Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ACTIVATED CARBON OF GELAM WOOD LOWERS THE METAL CONTENT OF PAPUYU FISH IN THE ALALAK RIVER Tuti Alawiyah; Ika Avrilina Haryono; Rahmadani
JURNAL KATALISATOR Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Katalisator Volume 8 No. 2, Oktober 2023
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62769/katalisator.v8i2.1974

Abstract

Alalak River is a river that has high industrial activity, so that the lead metal content due to industry in this Alalak river is very high, which is 0.405 mg/Kg in papuyu fish that live in the river. There needs to be an effort in reducing metals, one of which is with compounds that have adsorption properties such as gelam wood plants. Gelam wood is a plant that is widely found, especially in the South Kalimantan area, this wood has a cellulose value of 76.8% and the ability to absorb iodine of 791.59 mg/g. The purpose of this study was to test the characteristics of the ability of gelam wood activated carbon in reducing lead (pb) levels in papuyu fish in the Barito river and see the effect of time variance in reducing lead (pb) levels. This research method is a true experiment to determine the effect of lead (pb) reduction activity in different exposure times. This study used a control group and a test group with exposure in several variations of contact time with gelam wood activated carbon.The results showed that the characteristics of gelam wood activated carbon were in accordance with the provisions of the Indonesian National Standard (SNI). While the significance value of the decrease in lead (pb) levels with exposure to activated carbon in gelam wood is <0.05 so it can be concluded that there is a significant effect on the decrease in pb levels.
Evaluasi Sifat Fisik Pada Sediaan Body Scrub Karbon Aktif Dari Kulit Buah Pisang ( Musa Sp ) Sebagai Detoksifikasi Tuti Alawiyah; Mia Audina; Rahmadani
JURNAL KATALISATOR Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Katalisator Volume 8 No. 2, Oktober 2023
Publisher : LLDIKTI X Sumbar, Riau, Jambi, Kepri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62769/katalisator.v8i2.2493

Abstract

Buah pisang (Musa sp) merupakan buah yang populer di Indonesia, dan kulit buah pisang juga berkontribusi pada masalah limbah. Pada penelitian Alawiyah et al., tahun 2022 menunjukkan bahwa karbon aktif kulit pisang memiliki kemampuan penyerapan amonia mencapai 96,68%. Karbon aktif kulit pisang memiliki kemampuan detoksifikasi, namun tidak dapat langsung digunakan untuk kulit sehingga dibuat formulasi body scrub untuk meningkatkan estetika dan efektivitasnya. Tujuan penelitian  untuk mengevaluasi fisik dan uji detoksifikasi pada formulasi body scrub karbon aktif kulit buah pisang dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15%. Jenis penelitian ini menggunakan eksperimental dengan rancangan penelitian quasi eksperimental time series design. Formulasi body scrub di buat dengan tiga konsentrasi karbon aktif dari kulit buah pisang (Musa sp) 5 %, 10 %, dan 15 %. Formulasi body scrub akan evaluasi sifat fisik (organoleptis, pH, homogenitas, daya lekat, daya sebar dan tipe emulsi) dan uji detoksifikasi, sesuai dengan spesifikasi. Hasil evaluasi fisik (organoleptis, pH, homogenitas, daya lekat, daya sebar dan tipe emulsi) pada formulasi body scrub karbon aktif kulit buah pisang dengan variasi konsentrasi 5 %, 10 % dan 15 % memenuhi spesifikasi sediaan body scrub dan hasil uji detoksifikasi paling optimal yaitu pada formulasi 15% sebesar 2.084,494 mg/g
Penetapan Kadar Flavonoid Ekstrak Daun Kalapapa (Vitex Pinnata L.) dengan Tingkatan Fraksi Michael Elieser; Rohama Rohama; Tuti Alawiyah; Ali Rakhman Hakim
El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat  Vol. 5 No. 1 (2025): El-Mujtama: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/elmujtama.v5i1.5893

Abstract

The background to this research is that one of the plants that is often used by people in the interior of Central Kalimantan, specifically in the village of Tumbang Talaken, is the Kalapapa plant. The Dayak tribe community in the Tumbang Talaken area of Central Kalimantan uses Kalapapa leaves as a trusted medicinal plant and is used as a traditional medicine to heal wounds using the simple method of crushing the leaves and applying them directly to the surface of the injured skin. Kalapapa leaves contain flavonoids, alkaloids, saponins and tannins. In the context of wound healing, flavonoids have an important role in increasing the speed of wound healing. The aim of the research was to determine the levels of total flavonoid compounds in the distilled water fraction, ethyl acetate fraction, and n-hexane fraction of kalapapa leaf extract (Vitex Pinnata L.). The research method used was a descriptive method by looking at the results of qualitative data, namely a reaction test. color and quantitative data, namely using Uv-Vis spectrophotometry to see total flavonoid levels. The results of the qualitative analysis research showed that the color test identification of kalapapa leaf extract (Vitex Pinnata L.) was positive for containing flavonoids. The results of quantitative analysis using Uv-Vis spectrophotometry showed that the total flavonoid content with 96% ethanol extract was 43.95 QE/g, distilled water with a value of 42.14 QE/g, ethyl acetate with a value of 196.8 QE/g, and n -hexane with a value of 54.42 QE/g or 96% 4.39% ethanol extract, distilled water 4.21%, ethyl acetate 19.68%, and N-hexane 5.44%. The highest total flavonoid levels were found in the ethyl acetate fraction. The research conclusion is that kalapapa leaf extract at fraction levels contains flavonoid compounds with total flavonoid levels in the ethanol extract of 96%, distilled water fraction, ethyl acetate fraction and n-hexane fraction of 43.95 mg QE/g or 4.39%; 42.14 mg QE/g or 4.21%; 196.8 mg QE/g or 19.68%; and 54.42 mg QE/g or 5.44%.
Pemanfaatan Arang Aktif Tongkol Jagung (Zea Mays) dalam Menurunkan Kesadahan pad Air Sumur di Kabupaten Katingan: Ultilization of Corn COB Activated Charcoal (Zea Mays) in Reducing the Hardness of Well Water in Katingan Regency Esa Putri Perdanie; Rahmadani Rahmadani; Husda Oktaviannoor; Tuti Alawiyah
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 10 No. 3 (2024): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v10i3.8969

