Edi SETIAWAN TEHUTERU, Edi SETIAWAN
Staff Medik Fungsional Bagian Anak Rumah Sakit Kanker ”Dharmais”, Jakarta

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Pediatric Palliative Care TEHUTERU, Edi SETIAWAN
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pediatric Palliative Care Full text : http://www.scribd.com/doc/43593729/Pediatric-Palliative-Care
Epidemiology of Childhood Cancer in “Dharmais” Cancer Hospital mahdi, hardini intan s; rini, anky tri; tehuteru, edi setiawan
Indonesian Journal of Cancer Vol 4, No 5 (2010): Workshops 2010
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Epidemiology of Childhood Cancer in “Dharmais” Cancer Hospital Full text : http://www.scribd.com/doc/43593777/Epidemiology-of-Childhood-Cancer-in-Dharmais-Cancer-Hospital
Penerapan Storytelling sebagai Intervensi untuk Menurunkan Derajat Stres pada Anak Leukemia (Perancangan dan Uji Coba Penerapan Storytelling dengan Pendekatan Positive Psychology untuk Menurunkan Derajat Stres pada Anak Leukemia Usia 8 Tahun yang sedang M ACHMAD, ANGGIA PUTRI ATIADANY; SIREGAR, JUKE; NOVIANTI, LANGGERSARI ELSARI; TEHUTERU, EDI SETIAWAN
Indonesian Journal of Cancer Vol 9, No 4 (2015): Okt - Des 2015
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (580.974 KB)

Abstract

ABSTRACTThe aim of this study is to obtain intervention techniques through storytelling and its influence on the degree of stres in children with leukemia, aged 8 years (middle and late childhood). The participant in this study is 8 year old leukemia patient who experiences stres on “tend to high” category, based on the stres degree scale. The measurement tools of stres was designed by researcher based on Sarafino and Smith’s theory of stres (2001) with the alpha coefficient of reliability is 0.893.In this study, purposive sampling be applied to select the participants and had to go through the medical examinationby which an oncologist. Through the medical examination, two of four children have experienced stres on the “tend to high” category, but only one children was permitted to be participant due to physical condition. Intervention with storytelling techniques was implemented after doctor states the patient not in aplasia condition.Intervention was given over 6-days period for 40-60 minutes each session.Result showed a decrease of stres degree after the intervention. This conclude that storytelling technique can be used to reduce the stres degree of leukemia patient aged 8 years. This indicated that through the storytelling method, the participant were identified themselves with the same character’s experiences, moreover the children are able to take the values contained in the story to be applied in his life. The story technique allowed them to express the emotions and cultivate positive emotions, so that children are able to recognize their positive strength and develop it as one of themethods to coping the stres. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mendapatkan teknik intervensi melalui storytelling dan pengaruhnya terhadap derajat stres pada anak dengan leukemia usia 8 tahun (middle and late childhood). Partisipan penelitian adalah satu (1) orang pasien leukemia berusia 8 tahun yang diketahui mengalami stres pada kategori “cenderung tinggi” berdasarkan skala derajat stres. Alat ukur derajat stres disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori stres Sarafino dan Smith (2011). Skala derajat stres memiliki reliabilitas 0,893 melalui pengukuran alpha Cronbach.Penjaringan subjek dilakukan dengan teknik purposive sampling yang melibatkan pemeriksaan medis oleh dokter onkologi anak. Dari 4 pasien leukemia usia 7−11 tahun yang direkomendasikan oleh dokter, ditemukan 2 orang pasien yang memiliki derajat stres berada pada kategori “cenderung tinggi”. Hingga penelitian ini selesai dilaksanakan, 1 dari 2 orang pasien tersebut mengalami kondisi fisik yang sangat lemah sehingga tidak diijinkan untuk menjadi subjek penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini hanya melibatkan 1 orang anak leukemia. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter yang menangani pasien dan dinyatakan bahwa secara fisik pasien tidak mengalami kondisi aplasia maka peneliti melakukan intervensi melalui teknik storytelling. Intervensi diberikan selama 6 hari, berturut-turut dalam kurun waktu 40−60 menit per pertemuan.
Gambaran Emosi Ibu dari Anak Penderita Kanker Kristiani, Lydia; Wirawan, Henny; Kusumarojo, Raden Cipta; Tehuteru, Edi Setiawan
Indonesian Journal of Cancer Vol 2, No 2 (2008): Apr - Jun 2008
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1150.707 KB)

