Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

EDUKASI DARING TENTANG PENCEGAHAN COVID-19 PADA TOKOH MASYARAKAT DESA HAURPANGGUNG KABUPATEN GARUT Udin Rosidin; Umar Sumarna; Theresia Eriyani; Rohmahalia M Noor
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v4i1.32528

Abstract

Saat ini seluruh negara disibukkan dengan masalah kesehatan masyarakat yaitu pandemi Covid-19. Data akhir tahun 2020 melaporkan bahwa kasus terus meningkat di seluruh dunia. Demikian juga di Indonesia di mana kasus terus naik dan Jawa Barat termasuk provinsi dengan kasus terbanyak. Haurpanggung salah satu desa di Kabupaten Garut merupakan daerah yang memiliki potensi tinggi penularan Covid-19. Hasil survei menunjukkan masih banyak masyarakat Haurpanggung yang mengabaikan protokol kesehatan. Selain itu, terdapat tiga area publik seperti pasar, terminal, dan sarana olahraga yang memungkinkan menjadi sumber penularan Covid-19. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku tokoh masyarakat dalam pencegahan Covid-19 di Desa Haurpanggung. Metode kegiatan adalah analitik kuantitatif dengan jenis metode menggunakan one group pretest and postest tanpa kelompok pembanding. Uji statistik yang digunakan yaitu uji t dependen (paired t test). Populasinya adalah tokoh masyarakat sebagai mitra kuliah kerja nyata mahasiswa Universitas Padjadjaran yang berjumlah 40 orang. Hasil kegiatan menunjukan, sebelum dilakukan edukasi secara daring, nilai pengetahuan terendah sebesar 6 poin dan setelah dilakukan edukasi meningkat menjadi 9,9 poin. Nilai persespsi dari 25 poin meningkat menjadi 33 poin. Sikap meningkat dari 25 menjadi 36 dan perilaku meningkat dari 21 menjadi 27 poin. Hasil tersebut merupakan potensi yang strategis untuk pencegahan Covid-19. Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat pengaruh edukasi daring tentang pencegahan Covid-19 terhadap peningkatan pengetahuan, persepsi, sikap, dan perilaku tokoh masyarakat di Desa Haurpanggung.
PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG JAJANAN SEHAT DI SEKOLAH DASAR NEGERI JATI III TAROGONG KALER GARUT Nina Sumarni; Udin Rosidin; Umar Sumarna
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2020): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v3i2.28026

Abstract

Pada saat ini masih banyak masyarakat yang tidak peduli terhadap apa yang mereka makan, baik dewasa maupun anak-anak. Bagi masyarakat, hal terpenting dari makanan adalah rasa yang enak, porsi yang banyak, dan harga yang pas. Masyarakat khususnya anak-anak cenderung membeli makanan tanpa memperhatikan kebersihannya. Sehingga sering terjadi mereka menjadi korban dari jajanan yang tidak sehat. Hal ini terjadi karena minimnya pengetahuan tentang bagaimana mengenali jajanan yang aman. Jajanan anak sekolah yang kurang terjamin kesehatannya dapat menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan, dan jika berlangsung lama akan menyebabkan status gizi yang buruk.  Berdasarkan survei Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia tahun 2014, masih banyak ditemukan  jajanan sekolah  yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan, sebab makanan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada tubuh, melainkan kandungan gizi yang baik dari segi kuantitas maupun kualitas diperlukan agar tumbuh kembang anak dapat optimal. Metode yang digunakan adalah penyuluhan yang diadakan SDN Jati III Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut. Hasil dari kegiatan ini didapatkan adanya peningkatan rata-rata nilai pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan kesehatan. Hasil pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat menghasilkan siswa siswi yang memiliki pengetahuan tentang jajanan yang sehat. Hasil pengabdian ini diharapkan akan menjadi modal dasar dalam pembentukan perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan sekolah, sehingga terwujud generasi yang sehat dan kuat.At this time there are still many people who do not care about what they eat, both adults and children. For the people, the most important thing from food is good taste, large portions, and the right price. Society especially children tend to buy food without regard to cleanliness. So often they become victims of unhealthy snacks. This happens because of the lack of knowledge about how to recognize safe snacks. Snacks from school children whose health is not guaranteed can cause poisoning, digestive disorders, and if it lasts longer will cause poor nutritional status. Based on a survey of the Indonesian Food and Drug Administration (BPOM) in 2014, there were still many school snacks that did not meet health requirements. This is of course very alarming, because food is not just to meet the nutritional needs of the body, but good nutritional content in terms of quantity and quality is needed so that children's growth and development can be optimal. The method used was counseling held by SDN Jati III, Tarogong Kaler District, Garut Regency. The results of this activity found an increase in the average value of knowledge before and after health education. The results of community service are expected to produce students who have knowledge about healthy snacks. The results of this dedication are expected to be the basic capital in the formation of clean and healthy living behavior in the school setting, so that a healthy and strong generation is realized.
Peningkatan Pengetahuan Siswa tentang HIV/AIDS di SMAN 1 Parigi Kabupaten Pangandaran Dadang Purnama; Udin Rosidin; Umar Sumarna
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 2, No 1: Februari (2021)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v2i1.132

