Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Relationship between Knowledge, Attitude, and Preventive Measures against Dengue Hemorrhagic Fever in Community Istiyarsih Sillia; Adrian Umboh; Novie H. Rampengan
e-CliniC Vol. 10 No. 2 (2022): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v10i2.37741

Abstract

Abstract: North Sulawesi Province is included in the category with the highest cases of dengue hemorrhagic fever (DHF) in Indonesia. This study aimed to evaluate the relationship between know-ledge, attitude, and preventive measures against DHF in the community. Thia was an analytical and descriptive study with a cross sectional design. Respondents were people who lived in Puskesmas (primary health center) Kelurahan Sario Kotabaru Kota Manado area. There were 89 respondents in this study obtained by using incidental sampling technique. The results showed that DHF occurred in 5 respondents (5.6%). The majority of respondents had moderate knowledge (52.8%), agreeable attitude (70.8%), and moderate preventive measures (55.1%). Bivariate analysis resulted in significant relationship between knowledge and the occurrence of DHF (p=0.020); attitude and the occurrence of DHF (p=0.001); and preventive measures and the occurrence of DHF (p=0.016). Multivariate analysis using linear regression showed that attitude was the most related factor to DHF occurrence (Exp B=-0.034, regression coefficient =-0.140, p= 0.002). In conclusion, there is a relationship between knowledge, attitude, and preventive measures with DHF occurrence. Attitude is the most related factor to the occurrence of DHF in the community at Puskesmas Kotabaru area. Keywords: dengue hemorrhagic fever (DHF); knowledge; attitude; preventive measures Abstrak: Sulawesi Utara termasuk dalam salah satu provinsi di Indonesia dengan kategori kasus demam berdarah dengue (DBD) tertinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan masyarakat terhadap DBD. Jenis penelitian ialah analitik deskriptif dengan desain potong lintang. Responden penelitian ialah masyarakat di wilayah Puskesmas Kelurahan Sario Kotabaru Kota Manado sebanyak 89 orang diperoleh dengan menggunakan teknik sampling insidental. Hasil penelitian menunjukkan kejadian DBD terdapat pada 5 responden (5,6%). Responden paling banyak terdistribusi pada pengetahuan cukup (52,8%), sikap setuju (70,8%), tindakan pencegahan cukup (55,1%). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna antara pengetahuan dengan kejadian DBD (p=0,020), sikap dengan kejadian DBD (p=0,001), dan tindakan pencegahan dengan kejadian DBD (p=0,016). Analisis multivariat menggunakan regresi liniear mendapatkan bahwa sikap merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian DBD (Exp B=-0,034, koefisien regresi=-0,140, dan nilai p=0,002). Simpulan penelitian ini ialah pada masyarakat di wilayah Puskesmas Kelurahan Sario Kotabaru terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan dengan kejadian DBD. Sikap merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian DBD.Kata kunci: demam berdarah dengue (DBD); pengetahuan; sikap; tindakan pencegahan
Faktor Risiko COVID-19 pada Anak Debora K. Pangow; Novie H. Rampengan; Rocky Wilar
e-CliniC Vol. 11 No. 1 (2023): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v11i1.44321

