p-Index From 2020 - 2025
2.842
P-Index
This Author published in this journals
All Journal TEKNO
Lucia G. J. Lalamentik
Universitas Sam Ratulangi

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Pemanfaatan Abu Serbuk Serabut Kelapa Sebagai Bahan Tambah Pada Campuran Aspal Beton (AC-BC) Terhadap Nilai Pengujian Marshall Winardi M. F. Sumardi; Lucia G. J. Lalamentik; Theo K. Sendow
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya volume lalu lintas kendaraan, berakibat pada peningkatan beban kendaraan, hal ini sering menjadi penyebab kondisi jalan mengalami kerusakan, akibat kondisi jalan yang buruk sangat berpengaruh pada perekonomian masyarakat. Selain faktor beban kendaraan yang lebih besar dari kapasitas beban sehingga terjadi kerusakan, faktor iklim dan cuaca juga sangat berpengaruh pada kekuatan, keawetan, maupun ketahanan lapiran perkerasan jalan. Lapisan perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai perkerasan lentur yang umum digunakan dan bersifat structural adalah Lapisan Aspal Beton (Laston) Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu serbuk serabut kelapa sebagai substitusi pada agregat halus dalam campuran Laston AC-BC. Pertama dicari terlebih dahulu nilai kadar aspal optimum tanpa penambahan abu serbuk serabut kelapa dan dilanjutkan pembuatan benda uji dengan kadar aspal optimum dengan bahan tambah abu serbuk serabut kelapa untuk mendapatkan variasi kadar abu serbuk serabut kelapa yang optimal dengan melakukan pengujian marshall. Dari Hasil Pengujian yang dilakukan, kadar aspal optimum yang sesuai spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018 dengan campuran Laston AC-BC didapat 7 %. Lalu agregat halus disubstitusi dengan bahan tambah abu serbuk serabut kelapa dengan variasi 2 %, 4 %, dan 6 %. Dari hasil penambahan abu serbuk serabut kelapa didapat variasi optimal kadar abu serbuk serabut kelapa sebesar 4,05 %. Maka campuran Laston AC-BC dengan kadar aspal 7 % ditambah kadar abu serbuk serabut kelapa 4,05 % serta menggunakan aspal pertamina 60/70 mendapat hasil pengujian Marshall yang telah memenuhi spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2018. Kata kunci – abu serbuk serabut kelapa, Asphalt Concrete-Binder Course (AC-BC), substitusi agregat halus, spesifikasi umum Bina Marga 2018, pengujian Marshall
Pemanfaatan Limbah Plastik PET (Polyethylene Terepthalate) Sebagai Bahan Tambah Pada Aspal Pen 60/70 Dalam Campuran Aspal HRS-WC Apriliano Valen Damopolii; Lucia G. J. Lalamentik; Steve Ch. N. Palenewen
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari adanya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh serta manfaat dari limbah plastik PET sebagai bahan subtitusi sebagian aspal penetrasi 60/70 pada campuran perkerasan HRS-WC dengan material lansot, kema yang telah tersedia dilaboratorium. Spesifikasi umum Bina Marga 2018 menjadi acuan pada penelitian ini dengan menggunakan cara kering (dry process) sebagai metode pencampuran limbah plastik dan metode pengujian menggunakan uji karakteristik Marshal. Hasil dari pengujian karakteristik Marshall pada campuran lataston HRS-WC didapatkan nilai Stabilitas untuk kadar plastik 0% 2599.04 kg; 4% 2778.82 kg; 6% 2702.77 kg; 8% 2781.97 kg. Nilai Flow untuk kadar plastik 0% 3.21 mm; 4% 3.17 mm; 6% 3.1 mm; 8% 2.76 mm. Nilai VMA untuk kadar plastik 0% 19.76%; 4% 19.00%; 6% 19.02%; 8% 17.72% . Nilai VIM untuk kadar plastik 0% 6.49%; 4% 5.59%; 6% 5.62%; 8% 4.11%. Nilai VFB untuk kadar plastik 0% 67.16%; 4% 71.23%; 6% 70.88; 8% 76.86. Nilai Kadar aspal efektif untuk kadar plastik0%, 4%, 6%, dan 8% 6.32. Nilai Kepadatan untuk 0% 2.19 gr/cc; 4% 2.21 gr/cc; 6% 2.21 gr/cc; 8% 2.25 gr/cc. Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa campuran perkerasan lataston HRS-WC yang disubtitusikan dengan limbah PET pada aspal mempengaruh setiap parameter marshall yang ada, dan pada subtitusi plastik PET dengan kadar plastik 3,9 % yang yang menjadi kadar optimum pada campuran perkerasan. Kata kunci – Polyethylene Terephthalate (PET), cara kering (dry process), Lataston (HRS-WC)
Analisa Perbandingan Desain Tebal Perkerasan Lentur Lapis Tambah Dengan Metode Desain Perkerasan Jalan 2017 (Revisi 2020) Dan Metode AASHTO 1993 (Studi Kasus: Ruas Jalan Langowan – Ratahan – Belang; STA 0+050 – STA 2+600) Gerrit A. H. Kolinug; Lucia G. J. Lalamentik; Mecky R. E. Manoppo
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Volume lalu lintas yang meningkat pada Ruas Jalan Nasional Langoan – Ratahan – Belang dapat mempengaruhi tingkat pelayanan jalan menjadi menurun. Pada ruas jalan Nasional Langoan – Ratahan - Belang yang merupakan jalan lama dengan tipe jalan arteri 2 lajur 2 arah yang dilihat secara visual di beberapa titik terdapat kerusakan fungsional yang sudah mengarah pada kerusakan struktural. Sehingga perlu dilakukan (overlay) guna meningkatkan nilai dari perkerasan lama agar tidak terjadi kerusakan yang lebih serius pada ruas jalan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan hasil tebal lapis tambah (overlay) berdasarkan metode Desain Perkerasan Jalan 2017 (Revisi 2020) dan metode AASHTO 1993 menggunakan data lendutan Falling weight deflectometer (FWD). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari BPJN Sulawesi Utara yaitu data Volume Lalu Lintas (LHR) dan Data Lendutan FWD. Hasil yang diperoleh dari perhitungan CESA (Cumulative Equivalent Single Axle) berdasarkan metode Desain Perkerasan Jalan 2017 (Revisi 2020) adalah CESA4 = 1.830.552 dan CESA5 = 3.490.650 dengan metode AASHTO 1993 W18 = 3.832.657,40. Dari hasil perhitungan metode Desain Perkerasan Jalan 2017 (Revisi 2020) diperoleh overlay untuk CESA4 sebesar 1 cm dan untuk CESA5 sebesar 11 cm, sementara itu pada metode AASHTO 1993 dengan CESA (W18) diperoleh overlay sebesar 9 cm. Perbandingan dari hasil perhitungan desain tebal lapis tambah (overlay) dari kedua metode tersebut ditinjau berdasarkan parameter dari masing-masing metode. Kata kunci – Desain Perkerasan Jalan 2017 (Revisi 2020), AASHTO 1993, VDF, Falling Weight Deflectometer
Analisa Index Pelayanan Struktur Perkerasan Jalan Dengan Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) (Studi Kasus: Ruas Jalan Boulevard II Karangria) William A. Maturbongs; Joice E. Waani; Lucia G. J. Lalamentik
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evaluasi struktur perkerasan jalan menjadi hal yang sangat penting untuk kebutuhan preservasi dan pemeliharaan perkerasan jalan serta menentukan teknik penangananya. Evaluasi struktur perkerasan dilakukan untuk memperkirakan besarnya penurunan fungsi jalan sehingga perlu adanya pemeliharaan maupun rehabilitasi untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu lintas selama umur rencana jalan yang ditetapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini guna menilai kondisi perkerasan jalan yaitu dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI). Metode PCI merupakan indeks numerik yang nilainya berkisar diantara 0 sampai 100. Nilai 0 menunjukkan perkerasan dalam kondisi sangat rusak dan nilai 100 menunjukkan