p-Index From 2020 - 2025
0.882
P-Index
This Author published in this journals
All Journal ZOOTEC
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kajian pengembangan ekowisata berbasis hewan endemik Sulawesi Utara di Desa Budo Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara H.J. Kiroh; J.H. Manopo; F.S. Ratulangi; L.R. Ngangi; M. Rotinsulu
ZOOTEC Vol. 42 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.237 KB) | DOI: 10.35792/zot.42.1.2022.41267

Abstract

Tujuan penelitian adalah menggali tingkat ketertarikan dan pemahaman masyarakat Desa Budo Kecamatan Wori Kabupaten  Minahasa   Utara  terhadap pengembangan ekowisata desa berbasis  hewan endemik  Sulawesi Utara.   Variabel yang diukur yaitu tingkat pendidikan, pekerjaan dan pendapatan, pengetahuan, ketertarikan ekowisata hewan endemik, pengetahuan  konservasi hewan endemik Desa Budo. Data   dianalisa dengan menghitung persentase, dan hasil-hasil  pengamatan  lainnya diuraikan  secara deskriptif tentang  apa   yang dilihat dan informasi kaitan objek penelitian. Hasil penelitian pengembangan ekowisata berbasis hewan  endemik  Sulawesi utara  di desa Budo menunjukan sekitar 71,96%  masyarakat sangat mengetahui  Pariwisata  Sulawesi utara. Informasi didapat dari Pemerintah Kabupaten Minahasa utara sebesar 55,55%. Mereka juga paham tentang hewan-hewan endemik 39,45% diikuti dengan tingkat pengetahuan tentang ekowisata desa sebesar 37,70%. Rata-rata mereka tertarik 43,73% bila ekowisata dikembangkan di desa mereka. Sekitar 45,97% mereka mengerti tentang konservasi hewan endemik dan mendukung 42,10% bila desa dijadikan desa ekowisata dan pusat konservasi satwa. Hal lain sekitar 51,27% dari mereka pernah melihat satwa liar endemik yang masih hidup di desa Budo. Sekitar 49,71% mereka mengetahui  nilai manfaat   satwa liar endemik. Kesimpulan, masyarakat desa Budo sangat mengetahui pariwisata Sulawesi Utara. Informasi ini banyak diterima dari Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara. Rata-rata mereka sangat paham tentang hewan endemik, sangat mengetahui ekowisata serta  tertarik dengan ekowisata hewan endemik  bila dikembangkan. Aparatnya mendukung pengembangan ekowisata ini guna peningkatan ekonomi pedesaan.Kata Kunci:  Ekowisata alam, hewan endemik, desa Budo, kecamatan Wori, Sulawesi Utara.
Morfometrik pedet sapi Peranakan Ongole hasil inseminasi buatan dan pedet sapi lokal hasil kawin alam di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur F. Kobandaha; U. Paputungan; L.R. Ngangi; A. Lomboan; S. Adiani
ZOOTEC Vol. 42 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.341 KB) | DOI: 10.35792/zot.42.1.2022.41603

Abstract

Penelitian ini bertujuan  untuk melihat adanya kondisi morfometrik antara pedet sapi Peranakan Ongole (PO) hasil Inseminasi Buatan (IB) dengan pedet sapi Lokal hasil kawin alam (KA) di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur sebagai bahan informasi dalam usaha peningkatan populasi ternak sapi pada peternakan rakyat serta mengedukasikan kepada masyarakat peternak tentang sistem pengembangbiakan metode IB dalam kaitan peningkatan populasi ternak sapi untuk memberikan hasil yang lebih baik bagi masyarakat peternak. Jumlah pedet sapi PO yang digunakan berjumlah 30 ekor hasil IB dan pedet sapi Lokal hasil KA berjumlah 30 ekor. Penelitian ini telah di laksanakan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur pada bulan Agustus 2020 sampai bulan Oktober 2020. Untuk membandingkan pedet baik jantan dan betina maupun pedet hasil IB dan pedet hasil KA digunakan uji t. Berdasarkan ukuran-ukuran tubuh pedet Sapi PO hasil IB dan pedet sapi Lokal hasil KA jantan berbeda tidak nyata dengan ukuran tubuh pedet sapi betina pada kelompok umur pedet tiga bulan. Parameter tinggi pundak, tinggi pinggul, lingkar dada dan bobot badan pedet jantan PO hasil IB lebih besar dibandingkan dengan pedet sapi Lokal hasil KA. Lingkar dada memiliki korelasi yang paling tinggi terhadap bobot badan pedet sapi PO hasil IB diikuti panjang badan dengan nilai secara berurutan 0,87; dan 0,86. Dan variabel panjang badan memiliki korelasi yang paling tinggi terhadap bobot badan pedet sapi Lokal hasil KA diikuti lingkat dada dengan nilai secara berurutan 0,86 dan 0,72.Kata Kunci: Morfometrik pedet sapi, kawin alam, inseminasi buatan
Performa reproduksi sapi bali betina di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara N. Halimah; J. Paath; L.R. Ngangi; J.R. Bujung; E. Pudjihastuti
ZOOTEC Vol. 42 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.112 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa reproduksi sapi Bali betina di Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2021 untuk prasurvei dan melakukan survei pada tanggal 15 Februari sampai dengan 4 Maret 2022 berlokasi di desa Bumi Restu, Cemara Jaya dan Mekar Sari Kecamatan Wasile. Penelitian ini menggunakan materi 60 ekor sapi Bali betina yang pernah beranak minimal dua kali dan dilakukan berdasarkan perkawinan alam milik petani peternak yang diambil secara sampel di tiga desa. Analisis data mengenai variabel yang diteliti menggnakan analisis deskriptif. Variabel penelitian yaitu variabel service per conception, calving interval, days open dan umur pertama kali beranak serta variabel penunjang seperti umur, tingkat pendidikan, dan lama beternak dari peternak yang dijadikan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa performa reproduksi sapi Bali betina di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara sudah cukup baik dilihat dari aspek variabel service per conception (1,2 ± 0,4 kali), calving interval (339,83 ± 10,36 hari), sedangkan untuk days open (69,35 ± 10,08 hari) dan umur pertama kali beranak (37,3 ± 6,35 bulan) sedikit diatas angka ideal. Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa performa reproduksi sapi Bali betina di Kecamatan Wasile Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara sudah sangat baik
Kemudahan lahir, bobot sapih dan nilai ekonomi pedet yang dihasilkan dari persilangan breed pejantan berbeda dengan induk sapi breed Bali murni U. Paputungan; W. Utiah; S. Turangan; L.R. Ngangi; E.H.B. Sondakh
ZOOTEC Vol. 42 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.031 KB)

