Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL: Kata kunci: Kekurangan energi kronis; usia; paritas; IMT; Ibu hamil Wahab, Irwana; Fitriani, Aida; Wahyuni, Yenni Fitri; Mawarni, Serlis
Jurnal Riset Kesehatan Nasional Vol. 8 No. 1 (2024)
Publisher : Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jrkn.v8i1.555

Abstract

Latar Belakang: Kurang energi kronik (KEK) merupakan kondisi ibu hamil yang mengalami kekurangan makanan telah berlangsung menahun (kronis) dan menimbulkan gangguan kesehatan serta berdampak komplikasi pada ibu dan janin. Tujuan: Menganalisis hubungan antara faktor usia, paritas dan IMT dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Syamtalira Bayu. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC pada bulan Oktober hingga Desember 2021 ke Puskesmas Syamtalira Bayu. Sampel berjumlah 30 orang. Analisis menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: Hasil analisis univariat karakteristik responden terbanyak dari usia yaitu tidak berisiko (97%),. paritas yaitu nulipara (50%) dan IMT normal (80%). Hasil analisi bivariat dari faktor usia dan paritas menunjukkan hasil tidak berhubungan dengan kejadian KEK (p value >0.05). Sedangkan faktor IMT ibu hamil memiliki hubungan dengan kejadian KEK (p value = 0,001). Kesimpulan: Dari tiga faktor yang diteliti didapatkan hanya satu faktor yaitu IMT yang berhubungan dengan kejadian KEK pada ibu hamil. Penelitian berikutnya dapat menggunakan pelibatan jumlah sampel yang lebih besar dan selektif dengan menetapkan kriteria sampel.   Kata kunci: Kekurangan energi kronis; usia; paritas; IMT; Ibu hamil
Pemeriksaan mikroskopis scabies (sarcoptes scabiei) dan edukasi personal hygiene santri di Dayah Madrasatul Quran Aceh Besar Jumadewi, Asri; Wahab, Irwana; Munira, Munira
Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi Vol 5, No 2 (2023): Oktober
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/pade.v5i2.1402

Abstract

Scabies atau kudis disebabkan oleh Sarcoptes scabiei (var hominis), yaitu sejenis tungau (kutu atau mite) yang infestasinya berupa lesi kulit dan frekuensi gatal yang hebat di malam hari. Prevalensi Scabies tinggi pada anak-anak dengan risiko kejadian di sekolah asrama dan pondok pesantren. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk melakukan screening scabies dan edukasi personal hygiene santri di Dayah Madrasatul Qur’an Aceh Besar. Mitra masyarakat yang terlibat adalah guru, siswa dan petugas kesehatan setempat, sedangkan khalayak sasaran adalah santri. Tahapan awal adalah screening scabies pada santri dengan pengambilan spesimen kerokan kulit dan ditemukan adanya tungau Sarcoptes scabiei melalui pemeriksaan mikroskopis. Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan media flyer tentang penyakit scabies dan personal hygiene. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan santri tentang personal hygiene dan penyakit scabies berdasarkan perbandingan hasil yang diperoleh sebelum dilakukan penyuluhan. Hal ini menyimpulkan gambaran bahwa penyuluhan scabies dapat menjadi diseminasi informasi untuk meningkatkan derajat kesehatan santri dari penyakit menular scabies.  
Screening test asam urat dan sosialisasi dampak emping melinjo (Gnetum gnemon L.) pada masyarakat Gampong Bak Aghu Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar Wahab, Irwana; Jumadewi, Asri; Rizki, Zuriani
Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi Vol 6, No 1 (2024): Maret
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/pade.v6i1.1739

Abstract

Screening test penyakit asam urat perlu dilakukan. Masyarakat desa mitra yang menjadi wilayah binaan Poltekkes Kemenkes Aceh sebagai bentuk kontribusi pengabdian masyarakat dalam rangka memenuhi Tri Dharma Perguruan Tinggi. Hal ini menjadi urgen karena dari penjajakan awal diperoleh data meningkatnya pola konsumsi emping melinjo yang mengandung purin sebagai penyebab penyakit asam urat pada masyarakat desa Bak Aghu Kecamatan Seulimeum. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk melakukan screening test dengan pemeriksaan kadar asam urat dalam darah dan melakukan sosialisasi pada masyarakat bahwa emping melinjo dapat menyebabkan tingginya kadar asam urat. Tahapan awal yaitu melakukan screening test dengan pemeriksaan kadar asam urat dalam darah kemudian memberikan promosi kesehatan berupa sosialisasi emping melinjo yang dapat menyebabkan peradangan sendi. Hasil pengabdian masyarakat menunjukkan adanya perubahan kadar asam urat masyarakat dan pengetahuan masyarakat tentang kandungan purin dalam melinjo berdasarkan perbandingan hasil yang diperoleh sebelum dilakukan penyuluhan. Hal ini menyimpulkan gambaran bahwa penyuluhan bahaya mengkonsumsi Emping Melinjo (Gnetum gnemon L.) Pada Penyakit Asam Urat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Gampong Bak Aghu kecamatan Seulimeum Aceh Besar.
Promotif dan Preventif Scabies Pada Santri di Dayah Modern Darul Ulum Ypui Banda Aceh Jumadewi, Asri; Wahab, Irwana; Erlinawati, Erlinawati; Nazir, Nazir
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 7, No 10 (2024): Volume 7 No 10 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v7i10.16737

