increased student needs such as finding a place of laundry, food stalls, and as a matter of encouraging homeowners to change the function of the ground floor and front yard of the house into a trading function, and influence the way of social interaction between students / non-students through trading activities. The results of the study found a new social interaction space (based on trade activities) in the city kampong around the campus. Village criteria as the object of research are; The village has a density of> 400 people / ha, direct achievements from village to campus, dominated by the homogeneity of trade activities, the village has 2 or more achievements to the village. Research methods use qualitative research methods; descriptive survey research, and case studies. Keywords: commercial, housing, function change, typomorphology
KENYAMANAN FISIK RUANG PADA PERMUKIMAN TRADISIONAL KAMPUNG NAGA doddy anwar; Tri Harso Karyono; Rumiati R. Tobing
AGORA:Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsitektur Usakti Vol. 18 No. 2 (2020): TEKNOLOGI BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.505 KB) | DOI: 10.25105/agora.v18i02.4071

Abstract

Pembangunan rumah yang tererncana dan tidak terencana telah mengubah lingkungan fisik ruang. Sehingga kenyamanan fisik ruang terabaikan dan tidak terpenuhi. Kampung Naga merupakan permukiman tradisional yang masih menjunjung tinggi adat istiadat. Ketentuan-ketentuan dalam membangun dipegang kuat oleh anggota komunitas. bagaimana kondisi tingkat kenyamanan fisik yang terjadi di hunian masyarakat tersebut. Apakah kenyamanan fisik yang ditempati masyarakat itu baik? Penelitian ini menggunakan Metode Kuantitatif dengan cara melakukan pengukuran terhadap Kenyamanan Fisik Ruang di Kampung Naga, Jawa Barat. Hasil dari penelitian adalah kenyamanan fisik  ruang masyarakat Kampung Naga cukup nyaman bagi masyarakat yang menghuni rumah-rumah di Kampung Naga Tasikmalaya. Kata Kunci : kenyaman fisik ruang, permukiman tradisional, Kampung Naga