Arifah Alfiyyah
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Persepsi Petugas RSPG Cisarua Bogor Tidak Melapor Insiden Keselamatan Pasien: Analyze Perception Healthcare Worker’s in RSPG Cisarua Bogor Not Reporting Patient Safety Incident Arifah Alfiyyah; Robiana Modjo
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 7 No. 4: APRIL 2024 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v7i4.4892

Abstract

Latar belakang: Fasilitas layanan kesehatan wajib melakukan peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara internal maupun eksternal secara terus-menerus dan berkesinambungan. Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) merupakan upaya dalam peningkatan mutu layanan kesehatan. Rumah Sakit Paru M. Goenawan (RSPG) Cisarua Bogor memiliki pelaporan IKP yang rendah berdasarkan data laporan tahun 2021 hingga triwulan tiga 2023. Tujuan: Menganalisis persepsi petugas di RSPG Cisarua Bogor yang menyebabkan tidak melakukan pelaporan IKP kepada tim komite mutu rumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi mixed-method sequential explanatory dengan melakukan tahap pertama melalui survei kepada 45 responden petugas yang melakukan pelayanan langsung kepada pasien mengenai penyebab enggan melapor IKP. Tahap kedua melalui wawancara mendalam kepada 8 petugas mengenai alasan tidak melapor IKP. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi penyebab dengan persentase tertinggi ada pada petugas kesehatan tidak melapor IKP takut akan disipliner, merasa tidak adanya anonimitas pelapor dan kerahasiaan tidak terjaga, dan memakan banyak waktu dalam pembuatan pelaporan. Pelaporan IKP di rumah sakit menggunakan formulir kertas secara tertulis dan diserahkan kepada tim komite mutu keselamatan pasien. Saat proses evaluasi petugas kesehatan merasa tim komite mutu masih kurang dalam anonimitas ruangan terjadinya insiden. Kesimpulan: Pelaporan menggunakan kertas membuat pelapor merasa menambah beban kerja. Perlu adanya sosialisasi secara berkala mengenai jenis insiden yang harus dilaporkan dan komitmen manajemen tidak adanya budaya menyalahkan. Adanya perubahan dalam pelaporan IKP secara elektronik dapat memudahkan pelaporan.