Abstract

ABSTRAK Masih tingginya kasus scabies pada anak sekolah terutama sekolah boarding, dikarenakan penyebaran scabies yang relatif cepat melalui kontak langsung kulit dan kulit ataupun benda yang terkontaminasi tungau. Kejadian penyakit ini akibat infestasi ektoparasit tungau Sarcoptes scabiei (var hominis). Penegakan diagnosa scabies dapat dilakukan hanya dengan memenuhi 2 dari 4 kriteria scabies, yaitu mengalami gatal hebat di malam hari (pruritus noktural), hiposensitisasi atau ditemukan penderita lain di komunitas yang sama, adanya kunikulus atau terowongan di kulit dan ditemukan tungau penyebab scabies. Oleh sebab itu, peluang sekolah asrama dapat berkemungkinan sebagai lingkungan tempat penyebaran scabies. Jika, warga sekolah masih memiliki pengetahuan dan perilaku kesehatan yang rendah tentang penyakit scabies. Program pengabdian masyarakat skema PKM ini bertujuan untuk screening dan promosi kesehatan scabies melalui penyuluhan personal hygiene sebagai preventif scabies. Pelaksanaan PKM ini berlokasi di Dayah Modern YPUI Darul Ulum Banda Aceh, yang diikuti oleh 30 partisipan tingkat Madrasah Tsanawiyah. Kegiatan PKM diawali dengan penyuluhan promotif scabies, pembagian kelompok demonstrasi cuci tangan dan screening scabies pada penderita. Data awal yang diperoleh melalui post-test dan evaluasi PKM dengan pre-test sesudah pelaksanaan PKM. Hasil yang diperoleh adanya peningkatan perilaku personal hygiene dari tidak baik menjadi baik sebesar 83%. Hal ini menyimpulkan bahwa edukasi promosi kesehatan dapat memberikan informasi  dan wawasan pengetahuan kesehatan  yang sebelumnya belum cukup. Peningkatan pengetahuan ini akan menjadi diseminasi informasi bagi warga Dayah. Kata Kunci:  Promosi Kesehatan, Sarcoptes scabiei, Scabies, Screening  ABSTRACT There are still high cases of scabies in boarding school children, due to the relatively fast spread of scabies through direct skin and skin contact or objects contaminated with mites. This disease occurs due to infestation with the ectoparasite mite Sarcoptes scabiei (var hominis). The diagnosis of scabies can be made only by fulfilling 2 of the 4 criteria for scabies, namely experiencing severe itching at night (noctural pruritus), hyposensitization or being found by other sufferers in the same community, the presence of cuniculi or tunnels in the skin and the mites that cause scabies being found. Therefore, the opportunity for boarding schools can potentially be an environment where scabies spreads. If, school residents still have low knowledge and health behavior about scabies. This PKM scheme community service program aims to screen and promote scabies health through personal hygiene counseling as a preventive measure for scabies. The implementation of this PKM was located at Dayah Modern YPUI Darul Ulum Banda Aceh, which was attended by 30 participants at the Madrasah Tsanawiyah level. The PKM activity began with scabies promotive counseling, hand washing demonstration group division and scabies screening in sufferers. Initial data obtained through post-test and PKM evaluation with pre-test after the implementation of PKM. The results obtained were an increase in personal hygiene behavior from bad to good by 83%. This concludes that health promotion education can provide information and insight into health knowledge that was previously insufficient. This increase in knowledge will be the dissemination of information for Dayah residents. Keywords: Health Promotion, Sarcoptes Scabiei, Scabies, Screening
Pengaruh Konsumsi Emping Melinjo (Gnetum Gnemon L.) Terhadap Penyakit Asam Urat Pada Masyarakat Desa Sibreh Keumudee Kecamatan Sukamakmur Kabupaten Aceh Besar Wahab, Irwana; Darmawati; Rahmayanti; Siti Hadijah
JEUMPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2022): EDISI II
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.004 KB) | DOI: 10.30867/jeumpa.v1i2.122

