Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Risk Factors of Non-Alcoholic Fatty Liver Disease in Adults Daniel D. Setiono; Frans E. N. Wantania; Efata B. I. Polii
e-CliniC Vol. 10 No. 2 (2022): e-CliniC
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ecl.v10i2.37814

Abstract

Abstract: The concern of NAFLD is its complications which can progress to cirrhosis and liver failure. Therefore, it is necessary to understand the risk factors for NAFLD which could facilitate any efforts to reduce its prevalence. This study aimed to determine the risk factors for NAFLD, especially in adulthood. This was a literature review study using three databases, namely Clinical Key, Pubmed, and ScienceDirect. The keywords used were Risk Factors of NAFLD in adult. The results obtained 13 articles to be reviewed. Many risk factors for NAFLD in adulthood inter alia: increased score HOMA-IR, PNPLA3 GG gene, presence of serum antibodies, villagers with a family history of metabolism disorder, serum selenium level ≥130 g/L, sleep duration of more than 8 hours, high pre-pregnancy maternal body mass index, various types of gene including PNPLA3, GKCR, TM6SF2, HSD17B13, MBOAT7, PPP1R3B, IRGM and LPIN1, consumption of sugar-rich drinks, increased SUA levels, obesity, pre-diabetes, and excessive food intake during lactation. In conclusion, there is a wide variety of risk factors for NAFLD in adults.Keywords: non-alcoholic fatty liver disease; risk factors; adulthood Abstrak: Hal yang dikhawatirkan dari NAFLD ialah bila terjadi komplikasi yang dapat berlanjut menjadi sirosis dan kegagalan fungsi hati. Pemahaman terhadap faktor-faktor risiko NAFLD akan memudahkan usaha menurunkan prevalensi penyakit tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor risiko NAFLD, khususnya pada usia dewasa. Penelitian ini menggunakan metode literature review dengan pencarian data menggunakan tiga database yaitu ClinicalKey, Pubmed, dan ScienceDirect. Kata kunci yang digunakan ialah Risk Factors of NAFLD in adult. Hasil penelitian mendapatkan 13 artikel untuk di review setelah dilakukan penyesuaian berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Faktor-faktor risiko dari NAFLD pada usia dewasa, yaitu peningkatan skor  HOMA-IR, gen PNPLA3 GG, adanya serum antibodies, penduduk desa dengan riwayat keluarga gangguan metabolik, kadar serum selenium ≥130 μg/L, tidur dengan durasi lebih dari 8 jam, BMI ibu pra-kehamilan yang tinggi, berbagai macam gen seperti PNPLA3, GKCR, TM6SF2, HSD17B13, MBOAT7, PPP1R3B, IRGM dan LPIN1, mengonsumsi minuman kaya gula, peningkatan kadar SUA, obesitas, pre-diabetes dan pemberian asupan makanan yang berlebihan selama masa menyusui. Simpulan penelitian ini ialah terdapat berbagai faktor risiko NAFLD yang sangat bervariasi pada usia dewasa.Kata kunci: non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD); faktor risiko; usia dewasa
Komorbid Kardiovaskular dan Gastrointestinal pada Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Emmanuella E. N. A Somalinggi; Frans E. N. Wantania; Bradley J. Waleleng
Medical Scope Journal Vol. 4 No. 2 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v4i2.45013

