Patch transdermal adalah salah satu jenis formulasi yang umumnya memiliki aksi lokal dengan penggunaan topikal. Sistem penghantaran obat secara transdermal memiliki berbagai keuntungan, termasuk memberikan pelepasan obat yang stabil, mudah dalam penggunaannya, mengurangi frekuensi pemberian obat, menghindari proses metabolisme lintas pertama serta mengurangi efek samping seperti iritasi lambung. Pengembangan patch transdermal berbahan herbal yang mengkombinasikan berbagai bahan menawarkan metode inovatif untuk menyediakan agen terapeutik dalam penanganan berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan merangkum temuan terkait formulasi patch transdermal berbahan alam, meliputi komponen aktif, efektivitas, serta karakterisasi formulasi. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur sistematis terhadap artikel ilmiah yang diperoleh melalui Google Scholar dengan menerapkan empat kriteria inklusi. Analisis terhadap tujuh artikel ilmiah menunjukkan bahwa metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin, saponin, dan alkaloid berpotensi memberikan aktivitas antipiretik, antiinflamasi, antioksidan, antihiperlipidemia, serta mempercepat penyembuhan luka. Formulasi patch umumnya menggunakan teknik pelarutan cetak dengan polimer hidroksipropil metilselulosa (HPMC) dan etil selulosa sebagai bahan utama, yang terbukti efektif dalam mengendalikan pelepasan obat. Secara keseluruhan, formulasi yang ditinjau menghasilkan patch dengan karakteristik fisik dan performa yang baik.