Abstract

Abstrak:Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kasus HIV/AIDS yang tinggi di dunia. Kelompok remaja memiliki resiko yang besar terhadap penyebaran kasus tersebut. SMAN 1 Parigi merupakan salah satu SMA yang memiliki siswa terbanyak di Pangandaran. SMA Negeri 1 Parigi sebagian besar siswa memiliki perilaku acuh pada isu HIV/AIDS, sedangkan Pangandaran merupakan kota yang memiliki tingkat HIV/AIDS yang tinggi yang seharusnya para remaja memiliki tingkat kepedulian yang tinggi pula mengenai isu tersebut. Perilaku acuh siswa tentang isu bahaya HIV/AIDS dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan siswa SMAN 1 Parigi dalam mencegah penularan HIV/AIDS. Metode pendidikan kesehatan yang digunakan adalah dengan cara ceramah dan diskusi. Sebelum dan sesudah ceramah dilakukan pre dan post test sebagai bentuk evaluasi mengukur sejauh mana peningkatan pengetahuan siswa SMAN 1 Parigi terkait materi yang disampaikan. Hasil dari pendidikan kesehatan yang dilaksanakan adalah adanya peningkatan pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS di SMAN I Parigi.  Rata rata nilai pengetahuan siswa sebelum dilaksanakan pendidikan kesehatan adalah sebesar 6,8 point. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan rata rata nilai pengetahuan  siswa meningkat menjadi 8,7 point. Peningkatan pengetahuan tersebut merupakan dampak positif pada siswa SMAN 1 Parigi dalam pencegahan penularan HIV/AIDS. Dengan pengetahuan yang dimilikinya diharapkan siswa akan peduli kepada lingkungan tempat tinggalnya untuk mencegah penularan HIV/AIDS.Abstract: Indonesia is one of the countries with high HIV/AIDS cases in the world. Youth groups have a big risk of causing these cases. SMAN 1 Parigi is one of the high schools with the most students in Pangandaran. Most of the students at SMA Negeri 1 Parigi have an ignorant attitude towards HIV/AIDS. At the same time, Pangandaran is a city with a high HIV/AIDS rate, where teenagers should have a high level of concern about the issue. Students 'indifferent behavior about HIV/AIDS dangers is possible because of the students' lack of knowledge about HIV/AIDS. This service activity aims to increase SMAN 1 Parigi students' knowledge in preventing HIV/AIDS transmission. The health education method used is lectures and discussions. Before and after the lecture was conducted, pre and post-tests were carried out as a form of evaluation to measure the extent to which SMAN 1 Parigi students' increase in knowledge regarding the material presented. The result of the health education implemented was an increase in students' knowledge about HIV/AIDS at SMAN I Parigi. The average value of students' knowledge before implementing health education was 6.8 points. After carried out health education, the average value of students' knowledge increased to 8.7 points. This increase in knowledge positively impacts students of SMAN 1 Parigi in preventing HIV/AIDS transmission. With the knowledge they have, it is hoped that students will care about their environment to avoid HIV/AIDS transmission.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Tokoh Masyarakat (Kader) Dalam Pencegahan Covid-19 Di Desa Haurpanggung Kabupaten Garut Udin Rosidin; Umar Sumarna; Iwan Shalahuddin
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 5 (2022): Volume 4 Nomor 5 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.163 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i5.6175

