p-Index From 2020 - 2025
1.116
P-Index
This Author published in this journals
All Journal e-GIGI
Vinna K. Sugiaman
Universitas Kristen Maranatha

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Antibacterial Effectiveness of Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) Peel Extract against Porphyromonas gingivalis Azkya D. M. Latupeirissa; Calvin Kurnia; Vinna K. Sugiaman
e-GiGi Vol. 10 No. 2 (2022): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v10i2.39786

Abstract

Abstract: Periodontitis is an inflammatory disease caused by microorganisms resulting in progres-sive damage of periodontal tissue. One of the main pathogens is Porphyromonas gingivalis. Periodontal disease can be treated with antibiotics but they have side effects and cause bacterial resistance. Herbal plants that can be used as alternative medicine, inter alia, lemon peel (Citrus limon (L.) Osbeck). Its active compounds such as flavonoids, tannins, steroids, and triterpenoids have antibacterial effects. This study aimed to determine the antibacterial effectiveness of the ethanolic extract of lemon peel (Citrus limon (L.) Osbeck) against Porphyromonas gingivalis in several concentrations of 0.625%, 1.25%, 2.5%, 5%, and 10%.  The method used in this study was the broth microdilution test to determine the minimum inhibitory concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC) based on the Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). The results showed that MIC was at a concentration of 2.5% with an inhibition result of 75.80% and MBC at a concentration of 10% with an inhibition result of 99.53%. In conclusion, lemon peel extract (Citrus limon (L.) Osbeck) had antibacterial effectiveness against Porphyromonas gingivalis.Keywords: lemon peel extract (Citrus limon (L.) Osbeck; periodontitis; Porphyromonas gingivalis Abstrak: Periodontitis merupakan penyakit inflamasi yang disebabkan oleh mikroorganisme sehingga terjadinya kerusakan progresif pada jaringan periodontal. Salah satu patogen utama ialah Porphyromonas gingivalis. Penyakit periodontal dapat diobati dengan antibiotik namun memiliki efek samping dan resistensi bakteri. Tumbuhan herbal yang dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif ialah kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) yang memiliki senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, steroid dan triterpenoid yang mengandung efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri ekstrak etanol kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) terhadap Porphyromonas gingivalis pada konsentrasi 0,625%, 1,25%, 2,5%, 5%, dan 10%. Metode yang digunakan ialah uji broth microdilution untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan konsentrasi bunuh minimum (KBM) berdasarkan Clinical and Laboratory Standards Institute (CLSI). Hasil penelitian pada berbagai konsentrasi yang diujikan menunjukkan bahwa KHM berada pada konsentrasi 2,5% dengan hasil inhibisi 75,80% dan KBM pada konsentrasi 10% dengan hasil inhibisi 99,53%. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck) memiliki efektivitas antibakteri terhadap Porphyromonas gingivalis.Kata kunci: ekstrak kulit jeruk lemon (Citrus limon (L.) Osbeck; periodontitis; Porphyromonas gingivalis
Effect of Servo Tomato (Solanum lycopersicum) extract on Incision Wound Healing Agustina P. Khumara; Henry Y. Mandalas; Vinna K. Sugiaman
e-GiGi Vol. 10 No. 2 (2022): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v10i2.41503