Abstract

Ketika anak terdiagnosis menderita kanker maka orangtua akan merasakan hal ini sebagai sesuatu yang mengejutkan dan pukulan yang berat, terutama bagi sang ibu, yang telah melahirkan dan umumnya menjadi pengasuh utama anak. Melalui penelitian ini, penulis membahas secara mendalam mengenai emosi-emosi yang dirasakan oleh ibu ditinjau dari teori Colin Murray Parkes. Parkes membagi emosi ke dalam empat fase yaitu: (a) shock, numbness, and disbelief; (b) acute distress, anger, and protest; (c) depression and despair; dan (d) acceptance and resolution. Dari penelitian didapatkan bahwa fase-fase tersebut timbul secara tidak berurutan dan berbeda untuk setiap individu. Perbedaan individu dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain kepribadian subyek, dukungan sosial, kondisi fisik anak, dan prediksi yang dilakukan individu. Selain itu, reiigiusitas juga terbukti menjadi faktor penting untuk membantu ibu menerima kenyataan yang harus dihadapi.Kata kunci: ibu, anak penderita kanker, emosi.
Gambaran Tingkat Remisi pada Leukemia Limfoblastik Akut setelah Fase Induksi di Bangsal Kanker Anak RS Kanker “Dharmais” Tehuteru, Edi Setiawan
Indonesian Journal of Cancer Vol 5, No 4 (2011): Oct - Dec 2011
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.577 KB)

Abstract

Leukemia, khususnya leukemia limfoblastik akut (LLA), adalah jenis keganasan yang paling banyak dijumpai pada anak. Penyakit ini berpotensi untuk disembuhkan dengan cara kemoterapi, namun keberhasilannya ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya remisi atau tidaknya anak pasca-kemoterapi fase induksi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat remisi leukemia limfoblastik akut pasca-kemoterapi fase induksi, termasuk faktor prognostik lainnya di bangsal kanker anak RS Kanker “Dharmais” (RSKD).Penelitian deskriptif-retrospektif terhadap 69/72 anak dengan LLA dari Januari 2000 – Desember 2008 yang diambil dari Bagian Registrasi Kanker Anak – SMF Anak RSKD. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa LLA lebih banyak dijumpai pada anak laki-laki (43/69), usia antara 1 sampai < 5 tahun (24/69). Juga dijumpai pada anak yang bertipe L1 (53/69), risiko biasa (38/69), dan memiliki phenotyping sel B (33/36). Gejala dan tanda klinis yang banyak dijumpai adalah demam dan hepatosplenomegali. Menurut hasil laboratorium, paling banyak adalah anak dengan kadar Hb antara 5 sampai < 10 g/dl (45/69) dan kadar trombosit antara 10.000 sampai < 50.000/ul (30/69). Pasien yang remisi pasca-kemoterapi fase induksi sebanyak 50/69 anak, sementara sepertiga lainnya tidak remisi. Pada akhir penelitian ini, 31/69 anak meninggal. Event free survival rates untuk ALL di RSKD adalah 38,1%.Sekalipun banyak anak yang mengalami remisi pasca-kemoterapi fase induksi, baik pada pertengahan maupun akhir pengobatan masih banyak yang meninggal. Kiranya hasil penelitian ini dapat menjadi bahan untuk mengevaluasi protokol pengobatan yang masih digunakan, khususnya fase setelah fase induksi.
Program Psikososial di Bangsal Kanker Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais” Tehuteru, Edi Setiawan; Kusumarojo, Raden Citra
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1572.645 KB)