Abstract

ABSTRAK  Berdasarkan kebiasaan pola makan masyarakat Desa Sibreh Keumudee yang sering menyertakan emping melinjo, maka sangat perlu adanya kegiatan edukasi tentang pengaruh konsumsi emping melinjo (Gnetum gnemon L.) pada penyakit asam urat. Emping melinjo mengandung basa purin yang relatif tinggi. Kandungan purin yang tinggi pada bahan pangan dapat menyebabkan tingginya kadar asam urat dalam darah. Mengacu pada Tridarma Perguruan Tinggi, dosen pada  Prodi D-III Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Aceh memiliki kewajiban untuk melaksanakan Pengabdian Masyarakat. Demi mendukung program tersebut, perlu dilakukan peningkatan pengetahuan tentang pengaruh konsumsi emping melinjo (Gnetum gnemon L.) pada penyakit asam urat. Kegitan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan (metode ceramah) kepada 60 orang peserta pada tanggal 28 Juni 2022, 30 Juni 2022 dan 2 Juli 2022 di Mushola Gampong Sibreh Keumudee Kecamatan Sukamakmur. Setelah diberikan penyuluhan terdapat peningkatan pengetahuan peserta yang ditandai dengan meningkatnya rata-rata nilai post test dibandingkan rata-rata nilai pre test.  Kata Kunci : emping melinjo, asam urat
Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Tatanan Keluarga Kecamatan Pasie Raja jumadewi, asri; Wahab, Irwana
NASUWAKES: Jurnal Kesehatan Ilmiah Vol. 16 No. 1 (2023): April
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/nasuwakes.v16i1.37

Abstract

Predisposition, support and encouragement are factors that can manifest the behavior of a person and society. A person's behavior will become a habit in activities and doing health. The Clean and Healthy Behavior Program (PHBS) is a health program to improve the health status of the community. PHBS has long been known, and echoed by the government, especially the ministry of health in household arrangements. PHBS in this order becomes the expected behavior in the family to encourage health behavior. The indicators for the success of PHBS can be seen from delivery that must be supported by health workers, providing exclusive breastfeeding, weighing infants and toddlers regularly, washing hands with soap and clean water, using clean water, healthy latrines, eradicating mosquito larvae, consuming fruit and vegetables and doing physical activity every day, and coupled with the PHBS program for households not smoking in the house. This research was conducted in the village of Mata Ie Pasie Raja, South Aceh Regency to find out the description of the family PHBS in the village of Mata Ie Pasie Raja. Descriptive research method was conducted by conducting interviews using a questionnaire. Respondents who became the sample of this study were housewives who collected 55 people. The results showed that the level of knowledge of respondents was in the moderate category, as many as 26 (47.2%), the rest were in the good category were 17 people (30.9%) and in the less category as many as 12 people (21.8%). This knowledge can be increased by providing counseling and assistance to the family PHBS program by the government and the health office, so that knowledge dissemination can increase and influence the community in general.
Kadar glukosa darah pada wanita menopause: Studi di Puskesmas Muara Dua Kota Lhokseumawe Wahab, Irwana; Setiyawati, Dewi; Safitri, Yussi Bunga
Jurnal SAGO Gizi dan Kesehatan Vol 6, No 2 (2025): Agustus
Publisher : Poltekkes Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/gikes.v6i2.1740

