Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENDIDIKAN KESEHATAN: BAHAYA PERGAULAN BEBAS REMAJA Meti Kusmiati; Fikria Nur Ramadani; Malacca Nadia; Resya Nursyam
Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK) Vol. 2 No. 01 (2022): Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan (JPPK)
Publisher : Lembaga Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jppk.v2i01.441

Abstract

Masa Remaja merupakan masa dimana terjadi batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya tampak sudah “dewasa” tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa remaja gagal menunjukkan kedewasaannya. Masa peralihan ini menyebabkan berbagai permasalahan Kesehatan maupun sosial yang terjadi pada remaja. Permasalahan remaja yang sering terjadi diantaranya adalah permasalahan pergaulan bebas. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatan pengetahuan bahaya seks bebas pada remaja sehingga dapat diturunkannya permasalahan Kesehatan dan sosial akibat seks bebas. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di SMK Taruna Terpadu Kota Bogor, pelaksanaan edukasi dan diskusi dilakukan kepada 30 peserta. Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan mengukur hasil pretest dan postest.  Hasil pretest dan postest dilakukan analisa uji T untuk mengukur perubahan pengetahuan. Hasil pengabdian masyarakat diperoleh hasil perhitungan uji statistik , diperoleh nilai t sebesar  -3,751   dan p =   0,01    (<0,05).  Kesimpulannya yaitu pendidikan Kesehatan reproduksi remaja memiliki dampak yang cukup signifikan dalam meningkatkan pengetahuan reproduksi remaja. Perubahan pengetahuan akan mempengaruhi persepsi dan perilaku remaja terhadap pergaulan bebas yang berbahaya.
Reproductive Health Education: Sexually Transmitted Infections in SMPIT Ishlahul Ummah Bogor Annisa Fitri Rahmadini; Fikria Nur Ramadani
AbdimasMu UMTAS Vol. 1 No. 2 (2022): AbdimasMu UMTAS: Journal Of Community Service
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.114 KB) | DOI: 10.35568/amu.v1i2.2539

Abstract

It is estimated that every year there are 333 million new cases of sexually transmitted infections worldwide. The highest cases of sexually transmitted infections occurred at the age of 20-24, followed by the adolescent age group, namely 15-19 years. This risk occurs because adolescents have a dangerous period, namely where adolescents are vulnerable to various dangers, including a sense of wanting to imitate something that ends in imitating inappropriate things. After all, teenagers tend to be unable to distinguish which things are allowed or not to be done. These STIs will significantly impact the lives and health of children, youth, and adults. Therefore it is necessary to provide education on the prevention of Sexually Transmitted Infections among adolescents to increase adolescent knowledge of Sexually Transmitted Infections. At SMPIT Ishlahul Ummah Leuwiliang, Bogor Regency, there are 53 people. This community service activity is carried out using a survey method in the form of interviews with 30% of students. The intervention activities were carried out for 1 day through direct lectures and active discussions with students. Based on the pretest, it was concluded that the level of knowledge of students and students about IMS was still relatively low, and based on the posttest, the results could conclude that the level of knowledge of students and students about IMS was relatively high. By increasing students' knowledge and understanding, this intervention activity is expected to be able to apply to themselves.
PENDIDIKAN KESEHATAN: BAHAYA PERGAULAN BEBAS REMAJA Meti Kusmiati; Fikria Nur Ramadani; Malacca Nadia; Resya Nursyam
Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan Vol. 2 No. 01 (2022): Jurnal Pemberdayaan dan Pendidikan Kesehatan
Publisher : Lembaga Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34305/jppk.v2i01.441

Abstract

Masa Remaja merupakan masa dimana terjadi batas peralihan kehidupan anak dan dewasa. Tubuhnya tampak sudah “dewasa” tetapi bila diperlakukan seperti orang dewasa remaja gagal menunjukkan kedewasaannya. Masa peralihan ini menyebabkan berbagai permasalahan Kesehatan maupun sosial yang terjadi pada remaja. Permasalahan remaja yang sering terjadi diantaranya adalah permasalahan pergaulan bebas. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatan pengetahuan bahaya seks bebas pada remaja sehingga dapat diturunkannya permasalahan Kesehatan dan sosial akibat seks bebas. Pengabdian masyarakat ini dilakukan di SMK Taruna Terpadu Kota Bogor, pelaksanaan edukasi dan diskusi dilakukan kepada 30 peserta. Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan mengukur hasil pretest dan postest.  Hasil pretest dan postest dilakukan analisa uji T untuk mengukur perubahan pengetahuan. Hasil pengabdian masyarakat diperoleh hasil perhitungan uji statistik , diperoleh nilai t sebesar  -3,751   dan p =   0,01    (<0,05).  Kesimpulannya yaitu pendidikan Kesehatan reproduksi remaja memiliki dampak yang cukup signifikan dalam meningkatkan pengetahuan reproduksi remaja. Perubahan pengetahuan akan mempengaruhi persepsi dan perilaku remaja terhadap pergaulan bebas yang berbahaya.
Prevalensi dan Self-Care Practice untuk Mengatasi Nyeri Haid (Dismenore) pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Darul Fallah Fikria Nur Ramadani; Fitri Khoiriyah Parinduri; Resty Jayanti; Eprilda Prisella; Kayla Rahmawati
PROMOTOR Vol. 6 No. 2 (2023): APRIL
Publisher : Universitas Ibn Khaldun Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/pro.v6i2.237

Abstract

Latar belakang : Nyeri Haid (dismenore) merupakan permasalahan ginekologi yang umum terjadi pada remaja putri. Di Indonesia, hampir 55% wanita pernah mengalami nyeri haid. Nyeri haid ini menyebabkan permasalahan kesehatan, sosial, hingga ekonomi. Pada remaja sendiri, nyeri haid dapat menyebabkan remaja putri kehilangan waktu pembelajaran hingga 14% dan dapat memengaruhi kualitas hidup remaja putri. Tujuan : Diketahuinya gambaran prevalensi dan self-care practice dalam mengatasi nyeri haid pada remaja putri. Metode : Penelitian ini menggunakan metode analitik deskriptif dengan jumlah populasi 27 ornag remaja putri yang sudah mengalami menstruasi. Variabel yang ditelitia adalah karekateristik sosiso- demograsfi, riwayat penggunaan pelayanan kesehatan terkait nyeri haid, dan gambaran self-care practice dalam mengatasi nyeri haid pada remaja putri. Hasil : Dari 27 orang remaja putri, 25 orang mengalami nyeri haid saat menstruasi dan melakukan praktik self-care baik dengan metode farmakologi dan non non-farmakologi untuk mengatasi nyeri haid. Kesimpulan : Nyeri haid merupakan permasalahan yang umum terjadi pada remaja putri dalam upaya mengatasi nyeri haid remaja putri melakukan praktik self-care untuk mengatasinya. Penelitian ini bisa digunakan sebagai data dasar dalam merancang pelaksanaan kegiatan self-care management dalam upaya mengurangi nyeri haid dengan efektif pada remaja putri.