Abstract

Sekalipun sakit, seorang anak yang sedang dalam pengobatan tetap harus diperhatikan masalah tumbuh kembangnya. Guna memenuhi tuntutan ini, Bangsal Kanker Anak RS Kanker "Dharmais" menggunakan pendekatan psikososial selain dari pendekatan medis tentunya. Diharapkan pendekatan ini mampu memfasilitasi proses tumbuh kembang anak-anak yang mengalami kanker dan harus dirawat untuk waktu yang cukup lama. Tujuan penulisan kasus ini adalah untuk memperlihatkan program psikososial yang dilakukan di RS Kanker "Dharmais".Program psikososial mulai dilakukankan bulan Juli 2006 oleh relawan yang tergabung dalam Community for Children with Cancer. Program-programnya terdiri dari pemberian informasi tentang penyakit dan pengobatan kanker pada anak kepada pasien dan keluarganya, pendampingan saat proses diagnostik dan pengobatan berlangsung, membuat kegiatan untuk pasien seperti playground activity, art therapy, school in hospital, bed side art therapy, dan computer therapy. Kegiatan yang ada menyebabkan anak tidak takut menjalani pengobatan dan memungkinkan mereka untuk tetap dapat bermain layaknya anak-anak yang sehat.Hasil dari pendekatan ini memungkinkan anak ditangani secara holistik dan yang terpenting program ini dapat memfasilitasi proses tumbuh kembang mereka.Kata Kunci: psikososial, kanker, anak
Peran Dokter Gigi Anak Menurut Protokol Onkologi pada Pasien Kanker Anak LAKSMIASTUTI, SRI RATNA; TEHUTERU, EDI SETIAWAN
Indonesian Journal of Cancer Vol 9, No 4 (2015): Okt - Des 2015
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.202 KB)

Abstract

ABSTRACTNowadays, cancer is the cause of death in sixth rank in the world. About 2% of total cancer, is predicted occuring thechildren. Health Data 2007, mention that in Indonesia every year was found about 4,100 new children cancer patient.Children cancer patient, generally have to undergo long-term treatment and often make them uncomfortable. Decreaseendurance body which is significant and serious infection that begins in the oral cavity is often occur. This will increasethe risk of death to the patient. In addition, there are also some types of cancer which manifest in the oral cavity. Thedentist may be the first to find this abnormality. To provide information to the dentist, specially pediatric that theyshould have enough knowledge about cancer in children. As well as need to know the steps and dental management inorder to be able to contribute and plays important role in improving oral health children with cancer. Cancer is definedas uncontrolled growth of the cells that invade and cause damage to surrounding tissue. Cancer is a disease with variedjournay and not infrequently leads to death. Treatments that can be perform on children cancer patient consist ofsurgery, radiotherapy, chemotherapy, or combination. A pediatric dentist is highly requested to know about dentalmanagement children cancer patient. Pediatric dentist should take a comprehensive interview to find the history ofdisease, do a proper clinical examination, cooperation with the expert, establishing diagnosis and performingappropriate treatment plan. ABSTRAKDewasa ini, kanker menjadi penyebab kematian populasi manusia di urutan keenam. Diperkirakan, sekitar 2−3% darikeseluruhan kasus kanker menyerang anak. Data kesehatan tahun 2007 menyebutkan bahwa di Indonesia setiap tahunditemukan sekitar 4.100 kasus baru anak dengan kanker. Pasien kanker anak pada umumnya harus menjalani perawatanjangka panjang dan seringkali membuat tidak nyaman penderitanya. Penurunan daya tahan tubuh yang signifikan daninfeksi serius yang berawal di rongga mulut seringkali terjadi. Hal ini akan memperbesar risiko kematian pasien. Selainitu, juga terdapat beberapa jenis kanker yang bermanifestasi di rongga mulut. Dokter gigi dapat menjadi orang pertamayang menemukan kelainan tersebut. Artikel ini disusun untuk memberikan informasi kepada para dokter gigi,khususnya dokter gigi anak, tentang pentingnya memiliki pengetahuan yang cukup mengenai kanker pada anak sertatindakan dan perawatan yang harus dilakukan di bidang kedokteran gigi, agar bisa memberikan kontribusi danberperan penting dalam meningkatkan kesehatan gigi serta mulut pasien kanker anak. Kanker didefinisikan sebagaipertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan di sekitarnya. Kankermerupakan penyakit dengan perjalanan yang bervariasi dan tidak jarang menuju ke kematian. Perawatan yang dapatdilakukan pada pasien kanker anak terdiri atas bedah, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi. Seorang dokter gigianak harus mengetahui perawatan pasien kanker anak di bidang kedokteran gigi. Dokter gigi anak harus dapatmelakukan anamnesis yang baik untuk menggali informasi tentang riwayat penyakit yang tepat, bekerjasama dengan sejawat ahli, menegakkan diagnosis, dan menentukan rencana perawatan yang tepat
Perbandingan Kesintasan Tiga Tahun pada Anak Leukemia Limfoblastik Akut antara Protokol Pengobatan 2006 dan 2013 YAKIN, RAHIMUL; SYARIF, SYAHRIZAL; TEHUTERU, EDI SETIAWAN
Indonesian Journal of Cancer Vol 11, No 3 (2017): July - September 2017
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (694.336 KB)