Abstract

ABSTRACT Prevention of COVID-19 must be done by the whole community. So public health precautions must be applied. The public must be disciplined in carrying out promotive and preventive efforts in preventing COVID-19. The support of community leaders is currently still limited to the phase of just getting involved and being part of the activity. Efforts to prevent COVID-19 are not enough just to provide information to the public. These prevention efforts need the support and active role of public figures. It is hoped that it can be known what factors are related to the behavior of health cadres in preventing COVID-19 in Haurpanggung Village, Tarogong Kidul District, Garut Regency. The design of this research is to analyze secondary data as a follow-up to community service activities. The population in this study were all public figures in the village of Haurpanggung, totaling 80 people. Univariate analysis was used in the form of frequency distribution and bivariate with a chi-square test. Correlation is significant if p-Value <  α or p-Value < 0.05. Respondents' knowledge does not have a relationship with the behavior of implementing covid-19 prevention with a p-Value of 0.078, Respondents' perception has a relationship with the behavior of implementing covid-19 prevention with a p-value of 0.034, and the respondent's perception has no relationship with the behavior of implementing covid prevention -19 with a p-Value value of 0.09. This study can conclude that knowledge and perception do not have a significant relationship with the behavior of community leaders in Haurpanggung Village in implementing health protocols as an effort to prevent COVID-19. Keywords: Determinants of Behavior, Prevention of COVID-19, Public FigureABSTRAK Pencegahan COVID-19 harus dilakukan oleh seluruh masyarakat. Maka  kewaspadaan kesehatan masyarakat harus diterapkan. Masyarakat harus disiplin melaksanakan upaya-upaya promotif dan preventif dalam pencegahan COVID-19. Dukungan tokoh masyarakat saat ini masih terbatas pada fase sekedar terlibat dan menjadi bagian dari kegiatan. Upaya pencegahan COVID-19 tidak cukup hanya sekedar memberikan informasi kepada masyarakat. Upaya pencegahan tersebut perlu dukungan dan peran aktif dari para tokoh masyarakat. Tujuan diharapkan dapat diketahui faktor- faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku kader kesehatan dalam pencegahan COVID-19 di Desa Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Rancangan penelitian ini adalah menganalisa data sekunder sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengabdian pada masyarakat. Populasi dalam penelitian  ini adalah  seluruh tokoh masyarakat yang ada di Desa Haurpanggung yang berjumlah 80 orang. Analisis yang digunakan Univariat dalam bentuk distribusi frekuensi dan bivariat denga  uji chi square. Korelasi dinyatakan signifikan bila p-Value < α  atau p-Value < 0,05. Pengetahuan responden tidak memiliki hubungan dengan perilaku pelaksaaan pencegahan covid-19 dengan hasil nilai p-Value 0,078, Persepsi responden memiliki hubungan dengan perilaku pelaksaaan pencegahan covid-19 dengan hasil nilai p-Value 0,034, serta persepsi responden tdiak memiliki hubungan dengan perilaku pelaksaaan pencegahan covid-19 dengan hasil nilai p-Value 0,09. Penelitian ini dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan dan persepsi tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku tokoh masyararakat Desa Haurpanggung dalam pelaksanaan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan COVID-19. Kata Kunci: Determinan Perilaku, Pencegahan COVID-19, Tokoh Masyarakat 
Pendidikan Kesehatan Tentang Ergonomi Di Home Industry Cotton Bud Desa Mekarbakti Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang Iwan Shalahuddin; Iwan Suhendar; Umar Sumarna
JURNAL KREATIVITAS PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Volume 4 Nomor 2 April 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i2.3826

