ABSTRAK Faktor yang mempengaruhinya antara lain faktor ekonomi, kebiasaan, budaya, lingkungan, atau kesukaan terhadap jenis-jenis makanan tertentu, sehingga asupan gizi yang diserap kedalam tubuh berbeda-beda pula. Dalam hal ini, yang menjadi masalah adalah terdapatnya asupan gizi dengan pola makan yang tidak berprinsip pada pola makan gizi seimbang yang menimbulkan terjadinya kekurangan gizi. Kondisi ini banyak ditemukan di Indonesia, pada tahun 2021 tercatat 17,4 juta penduduknya mengalami kekurangan gizi sebagai akibat rendahnya kemampuan ekonomi masyarakat. Demikian juga di Provinsi Jawa Barat, tercatat pada tahun 2022 sekitar 15,1% dari 48,64 juta penduduk menderita gizi kurang. Dalam hal ini tentu berimbas pula pada salah satu kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Garut. Hal tersebut disebabkan karena menurut BPS Jawa Barat pada tahun 2022, 28,17 juta penduduknya tergolong miskin ekstrim. Mengingat hal tersebut Tim PPM melakukan pengabdian kepada salah satu daerah di Kabupaten Garut, yaitu RW 05 Desa Pasawahan Kecamatan Tarogong Kaler. Tujuan dari pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat RW 05 Desa Pasawahan tentang pola makan makan gizi seimbang. Metoda yang digunakan adalah penyuluhan disertai tanya jawab antara penyuluh dengan peserta penyuluhan. Hasil yang didapat setelah dilakukan uji N-Gain skor bahwa dari 24 peserta, 17 peserta kategori tinggi 7 peserta kategori sedang. Sehingga N-gain rata-rata mendapat kategori tinggi. Maka kesimpulannya adalah adanya peningkatan pengetahuan besar-besaran masyarakat RW 05 Desa Pasawahan tentang pola makan gizi seimbang dan tindakan penyuluhan dapat dikatakan efektif. Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Pola Makan, Gizi Seimbang ABSTRACT Factors that influence it include economic factors, habits, culture, environment, or preferences for certain types of food, so that the intake of nutrients absorbed into the body is also different. In this case, the problem is the presence of nutritional intake with a diet that does not have the principle of a balanced nutritional diet which causes malnutrition. This condition is commonly found in Indonesia, in 2021 it was recorded that 17.4 million people were malnourished as a result of the low economic capacity of the community. Likewise in West Java Province, it is recorded that in 2022 around 15.1% of the 48.64 million population suffer from malnutrition. In this case, of course, it will also affect one of the districts in West Java, namely Garut Regency. This is because according to BPS West Java in 2022, 28.17 million people are classified as extreme poor. Given this, the PPM Team conducted a community service in one of the areas in Garut Regency, namely 5th hamlet Pasawahan Village, North Tarogong District. The purpose of this service was to increase the knowledge of the people of 5th hamlet Pasawahan Village about a balanced nutritional diet. The method used is counseling accompanied by questions and answers between extension agents and extension participants. The results obtained after the N-Gain test was carried out showed that out of 24 participants, 17 participants were in the high category, 7 participants were in the medium category. So that the average N-gain gets a high category. So the conclusion is that there is a massive increase in knowledge of the people of RW 05 Pasawahan Village about a balanced nutritional diet and counseling actions can be said to be effective. Keyword: Knowledge Level, Dietary Habit, Balanced Nutrition