Abstract

Kesadahan disebabkan oleh garam karbonat (CO3) dan bikarbonat (HCO3) dari kalsium dan magnesium. Ciri-ciri memiliki kesadahan tinggi yaitu terdapat endapan berwarna putih dan sabun kurang berbusa apabila airnya digunakan. Arang aktif sangat efektif dalam menyerap zat terlarut dalam air baik organik maupun anorganik sehingga arang aktif digunakan untuk media pengolahan air. Tongkol jagung dapat diolah menjadi arang aktif yang selanjutnya diaplikasikan sebagai adsorben. Limbah tongkol jagung mengandung 41% selulosa dan 36% hemiselulosa dengan kadar air 9,60%. Untuk mengetahui kadar kesadahan pada air sumur di Kabupaten Katingan, kemampuan arang aktif tongkol jagung (Zea Mays) dapat menurunkan kesadahan air sumur dan melihat pengaruh interval waktu terhadap pemberian arang aktif tongkol jagung (Zea mays) untuk menurunkan kesadahan pada air sumur di Kabupaten Katingan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental dengan perlakuan pada sampel dan rancangan penelitian posttest with control design dan analisis statistik dengan One Way Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan arang aktif tongkol jagung dapat menurunkan kadar kesadahan pada air sumur di Kabupaten Katingan dengan nilai awal kadar kesadahan adalah 158,6 mg/L dan setelah diberikan arang aktif tongkol jagung penurunan kadar kesadahan lebih efektif pada waktu 40 menit 72,17%. Hasil analisis statistik dengan One Way Anova terdapat pengaruh signifikan pada pemberian variasi waktu pada penambahan arang aktif tongkol jagung terhadap penurunan kadar kesadahan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa arang aktif tongkol jagung dapat menurunkan kadar kesadahan pada air sumur di Kabupaten Katingan.
Identifikasi Kandungan Parasetamol pada Jamu Pegal Linu di Kota Tanah Grogot dengan Metode Spektrofotometri UV-VIS dan KLT: Identification of Paracetamol Content in Herbal Medicine in Tanah Grogot City Using UV-VIS and TLC Spectrophotometry Methods Rahmadi Rahmadi; Rahmadani Rahmadani; Madschen Sia Mei Ol Siska Selvija Tambunan; Tuti Alawiyah
Jurnal Surya Medika (JSM) Vol. 10 No. 3 (2024): Jurnal Surya Medika (JSM)
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/jsm.v10i3.9019

Abstract

Jamu adalah obat tadisional yang digunakan oleh masyarakat Indonesia yang betujuan untuk mengobati penyakit, salah satunya adalah pegal linu/ nyeri sendi. Persaingan antara industri jamu yang semakin ketat menyebabkan beberapa oknum produsen jamu menambahkan secara sadar bahan kimia obat (BKO) pada jamu agar menimbulkan efek terapi yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi dan mengetahui kadar bahan kimia obat parasetamol yang terkandung pada jamu pegal linu yang beredar di kota Tanah Grogot dengan metode spektrofotometi Uv-Vis dan KLT. Adapun validasi yang dilakukan meliputi validasi akurasi, presisi dan LOD LOQ. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian Cross-sectional, populasi dan sampel yaitu jamu pegal linu yang beredar di kota Tanah Grogot dengan kriteria inklusi dan eksklusi menggunakan metode KLT dan Spektrofotometri Uv-Vis. Hasil pengujian KLT didapatkan hasil sebanyak 5 sampel teridentifikasi mengandung bahan kimia obat parasetamol dengan menunjukkan nilai Rf 0,93; 0,95; 0,96; 0,96; 0,93 serta diketahui hasil pengukuran kadar pada spektrofotometri pada ke 5 sampel yaitu 0,1401 mg/g; 0.1817 mg/g; 0,1524 mg/g; 0,4194 mg/g; 0,2296 mg/bungkus sehingga dapat disimpulkan bahwa ke 5 sampel jamu positif mengandung bahan kimia obat parasetamol.