Article Per Year (5 Year)
p-Index From 2021 - 2026
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Journal of Language, Literature, and Arts (JoLLA)
Nabhan Fuad Choiron
Universitas Negeri Malang
Arts Education Languange, Linguistic, Communication & Media Library & Information Science Other

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

 1 
The Celebration: Analyzing realism in Dogme 95 Manifesto film Dimas Raditya Bagaskara; M. Misbahul Amri; Nabhan Fuad Choiron; Evi Eliyanah
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 50, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um015v50i22022p196

Abstract

The Celebration: Analyzing realism in Dogme 95 Manifesto filmBelieving that the film industry is getting worse by utilizing simple plots and only emphasizing on the editing and the cosmetics, European filmmakers and theorists make their own style of realistic film movements as a reaction to Hollywood’s mainstream filmmaking style. One of which is the famed Dogme 95 Manifesto film movement in Denmark propagated by Lars von Trier. Dogme 95 Manifesto is a set of rules that needs to be followed by filmmakers in order to make a Dogme film. It is believed that by following this rule will restrain the filmmakers’ creativity, focusing more on the realism inside the film, and “purifying” the film industry. In this paper, we analyze realism in Dogme 95 through one of its successful milestones: The Celebration by Thomas Vinterburg through its cinematography and Dogme 95 rules within the film. We argue that as opposed to bringing realistic images on the screen, The Celebration brings atmospheric realism by providing a consistent feel of ‘relatability’ and presence inside the story to the spectators.The Celebration: Analisis realisme pada film Dogme 95 ManifestoSetelah mengetahui semakin parahnya industri film sekarang yang hanya menggunakan plot mudah dan lebih fokus kepada proses pengeditan dan kosmetik belaka, pembuat dan ahli film di Eropa telah membuat gaya film realis ciptaan mereka sendiri sebagai sebuah bentuk protes terhadap film-film mainstream ala Hollywood. Salah satunya adalah gerakan film Dogme 95 Manifesto asal Denmark yang digagas oleh Lars von Trier. Dogme 95 Manifesto berisi sebuah peraturan yang harus ditaati oleh pembuat film untuk membuat sebuah film Dogme. Mengikuti aturan-aturan ini akan lebih mengekang kreativitas para pembuat film, membuat film lebih realistis, dan mensucikan industri film. Dalam penelitian ini, kami menganalisis realisme dalam proyek Dogme 95 dari salah satu film mereka yang paling terkenal yaitu The Celebration yang disutradarai oleh Thomas Vinterburg dengan menggunakan analisis intrinsik berdasarkan aturan sinematografi dan aturan Dogme 95 yang ada di dalamnya. Para peneliti menyimpulkan bahwa tanpa perlu mempresentasikan kualitas gambar terbaik, The Celebration telah membawakan suasana  realisme dengan memberikan nuansa ‘berada dalam cerita’ kepada para penonton.
Metaphors of Sex in Robert Sylvester Kelly’s Selected Songs Saraswati Eka Ramadhani; Johannes Ananto Prayogo; Nabhan Fuad Choiron
JoLLA: Journal of Language, Literature, and Arts Vol. 1 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1793.149 KB) | DOI: 10.17977/um064v1i32021p331-342

Abstract

Abstract: This research investigates metaphors depicting sex used in the lyrics of Robert Sylvester Kelly’s selected songs, which most of the songs are known for their outrageously sexual lyrics. In this case, the aims of this research are: (1) to find out metaphors depicting sex, (2) to convey the meaning of the metaphors used by Robert Sylvester Kelly. Using qualitative research design, this research employed Conceptual Metaphor Theory by George Lakoff and Metaphor Identification Procedures (MIP) by Pragglejaz Group in analyzing the data. The findings reveal that there are six kinds of conceptual metaphors depicting sex found in the data. They are (1) sex is violence, (2) sex is eating, (3) sex is journey/adventure, (4) sex is game, (5) sex is a lesson, and (6) sex is insanity. Based on the analysis, sex is violence is the conceptual metaphor used most frequently by Robert Sylvester Kelly in both albums. Through Lakoff and Johnson theory, the meaning can be easier to understand. It shows that each conceptual metaphor has its own meaning or interpretation of sex. Keywords: metaphor, conceptual metaphor, sex Abstrak: Penelitian ini menganalisis tentang metafora yang menggambarkan seks dalam lirik lagu pilihan Robert Sylvester Kelly, yang sebagian besar lagunya dikenal dengan lirik yang sangat seksual. Dalam hal ini, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui metafora yang menggambarkan seks, (2) menyampaikan makna metafora yang digunakan oleh Robert Sylvester Kelly. Dengan menggunakan desain penelitian kualitatif, penelitian ini menggunakan Teori Metafora Konseptual oleh George Lakoff dan Metaphor Identification Procedures (MIP) oleh Pragglejaz Group dalam menganalisis data. Hasil temuan mengungkapkan bahwa ada enam jenis metafora konseptual yang menggambarkan seks ditemukan dalam data tersebut. Yaitu (1) seks adalah kekerasan, (2) seks adalah makan, (3) seks adalah perjalanan / petualangan, (4) seks adalah permainan, (5) seks adalah pelajaran, dan (6) seks adalah kegilaan. Berdasarkan analisis, seks adalah kekerasan adalah metafora konseptual yang paling sering digunakan oleh Robert Sylvester Kelly di kedua album tersebut. Melalui teori Lakoff dan Johnson, maknanya bisa lebih mudah dipahami. Ini menunjukkan bahwa setiap metafora konseptual memiliki makna atau interpretasi tersendiri tentang seks. Kata kunci: metafora, metafora konseptual, seks
Co-Authors Dimas Raditya Bagaskara Evi Eliyanah Johannes Ananto Prayogo M. Misbahul Amri Saraswati Eka Ramadhani