Articles
PESAN ANTIPERUNDUNGAN DALAM IKLAN KOMERSIAL: Kasus iklan Burger King versi “Bullying Jr.”
Maulianza, Medo;
Galib, Septrani
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 8, No 2 (2018): August 2018 - January 2019
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.36782/jcs.v8i2.1850
This study describes the identification of anti-bullying message and the construction of social reality in Burger King ad version “Bullying Jr.” through semiotics analysis on signs. Semiotics theory used in this study is focusing on Roland Barthes perspective. The analysis shows that majority of society tends to be antipathy towards bullying that happens around them. The message included in this advertisement is for the society to be braver to fight bullying around them. To cite this article (7th APA style): Maulianza, M. & Galib, S. (2018). Pesan Antiperundungan dalam Iklan Komersial: Kasus Iklan Burger King versi “Bullying Jr.”[Anti-Bullying Message in Commercial Ads]. Journal Communication Spectrum, 8(2), 113-132. http://dx.doi.org/10.36782/jcs.v8i2.1850
Teenagers' Motive in Cyberbullying Against Micro-Celebrities on Social Media
Afrania Annastri;
Medo Maulianza;
Anindita Lintangdesi Afriani;
Nur Asni Gani
CHANNEL: Jurnal Komunikasi Vol 9, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.12928/channel.v9i1.19429
Cyberbullying is a form of social media abuse most often carried out by teenagers because there are no specific requirements to examine how to use social media. Uniquely, the impact of cyberbullying in Indonesia can make victims viral and famous categorized as Micro-Celebrities. Micro-Celebrities are the ones famous for their content broadcasted through social media. This research aims to explain teenagers' motives in doing cyberbullying against Micro-Celebrities through social media. The research method used is descriptive qualitative with a phenomenology approach. Data is collected through in-depth interviews with female teenage informants 15 – 17 years of age. The research was conducted at SMAN 4, Bekasi City, located in a suburban area where most teenagers are heavy social media users. Summary of research result shows that teenagers’ motives to do cyberbullying against Micro-Celebrities are: (1) feeling dislike of micro-celebrities personality; (2) intending to insinuate with unethical negative comments; (3) feeling envious and intending to incite; (4) feeling that micro-celebrities do not deserve popularity when compared to macro-celebrities. Cyberbullying by teenagers against micro-celebrities is in the form of negative comments in the comments column. These micro-celebrities are being bullied because they are considered to have gained popularity by spreading harmful content. Teenagers disagree with celebrities who are instantly famous because it is very unfair to celebrities who have creations and positively benefit society.
SERVANT LEADERSHIP IN NON-PROFIT ORGANIZATION
Nur Asni Gani;
Rony Edward Utama;
Jaharuddin Jaharuddin;
Andry Priharta;
Medo Maulianza
Inovasi Vol 9, No 2 (2022): Inovasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen
Publisher : Universitas Pamulang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32493/Inovasi.v9i2.p46-51.26376
The organization is a place for several people or groups of people who carry out activities in achieving goals. In achieving its goals, the organization consists of organizations that have profit and non-profit goals. The development of both profit and non-profit organizations requires a leader with leadership skills. This study analyzes Servant Leadership in non-profit organizations. The method used is qualitative with a case study in a non-profit organization in the South Tangerang area. The study involved four informants with focus group discussions. Each informant gave a statement on the questions posed. The results of this focus group discussion obtained 5 categories of servant leadership in non-profit organizations. The five categories of servant leadership are (1) delegation, (2) integrity, (3) motivation, (4) human resource development, and (5) open communication.Keywords: Servant Leadership, Leadership, Non-Profit Organization
Integrated Financial Governance Model with Budget Realization Information System
Andry Priharta;
Nur Asni Gani;
Jaharuddin Jaharuddin;
Rony Edward Utama;
Darto Darto;
Medo Maulianza;
Tri Ananto
Kontigensi : Jurnal Ilmiah Manajemen Vol 10 No 2 (2022): Kontigensi: Jurnal Ilmiah Manajemen
Publisher : Program Doktor Ilmu Manajemen, Universitas Pasundan, Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.56457/jimk.v10i2.276
The research aims to identify the inhibiting factors for budget implementation and improve financial management through the development of an information system on budget realization at Universitas Berbasis Teknologi Modern (Modern Technology Based University - UBTM), a university in Banten focusing on modern technology. This is an applied research type with primary data obtained through focused group discussion using fishbone diagram analysis involving eleven informants. Based on the research, conditions and recommendations for improvement have been identified, which will then be prepared for the budget management flow process as the basis for preparing the budget realization information system. This system has set a monthly budget execution schedule, adequate internal control, and identified 34 work units with 91 users involved.