Abstract

Abstract: The prevalence of COVID-19 cases is still increasing in children, as well as the morbidity and mortality rates. Therefore, it is necessary to understand the risk factors involved in the incidence of COVID-19 infection in children. This study aimed to identify and analyze the risk factors for the transmission of COVID-19 in children. This was a literature review study using four databases namely Scopus, ProQuest, Pubmed, and Science Direct. The results obtained 16 literatures about the risk factors for COVID-19 in children with the basic concept of the epidemiological triad of COVID-19 risk factors, namely the host, agent, and environment. The literatures indicated that the host risk factors were gender, vitamin D deficiency, age, asthma comorbid or underlying medical conditions, and race. The agent risk factors were the emergence of the delta virus variant, meanwhile the environmental risk factors were the exposure to viruses in the household or family cluster, exposure to endemic areas, exposure to bus travel, virus transmission at school, and close contact with people diagnosed with COVID-19. In conclusion, risk factors for COVID-19 in children with interaction of transmission factors of COVID-19 which are host, agent, and environment cause the rapid development of new coronavirus cases. Most transmission of COVID-19 in children is derived from family contact (environment). Keywords: risk factors for COVID -19; transmission in children Abstrak: Prevalensi kasus COVID-19 terus meningkat pada anak, demikian pula angka kesakitan maupun angka kematian. Oleh karena itu faktor risiko yang terlibat kejadian infeksi COVID-19 pada anak perlu dipahami secara detil. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor risiko penularan COVID-19 pada anak. Jenis penelitian ialah suatu literature review yang menggunakan empat pengkajian database yaitu Scopus, ProQuest, Pubmed, dan ScienceDirect. Hasil penelitian mendapatkan 16 literatur yang meneliti faktor risiko COVID-19 pada anak, dengan konsep dasar trias epidemiologi faktor risiko COVID-19 yaitu pejamu, agen, dan lingkungan. Faktor-faktor risiko pejamu yaitu jenis kelamin, defisiensi vitamin D, usia, dan komorbiditas asma atau kondisi medis yang mendasari, dan ras. Faktor risiko agen yaitu muncul-nya varian virus delta, sedangkan faktor lingkungan yaitu paparan virus dalam rumah tangga atau klaster keluarga, paparan daerah endemik, paparan perjalanan bus, penularan virus disekolah dan kontak dekat dengan orang terdiagnosis COVID-19. Simpulan penelitian ini ialah faktor-faktor risiko kejadian infeksi COVID-19 pada anak dengan interaksi faktor penularan COVID-19 yaitu faktor pejamu, agen dan lingkungan, mengakibatkan perkembangan kasus coronavirus baru yang sangat cepat. Penularan pada anak terbanyak berasal dari riwayat kontak keluarga (lingkungan). Kata kunci: faktor risiko COVID-19; penularan pada anak
Occupational Accidents among Fishermen in Manado, North Sulawesi Fitri M. Suhartoyo; Oksfriani J. Sumampouw; Novie H. Rampengan
e-CliniC Vol. 10 No. 1 (2022): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v10i1.37311

Abstract

Abstract: The International Labor Organization (ILO) noted that at global level more than 2.78 million people die per year due to occupational accidents or work-related diseases. In addition, there are approximately 374 million injuries and illnesses resulting from non-fatal occupational accidents each year. The Food and Agriculture Organization (FAO) in "The State of World Fisheries and Aquaculture" reported, as many as 24,000 fishermen per year died at sea during fishing activities. This study aimed to identify the prevalence of occupational accidents among fishermen in Manado City, North Sulawesi. This was a quantitative and analytical survey study using the cross-sectional design. This study was conducted at the Coastal Fishing Port Manado City, North Sulawesi and respondents were 264 fishermen. The instrument used in this study was a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The results showed the prevalence of occupational accident was 70.8%. The description of the respondents’ occupational accidents showed that the most common experienced accident was injury as many as 47.7%, and the most injured body part was the hand as many as 37.1%. In conclusion, the prevalence of occupational accident among fishermen in Manado, North Sulawesi is still high.Keywords: work accident; fishermen Abstrak: International Labour Organization (ILO) mencatat, di tingkat global lebih dari 2,78 juta orang meninggal per tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Selain itu, ada sekitar 374 juta cedera dan penyakit akibat kecelakaan kerja non-fatal setiap tahun. Food and Agriculture Organization (FAO) dalam "The State of World Fisheries and Aquaculture" melaporkan, sebanyak 24.000 nelayan per tahun meninggal dunia di laut pada saat kegiatan penangkapan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi kecelakaan kerja pada nelayan di Kota Manado Sulawesi Utara. Jenis penelitian ialah kuantitatif dengan rancangan penelitian survei analitik, menggunakan desain potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kota Manado Sulawesi Utara. Responden penelitian berjumlah 264 nelayan. Instrumen penelitian berupa angket yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian mendapatkan bahwa prevalensi kecelakaan kerja sebesar 70,8%. Gambaran kecelakaan kerja responden menunjukkan bahwa jenis kecelakaan yang dialami paling banyak ialah mengalami luka sebesar 47,7%, dan bagian tubuh yang mengalami cedera paling banyak ialah pada bagian tangan sebesar 37,1%. Simpulan penelitian ini ialah prevalensi kecelakaan kerja pada nelayan di Kota Manado, Sulawesi Utara masih tinggi.Kata kunci: kecelakaan kerja; nelayan
Karakteristik Covid-19 Varian Delta dan Varian Omicron pada Anak Manuella K. Sumakul; Novie H. Rampengan; Ronald Rompies
Medical Scope Journal Vol. 5 No. 1 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v5i1.45270

