Putu Eka Sudaryatma
Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Denpasar, Kementerian Kelautan dan Perikanan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penghambatan Faktor Virulensi Vibrio parahaemolyticus Menggunakan Isolat Bakteri dari Saluran Pencernaan Ikan Kerapu Siti Nurlatifah; Ida Bagus Gede Darmayasa; Pande Gde Sasmita Julyantoro; Putu Eka Sudaryatma
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 10 No. 3 (2022): November 2022
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/avi.10.3.228-238

Abstract

Ikan kerapu adalah komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi pada pasar domestik dan internasional. Akan tetapi, dalam budidaya ikan kerapu masih sering ditemukan kasus penyakit vibrosis yang berdampak terhadap kerugian ekonomi akibat kematian yang ditimbulkan. Penyakit ini disebabkan salah satunya oleh bakteri Vibrio parahaemolyticus yang faktor virulensinya diregulasi oleh mekanisme kuorum sensing (QS). Pencegahan penyakit bakteri selama ini sering dilakukan dengan menggunakan antibiotik yang berisiko munculnya bakteri resisten antibiotik. Salah satu upaya untuk menghindari hal tersebut adalah dengan menghambat sistem QS menggunakan bakteri pendegradasi molekul sinyal N-acyl homoserine lactone (AHL). Pada penelitian ini dilakukan isolasi kandidat bakteri pendegradasi AHL pada media menggunakan AHL komersial sebagai sumber N tunggal dan juga melakukan isolasi bakteri V. parahaemolyticus pada media Thiosulfate-Citrate-BileSalts-Sucrose Agar dari saluran pencernaan ikan kerapu. Pengaruh penambahan isolat kandidat pendegradasi AHL terhadap tiga faktor virulensi V. parahaemolyticus yaitu motilitas, produksi kaseinase dan hemolisa diuji dengan mengkultur V. parahaemolyticus dengan dan tanpa penambahan isolat pendegradasi AHL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2 isolat kandidat pendegradasi AHL yaitu SNA02 dan SNA03 mampu menurunkan ketiga faktor virulensi yang diuji tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa isolat SNA02 dan SNA03 berpotensi sebagai kandidat bakteri untuk mencegah penyakit vibriosis. Hasil ini diharapkan dapat membantu pembudidaya ikan kerapu dalam mengendalikan patogenitas bakteri V. parahaemolyticus.
Infection of Infectious Spleen and Kidney Necrosis Virus and Viral Nervouse Necrosis in Seawater Fish Identifed Using Multiplex Polymerase Chain Reaction Hidayati Kumalasari; Putu Eka Sudaryatma; Artanti Tri Lestari; Wahyu Nurlita; Wahyu Andy Nugraha; Nur Hasanah; Ida Ayu Mirah Meliana Dewi; Ni Putu Arya Shintya Anggraeni
Jurnal Sain Veteriner Vol 40, No 2 (2022): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan PB PDHI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jsv.73599

Abstract

Indonesia become a maritime country with large of ocean area and beach line with marine species diversity reaches 37% of the world’s fish. This makes Indonesia have aquaculture potential that supported by an appropriate climate. However, the challenge of viral diseases caused by Infectious Spleen and Kidney Necrosis Virus (ISKNV) and Viral Nervous Necrosis (VNN) would hamper marine aquaculture and causing huge economic losses. Therefore, it is necessary to carry out early detection methods that are efficient, fast, precise and accurate to identifying these viral disease. Here we developed a multiplex-PCR (mPCR) a method that can detect simultaneously of the ISKNV and VNN. The results of this method showed high sensitivity and specificity by using MCP and CP gene target primers to detect ISKNV and VNN, respectively. From a total of 353 samples of seawater fish examined by mPCR, positive results following of single infection of ISKNV and VNN were 14 and 2, respectively. We also found that 18 grouper fish was co-infection with these viruses. From these results, it shows that the mPCR method developed has efficiency, faster and high accuracy. This founding was possible to be applied in laboratory testing or early detection system in the field for ISKNV and VNN.