perkerasan dalam kondisi sempurna, sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat dan kadar kerusakan yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengevaluasi kinerja perkerasan struktur perkerasan jalan lentur menggunakan metode PCI seperti yang dilakuakn sebelumnya oleh Pasiak.,2020 yang meneliti tentang Evaluasi Struktur Perkerasan Jalan Menggunakan Metode Pavement Condition Index (PCI) Studi Kasus: Ruas Jalan Airmadidi-Kairagi) STA. 8+193,64- STA. 11+193,64. Untuk itu Penulis ingin membuktikan Evaluasi Struktur Perkerasan Jalan dengan menggunakan metode PCI yang dilakukan di ruas jalan Boulevard II Karangria. Dari pengamatan yang dilakukan di lokasi ada beberapa kerusakan jalan diantaranya lubang, tambalan dan pelepasan butiran. Tujuan dari evaluasi struktur perkerasan jalan adalah untuk mengetahui tingkat kerusakan dan menentukan strategi pemeliharaan agar perkerasan jalan dalam kondisi yang baik selama umur rencana. Pemeliharan jalan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan penambalan, pelaburan permukaan, pelapisan ulang dan recycling. Penelitian ini dilakukan pada ruas Jalan Boulevard II Karangria. Berdasarkan Bina Marga 2013, nilai Cumulative Equivalent Single Axle Load (CESA) diperoleh 11.545.445,81 untuk 10 tahun yaitu dari tahun 2017 sampai pada tahun 2027. Fungsi layanan striktur perkerasan jalan bisa di lihat dari besarnya penururnan nilai indeks permukaan. Nilai Indeks Permukaan yang diperoleh selama 5 tahun dari tahun 2017 sampai pada tahun 2021 adalah 4,26 dan untuk nilai indeks permukaan untuk 10 tahun dari tahun 2017 sampai pada tahun 2027 adalah 2,43. Kerusakan jalan tidak hanya dipengaruhi besar beban lalu lintas, melainkan juga kualitas struktur perkerasan jalan. Nilai PCI untuk Ruas Jalan Boulevard II Karangria adalah 85,6 (sangat baik). Kata kunci – Pavement Condition Index
Pemanfaatan Batu Gunung Masarang Kecamatan Tondano Barat Kabupaten Minahasa Pada Campuran AC-WC Ireine S. Y. Tandayu; Mecky R. E. Manoppo; Lucia G. J. Lalamentik
TEKNO Vol. 21 No. 83 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pengujian bahan, perencanaan campuran, pembuatan benda uji untuk mendapatkan hasil karakteristik Marshall serta Kadar Aspal Optimum apakah memenuhi Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 pada campuran AC-WC. Hasil penelitian didapat stabilitas pada batas atas yang memenuhi dari kadar aspal 5% - 8%, pada batas tengah semuanya memenuhi dan untuk batas bawah kadar aspal 4,5% - 7,5%, flow pada batas atas dan batas tengah semuanya memenuhi sedangkan untuk batas bawah dari kadar aspal 3,5% - 6,5%. VIM pada batas atas kadar aspal 7,65% - 8% yang memenuhi, pada batas tengah kadar aspal 7,25% - 7,5% dan pada batas bawah kadar aspal 6,25% - 7,5%. VMA untuk batas atas tengah dan bawah semuanya memenuhi spesifikasi, VFB pada batas atas kadar aspal 6,9% - 8% yang memenuhi, pada batas tengah kadar aspal 6,6% - 7,5% dan batas bawah kadar aspal 5,8% - 7,5%. FF/Kadar Aspal Efektif pada batas atas kadar aspal 5,4% - 8% pada batas tengah 4,85% - 7,5% dan pada batas bawah kadar aspal 4,3% - 7,5% yang memenuhi, kepadatan pada setiap batas semuanya memenuhi spesifikasi. Dari variasi gradasi yang dibuat pada kriteria Marshall semua memenuhi untuk nilai KAO batas atas 7,83%, KAO batas tengah 7,38%, KAO batas bawah 6,73%. Kata kunci: Laston (AC-WC), karakteristik agregat, Marshall, Spesifikasi Umum Bina Marga 2018
Pengaruh Variasi Ukuran Butiran Agregat Terhadap Nilai Karakteristik Aspal Beton (AC-BC) Yefta Onibala; Lucia G. J. Lalamentik; Mecky R. E. Manoppo