Abstract

Pengembangbiakan sapi yang dikawinkan dengan Teknik inseminasi buatan (IB) menggunakan semen pejantan Brahman, Limousine dan Simmental sedang berkembang secara umum saat ini di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Catatan bobot pedet saat lahir dan saat disapih dari 158 ekor induk betina sapi Bali murni umur berkisar lima tahun serta bobot induk setelah melahirkan terakumulasi selama lima tahun (2017-2022) digunakan menilai secara langsung efek berbagai jenis pejantan tersebut yang dikawinkan dengan IB dan secara alami khusus pejantan Bali murni, semuanya dengan induk betina sapi Bali murni terhadap kelancaran lahir anak, bobot pedet dan nilai ekonomis pedet saat disapih. Data dianalisis menggunakan model kovarians. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi betina Bali murni dapat digunakan sebagai stok pengganti yang potensial dikawinkan dengan pejantan Brahman, Limousine, dan Simmental unggul untuk peningkatan bobot pedet persilangan sapi Bali dalam populasi sapi komersial tanpa banyak kasus kesulitan melahirkan (dystocia). Program pemuliaan menggunakan pejantan Brahman, Limousine dan Simmental untuk dikawinkan dengan betina sapi Bali murni secara nyata dapat meningkatkan rata-rata pertambahan bobot badan harian (ADG) pedet dan nilai ekonomi yang lebih tinggi dalam istilah income over feed cost (IOFC) pedet saat disapih untuk peningkatan populasi sapi Bali komersial di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Sifat fungsional telur ayam ras yang diawetkan dengan ekstrak kulit pisang kepok (Musa paradisiaca L) selama penyimpanan Y. Paputungan; M.D. Rotinsulu; N. Lontaan; W. Utiah; R. Hadju; L.R. Ngangi; F.S. Ratulangi
ZOOTEC Vol. 43 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ekstrak kulit pisang kepok terhadap sifat fungsional telur ayam ras selama penyimpanan. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu telur ayam ras umur satu hari sebanyak 180 butir dengan berat 55-60 gram, air dan 1000 gram kulit pisang kepok (masih hijau). Penelitian ini menggunakan Rancangan Split plot in time dengan petak utama (ekstrak pisang kepok) yang diatur P1 = Tanpa ekstrak, P2 = Konsentrasi ekstrak kulit pisang 10 %, P3 = Konsentrasi ekstrak kulit pisang 20 %, P4 = Konsentrasi ekstrak kulit pisang 30 %, P5 = Konsentrasi ekstrak kulit pisang 40% dan anak petak (lama penyimpanan) yang diatur H1. 7 hari, H2. 14 hari, H3. 21 hari, H4. 28 hari serta ulangan sebanyak 3 kali. Variabel penelitian adalah daya buih, stabilitas buih, kekuatan gel dan waktu koagulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengawetan dengan ekstrak kulit pisang kepok tidak berpengaruh nyata (P>0.05) untuk daya buih, stabilitas buih dan waktu koagulasi telur ayam ras namun berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap kekuatan gel. Lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,01) terhadap daya buih, stabilitas buih, waktu koagulasi dan kekuatan gel telur ayam ras. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengawetan telur ayam ras dengan 40% ekstrak kulit pisang kepok yang terbaik dan terjadi penurunan sifat fungsional telur dengan semakin lama penyimpanan. Kata Kunci: Ekstrak kulit pisang kepok, sifat fungsional, telur ayam ras