Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kartu Dokter Kecil Keluarga Indonesia (Dokkelin) Sebagai Media Permainan Edukatif Untuk Anak Usia Sekolah Dasar Candra Dirgantara, Ria; Chairunnisa, Syifa; Marlina, Sinta; Nugraheni, S.A.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Vol 3, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Publisher : Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.368 KB)

Abstract

Anak usia sekolah dasar merupakan anak dengan kategori banyak mengalami perubahan yang sangat drastis baik mental maupun fisik. Menurut Seifferd dan Haffung, usia anak SD yang berkisar antara 6-12 tahun memiliki tiga jenis perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif dan psikososial. Usia sekolah dasar merupakan masa-masa aktif anak yang biasanya banyak menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman dan mengenal lingkungan sekitar sehingga seringkali ditemukan kecelakaan ringan, seperti terjatuh, terpeleset, dan lain sebagainya. Sebuah penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa 1 dari 9 anak kecil setiap tahunnya mengalami kecelakaan sementara maupun permanen di dalam rumah. Pengetahuan dasar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) pada anak usia sekolah dasar sangat diperlukan supaya anak dapat mengenal P3K sederhana dan melakukan penanganan terhadap kecelakaan ringan yang terjadi di sekitarnya. Solusi yang pernah ada sebelumnya adalah pelatihan dokter kecil dan buku-buku materi P3K, namun hal ini belum. Oleh karena itu, Kartu Dokter Kecil Keluarga Indonesia (Dokkelin) merupakan terobosan baru dari penulis untuk meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah dasar mengenai P3K. Konsep yang digunakan adalah belajar sambil bermain sehingga anak dengan mudah memahami P3K. Media permainan edukatif baru, yaitu kartu Dokter Kecil Keluarga Indonesia (Dokkelin) mempunyai beberapa keunggulan, antara lain yaitu daya tarik visual yang tinggi karena kartu Dokkelin dilengkapi oleh gambar sehingga anak cenderung mudah mengingat, bahasa Indonesia yang mudah dimengerti oleh anak membuat materi P3K mudah dipahami. Diharapkan dengan adanya Kartu Dokter Kecil Keluarga Indonesia (Dokkelin), anak usia sekolah dasar mampu mengenal Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dengan mudah
Analisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT. X Chairunnisa, Syifa; Widjasena, Baju; Suroto, Suroto
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Vol 4, No 2 (2016): MARET
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.226 KB)

