p-Index From 2020 - 2025
2.092
P-Index
This Author published in this journals
All Journal TEKNO
Ronny E. Pandaleke
Universitas Sam Ratulangi

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Perencanaan Struktur Beton Bertulang Gedung Rumah Sakit 7 Lantai Di Kota Manado Sandea Rerung; Steenie E. Wallah; Ronny E. Pandaleke
TEKNO Vol. 20 No. 82 (2022): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Indonesia memiliki tingkat resiko kegempaan yang tinggi, hal ini membuat perencanaan suatu struktur gedung bertingkat yang tahan gempa sangatlah penting di Indonesia. Ketika bencana gempa bumi terjadi maka gaya gempa akan bekerja sebagai beban lateral pada struktur gedung bertingkat diatasnya. Struktur gedung bertingkat akan mengalami pergerakan secara vertikal maupun secara lateral. Pergerakan struktur secara vertikal relatif kecil pada umumnya, sedangkan pergerakan secara lateral sangat berisiko tinggi terhadap keruntuhan struktur gedung. Struktur bangunan yang direncanakan adalah struktur gedung beton bertulang yang merupakan bangunan bertingkat, terdiri dari 7 lantai dengan panjang bangunan 60,00 m, lebar bangunan 24,00 m, dan tinggi 34,50 m. Letak gedung berada di Kota Manado, Sulawesi Utara, dimana nilai SDS dan SD1 di Kota Manado adalah sebesar 0,7525 dan 0,5696. Jenis tanah dikategorikan sebagai tanah sedang (SD) berdasarkan pengujian dilapangan dimana didapat nilai rata-rata SPT yaitu 41,16 sehingga kategori desain seismik masuk ke kategori “D”. Direncanakan komponen struktur menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Komponen Struktur atas yang direncanakan terdiri dari balok, kolom, dinding geser, pelat dan tangga serta komponen struktur bawah yaitu fondasi dalam. Perhitungan beban mati, beban hidup dan beban hujan mengikuti SNI 1727:2020. Beban gempa akan dianalisis secara statik dan dinamis mengikuti persyaratan dari SNI 1726:2019, perencanaan komponen struktur atas dan bawah gedung mengikuti persyaratan dari SNI 2847:2019 dan SNI 8460:2017. Pemodelan dan analisis struktur menggunakan Software ETABS Ultimate V.18.1.1 dengan pemodelan 3D. Berdasarkan hasil analisis dan desain yang telah dilakukan, struktur gedung telah memenuhi persyaratan keamanan. Komponen struktur dengan penulangannya dapat menahan gaya lentur dan gaya geser yang bekerja pada penampang, dan telah mengikuti persyaratan pendetailan dalam (SRPMK) untuk mendapatkan struktur yang bersifat daktail. Dengan demikian persyaratan perencanaan struktur gedung bertingkat beton bertulang menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus telah terpenuhi. Kata kunci – perencanaan gedung, beton bertulang, SRPMK, ETABS
Perencanaan Gedung Struktur Beton Bertulang Hotel 5 Lantai Dengan Denah Bangunan Berbentuk “U” Olwin A. Pontororing; Ronny E. Pandaleke; Banu D. Handono
TEKNO Vol. 21 No. 83 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Struktur gedung bertingkat dengan bentuk tidak beraturan, misalnya denah bangunan berbentuk I, U, L dan sebagainya, di mana bentuk bangunan yang tidak beraturan atau asimetris memiliki titik berat yang letaknya tidak berada tepat di tengah bangunan, hal ini dapat menimbulkan efek yang cukup besar jika bangunan menerima beban horizontal seperti gempa, sehingga dalam perencanaan ini dilakukan dilatasi. Tujuannya agar pada saat terjadinya pergeseran tanah atau gempa bumi pada bangunan tidak menimbulkan keretakan atau putusnya system struktur bangunan tersebut. Struktur gedung yang direncanakan adalah struktur beton bertulang dengan denah bangunan berbentuk “U” yang merupakan bangunan bertingkat, terdiri dari 5 lantai kerja, dengan panjang bangunan 60,00 m, lebar 50,00 m, tinggi 20,00 m dan letaknya