Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Keunggulan Kompetitif Teknologi Modular Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) Jayagiri Mia Wimala; Benjamin Bonardo; Wisena Perceka; Carissa Carissa
ARSITEKTURA Vol 20, No 2 (2022): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v20i2.60111

Abstract

The RISHA applied to the Jayagiri house was compared with conventional technology, in terms of construction duration, costs, and environmental friendliness. The strength of the RISHA structure was be analyzed based on existing standards using SAP2000 and spColumn. The data were the literature studies and interviews with RISHA users, applicators, and the Directorate of Engineering Affairs for Human Settlements and Housing. Compared to conventional, the Jayagiri house is proven to be more eco-friendly with an efficiency value of 48.6 points. It was also built four weeks faster, with a lower cost of IDR123,043.90 per square meter, or 3.97%. The strength analysis shows that the capacity of the column reinforcement is still capable of carrying the designed load, the anchorage capacity of the X-direction beam has not met the requirements.
Self-Assessment Tool Kesiapsiagaan Komponen Struktural Bangunan Sekolah Tahan Gempa Bumi Joshua Irawan; Mia Wimala; Wisena Perceka
Rekayasa Sipil Vol 11, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/jrs.2022.v11.i2.03

Abstract

Gempa bumi dapat menyebabkan suatu bangunan runtuh, termasuk bangunan sekolah. Akibatnya, tidak sedikit korban jiwa yang ditimbulkan dari keruntuhan tersebut.  Kebanyakan bangunan sekolah yang runtuh bukan diakibatkan oleh magnitude gempa bumi, melainkan minimnya kesiapsiagaan struktur bangunan sekolah. Diperlukan kesadaran dari pihak manajemen sekolah untuk melakukan pemeriksaan berkala secara mandiri terhadap kondisi komponen struktural bangunan sekolah beserta upaya pemeliharaannya. Penilaian diri (self-assessment) diharapkan dapat dilakukan dengan anggaran yang cukup murah dan menjadi dasar bagi penilaian lanjutan oleh para ahli bangunan jika diperlukan. Namun, belum adanya alat ukur tersebut di Indonesia menyebabkan pemeriksaan ini sangat sulit dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkannya berdasarkan kajian literatur panduan penanggulangan bencana untuk bangunan sekolah dan standar pemeriksaan bangunan di berbagai negara. Beberapa variabel penelitian yang terbentuk selanjutnya diolah menggunakan Analytical Hierarchy Process. Penelitian ini menghasilkan sebuah alat ukur untuk mengidentifikasi kesiapsiagaan struktur bangunan sekolah yang terdiri dari: Data Diri Sekolah, Data Bangunan Sekolah, Prasyarat Pemeriksaan, dan Pemeriksaan Visual yang terdiri dari 4 kategori utama: Kondisi dan Luas Bangunan (16%), Pengetahuan Instrumen Penunjuk Risiko Gempa Bumi (22%), Upaya Pemeliharaan Komponen Struktural Bangunan Sekolah (27%), dan Identifikasi Awal Kerusakan Komponen Struktur (36%). Tingkat kesiapsiagaan komponen struktural suatu bangunan sekolah yang baik perlu memenuhi angka minimum sebesar 80.
Aplikasi High Performance Fiber Reinforced Concrete sebagai Material Berkelanjutan: Ikhtisar Perceka, Wisena; Djayaprabha, Herry Suryadi; Rizkiani, Sisi Nova
Journal of Sustainable Construction Vol 1 No 2 (2022): Journal of Sustainable Construction
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.686 KB) | DOI: 10.26593/josc.v1i2.5275

Abstract

Salah satu keuntungan dari penggunaan beton dan baja tulangan mutu tinggi pada bangunan gedung bertingkat adalah dapat mereduksi ukuran komponen struktur seperti balok, kolom, dan dinding geser. Akan tetapi, semakin tinggi kekuatan tekan beton, maka semakin getas beton tersebut. Untuk mereduksi sifat getas beton mutu tinggi, material fiber (serat) dapat ditambahkan kedalam beton mutu tinggi. Salah satu jenis serat yang dapat ditambahkan kedalam beton adalah steel fiber (serat baja). Beton dengan serat dapat disebut Fiber Reinforced Concrete (FRC) atau Fiber Reinforced Cementitious Composite (FRCC). Highly-Flowable Strain Hardening Fiber Reinforced Concrete (HF-SHFRC) adalah salah satu perkembangan teknologi beton dengan serat. HF-SHFRC memiliki sifat Self-Compacting Concrete (SCC) sebelum mengeras, dan memiliki kemampuan tensile strain-hardening ketika sudah mengeras. Paper ini mempresentasikan hasil peneitlian mengenai perilaku tarik material HF-SHFRC, dan aplikasi material HF-SHFRC pada kolom beton bertulang mutu tinggi dan hubungan balok-kolom eksterior yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dengan menggunakan material HF-SHFRC pada elemen struktur beton bertulang, elemen struktur dapat meningkatkan kekuatan geser, daktilitas, disipasi energi, dan toleransi kerusakan. Selain itu, di dalam HF-SHFRC, material sementisius pengganti semen digunakan dalam jumlah besar, yaitu 50%. Penggunaan material sementisius pengganti semen dalam jumlah besar menunjukkan bahwa HF-SHFRC ramah lingkungan dan memenuhi kriteria sebagai material berkelanjutan.
EXPERIMENTAL STUDY ON STEEL AND POLYPROPYLENE FIBERS MORTAR BOND STRENGTH UNDER UNIAXIAL TENSION Djayaprabha, Herry Suryadi; Perceka, Wisena; Oriana, Angie
Applied Research on Civil Engineering and Environment (ARCEE) Vol. 5 No. 01 (2024): The Innovation of Sustainable Construction Management
Publisher : POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32722/arcee.v5i01.6517