Abstract

 ABSTRAK Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di lingkungan kerja. kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Potensi bahaya akan selalu timbul pada saat seseorang yang melakukan pekerjaan. Potensi bahaya tersebut dapat berasal dari sifat pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, mesin yang digunakan oleh pekerja, lingkungan kerja dari pekerja, proses produksi, dan cara kerja pekerja.  Tujuan pengabdian untuk menjelaskan tentang kesehatan dan keselamatan kerja khususnya ergonomi dalam pelaksanaan pekerjaan di home industry. Metode kegiatan promosi kesehatan dilakukan dengan pemberian pendidikan kesehatan melalui virtual menggunakan platform Whatsapp Group Chat dengan metode ceramah, Tanya jawab, diskusi dan demonstrasi. Hasil Rekapitulasi data Pengkajian Kebutuhan Belajar Jumlah audience : 36 orang,  Audience terdiri dari para pekerja dari seluruh bagian dalam proses pembuatan Cuttond Buds. Saat sesi pematerian berjalan dengan lancar dan peserta tampak fokus dan menyaimak apa yang sedang dipresentasikan. Setelah materi selesai disampaikan, dilanjut dengan penayangan video tentang pengaturan posisi yang baik dan benar pada saat bekerja yang disertai dengan gerakan peregangan dan selanjutnya sesi tanya jawab yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perubahan pekerja dari yang sebelumnya dan sesudahnya diberikan penkes. Kesimpulan didapatkan bahwa kebutuhan belajar pekerja di home industy cuttond bud, meliputi kebutuhan belajar perceived needs, unperceived needs, dan misperceived needs. Pada proses pelaksanaan penyuluhan; para pekerja, terlihat antusias saat pemberian materi berlangsung. Kegiatan penyuluhan berjalan kondusif karena peserta menyimak materi yang disampaikan dengan baik. Kata Kunci: Ergonomi, Home Industri, Keselamatan dan Kesehatan Kerja  ABSTRACT The application of occupational safety and health is very important as an effort to prevent work accidents in the work environment. Work is important for the company, because the impact of accidents and occupational diseases is not only detrimental to employees, but also to the company, either directly or indirectly. Potential danger will always arise when someone is doing the job. The potential hazards can come from the nature of the work done by workers, the machines used by workers, the work environment of workers, the production process, and the way workers work. The purpose of this service is to explain occupational health and safety, especially ergonomics in the implementation of work in the home industry. The method of health promotion activities is carried out by providing virtual health education using the Whatsapp Group Chat platform with the methods of lectures, questions and answers, discussions, and demonstrations. Results of the Learning Needs Assessment data recapitulation Audience number: 36 people. The audience consists of workers from all parts of the process of making cotton buds. When the presentation session went smoothly and the participants seemed focused and listening to what was being presented. After the material has been delivered, it is followed up with a video showing about setting a good and correct position at work accompanied by stretching movements and then a question and answer session which aims to find out the extent to which workers have changed from those previously and afterward given the Health Center. The conclusion is that the learning needs of workers at home industrial cotton buds include learning needs, perceived needs, unperceived needs, and misperceived needs. In the extension process; the workers, looked enthusiastic when the materials were given. The extension activity was conducive because the participants listened well to the material presented. Keywords: Ergonomics, Home Industry, Occupational Safety, and Health
Health Education about Dental Health of School Children at SDN 7 Sukamenteri, Garut Kota District Iwan Shalahuddin; Udin Rosidin; Umar Sumarna; Nina Sumarni; Ahmad Yamin; Mamat Lukman
ABDIMAS: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 5 No. 2 (2022): ABDIMAS UMTAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (840.373 KB) | DOI: 10.35568/abdimas.v5i2.2384