berada di Kota Manado, Sulawesi Utara. Pemodelan dan analisis struktur menggunakan Software ETABS Ultimate V.16.2.1. Hasil analisis komponen struktur dengan penulangannya dapat menahan gaya lentur dan gaya geser yang bekerja pada penampang, dan telah mengikuti persyaratan pendetailan dalam SRPMK untuk mendapatkan struktur yang bersifat daktail. Dengan persentase tulangan balok sebesar 1.29% dan persentase tulangan kolom 1.68%. Sehingga untuk persyaratan perencanaan bangunan menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus telah terpenuhi. Kata kunci: perencanaan struktur; beton bertulang, ketidakberaturan, SRPMK, ETABS
Perencanaan Ulang Struktur Bangunan Gedung Asrama 5 Lantai Di Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara Steward A. Fuzairi; Marthin D. J. Sumajouw; Ronny E. Pandaleke
TEKNO Vol. 21 No. 83 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Suatu bangunan harus direncanakan dengan teliti untuk mendapatkan komponen elemen struktur yang tahan gempa sehingga tidak terjadi keruntuhan. Apalagi mengingat wilayah Indonesia yang berada dalam Pacific Ring of Fire yang rentan terjadi gempa. Perencanaan gedung dalam tugas akhir ini hanya untuk struktur atas. Gedung yang direncanakan adalah Gedung Asrama Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara yang berlokasi di Desa Tenga, Minahasa Selatan, Sulawesi Utara. Berdasarkan hasil SPT (Standard Penetration Test), diketahui bahwa gedung akan dibangun diatas tanah dengan kondisi tanah sedang (Kelas Situs SD). Dan berdasarkan Kategori Desain Seismik, gedung termasuk dalam Kategori Desain Seismik D. Perhitungan struktur pada gedung ini akan direncanakan dengan metode Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Perhitungan pembebanan akan mengacu pada SNI 1727:2020. Perhitungan beban gempa akan dianalisis menggunakan metode analisis ragam respon spektrum yang mengacu pada SNI 1726:2019. Perencanaan komponen struktur akan mengacu pada SNI 2847:2019. Dan pemodelan serta analisis struktur akan menggunakan software ETABS V.18.1.1. Dari hasil analisis struktur dengan metode SRPMK, diperoleh dimensi kolom 50 x 70 cm, balok induk 1 40 x 60 cm, balok induk 2 35 x 50 cm, balok anak 30 x 45 cm, balok kantilever 40 x 60 cm, balok praktis 20 x 25 cm, dan tebal pelat lantai 12 cm. Berdasarkan hasil analisis, desain dan kontrol terhadap struktur bangunan sudah aman dan memenuhi persyaratan. Kata kunci - perencanaan struktur bangunan, ETABS, beton bertulang, SRPMK
Perencanaan Struktur Beton Bertulang Gedung Ibadah Berlantai 5 Exel Juan David; Ronny E. Pandaleke; Banu Dwi Handono
TEKNO Vol. 21 No. 83 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah Indonesia memiliki tingkat resiko kegempaan yang tinggi, hal ini membuat perencanaan suatu struktur gedung bertingkat yang tahan gempa sangatlah penting di Indonesia. Ketika bencana gempa bumi terjadi maka gaya gempa akan bekerja sebagai beban lateral pada struktur gedung bertingkat diatasnya. Struktur gedung bertingkat akan mengalami pergerakan secara vertikal maupun secara lateral. Pergerakan struktur secara vertikal relatif kecil pada umumnya, sedangkan pergerakan secara lateral sangat berisiko tinggi terhadap keruntuhan struktur gedung. Apalagi Struktur Bangunan yang dirasa unik karena memiliki daerah bukaan yang besar, bahkan lebih besar dari 50 persen dari luas daerah keseluruhan. Struktur gedung yang direncanakan adalah struktur beton bertulang yang merupakan bangunan bertingkat, terdiri dari 4 lantai kerja, dengan panjang bangunan 32,95 m, lebar 11,6 m, tinggi 14,00 m dan letaknya berada di Kota Manado, Sulawesi Utara. Pemodelan dan analisis struktur menggunakan Software ETABS