PERAN PRODUSER DALAM PEMBUATAN PROGRAM FEATURE SENI KOLASE
Mohammad Kurniawan;
Medo Maulianza
Inter Community: Journal of Communication Empowerment Vol 3, No 2 (2021): Inter Community : Journal of Communication Empowerment
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Inter Studi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.33376/ic.v3i2.1435
Saat ini masyarakat semakin membutuhkan informasi dan hiburan yang bermanfaat. Di zaman yang teknologinya serba canggih saat ini, media berperan penting bagi masyarakat dalam memberikan informasi atau hiburan yang layak untuk ditonton. Program yang berfokus menampilkan karya seni kolase dan kiprah seniman di Indonesia tidak banyak ditayangkan di televisi. Oleh karena itu, pembuat karya melihat peluang untuk memberikan tontonan televisi yang bermanfaat dengan menyuguhkan informasi yang menginspirasi juga menghibur untuk masyarakat. Produser berniat meluncurkan fitur program televisi yang membahas dunia seni yang ada di Indonesia dengan memperkenalkan seniman - seniman yang berkarakter. Program yang berjudul “Artholic” ini adalah sebuah program yang menampilkan tayangan - tayangan yang bermanfaat bagi generasi muda dan pelaku seni di Indonesia. Tujuan dari program “Artholic” adalah agar audiens juga memiliki semangat dalam berkarya dan dapat menghargai para seniman lokal. Program ini terdiri dari tiga segmen, dan setiap segmen memiliki dua jeda iklan. Program acara “Artholic” ditampilkan setiap hari. Produser menempatkan program “Artholic” pada jam tayang yang telah ditentukan dengan karakteristik psikografis penonton. Produser berharap program “Artholic” ini dapat menjadi pilihan program alternatif yang dapat memberikan informasi yang inspiratif bagi masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia.Kata Kunci: Program televisi, Seni kolase, Seni, Hiburan
PENGARUH INTENSITAS BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP SIKAP PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA (Studi Eksplanatif Pada Mahasiswa Jurusan Penyiaran STIKOM Interstudi Pada Game Mobile Legends)
Andrian Maulana;
Medo Maulianza
Inter Community: Journal of Communication Empowerment Vol 4, No 1 (2022): Inter Community : Journal of Communication Empowerment
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Inter Studi
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (1025.954 KB)
|
DOI: 10.33376/ic.v4i1.1117
Teknologi seolah menjadi ujung tombak dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Pengaruhnya bisa kita rasakan sendiri mulai dari berubahnya kebudayaan, kondisi sosial, salah satunya pada dunia pendidikan. Hadirnya smartphone sangat memanjakan mahasiswa dalam berkomunikasi dan mencari informasi, terlebih lagi mahasiswa seolah didesak oleh zaman untuk menggunakan smartphone agar selalu update dan aktif pada grub atau forum diskusi. Hadirnya smartphone membuat peluang para developer menciptakan aplikasi yang tidak hanya untuk berinteraksi namun juga yang bersifat menghibur salah satunya adalah game online awalnya game online dijadikan untuk sekedar refreshing otak setelah melakukan aktivitas yang panjang, namun pada zaman sekarang bermain game merupakan aktivitas yang wajib untuk dilakukan mulai dari anak kecil hingga dewasa, baik sekedar mengisi waktu kosong ataupun bermain secara terus menerus. Dengan pendeketan secara deskriptif penelitian ini mencoba membuktikan bahwa adanya keterkaitan antara bermain game online dengan perilaku menunda-nunda akademik mahasiswa, dengan jumlah responden sebanyak 83 mahasiswa, dapat dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 4,428 yang lebih besar dari t tabel yang bernilai 1,663 dan juga diperkuat adanya nilai dari koefisien korelasi yaitu sebesar 0,478 dikategorikan memiliki nilai yang “cukup” signifikan untuk mempengaruhi sikap mahasiswa menunda-nunda akademik.