Abstract

Abstract: COVID-19 patients have various clinical characteristics. Patients who come with co-morbidities are more at risk of experiencing more severe symptoms and higher risk of death.  This study aimed to obtain cardiovascular and gastrointestinal comorbidities of coronavirus disease-2019 (COVID-19). This was a literature review study. The literature search was performed by using ScienceDirect, PubMed and Clinical key databases with “Comorbid AND Cardiovascular AND COVID-19” and “Comorbid AND Gastrointestinal AND COVID-19” for the keywords. After searching and filtering the literatures based on inclusion and exclusion criteria, finally 10 literatures were determined to be reviewed. The ten literature reviews showed that COVID-19 patients had cardiovascular comorbidities including hypertension, coronary heart disease (CHD), heart failure, and atrial fibrillation. Gastrointestinal comorbidities found include chronic gastritis, peptic ulcer, gastroesophageal reflux disease (GERD), inflammatory bowel disease (IBD), irritable bowel disease, diverticular disease, gastrointestinal tumors and polyps. In conclusion, patients with COVID-19 have varieties of comorbidities, and the most common one is hypertension and GERD. Keywords: cardiovascular comorbidity; gastrointestinal comorbidity; COVID-19   Abstrak: Pasien COVID-19 memiliki karakteristik klinis yang beragam. Pasien dengan penyakit penyerta lebih berisiko mengalami gejala yang lebih berat dan risiko kematian lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komorbid kardiovaskular dan gastrointestinal dari coronavirus disease-2019 (COVID-19). Penelitian dilakukan menggunakan metode literature review. Pencarian literatur dilakukan pada tiga database yaitu PubMed, ScienceDirect dan ClinicalKey dengan kata kunci “Comorbid AND Cardiovascular AND COVID-19” serta “Comorbid AND Gastrointestinal AND COVID-19”. Setelah melalui proses pencarian dan penyaringan literatur berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi, akhirnya ditetapkan 10 literatur untuk ditelaah. Hasilnya sebanyak sepuluh tinjauan literatur menunjukkan pasien COVID-19 memiliki komorbid kardiovaskular antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung, dan fibrilasi atrial. Komorbid gastrointestinal yang ditemukan antara lain gastritis kronik, ulkus peptikum, gastroesophageal reflux disease (GERD), inflammatory bowel disease (IBD), irritable bowel disease, diverticular disease, tumor dan polip saluran cerna. Simpulan penelitian ini ialah pasien dengan COVID-19 memiliki berbagai jenis komorbid, dan yang terutama ialah hipertensi dan GERD. Kata kunci: komorbid kardiovaskular; komorbid gastrointestinal; COVID-19
Diagnosis dan Tatalaksana Sindrom Kardiorenal Evelyne M. Jirajaya; Octavianus R. H. Umboh; Frans E. N. Wantania
Medical Scope Journal Vol. 5 No. 1 (2023): Medical Scope Journal
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/msj.v5i1.45118

Abstract

Heart disease and kidney disease are interconnected and have become a global health problem. There is a close relationship between the heart and kidneys, where kidney failure can cause heart injury and conversely heart damage can lead to worsening of kidney function. This condition is called cardiorenal syndrome (CRS). This study aimed to discuss the diagnosis and treatment of cardiorenal syndrome. This was a literature review study using three database resources, namely ClinicalKey, Pubmed, and Google Scholar, to search articles related to inclusion and exclusion criteria. The results obtained 13 articles; 10 articles discussing the diagnosis of CRS and 10 articles discussing the treatment of CRS. The diagnosis of CRS in both acute and chronic conditions could be seen through multi-organ biomarkers from urine and blood samples, imaging, and in assessing the volume status of CRS. Treatment with rapid volume reduction might help to relieve symptoms. Diuretics were the primary agents for correcting volume overload on CRS. There were other alternative treatments such as neurohormonal modulation inhibitors, inotropes, vasodilators/vasopressin, RAAS inhibitors, cardiac device therapy, and others. In conclusion, diagnosis of CRS is confirmed by using multiorgan biomarkers, imaging, and volume status, and its management is performed by correcting volume overload with diuretics or alternatives. Keywords: cardiorenal syndrome; diagnosis; treatment   Abstrak: Penyakit jantung dan penyakit ginjal saling berhubungan dan telah menjadi masalah dalam dunia kesehatan. Terdapat hubungan erat antara organ jantung dan ginjal, dimana gagal ginjal dapat memperburuk cedera jantung dan sebaliknya kerusakan jantung dapat mendorong perburukan fungsi ginjal. Keadaan tersebut disebut dengan sindrom kardiorenal (SKR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diagnosis dan tatalaksana SKR. Jenis penelitian ini ialah suatu literature review. Pencarian data menggunakan tiga sumber database yaitu ClinicalKey, Pubmed, dan Google Scholar sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian mendapatkan 13 artikel yang dilakukan review. Terdapat 10 artikel yang membahas diagnosis SKR dan terdapat 10 artikel yang membahas tatalaksana SKR. Penegakan diagnosis pada SKR baik dalam kondisi akut dan kronis dapat dilihat melalui biomarker multi-organ dari sampel urin maupun darah, pencitraan (imaging), dan pada penilaian status volume SKR. Tatalaksana dengan pengurangan volume secara cepat dapat membantu meringankan gejala. Diuretik merupakan agen primer untuk mengoreksi kelebihan volume SKR. Terdapat tatalaksana alternatif lainnya seperti penghambat modulasi neurohormonal, inotropik, vasodilator/vasopressin, penghambat RAAS, terapi perangkat jantung, dan lainnya. Simpulan penelitian ini ialah diagnosis SKR ditegakkan melalui biomarker multiorgan, pencitraan dan penilaian status volume. Tatalaksana dengan pengurangan volume menggunakan diuretik atau alternatif. Kata kunci: sindrom kardiorenal; diagnosis; tatalaksana