Ultimate V.18.1.1. Berdasarkan hasil analisis, desain, dan kontrol terhadap struktur gedung beton bertulang yang mengalami ketidakberaturan struktur telah memenuhi persyaratan. Komponen struktur dengan penulangannya dapat menahan gaya lentur dan gaya geser yang bekerja pada penampang, dan telah mengikuti persyaratan pendetailan dalam SRPMK untuk mendapatkan struktur yang bersifat daktail. Sehingga untuk persyaratan perencanaan bangunan menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus telah terpenuhi. Kata kunci - perencanaan struktur; beton bertulang, ketidakberaturan, SRPMK, ETABS
Perencanaan Struktur Beton Bertulang Gedung Arsip 4 Lantai Berry Koloy; Ronny E. Pandaleke; Ellen J. Kumaat
TEKNO Vol. 21 No. 84 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gedung arsip adalah bangunan yang berfungsi sebagai kantor untuk pengolahan, pelestarian dan pelayanan arsip. Tata letak ruangan gedung arsip didesain mengikuti standar Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Menurut SNI 1727:2020 tentang Beban Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain, ruang arsip harus dirancang untuk beban yang lebih berat. Kondisi ini memperlihatkan pembebanan yang besar dan harus memberikan desain yang aman dengan memperhatikan kekakuan, kekuatan dan daktilitas struktur. Skripsi ini bertujuan untuk merencanakan struktur gedung arsip 4 lantai dengan pemilihan sistem struktur, yaitu Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) berdasarkan Kategori Desain Seismik (KDS) D. Struktur yang direncanakan adalah konstruksi beton bertulang gedung bertingkat yang terdiri dari 4 lantai kerja dengan panjang bangunan 25 m, lebar 18 m, tinggi struktur bagian tengah 21.17 m. Elemen struktur yang direncanakan, yaitu balok, kolom dan pelat. Pemodelan dan analisis struktur menggunakan bantuan Software. Berdasarkan hasil analisis dan desain yang telah dibuat, struktur gedung mampu menahan beban horizontal dan vertikal serta memenuhi persyaratan keamanan struktur terhadap gempa. Penulangan pada elemen struktur mampu menahan gaya momen dan gaya geser yang bekerja pada penampang dan telah memenuhi persyaratan pendetailan SRPMK, yaitu Strong Column Weak Beam. Kata kunci: perencanaan struktur, gedung arsip, beton bertulang, SRPMK
Perencanaan Struktur Rumah Susun Penghargaan Kota Manado Menggunakan Metode Beton Pracetak Dengan Sistem Ganda Suh Rahmat; Ronny E. Pandaleke; Banu D. Handono
TEKNO Vol. 21 No. 85 (2023): TEKNO
Publisher : TEKNO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah susun merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan perumahan dan pemukiman terutama di daerah perkotaan. Hal ini mendorong para ahli konstruksi untuk melakukan inovasi konstruksi yang efektif dan efisien. Metode beton pracetak (precast) adalah teknologi konstruksi struktur beton dengan komponen yang dicetak terlebih dahulu pada suatu tempat (fabrication) dan dipasang dilokasi proyek (erection). Gedung Rumah Susun Penghargaan Kota Manado pada kondisi sebenarnya dirancang menggunakan metode konvensional (cast in-situ). Pemilihan metode pracetak didasari kecepatan pelaksanaan dikarenakan menggunakan metode konvensional tidak memungkinkan untuk dapat diselesaikan tepat waktu. Bangunan terdiri dari 4 lantai dengan panjang 61,25 m, lebar 17,50m, dan tinggi 15,55m. Letak gedung berada di Kota Manado, Sulawesi Utara, dimana nilai SDS dan SD1 sebesar 0,750 g dan 0,567 g dengan KDS “D”. Komponen struktur dengan Sistem Ganda menggunakan SRPMK dan SDSK. Pemodelan dan analisis struktur menggunakan Software dengan pemodelan 3D. Pedoman perencanaan yaitu SNI 1726:2019, 2847:2019, dan 1727:2020. Perencanaan dengan metode pracetak yaitu balok, kolom, dan pelat. Analisis dan perencanaan struktur gedung telah memenuhi persyaratan LRFD (Load and Resistance Factor Design) Kekuatan Rencana ≥ Kekuatan Perlu. Sambungan elemen struktur pracetak menggunakan sambungan basah (In-situ concrete Joint) mutu beton 60 MPa. Kata kunci: beton pracetak, sistem ganda, LRFD, sambungan basah