SERVANT LEADERSHIP IN NON-PROFIT ORGANIZATION
Nur Asni Gani;
Rony Edward Utama;
Jaharuddin Jaharuddin;
Andry Priharta;
Medo Maulianza
Inovasi Vol 9, No 2 (2022): Inovasi: Jurnal Ilmiah Ilmu Manajemen
Publisher : Universitas Pamulang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.32493/Inovasi.v9i2.p46-51.26376
The organization is a place for several people or groups of people who carry out activities in achieving goals. In achieving its goals, the organization consists of organizations that have profit and non-profit goals. The development of both profit and non-profit organizations requires a leader with leadership skills. This study analyzes Servant Leadership in non-profit organizations. The method used is qualitative with a case study in a non-profit organization in the South Tangerang area. The study involved four informants with focus group discussions. Each informant gave a statement on the questions posed. The results of this focus group discussion obtained 5 categories of servant leadership in non-profit organizations. The five categories of servant leadership are (1) delegation, (2) integrity, (3) motivation, (4) human resource development, and (5) open communication.Keywords: Servant Leadership, Leadership, Non-Profit Organization
Pergaulan Bebas Remaja dalam Film Jakarta Vs Everybody
Shafly Ahmad Ihsan;
Medo Maulianza
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 1 No. 2 (2023): November
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Perkembangan media massa berkembang pesat. Film menjadi sarana menyampaikan pesan, dan informasi yang sangat tepat dengan visual dan perkataan serta cerita-cerita yang diangkat dalam realita kehidupan manusia pada umumnya dan khususnya bagi remaja yang menangkap isi makna dari film untuk melakukan hal tersebut baik dari sisi positif dan negatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui representasi pergaulan bebas remaja dalam film Jakarta Vs Everybody, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menggunakan analisis semiotika Roland Barthes berdasarkan tiga unsurnya adalah arti denotatif (arti sebenarnya), konotasi (mendefinisikan kembali makna denotatif dengan pesan melekat), dan mitos (arti konotatif yang menyatu bersama budaya) sebagai metode studi. Berdasarkan hasil analisis terdiri dari 10 data adegan 34 data berupa kalimat dalam audio, yang menggambarkan bahwa adanya representasi pergaulan bebas remaja dalam film Jakarta Vs Everybody. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui adanya representasi pergaulan bebas remaja, dalam film ditampilkan bahwa keterkaitan pergaulan bebas remaja dengan memiliki kecenderungan untuk menghilangkan rasa penasaran, berbicara mengenai sex didepan umum, berciuman, gaya berpacaran yang tidak wajar, video call menunjukan bagian tubuh yang intim, hingga berhubungan seks (melakukan seks di depan umum).
ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES: CITRA PEREMPUAN MANDIRI DALAM FILM ALI & RATU-RATU QUEENS
Meliyana;
Medo Maulianza
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 1 No. 3 (2024): Februari
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.62017/arima.v1i3.934
Pemahaman bahwa perempuan hanya bertugas untuk mengurus rumah tangga dan keluarga nyatanya masih dipercaya oleh sebagian orang. Tidak adanya hak dan kesetaraan gender tersebut yang kemudian memunculkan ide bagi peneliti untuk menampilkan realitas sosial bahwasannya perempuan berhak serta mampu menjadi pribadi yang mandiri dan diizinkan untuk bekerja keras demi mencapai impian setingi-tingginya. Melalui sebuah film yaitu Ali & Ratu-Ratu Queens yang dipilih oleh peneliti sebagai objek dalam penelitian ini, yang menggambarkan bagaimana sosok perempuan mandiri mampu meraih mimpi dan mematahkan stigma miring yang selama ini dipahami. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui citra perempuan mandiri dalam film Ali & Ratu-Ratu Queens dengan menggunakan analisis teori semiotika Roland Barthes yang menyatakan bahwa objek tidak hanya disampaikan dengan data melainkan juga tanda-tanda yang dalam analisisnya terdapat tiga tahapan yaitu denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 5 unit analisis dari 9 adegan menggambarkan adanya tanda-tanda citra perempuan mandiri. Adanya keterkaitan antara tanda-tanda citra perempuan mandiri yang dibentuk pada penelitian ini dengan karakter wanita-wanita pada film Ali & Ratu-Ratu Queens yaitu memiliki sifat optimisme, pekerja keras, kegigihan yang kuat, kemandirian dalam berpikir, bertindak, berperilaku, serta kemandirian dalam mengambil risiko dan pemecahan masalah.
REPRESENTASI NILAI KELUARGA DALAM FILM KELUARGA CEMARA (Analisis Semiotika Roland Barthes)
Rana Gema Kumara;
Medo Maulianza
Argopuro: Jurnal Multidisiplin Ilmu Bahasa Vol. 3 No. 3 (2024): Argopuro: Jurnal Multidisiplin Ilmu Bahasa
Publisher : Cahaya Ilmu Bangsa Institute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.6734/argopuro.v3i3.4452
Penelitian ini merupakan analisis mendalam terhadap representasi nilai-nilai keluarga yang tergambar dalam film “Keluarga Cemara” (2019), yang menggambarkan realitas kehidupan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi nilai keluarga dalam film “Keluarga Cemara (2019)”. Analisis representasi nilai keluarga adalah bentuk penelitian kualitatif, dan metode penelitian yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif. Kesiulan dari penelitian ini adalah bahwa film “Keluarga Cemara” secara konsisten menggunakan tanda-tanda dan simbol-simbol yang merujuk pada nilai-nilai keluarga yang kuat. Melalui analisis tanda-tanda visual, dialog, bahasa tubuh, dan elemen-elemen lainnya, penelitian ini mengungkap bagaimana nilai-nilai seperti persatuan, kejujuran, pengorbanan, dan kesetiaan direpresentasikan secara mendalam dalam narasi film tersebut.