Abstract

Dental health problems can have a negative impact and affect the quality of life for children, dental health problems such as cavities and dental caries will cause pain and discomfort. This will also interfere with children's activities at school, where children will experience a decrease in learning abilities, children with dental pain will not do their homework, and it is difficult to answer questions as well as children who are not bothered by dental health problems. Dental and Oral Health, Mouth is formed by 2 jaws, namely the upper and lower jaws. In this jaw there are teeth and gums. The teeth and mouth themselves function to chew, speak, and give a harmonious shape to the face. The purpose of education is to provide and improve students' understanding of the importance of preventing dental health problems and to identify the importance of early detection to avoid dental disease. The method used is the lecture method, question and answer, discussion and demonstration. The results of the health counseling activities were approximately 151 students. The counseling participants looked enthusiastic when the material was given. Participants participated in the counseling happily because the counseling was carried out in a fun way. The counseling activity was conducive because the participants paid attention to the material presented well. This is evidenced by the number of participants who are interested in answering questions during the question and answer session. Participants participated in the counseling happily because the counseling was carried out with a pleasant face-to-face method. The counseling activity was conducive because the participants paid attention to the material presented well about personal hygiene and dental and oral hygiene.
Korelasi Sikap, Norma Subjektif, Persepsi Kontrol Perilaku dan Niat terhadap Pelaksanaan Program PHBS di Puskesmas Wilayah Kecamatan Garut Kota Umar Sumarna; Iwan Shalahuddin; Udin Rosidin; Rohmahalia M. Noor
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 11 (2022): Volume 4 Nomor 11 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v4i11.7501

Abstract

ABSTRACT PHBS is a program of the Minister of Health of the Republic of Indonesia which aims to guide people's behavior towards habits that support health, both physically, mentally, and socially. The program must be implemented in various settings, namely household, schools, workplaces, public places and health institutions. PHBS program in this study is located in a health institution, precisely it is at the Community Health Center. This study aims to determine the correlation of attitudes, subjective norms, perceptions of behavioral control, and intentions towards the implementation of PHBS in puskesmas employees in the Garut City District. The research would be conducted using a path analysis design to find the correlation between the influence of attitudes, subjective norms, perceived behavioral control as an independent variable, intention as an intervening variable and behavior as dependent variable. Meanwhile, the behavior that will be studied is the Clean and Healthy Lifestyle of health about the workers at Community Health Center district area of Garut Kota, Garut Regency.The results showed that there was a direct influence of attitude towards intention of 0.258 with a significance level of 0.001 and there was an indirect influence of intention toward PHBS of 0.207, there was a direct influence of subjective norms toward intention of 0.275 with a significance level of 0.000 and there was an indirect influence through intention toward PHBS is 0.221, there is a direct influence of perceived behavioral control toward intentions of 0.456 with a significance level of 0.000, there is a direct influence of perceived behavioral control toward PHBS of 0.185 with a significance level of 0.154 and there is an indirect influence through intentions toward PHBS of 0.373, and there is a direct influence of intention toward PHBS of 0.805 with significance level of 0.000.From the results of this study it can be concluded that there is a positive correlation either directly or indirectly from attitudes, subjective norms, perceptions of behavioral control, and intentions towards the implementation of PHBS Keywords: Attitudes, Intentions, Perceptions of Behavioral Control, PHBS,  Subjective Norms    ABSTRAK Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang bertujuan mengarahkan perilaku masyarakat menuju pada kebiasaan yang menunjang kesehatan, baik secara fisik, mental, maupun sosial. Program tersebut harus dilaksanakan pada berbagai tatanan, yaitu tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, tempat umum dan institusi kesehatan. Adapun program PHBS dalam penelitian ini adalah berada di tatanan institusi kesehatan atau tepatnya di puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi sikap, norma subjektif, pesepsi kontrol perilaku, dan niat terhadap pelaksanaan PHBS pada karyawan puskesmas di wilayah Kecamatan Garut Kota Penelitian akan dilakukan dengan rancangan path analysis untuk mencari korelasi pengaruh mempengaruhi antara sikap, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku sebagai variabel inpendenden, niat sebagai variabel intervening dan perlaku sebagai variabel dependen. Sementara perilaku yang akan diteliti adalah pelaksanaan program PHBS pada  karyawan puskesmas wilayah Kecamatan Garut Kota Kabupaten Garut. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ada pengaruh langsung dari sikap terhadap niat sebesar 0,258 dengan tingkat signifikansi 0,001 dan ada pengaruh tidak langsung melalui niat terhadap PHBS sebesar 0,207, ada pengaruh langsung dari norma subyektif terhadap niat sebesar 0,275 dengan tingkat signifikansi 0,000 dan ada pengaruh tidak langsung melalui niat terhadap PHBS sebesar 0,221, ada pengaruh langsung dari persepsi kontrol perilaku terhadap niat sebesar 0,456 dengan tingkat signifikansi 0,000, ada pengaruh langsung persepsi kontrol perilaku terhadap PHBS sebesar 0,185 dengan tingkat signifikansi 0.154 dan ada pengaruh tidak langsung melalui niat terhadap PHBS sebesar 0,373, dan ada pengaruh langsung dari niat terhadap PHBS sebesar 0,802 dengan tingkat tingkat signifikansi 0,000. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada korelasi positip baik secara langsung maupun tidak lansung dari sikap, norma subyektif, persepsi kontrol perilaku, dan niat terhadap pelaksanaan PHBS. Kata Kunci: Niat, Norma Subjektif, Persepsi Kontrol Perilaku, PHBS, Sikap 
SOSIALISASI PERILAKU SEJATI DI POSBINDU PTM WILAYAH KERJA PUSKESMAS HAURPANGGUNG KABUPATEN GARUT Udin Rosidin; Dadang Purnama; Nina Sumarni; Umar Sumarna; Witdiawati Witdiawati; Setiawan Setiawan; Rohmahalia M Noor
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 3 (2022): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v5i3.38453

