Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH DUKUNGAN PEMBEKALAN PANGKALAN TNI ANGKATAN LAUT TERHADAP OPERASI PENGAMANAN PERBATASAN Constantius Rusmaji; Edi Suhardono
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Vol 7, No 3 (2019): JURNAL MANAJEMEN BISNIS KRISNADWIPAYANA
Publisher : Program Studi Magister Manajemen Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35137/jmbk.v7i3.355

Abstract

This study explains the support variables for Naval Base supplies for border security operations. The research method used is a quantitative method by distributing questionnaire.The number of samples taken was 80 samples from the total population of 371 persons. The research was carried out starting from the classification of samples respondents based on gender, age, education and years of service. The research variables in this study are supporting variables in the supply as independent variables (X) and border security operations variables as cooperation variables (Y). Indicators for variable X include: personnel involved in the supply, infrastructure for the supply of equipment, supporting facilities for the supplies and types of supplies that can be supported. While indicators on the Y variables include: personnel involved in the operation, operating facilities, area of operation and duration of operation. The data analysis process is carried out with several tests, among others: validity test, namely testing the data analysis process to determine whether the research instrument is valid or not. The next test is the reliability test, the data analysis process to answer the accuracy of the research instruments. The normality of the trial is tested. The next data analysis process is the hypothesis test in the regression test. Regression test is a process of analyzing data to study the influence between research variables. The regression test conducted in this study is a partial regression test because the independent variable used is one variable. After it was implemented, everything was proven. Supports provisioning variables. Naval Base determines positive and significant impact on border security operations.
Non-military Defense in Border Areas: A Case Study of the Indonesia-Malaysia Border in West Kalimantan Sahrun Gultom; Irdam Ahmad; Anwar Arifin; Edi Suhardono; David Yacobus
Budapest International Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences Vol 5, No 1 (2022): Budapest International Research and Critics Institute February
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i1.4366

Abstract

This study aims to explore the various problems faced by stakeholders, especially decision makers, in overcoming the complexities at the border between Indonesia and Malaysia in West Kalimantan. We obtained the latest conditions from in-depth interviews with 12 informants who were directly related to decision making at the location. We also conducted a series of focus group discussions and roundtable discussions to sharpen the multidimensional problems faced. We found that the problems on the border of West Kalimantan cover the dimensions of ideology, politics, technology, public safety, socio-culture, and the most important and the underlying is the economy, while legislation is not included. This study also proposes a hierarchy of dimensions of threats faced in border areas, which may also be applied in a similar context. We conclude that in overcoming the problem of non-military threats, mutual awareness among decision makers, especially BNPP, which is the leading institution in border area management, must be prioritized.
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TUGAS OPERASI MILITER SELAIN PERANG DI YON MARHANLAN III DALAM PENAGGULANGAN BANJIR JAKARTA Tony Kurniawan; Edi Suhardono; Budi Rianto; Sudirman Sudirman; Sri Umiyati
Jurnal Inovasi Penelitian Vol 3 No 3: Agustus 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jip.v3i3.1930