TEKNO Vol. 21 No. 85 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian ini mencoba untuk meneliti seberapa besar pengaruh variasi gradasi agregat dengan menggunakan kombinasi gradasi mengikuti batas ideal (lengkung fuller),gradasi mendekati batas atas,dan gradasi mendekati batas bawah pada campuran aspal beton (AC-BC) terhadap nilai karakteristik Marshall yang disyaratkan Spesifikasi Umum Perkerasan Jalan. Dari hasil pemeriksaan material dan pengujian aspal, sifat fisik agregat dari material yang yang diambil dari kelurahan Kakaskasen kota Tomohon sudah memenuhi spesifikasi Bina Marga 2018. Untuk nilai karakteristik Marshall yang memenuhi spesifikasi didapatkan nilai-nilai sebagai berikut. Kombinasi variasi gradasi mendekati batas atas; Nilai stabilitas:1253,31 kg; Nilai Flow:2,88 mm; Nilai VMA:17,06%; Nilai VIM:4,419%; Nilai VFB:74,100%; FF/Kadar aspal efektif:1,192; Kepadatan:2,092gr/cc, pada kadar aspal 7%. Dengan Kadar Aspal Optimum (KAO) yang didapatkan yaitu 7,2%. Kombinasi variasi gradasi mengikuti lengkung Fuller(batas ideal) ; Nilai stabilitas:1234,83 kg; Nilai Flow:3,84 mm; Nilai VMA:17,59%; Nilai VIM:5,210%; Nilai VFB:70,38%; FF/Kadar aspal efektif:1,199; Kepadatan:2,061gr/cc, pada kadar aspal 7%. Dengan Kadar Aspal Optimum (KAO) yang didapatkan yaitu 7,45%. Kombinasi variasi gradasi mendekati batas bawah; Nilai stabilitas:1019,38 kg; Nilai Flow:3,78 mm; Nilai VMA:17,522%; Nilai VIM:5,314%; Nilai VFB:69,677%; FF/Kadar aspal efektif:1,209; Kepadatan:2,034gr/cc, pada kadar aspal 7%. Dengan Kadar Aspal Optimum (KAO) yang didapatkan yaitu 7,25%. Kata kunci: variasi gradasi, agregat, Laston (AC-BC), karakteristik Marshall
Analisis Variasi Gradasi Agregat Gabungan Terhadap Karakteristik Campuran Aspal Panas Pada Lapis Aspal Beton (AC-WC) Venli Dotulung; Lucia G. J. Lalamentik; Steve Ch. N. Palenewen
TEKNO Vol. 21 No. 85 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gradasi agregat merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi kekuatan suatu lapisan perkerasan. Secara teoritis, amplop gradasi gabungan untuk lapis permukaan AC-WC memiliki rentang dan variasi yang relatif banyak. Gradasi agregat dalam campuran beraspal yang memenuhi amplop gradasi memiliki banyak variasi yang menghasilkan campuran beraspal, sehingga penentuan gradasi yang menghasilkan campuran beraspal yang paling optimum perlu dilakukan pemeriksaan dan pengujian Marshall. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja campuran aspal panas laston AC-WC melalui pengujian Marshall dengan menggunakan beberapa variasi gradasi agregat untuk mendapatkan hasil yang optimal. Analisis dilakukan terhadap 3 variasi gradasi agregat dengan menggunakam material agregat quary ex-Lolak dan aspal pertamina pen 60/70. Masing-masing variasi menggunakan 5 variasi kadar aspal yaitu 5,0%, 5,5%, 6,0%, 6,5%, 7,0%, serta kadar aspal optimum sebesar 6,20%. Dari hasil analisis diperoleh variasi I diperoleh hasil dengan nilai karakteristik stabilitas, kelelehan, Marshall Quotient, dan stabilitas sisa perendaman tertinggi yaitu stabilitas sebesar 912,47 kg, kelelehan sebesar 3,34 mm, Marshall Quotient sebesar 273,06 kg/mm, serta stabilitas sisa perendaman sebesar 91,70%; Variasi II menghasilkan nilai VMA yang tertinggi yaitu sebesar 16,34%, sementara nilai tertinggi untuk VIM, VIM PRD, dan kepadatan dihasilkan oleh variasi III, dengan nilai masing-masing yaitu VIM sebesar 4,141%, VIM PRD sebesar 2,75% serta kepadatan sebesar 2,405 ton/m3.