Abstract

Treatment of children with Acute lymphoblastic leukemia was developing, currently in Indonesia there are several commonly used protocols such as National protocol (Jakarta), WK-LLA 2000 protocol, LLA protocol 2006 and protocol LLA 2013. The purpose of this study to determine the probability of survival 3 years In children with acute lymphoblastic leukemia between protocols 2006 and 2013. This study used a mix method of retrospective cohorts and in-depth interviews. The population in this study were LLA children aged 1–15 years who received protocol 2006 and 2013 in RSKD Jakarta from 2008–2016 is 68 children with research time from April 2016 until June 2016. Data were analyzed using Cox Regression. The result of this study shows that the 3-year survival probability of LLA remission based on the 2006 treatment protocol is 30% and the treatment protocol of 2013 is 27%. A 3-year survival event remission occurred between 2006 and 2013 treatment protocols of HR 1.57 (90% CI 0.577–4,299), but the difference between the two protocols was not statistically significant with p-value 0.456.The results of in-depth interviews were also obtained in protocols 2006 and 2013 in the same principle but there remain some differences between the both of the treatment schedule and doses are cumulatively increased. The conclusions of these two protocols are in principle the same and there is not much difference in inputs and processes.  ABSTRAK Pengobatan pada anak leukemia limfoblastik akut terus dikembangkan. Saat ini, di Indonesia ada beberapa protokol yang lazim digunakan, yaitu protokol Nasional (Jakarta), protokol WK-LLA 2000, protokol LLA 2006, dan protokol LLA 2013. Tujuan studi ini untuk mengetahui probabilitas kesintasan hidup tiga tahun pada anak leukemia limfoblastik akut antara protokol 2006 dan 2013. Studi ini menggunakan mix method, yaitu kohort retrospektif dan wawancara mendalam. Populasi dalam penelitian ini adalah anak LLA usia 1–15 tahun yang mendapatkan protokol 2006 dan 2013 di Rumah Sakit Kanker “Dhramais”/RSKD, Jakarta, dari 2008–2016 sebanyak 68 anak dengan waktu penelitian dari April 2016 sampai Juni 2016. Data dianalisis dengan Cox Regression. Hasil studi menunjukkan probabilitas kesintasan tiga tahun terjadi remisi pada anak LLA berdasarkan protokol pengobatan 2006 sebesar 30% dan protokol pengobatan 2013 sebesar 27%. Peberdaan kesintasan tiga tahun terjadi remisi antara protokol pengobatan 2006 dan 2013 sebesar HR 1,57 (CI 90% 0,577–4,299). Namun, perbedaan antara kedua protokol ini tidak bermakna secara statistik dengan p-value 0,456. Hasil wawancara mendalam juga menunjukkan pada protokol 2006 dan 2013 secara prinsip sama, tetapi tetap ada beberapa perbedaan di antara keduanya, seperti jadwal pengobatan dan dosis secara kumulatif meningkat. Studi ini menyimpulkan bahwa secara prinsip kedua protokol ini sama dan tidak terdapat banyak perbedaan dalam hal input serta proses.
Penerapan Solution-Focused Brief Therapy dalam Meningkatkan Self-Esteem pada Remaja Perempuan Penderita Leukemia SOETIKNO, NAOMI; TEHUTERU, EDI SETIAWAN; MIRANDA, JESSICA; PATMONODEWO, SOEMIARTI
Indonesian Journal of Cancer Vol 11, No 2 (2017): April - June
Publisher : Indonesian Journal of Cancer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.895 KB)