Abstract

Abstract: To date, COVID-19 has mutated into several types or variants. The variants of this virus, Delta and Omicron, become noticable and spread in all ages including children worldwide. Therefore, it is necessary to recognize the characteristics of these two variants in children. This study aimed to determine the characteristics of COVID-19 Delta and Omicron variants in children. This was a literature review study, performed by using PubMed, Google Scholar and ClinicalKey databases. The results obtained 12 literatures about the characteristics of the Delta and Omicron variants in children based on age, sex, clinical manifestations, and hospitalization. The Delta variant was most found in ages >5 years, male, had clinical manifestations of common symptoms associated with impaired olfactory and taste functions, and hospitalization of 2-5 days. Meanwhile, the Omicron variant was most found in ages <5 years, male, clinical manifestations of common symptoms associated with convulsion and wheezing, and hospitalization of 1-2 days. In conclusion, the age, clinical manifestations and hospitalization characteristics of the two variants are different except for sex characteristic. Keywords: characteristics of pediatric patients; COVID-19; Delta variant; Omicron variant; children   Abstrak: COVID-19 telah bermutasi menjadi beberapa jenis atau varian. Varian dari virus ini muncul dan menyebar pada semua kalangan termasuk anak di seluruh dunia; varian tersebut diantaranya varian Delta dan varian Omicron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik COVID-19 varian Delta dan varian Omicron pada anak. Jenis penelitian ialah literature review. Pencarian literatur dilakukan dengan menggunakan basis data PubMed, Google Scholar dan ClinicalKey. Hasil penelitian mendapatkan, 12 literatur yang meneliti karakteristik COVID-19 varian Delta dan varian Omicron pada anak berdasarkan karakteristik usia, jenis kelamin, manifestasi klinis, dan rawat inap. Varian Delta didapatkan tersering pada usia >5 tahun, jenis kelamin laki-laki, dengan manifestasi klinik berupa gejala umum serta gangguan fungsi indra penciuman dan pengecapan, dan lama rawat inap 2-5 hari. Varian Omicron didapatkan tersering pada usia <5 tahun, jenis kelamin laki-laki, dengan dengan manifestasi klinik berupa gejala umum serta kejang dan mengi, dan lama rawat inap 1-2 hari. Simpulan penelitian ini ialah karakteristik usia, manifestasi klinis dan rawat inap dari kedua varian berbeda kecuali karakteristik jenis kelamin. Kata kunci: karakteristik pasien anak; COVID-19; varian Delta; varian Omicron
Faktor-faktor Prediktor Luaran Malaria Berat pada Anak Mohammad F. D. Sineke; Suryadi N. N. Tatura; Novie H. Rampengan
Medical Scope Journal Vol. 5 No. 2 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v5i2.45486

Abstract

Abstract: Symptoms and severity of malaria infection differ between adults and children. Severe malaria is more common in children than in adults. Severe malaria cases in children can give clinical manifestations that are more fatal, severe and even death. This study aimed to determine the predictor factors of severe malaria outcomes in children. This was a literature review study using  Google Scholar database. The results obtained 11 articles that met the inclusion and exclusion criteria. It was found that the  clinical form and/or complications of severe malaria, co-infection and severe acute malnutrition could be negative predictors. Conversely, the administration of artemisinin and its derivates can be positive predictors. The intensity of transmission, levels of heme, free hemoglobin, hemopexin, haptoglobin, and sociodemographic factors can also be predictors of severe malaria outcomes in children. In conclusion, there are predictor factors of the outcome of severe malaria in children. Understanding the predictor factors can guide the immediate intervention to avoid poor outcomes and strive for good outcomes or prognosis. Keywords: predictor factors; severe malaria; signs and symptoms; outcome of malaria in children   Abstrak: Gejala dan keparahan infeksi malaria berbeda pada dewasa dan anak. Infeksi malaria berat lebih sering terjadi pada anak dibandingkan dengan dewasa. Kasus malaria berat pada anak dapat memberikan manifestasi klinis yang lebih fatal, parah bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor terhadap luaran malaria berat pada anak. Jenis penelitian ialah studi literatur yang diambil dari database Google Scholar. Hasil penelitian mendapatkan bahwa bentuk klinis dan/atau komplikasi dari malaria berat, koinfeksi dan malnutrisi akut yang berat dapat menjadi prediktor yang negatif. Sebaliknya, pemberian artemisinin dan derivatnya dapat menjadi prediktor yang positif. Intensitas penularan, kadar heme, hemoglobin bebas, hemopexin, haptoglobin dan faktor sosiodemografi juga dapat menjadi faktor prediktor luaran malaria berat pada anak. Simpulan penelitian ini ialah terdapat faktor-faktor yang dapat menjadi prediktor terhadap luaran malaria berat pada anak. Permahaman terhadap faktor-faktor prediktor dapat menjadi pedoman pada intervensi segera untuk menghindari luaran yang buruk dan mengupayakan luaran atau prognosis yang baik. Kata kunci: faktor prediktor; malaria berat; gejala dan keparahan infeksi; luaran malaria pada anak