Abstract

The present study aims to investigate the bond behavior between fibers and mortar matrix in fiber-reinforced concrete, which was explored through a uniaxial tension test. The bond behavior was studied for different types of embedded fibers: steel fibers, polypropylene fibers, and hybridizations of steel and polypropylene fibers. The mixture proportion was determined based on the absolute volume method with a water-to-binder ratio (w/b) of 0.29 to achieve high-strength mortar. The high-strength mortar was cast by utilizing an industrial waste by-product of both silica fume and fly ash as a partial cement replacement. The compressive strength and uniaxial tension tests on high-strength mortar were conducted at the ages of 28 and 140 days. The long-term bond-strength behavior was investigated at the age of 140 days. The results showed that the average compressive strengths of hardened mortar on 28 and 140 days were 54.82 MPa and 69.37 MPa, respectively. Whereas, the average fiber-mortar bond strengths with steel, polypropylene, and hybridized fibers were 8.62 MPa, 8.37 MPa, and 7.30 MPa, respectively, at 28 days and 11.22 MPa, 10.21 MPa, and 11.82 MPa, respectively, at 140 days. Compared to the equivalent bond strength of the steel fiber, the polypropylene fiber had an equivalent bond strength of 2.90% and 9.00% lower at the ages of 28 and 140 days. Meanwhile, the equivalent bond strength of hybridized fiber was 15.31% lower than that of steel fiber; however, the long-term behavior of the hybridized fiber showed its performance was about 5,35% higher than that of steel fiber at 140 days.
Aplikasi High Performance Fiber Reinforced Concrete sebagai Material Berkelanjutan: Ikhtisar Perceka, Wisena; Djayaprabha, Herry Suryadi; Rizkiani, Sisi Nova
Journal of Sustainable Construction Vol 1 No 2 (2022): Journal of Sustainable Construction
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/josc.v1i2.5275

Abstract

Salah satu keuntungan dari penggunaan beton dan baja tulangan mutu tinggi pada bangunan gedung bertingkat adalah dapat mereduksi ukuran komponen struktur seperti balok, kolom, dan dinding geser. Akan tetapi, semakin tinggi kekuatan tekan beton, maka semakin getas beton tersebut. Untuk mereduksi sifat getas beton mutu tinggi, material fiber (serat) dapat ditambahkan kedalam beton mutu tinggi. Salah satu jenis serat yang dapat ditambahkan kedalam beton adalah steel fiber (serat baja). Beton dengan serat dapat disebut Fiber Reinforced Concrete (FRC) atau Fiber Reinforced Cementitious Composite (FRCC). Highly-Flowable Strain Hardening Fiber Reinforced Concrete (HF-SHFRC) adalah salah satu perkembangan teknologi beton dengan serat. HF-SHFRC memiliki sifat Self-Compacting Concrete (SCC) sebelum mengeras, dan memiliki kemampuan tensile strain-hardening ketika sudah mengeras. Paper ini mempresentasikan hasil peneitlian mengenai perilaku tarik material HF-SHFRC, dan aplikasi material HF-SHFRC pada kolom beton bertulang mutu tinggi dan hubungan balok-kolom eksterior yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dengan menggunakan material HF-SHFRC pada elemen struktur beton bertulang, elemen struktur dapat meningkatkan kekuatan geser, daktilitas, disipasi energi, dan toleransi kerusakan. Selain itu, di dalam HF-SHFRC, material sementisius pengganti semen digunakan dalam jumlah besar, yaitu 50%. Penggunaan material sementisius pengganti semen dalam jumlah besar menunjukkan bahwa HF-SHFRC ramah lingkungan dan memenuhi kriteria sebagai material berkelanjutan.