Abstract

Abstract: Herbal medicines such as Servo tomato containing flavonoids and saponins can increase the number of fibroblasts in the wound tissue, therefore, it can help to speed up wound healing time. This study aimed to determine the effect of servo tomato ethanol extract on wound healing time based on the day of the incision. This was a true laboratory experimental study using 30 male Wistar rats (Rattus Norvegicus) divided into six groups; each group consisted of five rats, Group I was given aquadest as a negative control, Group II was given 10% povidone iodine solution as a positive control, and Groups III-VI were given 25%, 50%, 75%, and 100% solutions of Servo tomato ethanol extract, consecutively. The results showed that there were differences in the length of the incision wounds among groups from time to time as a response of wound healing. Incision wound length in Group VI (100%) after seven days had a mean of zero (0.00 mm). The ANOVA test resulted in a p-value of 0.1537 (<0.05) in the six treatment groups. The mean incision length was the shortest in the group applied with 100% Servo tomato ethanol extract. In conclusion, there was an effect of Servo tomato ethanol extract on incision wound healing time on the labial mucosa of male Wistar rats.Keywords: tomato ethanol extract; incision wound; healing time Abstrak: Tanaman herbal seperti tomat Servo yang mengandung flavonoid dan saponin dapat mening-katkan jumlah fibroblas dalam jaringan luka yang membantu mempercepat waktu penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol tomat Servo terhadap waktu penyembuhan luka berdasarkan hari dilakukan insisi. Jenis penelitian ialah eksperimental laboratorik dengan hewan coba tikus Wistar jantan (Rattus norvegicus) berjumlah 30 ekor, dibagi menjadi enam kelompok penelitian; setiap kelompok terdiri dari lima ekor tikus. Kelompok I diberikan larutan aquadest sebagai kontrol negatif, kelompok II diberikan larutan povidone iodine 10% sebagai kontrol positif, dan kelompok III-VI diberikan larutan ekstrak etanol tomat Servo 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasil penelitian mendapatkan perbedaan panjang luka insisi antar kelompok dari waktu ke waktu sebagai respon penyembuhan luka. Panjang luka insisi pada kelompok VI (100%) setelah tujuh hari memiliki rerata nol (0,00 mm). Hasil uji ANOVA mendapatkan nilai p=0,1537<0,05 pada keenam kelompok perlakuan. Jumlah rerata panjang luka insisi paling kecil pada kelompok yang diaplikasikan dengan ekstrak etanol tomat Servo 100%. Simpulan penelitian ini ialah terdapat pengaruh ekstrak etanol tomat Servo (Solanum lycopersicum) terhadap panjang luka selama waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa labial tikus Wistar jantan.Kata kunci: ekstrak etanol tomat; luka insisi; waktu penyembuhan
Efek Ekstrak Daun Oregano (Origanum vulgare) terhadap Plat Resin Akrilik Heat-Cured yang Dikontaminasi Candida albicans dan Streptococcus mutans Silvia Naliani; Shelly Lelyana; Henry Y. Mandalas; Jason F. Laurence; Vinna K. Sugiaman; Jane A. V. Wibisono; Dian Lesmana
e-GiGi Vol. 11 No. 1 (2023): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v11i1.44461

Abstract

Abstract: Long-term use of dentures with poor cleaning can cause denture stomatitis mainly due to Candida albicans and Streptococcus mutans. Oregano leaf (Origanum vulgare) which contains a variety of active components is believed to be an alternative of denture cleansers. This study aimed to determine the effect of oregano leaf extract on heat-cured acrylic resin plates contaminated with C. albicans and S. mutans. There were 27 heat-cured acrylic plates contaminated and soaked for 10 minutes in nine treatment groups, as follows: oregano leaf extract of 50 mg/ml, 25 mg/ml, 12.5 mg/ml, 6.25 mg/ml, 3,125 mg /ml, 1,562 mg/ml, and 0,781 mg/ml, distilled water as the negative control, Polident denture cleanser fresh (positive control for C. albicans) and chlorhexidine gluconate 0,2% (positive control for S. mutans). The colony number of C. albicans and the inhibition zones of S. mutans were counted. The results showed that the lowest number of C. albicans colony and the largest inhibition zone for S. mutans were at the concentration of 50 mg/ml oregano leaf extract. In conclusion, there was an effect of oregano leaf extract on acrylic resin plates contaminated with Candida albicans and Streptococcus mutans. Keywords: acrylic resin; denture stomatitis; Origanum vulgare; Candida albicans; Streptococcus mutans   Abstrak: Penggunaan gigi tiruan secara terus menerus dalam jangka panjang dengan pembersihan yang buruk dapat menyebabkan denture stomatitis terutama oleh Candida albicans dan Strepto-coccus mutans. Daun oregano (Origanum vulgare) yang mengandung beragam komponen aktif diyakini dapat menjadi alternatif pembersih gigi tiruan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun oregano terhadap plat resin akrilik heat-cured yang dikontaminasi jamur C. albicans dan S. mutans. Terdapat 27 plat akrilik heat-cured yang dikontaminasi dan dilakukan perendaman selama 10 menit dalam sembilan kelompok perlakuan yaitu, konsentrasi ekstrak daun oregano 50 mg/ml, 25 mg/ml, 12,5 mg/ml, 6,25 mg/ml, 3,125 mg/ml, 1,562 mg/ml, 0,781 mg/ml, akuades (kontrol negatif), Polident Denture Cleanser Fresh (kontrol positif C. albicans), dan chlorhexidine gluconate 0,2% (kon-trol positif S. mutans). Jumlah koloni C. albicans dan zona hambat S. mutans dihitung. Hasil penelitian menunjukkan jumlah koloni C. albicans terkecil dan zona hambat S. mutans terbesar pada konsentrasi ekstrak daun oregano 50 mg/ml. Simpulan penelitian ini ialah terdapat pengaruh ekstrak daun oregano terhadap plat resin akrilik yang dikontaminasi Candida albicans dan Streptococcus mutans. Kata kunci: resin akrilik; denture stomatitis; Origanum vulgare; Candida albicans; Streptococcus mutans
Efektivitas Antibakteri Fraksi Buah Merah (Pandanus conoideus Lam) sebagai Pembersih Gigi Tiruan Sebagian Lepasan terhadap Staphylococcus aureus Anggita U. C. Purba; Silvia Naliani; Vinna K. Sugiaman
e-GiGi Vol. 11 No. 2 (2023): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v11i2.44464