Perencanaan Struktur Beton Bertulang Gedung Hotel 6 Lantai Dengan Denah Berbentuk “L” Muhammad Q. Minabari; Ronny E. Pandaleke; Steenie E. Wallah
TEKNO Vol. 22 No. 87 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i87.53679

Abstract

Dalam merencanakan struktur gedung bertingkat dengan bentuk tidak beraturan, misalnya denah bangunan berbentuk I, U, L, dan sebagainya, dimana bentuk bangunan yang tidak beraturan atau asimetris tersebut memiliki titik berat yang letaknya tidak berada tepat di tengah bangunan, terlebih bangunan berada di wilayah dengan resiko kegempaan yang tinggi, sangat penting untuk dilakukan perencanaan sebaik mungkin dengan memperhitungkan faktor ketahanan gempa. Struktur gedung yang direncanakan adalah struktur beton bertulang dengan denah bangunan berbentuk “L” yang merupakan gedung hotel, terdiri dari 6 lantai kerja, dengan panjang bangunan 34,00 m, lebar 39,00 m, dan tinggi 24,00 m yang terletak di kota Manado, Sulawesi Utara, dengan nilai SDS dan SD1 di kota Manado adalah sebesar 0,748 dan 0,563. Jenis tanah yang dikategorikan berdasarkan hasil sondir tanah adalah jenis tanah sedang, dimana termasuk di dalam kategori desain seisimik “D”, sehingga direncanakan komponen struktur menggunakan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Pemodelan dan analisis struktur menggunakan Software. Berdasarkan hasil analisis, desain, dan kontrol terhadap struktur gedung beton bertulang yang mengalami ketidakberaturan struktur telah memenuhi persyaratan. Komponen struktur dengan penulangannya dapat menahan gaya lentur dan gaya geser yang bekerja pada penampang, dan telah mengikuti persyaratan pendetailan dalam SRPMK untuk mendapatkan struktur yang bersifat daktail. Sehingga untuk persyaratan perencanaan bangunan menggunakan sistem rangka pemikul momen khusus telah terpenuhi. Kata kunci: perencanaan struktur, beton bertulang, ketidakberaturan, SRPMK
Optimasi Sistim Penahan Gempa Rumah Susun 4 Lantai Vincentius Juan; Banu D. Handono; Ronny E. Pandaleke
TEKNO Vol. 22 No. 87 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i87.54724

Abstract

Penahan gempa pada struktur bangunan merupakan aspek krusial dalam rekayasa struktural guna meminimalkan dampak kerusakan akibat gempa bumi. Skripsi ini bertujuan untuk mengoptimalkan sistim penahan gempa pada struktur bangunan dengan melakukan perencanaan struktur kembali untuk mendapat hasil yang lebih efisien. Pada penelitian ini, dilakukan analisis terhadap kekuatan bangunan dalam menahan gempa dengan mempertimbangkan efisiensi dari penggunaan material sehingga tidak terjadi pemborosan. Metode optimasi yang digunakan mencakup pendekatan pemodelan struktural menggunakan software. Selain itu, skripsi ini melibatkan penerapan algoritma optimasi untuk menentukan konfigurasi optimal dari sistem penahan gempa, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kekakuan, kekuatan material, dan efisiensi biaya. Hasil eksperimen dan analisis numerik menunjukkan bahwa penerapan metode optimasi ini dapat menghasilkan konfigurasi sistem penahan gempa yang lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pendekatan konvensional. Selain itu, penelitian ini juga memberikan wawasan yang lebih mendalam terkait kinerja struktural dan faktor-faktor krusial yang mempengaruhi optimasi sistem penahan gempa. Temuan dari skripsi ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan metode rekayasa struktural untuk meningkatkan ketahanan gempa bangunan. Dengan demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi perbaikan desain struktural dan kebijakan konstruksi yang lebih aman dan tangguh terhadap potensi gempa bumi di masa depan. Kata kunci: penahan gempae, optimasi, perencanaan struktur, efisiensi, software