Abstract

ABSTRACT The diagnosis of cancer have an impact on physical and psychological development of adolescent. Psychological impact is felt with the emergence of some emotional reactions, such as fear, anxiety, sadness, despair, anger, guilt, and shame. Adolescents who experience physical and psychological impact of the treatment of the cancer will experience problems in self-esteem and body image, that have an impact on the development of adolescent self until early adulthood. The establishment of self-esteem need to occur in adolescence. In adolescence, the individual will develop a positive sense of self so that adolescence is an important period for individuals to establish self-esteem, because at this time many changes occur both physically and emotionally. This study was conducted to help improve self-esteem in young woman with leukimia with solution-focused brief therapy. The participant of this study was two participants adolescent female with early-stage leukimia ALL types for two years. This therapy was conducted in three weeks by researcher herself. Researcher used questionnaries measuring selfesteem and graphics tests before and after the intervention to measure the role of therapy programs. Solution-focused brief therapy used in this study shows no role to improve the self-esteem of adolescent female patients with leukimia. This is because the PA subjects only increased by 2 points and subjects SS increased scores by 10 points ABSTRAK Diagnosis kanker memiliki dampak fisik dan psikologis bagi perkembangan remaja. Dampak psikologis yang dirasakan berupa timbulnya beberapa reaksi emosional, seperti takut, cemas, sedih, putus asa, marah, merasa bersalah, dan malu. Remaja yang mengalami dampak fisik dan psikologis dari pengobatan kanker yang dideritanya akan mengalami permasalahan pada self-esteem dan body image yang berdampak pada pengembangan diri remaja tersebut hingga masa dewasa awal. Pembentukan self-esteem terjadi pada masa remaja. Pada masa remaja individu akan mengembangkan sense of self yang positif sehingga masa remaja merupakan masa yang penting bagi individu untuk membentuk self-esteem, karena pada masa ini banyak terjadi perubahan-perubahan, baik secara fisik maupun emosi. Penelitian ini dilakukan untuk membantu meningkatkan self-esteem pada remaja perempuan penderita leukemia dengan solution-focused brief therapy. Penelitian ini dilakukan terhadap dua partisipan remaja perempuan penderita leukemia jenis ALL stadium awal selama dua tahun. Proses pemberian terapi dilakukan selama 3 minggu. Peneliti menggunakan alat ukur “Kuesioner Harga Diri” serta tes grafis sebelum dan sesudah intervensi untuk mengukur peranan program terapi. Solution-focused brief therapy yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terapi tersebut tidak berperan dalam meningkatkan self-esteem remaja perempuan penderita leukemia. Hal ini dikarenakan subjek PA hanya mengalami peningkatan skor sebesar 2 poin dan subjek SS mengalami peningkatan skor sebesar 10 poin
Program Psikososial di Bangsal Kanker Anak Rumah Sakit Kanker Dharmais Tehuteru, Edi Setiawan; Kusumarojo, Raden Citra
Indonesian Journal of Cancer Vol 1, No 1 (2007): Jan - Mar 2007
Publisher : National Cancer Center - Dharmais Cancer Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1572.645 KB) | DOI: 10.33371/ijoc.v1i1.8

Abstract

Sekalipun sakit, seorang anak yang sedang dalam pengobatan tetap harus diperhatikan masalah tumbuh kembangnya. Guna memenuhi tuntutan ini, Bangsal Kanker Anak RS Kanker "Dharmais" menggunakan pendekatan psikososial selain dari pendekatan medis tentunya. Diharapkan pendekatan ini mampu memfasilitasi proses tumbuh kembang anak-anak yang mengalami kanker dan harus dirawat untuk waktu yang cukup lama. Tujuan penulisan kasus ini adalah untuk memperlihatkan program psikososial yang dilakukan di RS Kanker "Dharmais".Program psikososial mulai dilakukankan bulan Juli 2006 oleh relawan yang tergabung dalam Community for Children with Cancer. Program-programnya terdiri dari pemberian informasi tentang penyakit dan pengobatan kanker pada anak kepada pasien dan keluarganya, pendampingan saat proses diagnostik dan pengobatan berlangsung, membuat kegiatan untuk pasien seperti playground activity, art therapy, school in hospital, bed side art therapy, dan computer therapy. Kegiatan yang ada menyebabkan anak tidak takut menjalani pengobatan dan memungkinkan mereka untuk tetap dapat bermain layaknya anak-anak yang sehat.Hasil dari pendekatan ini memungkinkan anak ditangani secara holistik dan yang terpenting program ini dapat memfasilitasi proses tumbuh kembang mereka.Kata Kunci: psikososial, kanker, anak