Abstract

Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan III/Jakarta atau Yonmarhanlan III/Jakarta adalah satuan pelaksana Pasukan Marinir III yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan pertahanan Pangkalan TNI AL serta melaksanakan tugas-tugas lain seperti tugas OMSP dalam rangka mendukung tugas pokok Lantamal III/ Kota Jakarta. Sabagai contoh Potensi bencana yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta yaitu banjir, terdapat 19 titik rawan yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan di Provinsi DKI Jakarta bila banjir datang akan menggenangi wilayah tersebut. Penanganan yang sistematis dari semua instansi dan lembaga terkait termasuk peran Satuan Komando Kewilayahan (Satkowil) seperti Lantamal III melalui Yonharhanlan Jakarta sangat diperlukan dalam rangka menciptakan daerah bebas banjir serta ancaman bencana alam lainnya. Jenis metode penelitian Implementasi Kebijakan Tugas Operasi Militer Selain Perang Di Yonmarhanlan III dalam Penaggulangan Banjir Jakarta yang akan digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan studi kasus. Selanjutnya dijelaskan oleh bahwa pengumpulan oleh peneliti diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi, wawancara dan gabungan/ triangulasi. Hasil penelitian ini adalah (1) Yonmarhanlan III Jakarta merupakan salah satu satuan pelaksana yang berada dibawah TNI AL. Dalam pelaksanaan program-program kerja sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas masing-masing, sehingga menjadi tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing) dengan sasaran menurunnya tumpang tindih tugas dan fungsi internal Yonmarhanlan III Jakarta, BNPB dan BPBD serta meningkatnya kapasitas entitas penanganan bencana dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi OMSP dalam penanggulangan banjir di Provinsi DKI Jakarta. (2) Berdasarkan semua pernyataan ke tiga (3) informan dari pihak sipil dan militer di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor pendukung Kerjasama sipil dan militer dalam manajemen penanggulangan bencana banjir di Provinsi DKI Jakarta: (a) Sinergitas dan kerjasama entitas sipil dan militer yang semakin solid dan tanggap dalam bencana banjir. (b) Pemberdayaan sumberdaya Manusia seperti melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan SDM di Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta tentang sinergitas dalam penanggulangan banjir. (c) Pendampingan misalnya pelindungan masyarakat dari dampak bencana dan pemulihan kondisi dari dampak bencana serta adanya pendampingan sosial bagi korban bencana banjir. Berdasarkan pernyataan diatas menjadi faktor penghambat dalam manajemen bencana.. Peneliti menyimpulkan bahwa berdasarkan semua pernyataan informan di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor penghambat Kerjasama sipil dan militer dalam penanggulangan bencana banjir di Provinsi DKI Jakarta: (a) Komunikasi dan koordinasi antara entitas sipil dan militer (b) kendala anggaran dan operasional masih menggunakan sarana/ prasarana tempur (c) Terbatas sarana angkut dan personil yang mengoperasikannya (d) pelatihan saat ini masih bersifat OMP belum dilatih simulasi OMSP penanganan bencana secara khusus serta belum optimal karena dilakukan secara umum dan bukan spesifik terkait kerawanan bencana di setiap daerah. Saran yang disampaikan (1) Untuk menyediakan anggaran khusus yang digunakan untuk mendanai aktifitas OMSP oleh Yonarhanlan III dalam penanggulangan bencana banjir di Provinsi DKI Jakarta. (2) BNPB, BPBD dan Yonmarhanlan III Jakarta semakin memperkuat sinergitas dengan melaksanakan pelatihan penanggulangan bersama antara entitas sipil dan militer
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Berbasis Potensi Lokal Sebagai Penggerak Ekonomi Desa Pangkah Wetan Kec. Ujung Pangkah Kabupaten Gresik Sri Umiyati; Soenyono S; Edi Suhardono; Dian Mulawarmanti; Siswo Hadi Sumantri; Sulistiyanto S; Arfah A; Budi Rianto; Arie Ambarwati; Agus Wahyudi
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10000711

Abstract

This community service program is carried out in Pangkah Wetan Village, Ujung Pangkah District, Gresik Regency. In the context of developing a Village-Owned Enterprise (Bumdes) based on local potential as an economic driver of Pangkah Wetan Village, Ujung Pangkah District, Gresik Regency, it is possible that some problems that arise with partners or parties involved are: 1. Lack of Environmental Awareness: 2. Unsynchronized goals: 3.Budget Limitations: 4. Lack of Coordination: 5. Disagreement in Planning. 6. Low Community Involvement: 7. Technical and Environmental Constraints:  8. Policy Changes: 9. Difficulty Coordinating with Local Communities: 10. Unclear Roles and Responsibilities. In addressing these issues, good communication, collaboration, flexibility and mutual commitment are essential. Through open dialogue and constructive problem solving, many obstacles can be overcome, and sustainable and beneficial BUMDes development can be realized.
Pengembangan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Berbasis Potensi Lokal Sebagai Penggerak Ekonomi Desa Pangkah Wetan Kec. Ujung Pangkah Kabupaten Gresik Sri Umiyati; Soenyono S; Edi Suhardono; Dian Mulawarmanti; Siswo Hadi Sumantri; Sulistiyanto S; Arfah A; Budi Rianto; Arie Ambarwati; Agus Wahyudi
Nanggroe: Jurnal Pengabdian Cendikia Vol 2, No 7 (2023): Oktober
Publisher : Yayasan Daarul Huda Kruengmane