Perencanaan Struktur Gedung Hotel 8 Lantai Di Kota Bitung Jewel C. Turangan; Banu D. Handono; Ronny E. Pandaleke
TEKNO Vol. 22 No. 87 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i87.54981

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan daerah yang rawan gempa bumi karena terletak diatas Cicin Api Pasifik. Dalam menahan gaya seismik rencana, struktur yang direncanakan harus memiliki daktilitas yang cukup untuk memastikan deformasi yang terjadi tidak melebihi deformasi yang diizinkan oleh standar yang berlaku, dalam hal ini SNI 1726:2019. Struktur rencana memiliki fungsi hotel dengan 8 lantai yang bentuknya memiliki ketidakberaturan vertikal dan ketidakberaturan horizontal. Lokasi perencanaan di Bitung memiliki kondisi tanah yang lunak dengan kategori desain seismik D, sehingga perencanaan struktur harus memenuhi syarat Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Pemodelan dan analisa struktur dilakukan menggunakan bantuan software sehingga diperoleh dimensi balok 45 × 60 cm dengan rasio tulangan 1.70% dan 35 × 55 cm dengan rasio tulangan 1.49%; Dimensi kolom menerus 40 × 60 cm dengan rasio tulangan 3.27%, kolom lantai 1 sampai 3 60 × 75 cm dengan rasio tulangan 1.39%; Serta digunakan tebal pelat seragam 12 cm untuk setiap lantai dengan rasio tulangan 1.25%. Struktur memiliki periode 1.25 dengan simpangan terbesar yang terjadi terhadap struktur sebesar 71.67 mm, nilai tersebut memenuhi nilai simpangan maksimum struktur yaitu 91 mm. Dengan demikian, struktur memenuhi syarat perencanaan metode SRPMK serta SNI. Kata kunci: perencanaan struktur beton bertulang, gedung hotel, ketidakberaturan struktur, SRPMK
Analisis Pengaruh Penambahan Struktur Jembatan Penghubung Pada Gedung FMIPA 4 Lantai Tesalonika I. Manglassa; Reky S. Windah; Ronny E. Pandaleke
TEKNO Vol. 22 No. 88 (2024): TEKNO
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/jts.v22i88.55959

Abstract

Keamanan struktur bangunan menjadi suatu aspek penting, terutama di wilayah rawan gempa bumi seperti Indonesia, khususnya Manado yang terletak pada zona gempa. Hal ini menjadikan analisis perilaku struktur menjadi semakin krusial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambahan struktur jembatan penghubung pada gedung FMIPA 4 lantai dan mengamati perilaku struktur dengan dan tanpa struktur jembatan penghubung. Penelitian ini menggunakan metode analisis respons spektrum berdasarkan SNI 1726:2019 dengan pendekatan pemodelan struktural dan simulasi menggunakan software. Analisis dilakukan dengan menggunakan dua model bangunan dimana, model pertama tanpa struktur jembatan dan model kedua dengan struktur jembatan. Kedua model struktur memiliki ketidakberaturan horizontal tipe 1a, 2, 5, dan vertikal tipe 3. Penambahan struktur jembatan meningkatkan gaya dalam struktur, terutama pada kolom dan balok di sekitar lokasi jembatan. Simpangan antar lantai pada kedua model masih dalam kategori aman sesuai SNI 1726:2019, dengan simpangan terbesar terjadi pada model 1 arah X dan Y, yaitu 19,804 mm dan 26,646 mm. Penambahan struktur jembatan penghubung pada gedung perkuliahan 4 lantai meningkatkan gaya dalam struktur, namun memperkecil simpangan yang terjadi. Kata kunci: Jembatan penghubung, analisis perilaku struktur, respons spektrum, SNI 1726:2019, software