This Author published in this journals
All Journal Metahumaniora Midang
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kedudukan dan Fungsi Bahasa dalam Permuseuman Erlina Zulkifli Mahmud; Taufik Ampera; Yuyu Yohana Risagarniwa; Inu Isnaeni Sidiq
Metahumaniora Vol 9, No 1 (2019): METAHUMANIORA, APRIL 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/metahumaniora.v9i1.22871

Abstract

Kedudukan dan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi manusia mencakup seluruh bidang kehidupan termasuk ilmu pengetahuan antara lain terkait sejarah peradaban manusia; bagaimana manusia mempertahankan hidupnya, bagaimana manusia memperlakukan alam, bagaimana alam menyediakan segala kebutuhan manusia. Apa yang dilakukan manusia saat ini, saat lampau, dan apa yang dilakukan manusia jauh di masa prasejarah, bagaimana kondisi alam di masa-masa tersebut, apa perubahan dan perkembangannya, dapat didokumentasikan melalui bahasa, divisualisasikan kembali, lalu dipajang sebagai salah satu upaya konversai dan preservasi dalam satu institusi yang disebut museum. Penelitian ini membahas kedudukan dan fungsi bahasa dalam permuseuman. Bagaimana kedudukan dan fungsi bahasa dalam permuseuman baik dalam informasi yang disampaikan oleh pemandu wisata museumnya maupun yang terpajang menyertai benda-benda dan gambar-gambar merupakan tujuan dari penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah gabungan antara metode lapangan dan metode literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kedudukan bahasa Indonesia berada pada urutan pertama setelah Bahasa Inggris dan keberadaan kedua bahasa dalam permuseuman ini melibatkan dua fungsi utama bahasa, yakni fungsi komunikatif dan fungsi informatif.The existence and function of language  as a medium of communication covers all fields of human life including knowledge, one of them is the history of human civilization; how humans survived, how human utilized nature for their lives, and how nature provides all the necessities for humans. What humans have been doing now, what they have done in the past and far before that in the pre-history time, how the conditions of the nature at those times were and what changes as well as progresses occurred are documented using language, then re-visualized,  displayed as one of conservation and preservation acts in an institution called museum. This research discusess the existence and function of language in museums. How important the existence of a language in museums and what language functions used in museums both in informations given by the museum guides and on the displays accompanying objects and pictures are the aims of this research. The methods used are the combination between field research and library research. The results show that generally the existence of Indonesian language plays more important role than English and both languages have two main functions; communicative function and informative function.     
SOSIALISASI DAN PELATIHAN AGEN ANTI PERUNDUNGAN DAN ANTI INTOLERANSI DI SEKOLAH PERSADA BAYONGBONG, GARUT Gandes Tadzkari Askalan’ Aisyah; Muhammad Aris Nurrahman; Hawarik Al-Akbar Tsaury; Taufik Ampera
Midang Vol 1, No 3 (2023): Midang: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Oktober 2023
Publisher : Unpad Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/midang.v1i3.50604

Abstract

Artikel ini berfokus pada upaya menciptakan lingkungan yang bebas dari perundungan dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada agen anti perundungan dan anti intoleransi di sekolah Persada Bayongbong, Garut. Metode yang digunakan dalam program PKM bidang pengabdian masyarakat ini adalah sosialisasi dan pelatihan. Dengan metode tersebut diharapkan agen-agen anti perundungan dan anti intoleransi memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah di lingkungan sekitarnya, baik dalam hal melakukan penanganan awal terhadap korban perundungan sampai melaporakannya sesuai dengan mekanisme pelaporan yang tepat. Metode sosialisasi dan pelatihan juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada mitra tentang apa itu perundungan dan dampak apa yang ditimbulkannya. Hasil yang ditunjukkan dari program sosialisasi dan pelatihan ini adalah wawasan mitra yang bertambah dan kemampuan mitra dalam menyuarakan bahayanya perundungan melalui kegiatan advokasi kepada masyarakat. Advokasi dilakukan dengan pembuatan narasi-narasi singkat tentang perundungann serta melalui pembuatan media komunikasi visual yang menarik dalam bentuk poster.