Pengaruh Beban Berlebih Terhadap Umur Perkerasan Jalan (Studi Kasus: Ruas Jalan Wolter Monginsidi Bitung) William A. O. Liemantika; Lucia G. J. Lalamentik; Mecky R. E. Manoppo
TEKNO Vol. 21 No. 85 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruas jalan Manado-Bitung merupakan salah satu akses jalan menuju Kawasan Industri, dimana jalan ini sering dilalui kendaraan berat yang bermuatan normal hingga bermuatan berlebih (overload) yang melanggar batas ketentuan untuk jumlah beban yang diizinkan. Hal ini menyebabkan berkurangnya umur rencana perkerasan jalan dalam waktu yang relatif singkat atau kerusakan dini pada badan jalan. Untuk menghitung penurunan umur rencana jalan yang diakibatkan oleh beban berlebih (overload) menggunakan nilai Vehicle Damage Factor (VDF) metode AASHTO 1993. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa persentase muatan berlebih dapat menurunkan umur rencana. Angka ekivalen atau VDF untuk muatan normal selama umur rencana 10 tahun yaitu sebesar 22.336.198,31ESAL sedangkan angka ekivalen atau VDF untuk muatan berlebih selama umur rencana 10 tahun yaitu sebesar 22.877822430 ESAL. Sehingga diperoleh persentase peningkatan nilai VDF kumulatif akibat muatan berlebih sebesar . Nilai Traffic Design diperkirakan akan berakhir pada tahun ke 7 atau terjadi pengurangan umur sekitar 10,402 tahun dari umur rencana 10 tahun. Kata kunci: beban berlebih, AASHTO 1993, IRI, umur rencana
Analisis Uji Laik Fungsi Jalan Pada Ruas Jalan Nasional Dengan Fungsi Arteri Primer Studi Kasus Ruas Jalan Kawangkoan – Batas Minahasa/Minahasa Selatan Mutiara A. Mundung; Lucia G. J. Lalamentik; Mecky R. E. Manoppo
TEKNO Vol. 21 No. 85 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang sangat berpengaruh pada setiap bidang dalam kehidupan manusia dan dibuat untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pada semua pengguna jalan Ruas Jalan Kawangkoan Batas Minahasa/Minahasa Selatan sepanjang 7,32 km belum di uji kelaikannya serta ada bagian jalan yang di pathching melebihi aspal dasar, rambu lalu lintas yang tidak ada seperti pada tikungan, terdapat genangan air pada tepi jalan dan beberapa jalan yang berlubang sehingga mengganggu pengguna jalan. Oleh sebab itu sangat diperlukan Uji Laik Fungsi jalan berdasarkan Peraturan Mentri PU Nomor 11/PRT/M/2010 dengan cara memonitoring dan evaluasi secara visual ruas jalan dengan tujuan untuk mengetahui kelaikan ruas tersebut dengan manfaat untuk menciptakan jalan yang berkeselamatan. Persyaratan teknis yang diteliti saat penelitian antara lain teknis geometri jalan, teknis perkerasan jalan teknis struktur bangunan perkerasan jalan,teknis pemanfaatan ruang bagian – bagian jalan, teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas dan teknis perkerasan jalan dengan kategori LS (laik fungsi bersyarat) dan LF(laik fungsi). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Ruas Kawangkoan Batas Minahasa/Minahasa Selatan dari STA 0+000 – 7+320 dikategorikan Laik Fungsi bersyarat (LS), yang berarti ruas tersebut memenuhi sebagian persyaratan teknis laik fungsi jalan namun ruas jalan tersebut masih dapat memberikan keselamatan bagi pengguna jalan sehingga masih laik digunakan. Oleh sebab itu berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan maka diberikan saran atau rekomendasi untuk perbaikan teknis maupun pemeliharaan secara rutin pada ruas tersebut agar komponen pengujian yang dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat(Ls) dapat berubah menjadi Laik Fungsi (LF). Kata kunci: Ruas Jalan Kawangkoan Batas Minahasa/Minahasa Selatan, laik fungsi, laik fungsi bersyarat
Analisis Uji Laik Kondisi Permukaan Jalan Menggunakan Metode PCI (Pavement Condition Index) Dan RCI (Road Condition Index) Pada Ruas Jalan Kawangkoan Batas Kabupaten Minahasa – Minahasa Selatan Patricia A. Rondonuwu; Lucia G. J. Lalamentik; Joice E. Waani
TEKNO Vol. 22 No. 87 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i87.54463

Abstract

Analisis uji laik kondisi permukaan jalan merupakan faktor penting guna mengevaluasi tingkat pelayanan perkerasan jalan untuk kebutuhan preservasi dan pemilihan teknis pelayanan yang tepat. Agar tingkat pelayanan pada ruas jalan Kawangkoan batas Kabupaten Minahasa – Minahasa Selatan dapat dipertahankan untuk tetap laik maka perlu dilakukan analisis menyeluruh kondisi kerusakannya sebagai salah satu upaya pemeliharaan pada ruas jalan ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode PCI (Pavement Condition Index) dan Metode RCI (Road Condition Index). Metode ini merupakan sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis dan tingkat kerusakan yang terjadi. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam menilai kondisi perkerasan sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam Rencana Strategis Preservasi Jalan Jembatan 2020. Karena keterbatasan alat, maka pada penelitian ini menggunakan data yang telah ada kemudian dioleh hingga didapati hasil perhitungan PCI dan RCI. Dalam hal ini, data sekunder berupa jenis, tingkat dan luasan kerusakan, volume lalu lintas harian dan data IRI diperoleh melalui instansi terkait dalam hal ini Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Utara. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa nilai PCI pada Ruas jalan Kawangkoan batas Kabupaten Minahasa – Minahasa Selatan 53,3% berada pada ratting sempurna (excellent), 14,16% pada ratting sangat baik (very good), 16,6% pada ratting baik (good), 11,9% pada ratting sedang (fair), 2,74% pada ratting jelek (poor), 0,9% pada ratting sangat jelek (very poor), dan 0,4% pada ratting gagal (failed) dengan didominasi kerusakan tambalan (patching). Kemudian rata-rata nilai RCI sebesar 7.73 pada lajur kiri (L) dan 7.63 pada lajur kanan (R) yang menunjukan kondisi kerataan jalan sangat baik. Program penanganan kondisi jalan untuk ruas jalan Kawangkoan batas Kabupaten Minahasa-Minahasa Selatan berdasarkan Permen PU No.13 Tahun 2011 yaitu perlu dilakukan pemeliharaan rutin/berkala. Kata kunci: kerusakan jalan, perkerasan, PCI, RCI, IRI