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5281/zenodo.10000711

Abstract

This community service program is carried out in Pangkah Wetan Village, Ujung Pangkah District, Gresik Regency. In the context of developing a Village-Owned Enterprise (Bumdes) based on local potential as an economic driver of Pangkah Wetan Village, Ujung Pangkah District, Gresik Regency, it is possible that some problems that arise with partners or parties involved are: 1. Lack of Environmental Awareness: 2. Unsynchronized goals: 3.Budget Limitations: 4. Lack of Coordination: 5. Disagreement in Planning. 6. Low Community Involvement: 7. Technical and Environmental Constraints:  8. Policy Changes: 9. Difficulty Coordinating with Local Communities: 10. Unclear Roles and Responsibilities. In addressing these issues, good communication, collaboration, flexibility and mutual commitment are essential. Through open dialogue and constructive problem solving, many obstacles can be overcome, and sustainable and beneficial BUMDes development can be realized.
Analisis Pengembangan Ekowisata Bahari Dengan Pendekatan Soft System Method Di Desa Gisik Cemandi Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo Edi Suhardono; Agus Wahyudi; Moh Musleh
JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia) Vol 9, No 3 (2023): JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia)
Publisher : Indonesian Institute for Counseling, Education and Theraphy (IICET)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29210/020232611

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan menjelaskan tentang pengembangan Ekowisata Bahari di Desa Gisik Cemandi Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Soft System Method. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengembangan ekowisata bahari di Desa Gisik Cemandi menunjukkan ciri-ciri tidak sistemik, antara lain; pertama, masing-masing pihak bekerja berdasarkan sudut pandang para pihak sesuai dengan kepentingan masing-masing. Kedua, penyelesaian masalah pengembangan ekowisata bahari cenderungs ektoral dan parsial tidak terstruktur dan tidak merubah cara berfikir. Ketiga, menganggap masalah pengembangan ekowisata bukanlah sesuatu yang prioritas. Keempat, Visi pengembangan ekowisata bahari belum sampai pada tahap implementasi namun baru pada tahap wacana yang didasari pemikiran pengembangan wisata untuk meningkatkan ekonomi desa. Adapun saran penelitian ini adalah (1) Perlu adanya kesamaan cara bertindak dan cara berfikir tentang pengembangan ekowisata bahari sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui kerjasama dan kolaborasi antar stakeholders; (2) pada analisa CATWOE antara C (customers), A (actors) dan O (owners) adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam transformasi pengembangan ekowisata.
Excellent Service Management For Pandean Tourism Village Destinations In Trenggalek Sulistiyanto Sulistiyanto; Budi Rianto; Edi Suhardono; Laurentia Tri Lestari
Jurnal Manajemen Pelayanan Publik Vol 7, No 2 (2023): Jurnal Manajemen Pelayanan Publik
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmpp.v7i2.48807

Abstract

The development of Pandean tourist village service management has succeeded in enhancing the village's superiority in the tourist village award competition in 2022 so many best practices can be analyzed regarding the success of the local community and village government in managing the tourist village. In this research, the 6A approach was used, Attraction, Amenities, Ancillary, Activity, Accessibilities, and Available Packages (Chaerunissa & Yuniningsih, 2020) to study the development of excellent tourism services in the Pandean tourist village. The purpose of this research is to describe and analyze how excellent service management is conducted by the village government together with the local community, especially the Dewi Arum Pulosari Tourism Awareness Group community organization in Pandean Village in providing services in the Pandean tourist village. The method applied is qualitative descriptive research regarding various activities carried out by the local village government, especially the tourism awareness group which is assigned the main tasks and functions of tourism services in the village by the local village government. The results show that the application of the 6A theory can be implemented well so that it can make Pandean Tourism Village one of the best tourist villages at the national level in 2022 regarding the 7 assessment indicators provided by the Indonesian Tourism Village Association.