Abstract

Abstract: Staphylococcus aureus is a species of bacteria that causes denture stomatitis which is often found in removable denture wearers. Its management is carried out by eliminating pathogenic bacteria and cleaning dentures regularly. One of the natural ingredients that can be used in such condition is red fruit (Pandanus conoideus Lam) which has active compounds such as flavonoids, alkaloids, steroids and triterpenoids. These active compounds are known to have antibacterial activity. This study aimed to determine the effectiveness of red fruit fraction (Pandanus conoideus Lam) with n-Hexane and ethyl acetate as solvent against Staphylococcus aureus. The method used was the Kirby-Bauer disc diffusion method by testing various concentrations (100%, 90%, 80%, 50%, 25%, 12.5%, 6.25%, and 3.125%) and measuring the inhibition zone diameter by using a caliper. The results showed that the red fruit fraction with ethyl acetate solvent at a concentration of 100% had an average inhibition zone diameter of 8.80 mm classified as medium category, followed by 90% and 80% respectively. In conclusion, ethyl acetate fraction of red fruit (Pandanus conoideus Lam) is effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus. Keywords: Staphylococcus aureus; denture stomatitis; removable partial denture, red fruit fraction; inhibition zone   Abstrak: Staphylococcus aureus merupakan salah satu spesies bakteri penyebab denture stomatitis yang sering dijumpai pada pasien pengguna gigi tiruan lepasan. Penatalaksanaan dilakukan dengan mengeliminasi bakteri patogen dan rutin membersihkan gigi tiruan. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan ialah buah merah (Pandanus conoideus Lam) yang mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, steroid, dan triterpenoid yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas fraksi buah merah (Pandanus conoideus Lam) dengan pelarut n-Heksana dan etil asetat terhadap Staphylococcus aureus. Metode yang digunakan ialah metode difusi cakram Kirby-Bauer dengan menguji berbagai konsentrasi fraksi buah merah (100%, 90%, 80%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%, dan 3,125%), dan pengukuran diameter zona hambat dilakukan menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi buah merah dengan pelarut etil asetat pada konsentrasi 100% memiliki rerata diameter zona hambat tertinggi sebesar 8,80 mm yang tergolong kategori sedang diikuti konsentrasi 90% dan 80%. Simpulan penelitian ini ialah fraksi etil asetat buah merah (Pandanus conoideus Lam) efektif dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Kata kunci: Staphylococcus aureus; denture stomatitis; gigi tiruan sebagian lepasan; fraksi buah merah; zona hambat
Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Bawang Merah (Allium ascalonicum) terhadap Streptococcus sanguinis Ganda S. Sihite; Riani Setiadhi; Vinna K. Sugiaman
e-GiGi Vol. 11 No. 2 (2023): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v11i2.44467