Abstract

Background: Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) is a chronic metabolic disease with increasing prevalence among middle-aged and older women, particularly during menopause, when estrogen decline can trigger insulin resistance and visceral fat accumulation. Local data on blood glucose profiles in postmenopausal women at the primary care level remain limited.Objectives: To describe blood glucose levels among menopausal women attending Puskesmas Muara Dua, Lhokseumawe.Methods: This descriptive quantitative study involved all menopausal women visiting Puskesmas Muara Dua Laboratory between February 6–17, 2023 (n=27, total sampling). Capillary blood glucose was measured using the EasyTouch GCU device via POCT method. Blood glucose levels were classified as normal (<140 mg/dL, postprandial) or abnormal (≥140 mg/dL) following WHO/ADA standards. Data were analyzed descriptively as frequencies and percentages.Results: Of the 27 participants, 59,3% had abnormal blood glucose (≥140 mg/dL). The highest proportion of abnormal values occurred in the 50–59 age group (71,4%; mean 228,0 mg/dL), followed by 60–69 years (55,6%; mean 179,,7 mg/dL), and 70–79 years (25,0%; mean 142,5 mg/dL). Moderate to severe hyperglycemia (201–300+ mg/dL) was observed in 13 respondents (48,1%), indicating substantial risk for diabetic complications.Conclusion: A majority of menopausal women in this study exhibited abnormal blood glucose, with the highest prevalence in the early postmenopausal age group. Regular screening, lifestyle modification counseling, and prompt medical follow-up are crucial to prevent T2DM-related complications in this population.
Pendampingan Personal Hygiene tentang Scabies dan Pedikulosis di Dayah Al’athiyah Aceh Besar Jumadewi, Asri; Wahab, Irwana; Erlinawati, Erlinawati; Ichwansyah, Fahmi; Halimatussakdiah, Halimatussakdiah
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 8, No 9 (2025): Volume 8 No 9 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v8i9.22089

Abstract

ABSTRAK Prevalensi scabies, dan pedikulosis masih tergolong tinggi dan sering diabaikan. Pemeriksaan klinis scabies ditandai dari ruam, pruritus (gatal hebat di malam hari), papula, pustula, dan ekskoriasi serta hiposensitisasi atau akan menginfeksi orang disekitarnya. Screening laboratoris melalui pengambilan spesimen kerokan kulit pada penderita scabies, menjadi diagnosa pasti penunjang ditemukannya Sarcoptes scabiei sebagai penyebab scabies. Sedangkan pedikulosis adalah gangguan pada rambut dan kulit kepala akibat infestasi dan sensitisasi kutu rambut, Pedikulus kapitis. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan berupa gangguan psikososial, berkurangnya kualitas tidur, menurunkan konsentrasi belajar bahkan anemia pada anak. Program PkM ini bertujuan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang scabies dan pedikulosis, serta pendampingan personal hygiene melalui cuci tangan enam langkah dan menjaga peralatan pribadi agar tidak digunakan secara bersama untuk mencapai ponpes bebas scabies dan pedikulosis. Sasaran PkM ini adalah santri Dayah Al-athiyah Aceh Besar sebanyak 30 orang, yang dilakukan pada tanggal 22 Juli 2025. Tahapan screening scabies dan pedikulosis, edukasi dan pendampingan personal hygiene dengan cuci tangan enam langkah dan menjaga barang pribadi tidak dipakai secara bersama, beserta evaluasi pengetahuan. Hasil PKM menunjukkan bahwa pendampingan edukasi personal hygiene sebagai preventif scabies dan pedikulosis menunjukkan peningkatan pengetahuan personal hygiene dari kategori cukup 53,3% menjadi kategori baik (83,3%). Hal ini menyimpulkan bahwa pendampingan edukasi PkM efektif dan dapat menjadi diseminasi informasi di lingkungan Dayah. Kata Kunci: Pendampingan, Pedikulosis, Sarcoptes Scabiei, Scabies  ABSTRACT The prevalence of scabies and pediculosis remains high and is often overlooked. Clinical examination of scabies is characterized by a rash, pruritus (severe itching at night), papules, pustules, and excoriations, as well as hyposensitization, or the potential for infection by others. Laboratory screening, through skin scrapings from scabies sufferers, provides a definitive diagnosis, supporting the identification of Sarcoptes scabiei as the cause of scabies. Pediculosis, on the other hand, is a hair and scalp disorder caused by infestation and sensitization by the head louse, Pediculus capitis. The resulting health problems include psychosocial problems, reduced sleep quality, decreased concentration in learning, and even anemia in children. This Community Service Program aims to provide health education about scabies and pediculosis, as well as personal hygiene guidance through six-step handwashing and preventing the sharing of personal equipment, to achieve a scabies- and pediculosis-free Islamic boarding school. The target of this PkM is 30 students of Dayah Al-athiyah Aceh Besar, which was carried out on July 22, 2025. The stages of scabies and pediculosis screening, education and assistance in personal hygiene with six-step hand washing and keeping personal items from being shared, along with knowledge evaluation. The results of the PkM show that personal hygiene education assistance as a preventative measure for scabies and pediculosis shows an increase in personal hygiene knowledge from the sufficient category of 53.3% to the good category (83.3%). This concludes that the PkM education assistance is effective and can be used as information dissemination in the Dayah environment.  Keywords: Assistance, Pediculosis, Sarcoptes Scabiei, Scabies