Abstract

Hasil survei yang dilakukan mahasiswa PPN 41 di wilayah kerja Puskesmas Haurpanggung menunjukan masih tinggi angka kejadian penyakit tidak menular khususnya penyakit hipertensi.  Kondisi tersebut dimungkinkan karena masih banyak masyarakat yang belum melakukan pencegahan sebagai deteksi dini terhadap penyakit hipertensi. Masih banyak ditemukan masyarakat yang merokok, tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur dan tidak datang ke pelayanan kesehatan untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah. Apabila hal tersebut dibiarkan maka akan menjadi faktor pencetus tingginya angka penyakit hipertensi. Selain itu masyarakat juga masih rendah partisipasinya dalam pelayanan posbindu PTM padahal padahal pelayanan tersebut sudah ada disetiap RW. Melihat kondisi tersebut sangat diperlukan adanya sosialisasi perilaku Sejati sebagai deteksi dini terhadap pencegahan penyakit hipertensi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menyosialisasikan perilaku Sejati sebagai upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap penyakit hipertensi. Metode yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan kesehatan, melakukan aktivitas fisik bersama dan  melakukan pemeriksaan tekanan darah di posbindu PTM di RW masing-masing.  Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan tentang deteksi dini penyakit tidak menular sebesar 16 poin, seluruh peserta mengikuti kegiatan aktivitas fisik bersama dan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah. Karena sosialisasi Sejati hanya diikuti oleh sebagian kecil masyarakat maka diharapkan kader kesehatan dan masyarakat yang sudah mengikuti kegiatan ini dapat menindaklanjuti sosialisasi perilaku Sejati  kepada seluruh masyarakat yang ada di wilayah kerja Puskesmas Haurpanggung. Dengan perilaku Sejati diharapkan masyarakat melakukan pencegahan dan deteksi dini terhadap penyakit hipertensi dan dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan di posbindu secara rutin.
Sosialisasi Program Cerdik Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular Udin Rosidin; Witdiawati Witdiawati; Dadang Purnama; Umar Sumarna; Nina Sumarni
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 3, No 4: November (2022)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v3i4.545

