Hani Subagio
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Importance of Local Wisdom in Higher Education as a Philosophy of Strengthening the Character of State Defense Sudaryatie Sudaryatie; Wahyu Wibowo Eko Yulianto; Hani Subagio; Danang Prasetyo
Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya Vol 8 No 3 (2022): Ideas: Pendidikan, Sosial, dan Budaya (Agustus)
Publisher : Ideas Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32884/ideas.v8i3.776

Abstract

This paper seeks to describe the existence of local wisdom values that can be used as teaching materials to strengthen the character of defending the state through state defence courses in universities, as well as to attempt to provide an understanding that protecting the country is a necessity for peoples lives as individuals and citizens of a country so that state defence implementation is based on awareness and sincerity, rather than coercion or doctrine. This study is the outcome of descriptive qualitative research using primary data sources from interviews with numerous course professors and students. Secondary data sources include papers, manuscripts of scientific journal articles, internet media stories, and relevant literature on the Philosophy of Strengthening. The findings of this study point to the incorporation of local wisdom values that exist among the people of Yogyakarta as the key material for state defence training. These ideals are frequently heard by the general public as life slogans, such as (1) gandeng gendong; (2) ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha; dan (3) durung menang yen durung wani kalah, durung unggul yen durung wani asor, durung gedhe yen durung wani cilik. These character values ​​will be understood collectively and practised in daily life in the context of student participation in non-physical efforts to defend the country. Tulisan ini bertujuan memaparkan keberadaan nilai kearifan lokal yang dapat dijadikan materi ajar penguatan karakter bela negara melalui mata kuliah bela negara di perguruan tinggi. Tulisan ini merupakan hasil penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data primer berasal dari wawancara terhadap dosen pengampu mata kuliah, mahasiswa. Selanjutnya data sekunder berasal dari dokumen-dokumen, naskah publikasi jurnal ilmiah, berita media online, dan literatur yang relevan. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengintegrasian nilai kearifan lokal yang hidup di masyarakat Yogyakarta untuk dijadikan materi ajar mata kuliah bela negara. Adapun nilai-nilai tersebut sering didengar masyarakat luas sebagai slogan hidup, seperti (1) gandeng gendong; (2) ngluruk tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha; dan (3) durung menang yen durung wani kalah, durung unggul yen durung wani asor, durung gedhe yen durung wani cilik. Nilai karakter tersebut akan dipahami bersama, dan diamalkan dalam kehidupan seharai-hari dalam rangka peran serta mahasiswa dalam upaya bela negara secara non-fisik.
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Melalui Pelatihan Produksi Kopi Rendah Kafein Berbahan Biji Buah Salak Muhamad Ridwan; Hani Subagio; Yuliawati Yuliawati; Alvian Alvin Mubarok; Atik Setyani
Jukeshum: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2023): Edisi Juli 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/jukeshum.v3i2.561

Abstract

Perkebunan buah salak di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu tumpuan utama perekonomian masyarakat di lereng Gunung Merapi. Namun fakta di lapangan menunjukkan beberapa permasalahan seperti fluktuasi harga buah salak dan karakteristik buahnya yang mudah membusuk, ancaman erupsi Gunung Merapi, serta kurangnya inovasi warga setempat dalam mengoptimalkan potensi buah salak. Oleh karena itu, diperlukan solusi melalui optimalisasi potensi buah salak guna mengurangi dampak permasalahan tersebut melalui inovasi pengolahan biji buah salak menjadi produk dengan wujud seperti kopi dengan teknik yang tepat untuk menghasilkan karakteristik produk yang sesuai kebutuhan pasar. Program pemberdayaan ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan diantaranya yaitu koordinasi dengan ketua kelompok wanita tani, sosialisasi program kepada peserta, persiapan pelatihan, pelaksanaan pelatihan dan pendampingan, serta evaluasi dan tindak lanjut. Hasil dari program pemberdayaan ini yaitu seluruh peserta pelatihan telah terampil dalam mengelola bahan baku biji buah salak dan memproduksinya menjadi kopi biji salak. Diperlukan adanya program lanjutan untuk mencapai tujuan besarnya yaitu mencakup asas kebermanfaatan bagi para petani dan buruh tani salak sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi, bagi konsumen yang membutuhkan variasi minuman kopi yang rendah kafein, serta bagi pemerintah dalam rangka mendukung ikon daerah yang mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Mengurai Kemacetan dalam Konteks Tata Ruang Perkotaan Yogyakarta Dwinanta Nugroho; Hani Subagio; Muhamad Ridwan; Hari Rachmadi; Ajeng Tri Kadesti
Jurnal Politik dan Pemerintahan Daerah Vol 5, No 2 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muara Bungo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36355/jppd.v5i2.124

Abstract

This study discusses the role of spatial planning in overcoming the increasingly worsening problem of traffic congestion in the urban area of Yogyakarta. This research explains how good spatial planning can contribute to reducing congestion, improving mobility and creating a more sustainable environment. The author explains that effective spatial planning must consider aspects such as residential location, land use patterns, transportation accessibility, and road infrastructure. The research results show that good spatial planning can optimize land use, reduce travel distances, and increase accessibility to various important facilities. In addition, this study also discusses the importance of community participation in the spatial planning process, because opinions and input from residents can help create solutions that are more appropriate to local needs and reduce resistance to change. The results of this research provide a better understanding of how wise spatial planning can help overcome traffic congestion, improve the quality of life in the Yogyakarta urban area, and support sustainable development. The policy implications drawn from this research can provide important guidance for policymakers, urban planners, and the public in joint efforts to face the challenges of congestion in other cities in the future.