Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Keluhan Mata Silau pada Penderita Astigmatisma Dibandingkan dengan Miopia Permatasari, Fitri; Setyandriana, Yunani
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 13, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v13i2.1064

Abstract

Astigmatisme merupakan kelainan refraksi dimana pembiasan pada meridian yang berbeda tidak sama akibat kelainan kelengkungan di kornea. Pada mata dengan astigmatisme lengkungan jari-jari pada satu meridian kornea lebih panjang daripada jari-jari meridian yang tegak lurus dimana dalam hal ini keluhan silau bisa terjadi jika kecerahan dari suatu bagian dari inferior jauh melebihi kecerahan yang berlebihan, baik yang terlihat langsung atau melewati pantulan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keluhan mata silau pada penderita astigmatisma dibandingkan dengan miopia. Desain penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan metode deskriptif untuk membandingkan ada atau tidaknya kesilauan pada penderita astigmatisma dibandingkan dengan penderita miopia. Sebanyak 68 orang mahasiswa dengan 34 orang penderita miopia dan 34 orang penderita astigmatisma. Hasil penelitian menunjukkan responden astigmatisma yang mengeluh silau berjumlah 28 orang (82,4%) dan yang tidak mengeluh silau berjumlah 6 orang (17,6%), sedangkan responden dengan karakteristik miopia yang mengeluh silau berjumlah 12 (35,3%) dan yang tidak mengeluh silau berjumlah 22 orang (64,7%), sehingga didapatkan kejadian silau 8,167 kali lebih besar pada astigmatisma dibandingkan dengan miopia. Prevalensi astigmatisma yang mengeluh silau (82,4%) dan miopia yang mengeluh silau (35,3%). Disimpulkan bahwa didapatkan keluhan mata silau yang lebih banyak pada astigmatisma dibandingkan dengan miopia. Astigmatisma is refraction disorder where deviation in the meridient is different because of curve disorder in cornea. In astigmatisma, half diameter of curve in one miridian cornea is longer than upright vertical of half diameter miridian. Ambient lighting can be hapened in astigmatisma is the bright inferior has been over lighting either direk vision or reflaktion. This research aims to know ambient lighting on astigmatisma compared by miopia suffere. The design in this reasearch is cross sectional by descriptive method to compare the ambient lighting in astigmatisma patient by myopia patient. The respondent is 68 students and 34 respondent are myopia patient, 34 respondent are astigmatisma patient. The result shows female respondents is 38 students (55,9%) and male respondent is 30 students (44,1%). The astigmatisma respondent are 34 students (50,0%) and myopia respondent are 34 students (50,0%), ambient lighting respondents are 40 students (58,8%) and the respondents who don’t have ambient lighting are 28 students (41,2%). Astigmatisma respondent who have ambient lighting are 28 students (82,4 %) and astigmatisma respondents who don’t have ambient lighting are 12 students (35,3%) and the respondents by myopia characteristic who don’t have ambient lighting are 22 students (64,7%). Astigmatisma prevalents by ambient lighting is 82,4 % and myopia by ambient lighting is 35,3%. It can be concluded that there is ambient lighting in astigmatisma more than myopia.
STRATEGI IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Kasus di SMPN 1 Purwosari) Permatasari, Fitri; Mubarok, Achmat; Yusuf, Achmad; Muhtarom, Ali
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 01 (2025): Juni 2025
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70281/tabyin.v1i01.958

Abstract

SMPN 1 Purwosari adalah sekolah yang sudah menerapkan kurikulum merdeka belajar. Implementasi kurikulum berarti penerapan kurikulum dalam proses pembelajaran yang dapat memberi pengaruh terhadap perubahan perilaku peserta didik. Mengimplementasikan kurikulum secara efektif, diperlukan kesiapan guru, baik kesiapan administrasi pembelajaran, maupun kesiapan mental. Khusunya di SMPN 1 Purwosari ini menggunakan kurikulum merdeka, namun para murid dan guru masih belum menguasai kurikulum merdeka tersebut. Maka diperlukan dengan adanya strategi guru dalam pengimplementasian kurikulum merdeka belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan (1) Iimplementasi kurikulum merdeka belajar dalam pembelajaran PAI (2) Strategi pembelajaran Guru PAI dalam implementasi kurikulum merdeka belajar di SMPN 1 Purwosari. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan (1) Implementasi kurikulum merdeka belajar dalam pembelajaran PAI meliputi; kegiatan mengadakan workshop dengan tujuan agar guru di SMPN 1 Purwosari dapat memahami kurikulum terhadap suatu pembelajaran. selain itu media yang digunakan dalam implementasi kurikulum merdeka belajar menggunakan media platform sebagai bahan ajar, tujuan dari Platform Merdeka Mengajar di SMPN 1 Purwosari adalah untuk menciptakan ekosistem kolaboratif yang mendorong pembelajaran yang efektif dan lingkungan kerja yang positif. Khusunya dalam pembelajaran PAI guru mendapatkan inspirasi, referensi, literasi, dan pemahaman dalam upaya mengimplementasikan Kurikulum Mandiri dengan bantuan Platform Merdeka Mengajar. Guru PAI mengandalkan Platform Merdeka Mengajar sebagai motor penggerak dalam pengembangan siswasiswi Pancasila. (2) Strategi pembelajaran Guru PAI dalam implementasi kurikulum merdeka belajar di SMPN 1 Purwosari menerapkan metode proyek pada materi PAI, siswa di SMPN 1 Purwosari ini dituntut memahami materi pembelajaran bukan dengan mendengarkan informasi dari guru saja tetapi siswa juga dapat berperan aktif dalam pembelajaran, Karena materi pada pembelajaran PAI membutuhkan adanya praktik secara langsung guna memudahkan siswa dalam memahami materi.