Abstract

Abstrak: Saat ini penyakit tidak menular menjadi penyebab kematian terbesar dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia. Peningkatan kematian akibat penyakit tidak menular di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan yang cenderung tidak sehat. Tujuan dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan media promosi kesehatan tentang pencegahan penyakit tidak menular dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit tidak menular melalui program cerdik. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melakukan kegiatan pemasangan media promosi berupa spanduk program cerdik dan komunikasi kelompok untuk membahas pesan pesan dalam spanduk.  Hasil kegiatan menunjukkan terpasangnya media promosi program cerdik di 3 (tiga) titik strategis dan adanya peningkatan rata-rata nilai pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah dilaksanakan pendidikan kesehatan sebesar 23 point. Dengan terpasangnya spanduk program cerdik di 3 titik yang mudah untuk dibaca akan berdampak pada peningkatan pengetahuan masyarakat. Rata-rata nilai pengetahuan masyarakat sebelum dilakukan kegiatan sosialisasi adalah sebesar 67 dan setelah dilakukan sosialisasi meningkat menjadi 90 point. Peningkatan 23 point pengetahuan masyarakat tentang cara melakukan upaya pencegahan penyakit tidak menular akan berdampak pada pemahaman masyarakat dalam melaksanakan perilaku pencegahan penyakit tidak menular.Abstract: Currently, non-communicable diseases are the biggest cause of death from all deaths that occur worldwide. The increase in deaths from non-communicable diseases in the future is projected to continue to occur due to changes in human behavior and the environment that tend to be unhealthy. The purpose of this activity is expected to increase health promotion media about prevention of non-communicable diseases and increase public knowledge about prevention of non-communicable diseases through smart programs. The method used to achieve this goal is to carry out promotional media installation activities in the form of clever program banners and group communication to discuss the messages in the banners. The results of the activity showed that clever program promotion media were installed at 3 (three) strategic points and an increase in the average value of public knowledge before and after health education was carried out by 23 points. By installing clever program spanduks at 3 points that are easy to read, it will have an impact on increasing public knowledge. The average value of community knowledge before the socialization activity was carried out was 67 and after the socialization was carried out it increased to 90 points. An increase in 23 points of public knowledge on how to prevent non-communicable diseases will have an impact on public understanding in implementing non-communicable disease prevention behaviors. 
Edukasi Menjaga Kesehatan Fisik Dan Mental Saat Siswa Menjalani Study From Home Udin Rosidin; Dadang Purnama; Umar Sumarna; Nina Sumarni; Furkon Nurhakim; Kosim Kosim
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 3, No 3: Agustus (2022)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v3i3.456

Abstract

Abstrak: Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam proses belajar mengajar adalah ditetapkannya Study from Home. Dampak yang dirasakan oleh siswa dari kebijakan tersebut adalah dampak positif maupun dampak negatif(Fatimah and Puspaningtyas 2020). Permasalahan yang muncul sebagai dampak negatif dari sistem pembelajaran study from home diantarnya  adalah gangguan fisik maupun psikis yang kerap kali dirasakan siswa. Kesehatan fisik dan psikis adalah dua hal penting yang saling berkaitan dan harus dikelola secara seimbang. Tujuan dari kegiatan ini adalah peningkatan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental sehingga diharapkan adanya peningkatan perilaku kesehatan baik fisik dan psikologis  selama melaksanakan Study from Home. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melakukan kegiatan pendidikan kesehatan kepada siswa. di SMA Negeri 1 Baleendah Bandung. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai pengetahuan siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan pendidikan kesehatan sebesar 29,28 point.  Rata rata nilai pengetahuan sebelum pendidikan kesehatan sebesar 66,07 dan rata-rata nilai pengetahuan setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan sebesar 95,35. Dengan meningkatnya pengetahuan siswa tentang cara mengatasi gangguan kesehatan saat menjalani study from home maka akan berdampak pada perlaku siswa untuk melakukan hidup sehat.Abstract: The Large-Scale Social Restriction Policy in the teaching and learning process is the stipulation of Study from Home. The impact felt by students from the policy is a positive impact as well as a negative impact. Problems that arise as a negative impact of the study from home learning system include physical and psychological disorders that are often felt by students. Physical and psychological health are two important things that are interrelated and must be managed in a balanced way. The purpose of this activity is to increase students' knowledge about the importance of maintaining physical and mental health so that it is hoped that there will be an increase in both physical and psychological health behavior while carrying out Study from Home. The method used to achieve this goal is to carry out health education activities for students. at SMA Negeri 1 Baleendah Bandung. The results of the activity showed an increase in the average value of students' knowledge before and after health education was carried out by 29.28 points. The average value of knowledge before health education is 66.07 and the average value of knowledge after health education is 95.35. With the increasing knowledge of students about how to overcome health problems when undergoing study from home, it will have an impact on student behavior to lead a healthy life.