Abstract

Berdasarkan pusat data dan informasi ketenagakerjaan tahun 2014, provinsi Jawa Tengah menduduki posisi keempat dalam jumlah kecelakaan kerja yang bersumber dari mesin yaitu 544 kasus. Upaya yang dilakukan untuk menghindari risiko cidera akibat kecelakaan kerja menjadi lebih parah dibutuhkan pemenuhan kapasitas dan peningkatan kemampuan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) yang lebih baik dengan standar P3K yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.15/MEN/VIII/2008. PT. X sudah melaksanakan program P3K namun masih terdapat kasus cidera yang belum tertangani. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis mitigasi pertolongan pertama pada kecelakaan di PT. X. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam dan pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan PT. X sudah menyediakan petugas P3K, fasilitas P3K, dan melaksanakan P3K di tempat kerja. Petugas P3K belum melaksanakan tugas perawatan fasilitas P3K dengan baik. Pendokumentasian kegiatan P3K belum dilaksanakan dengan benar, tidak ada pelatihan lanjutan untuk petugas P3K. Fasilitas P3K belum memenuhi syarat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.15/MEN/VIII/2008. PT. X sudah menyediakan alat evakuasi dan transportasi. Penanggung jawab P3K perlu memantau tugas yang dilaksanakan oleh petugas P3K, memberikan pelatihan lanjutan dan melengkapi fasilitas P3K yang masih kurang sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor: Per.15/MEN/VIII/2008.
TRAUMA TUMPUL OKULI Chairunnisa, Syifa; Rohaya, Syarifah
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 7 (2024): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trauma okuli adalah kejadian trauma yang mengenai bola mata dan jaringan sekitarnya. Trauma mata merupakan kasus kegawatdaruratan mata, jika tidak segera ditatalaksanakan dapat menyebabkan penurunan visus. Secara umum trauma okuli dibagi menjadi dua yaitu trauma okuli perforans dan trauma okuli non perforans. Sedangkan klasifikasi trauma okuli berdasarkan mekanisme trauma terbagi atas trauma mekanik (trauma tumpul dan trauma tajam), trauma radiasi (sinar inframerah, sinar ultraviolet, dan sinar X) dan trauma kimia (bahan asam dan basa). Di Indonesia trauma okuli merupakan penyebab kebutaan tersering setelah katarak, glaukoma, kelainan refraksi, gangguan retina dan kelainan kornea. unilateral pada penduduk di negara berkembang. Kebutaan yang disebabkan oleh trauma okuli jarang bersifat bilateral. Penderita trauma okuli pada umumnya berada dalam usia produktif, pasien trauma okuli akan kehilangan waktu bekerjanya akibat menjalani perawatan. Trauma okuli merupakan salah satu penyebab kebutaan yang dapat dicegah, dan kejadiannya cukup tinggi di populasi. Prinsip dasar penatalaksanaan pasien ini adalah memperbaiki penglihatan, mencegah terjadinya infeksi dan mempertahankan arsitektur mata.
Pembuatan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis PBL Berbantuan Google Sites untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Chairunnisa, Syifa; Festiyed, Festiyed; Ratnawulan, Ratnawulan; Anshari, Rio
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada abad ke-21, siswa harus dapat berpikir kreatif, berpikir kritis dan pemecahan masalah, berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif. Fakta yang telah membuktikan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi usaha dan energi masih rendah, dan proses pembelajaran keseringan berpusat pada guru dan memakai metode ceramah. Untuk mengatasi masalah ini, solusinya adalah membuat media pembelajaran interaktif. Tujuannya untuk membuat, memvalidasi dan mempraktikkan media pembelajaran interaktif berbasis PBL berbantuan Google Sites untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Jenis penelitian yaitu design research menggunakan model desain pembelajaran Dick and Carey. Model desain pembelajaran terdiri dari 10 tahap. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa uji validitas didapat 0.86 kategori “sangat valid” dan uji praktikalitas didapat 0.84 kategori “sangat praktis”. Kesimpulannya adalah media pembelajaran interaktif berbasis PBL berbantuan Google Sites untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa valid dan praktis untuk digunakan.
Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di SDN 08 Tanjung Bonai Aur Mardiansyah, Dedi; Akmal, Elfi Fauzana; Chairunnisa, Syifa; Kurniawan, Dedi; Salsabila, Amanda; Maulana, Vyola; Dias, Ummi Hajra
Jurdimas (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat) Royal Vol. 6 No. 4 (2023): Oktober 2023
Publisher : STMIK Royal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33330/jurdimas.v6i4.2763

Abstract

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang belum diterapkan dalam kehidupan siswa di Sekolah Dasar Negeri 08 Tanjung Bonai Aur, dapat menghasilkan permasalahan kesehatan, seperti masalah diare, cacingan, dan Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Tim Mahasiswa Universitas Andalas melaksanakan kegiatan edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah menumbuhkan kesadaran siswa terhadap manfaat menjaga Kesehatan dengan mencuci tangan menggunakan sabun. Tim pengabdian melakukan penjelasan kepada siswa mengenai pembiasaan dalam mencuci tangan yang benar. Seluruh peserta diajak untuk mencuci tangan menggunakan sabun dengan benar dan membilasnya hingga bersih. Materi diberikan dengan cara komunikatif sehingga siswa merasa tidak bosan. Setelah pemaparan materi, kegiatan selanjutnya melakukan praktek cuci tangan secara bersama. Semua siswa selain pesrta diajak ikut serta malakukan cuci tangan yang benar berdasarkan aturan yang sudah disampaikan. Semua proses dalam rangkaian pengabdian ini telah berjalan dengan baik. Para guru dan Kepala Sekolah mendukung penuh kegiatan pengabdian ini, diharapkan semua peserta akan mampu menerapkan perilaku hidup bersih baik di sekolah maupun di rumah.