Abstract

Abstract:  Recurrent aphthous stomatitis is often found in the community, however, the definite cause is still unknown. One of the predisposing factors is Streptococcus sanguinis. Mostly, the treatment for RAS is symptomatic and supportive with antiseptic mouthwash such as 0.2% chlorhexidine gluconate, albeit, it has some side effects for long-term use. Herbal ingredients such as onion peel is expected to cure RAS at a relatively cheap price and minimum side effects. Onion peel (Allium ascalonicum) contains active compounds such as flavonoids, saponins, phenols, tannins, and alkaloids that are known to have antibacterial activity. This study aimed to determine the minimum inhibitory concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC) of 96% onion peel ethanol extract on the growth of Streptococcus sanguinis. MIC was measured by broth microdilution using 10% DMSO solvent and seven concentrations of onion peel extract, and 0.2% chlorhexidine gluconate as the  positive control. The results showed that 96% ethanol extract onion peel with a concentration of 40% was the minimum inhibitory concentration against Streptococcus sanguinis while the minimum kill concentration was 80%. In conclusion, the onion peel (Allium ascalonicum) ethanolic extract has a minimum inhibitory concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC) on the growth of Streptococcus sanguinis. Keywords: recurrent aphthous stomatitis; Streptococcus sanguinis; ethanol extract of onion peel   Abstrak:  Stomatitis aftosa rekuren sering dijumpai pada masyarakat namun etiologinya masih belum diketahui. Salah satu faktor predisposisi yaitu Streptococcus sanguinis. Penatalaksanaan penyakit ini umumnya simtomatis dan suportif dengan obat kumur antiseptik seperti klorheksidin glukonat 0,2%, namun obat tersebut memiliki efek samping untuk penggunaan jangka panjang. Pengobatan menggunakan bahan herbal seperti kulit bawang merah umumnya memiliki efek samping yang lebih minimal dan diharapkan dapat menyembuhkan SAR dengan harga relatif murah. Kulit bawang merah (Allium ascalonicum) mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, saponin, fenol, tanin, dan alkaloid yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hambat minimum (KHM) dan kadar bunuh minimum (KBM) ekstrak etanol 96% kulit bawang merah terhadap pertumbuhan Streptococcus sanguinis. KHM diukur dengan teknik broth microdilution menggunakan pelarut DMSO 10% dan tujuh konsentrasi ekstrak kulit bawang merah. Klorheksidin glukonat 0,2% sebagai kontrol positif. Hasil penelitian mendapatkan ekstrak etanol 96% kulit bawang merah dengan konsentrasi 40% merupakan KHM terhadap Streptococcus sanguinis sedangkan KBM ialah 80%. Simpulan penelitian ini ialah ekstrak etanol kulit bawang merah (Allium ascalonicum) memiliki Kadar Hambat Minimum dan Kadar Bunuh Minimum terhadap pertumbuhan Streptococcus sanguinis. Kata kunci:  stomatitis aftosa rekuren; Streptococcus sanguinis; ekstrak etanol kulit bawang merah
Efek Antibakteri Ekstrak Kulit Kelengkeng (Dimocarpus Longan L.) terhadap Porphyromonas gingivalis Fritzia R. Tobaq; Henry Y. Mandalas; Vinna K. Sugiaman
e-GiGi Vol. 12 No. 1 (2024): e-GiGi
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/eg.v12i1.48012

Abstract

Abstract: Porphyromonas gingivalis is one of the microorganisms that cause periodontitis. Chlorhexidine is proven to have an antibacterial effect but it can cause side effects inter alia discolored teeth, pain, and xerostomia. Longan peel is a natural product that can act as an antibacterial because of its active compounds such as phenolics, tannins, flavonoids, and triterpenoids. This study aimed to determine the antibacterial effect of longan peel extract on Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 by measuring the average diameter of the inhibition zone. This was a laboratory experimental study using experimental groups at concentrations of 3.125%, 6.25%, 12.5%, 25%, 50%, 75%, and 100%. The results showed that the experimental group at a concentration of 100% extract produced an inhibition zone of 10.08 mm but not greater than 0.2% chlorhexidine which had 11.96 mm. While the smallest inhibition zone was conducted by longan peel with 25% extract which was 4.05 mm. In conclusion, there is an antibacterial effect of the ethanol extract of longan peel (Dimocarpus longan L) against Porphyromonas gingivalis. Keywords: chronic periodontitis; longan peel extract (Dimocarpus longan L.); well diffusion method; antibacterial effectiveness   Abstrak: Porphyromonas gingivalis merupakan salah satu mikroorganisme penyebab periodontitis. Penggunaan chlorhexidine terbukti dapat memberikan efek antibakteri, tetapi dapat menyebabkan efek samping berupa perubahan warna gigi, nyeri, dan xerostomia. Kulit kelengkeng sebagai bahan alam dengan kandungan senyawa aktifnya seperti fenolik, tanin, flavonoid, dan triterpenoid dapat berperan sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak kulit kelengkeng terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis ATCC 33277 dengan cara mengukur rerata diameter dari zona hambat. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium dengan kelompok perlakuan pada konsentrasi ekstrak 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada kelompok perlakuan dengan konsentrasi ekstrak 100% menghasilkan zona hambat 10,08 mm tetapi tidak lebih besar dari chlorhexidine 0,2% yang memiliki zona hambat 11,96 mm. Zona hambat terkecil dihasilkan oleh kelompok ekstrak 25% yaitu sebesar 4,05 mm. Simpulan penelitian ini ialah terdapat efek antibakteri ekstrak etanol kulit kelengkeng (Dimocarpus longan L) terhadap Porphyromonas gingivalis. Kata kunci: periodontitis kronis; ekstrak kulit kelengkeng (Dimocarpus longan L.); metode difusi sumuran; efektivitas antibakteri