Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

KONSEP KOTA DALAM SINERGI AL-QUR’AN Kusumadewi, Tarranita
ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam Vol 9, No 2 (2008): Islamic Studies
Publisher : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (916.708 KB) | DOI: 10.18860/ua.v9i2.6212

Abstract

The city is one of important aspects of the earth. The universe has been created with various kinds of creature. However, to be able to survive, there are two important things to do: a) surviving to compete, and b) surviving to live. The human being becomes the subject for any building plans for nation advancement. On the other side, the environ- ment which becomes the object of building plans is frequently ignored. It should not happen as al-Qur'an states that the universe is created for human's benefits based on its Standard and function. When the universe does not function as its standard, there will be a disaster. For that reason, building infrastructure in the city should consider the surroundings, and does not make the nature as the place of throwing away. The building process which synergies with al-Qur'an aims to make people aware and change their behavior for the safety of the universe. In al-Qur'an, it is stated that if the human is not back to his/her 'fitrah' will disappear because of any damages created by human himself.
Menata Rumah yang Islami Hafidz Zamroni Zien; Tarranita Kusumadewi
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 13, No 1 (2011): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.594 KB) | DOI: 10.18860/el.v0i0.2015

Abstract

Prophet Muhammad in a hadith reveals that there are four things making people happy:  having shalihah  wife, spacious houses, comfortable vehicles, and good neighbors. A house as the inhabited buildings working as the activity base is one of the ways to form a society and Islam civilization. An Islamic house must be able to have two functions in life. First, the welfare of the world including: a sense of compassion (mawadah warahmah), ensuring children's education, creating hospitality (ukhuwah Islamiyah), forming the Muslim individual, supporting successful careers, and having health condition. Second, the welfare of the afterlife including: easy to implement the mahdah worship, muamalah process and able to keep its inhabitants from the things forbidden and makruh. An Islamic house is not always designed like mosques or houses which are full of Islamic ornaments, such as calligraphy, and more. An Islamic house is an efficient house which can be used to  dhikr to Allah, and to remember death. The house is not always facing the Qibla or the lavatory was not facing Mecca. An Islamic house is a house that allows occupants to stay and interact with others. Besides, the privacy of each person can also be maintained in it. It is then becoming the task of the architects to make Islamic houses. However, the most important thing of an Islamic house is that it does not isolate the occupants from the outside world. Further, it could create a better interaction and social relationship with its surroundings and neighbors. Nabi Muhammad dalam sebuah hadits mengungkapkan bahwa ada empat hal yang membuat orang bahagia: memiliki istri yang shalihah, rumah yang luas, kendaraan yang nyaman, dan tetangga yang baik. Rumah sebagai bangunan tempat tinggal yang berfungsi sebagai basis aktivitas merupakan salah satu cara untuk membentuk masyarakat dan peradaban Islam. Sebuah rumah islami harus mampu memiliki dua fungsi dalam kehidupan. Pertama, kesejahteraan dunia meliputi: rasa kasih sayang (mawadah warahmah), menjamin pendidikan anak, menciptakan keramahan (ukhuwah Islamiyah), membentuk individu muslim, mendukung karir yang sukses, dan memiliki kondisi kesehatan. Kedua, kesejahteraan akhirat yang meliputi: kemudahan dalam melaksanakan ibadah mahdah, proses muamalah dan mampu menjaga penghuninya dari hal-hal yang dilarang dan makruh. Sebuah rumah islami tidak selalu didesain seperti masjid atau rumah yang penuh dengan ornamen islami, seperti kaligrafi, dan lainnya. Rumah islami adalah rumah yang efisien yang dapat digunakan untuk berdzikir kepada Allah, dan untuk mengingat kematian. Rumah tidak selalu menghadap kiblat atau kamar mandi tidak menghadap Mekah. Rumah islami adalah rumah yang memungkinkan penghuninya untuk tinggal dan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, privasi setiap orang juga dapat terjaga di dalamnya. Hal inilah yang kemudian menjadi tugas para arsitek untuk membuat rumah-rumah islami. Namun, hal terpenting dari sebuah rumah islami adalah tidak mengisolasi penghuninya dari dunia luar. Selanjutnya dapat menciptakan interaksi dan hubungan sosial yang lebih baik dengan lingkungan dan tetangganya. 
Studi Privasi dan Aksesibilitas Rumah Hunian Pondokan Mahasiswa Ditinjau dari Nilai-Nilai As Sunnah Nunik Junara; Tarranita Kusumadewi
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 15, No 1 (2013): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1132.33 KB) | DOI: 10.18860/el.v15i1.2672

Abstract

The existence of boarding house, the process of acculturation and values shift in residence, affect the physical and non-physical condition of the home and its surroundings. Similarly, shifting occurs in the private-public space caused by the interaction between the occupants. In a pluralistic Muslim society, the Islamic values influence the process of shifting the public-private space. Accessibility becomes the main concern in the shift pattern as a consequence of the limited land and increasing space demand. There are two shift patterns, physical shift indicating a change in the function space, and non-physical shift involving a sense of space for those interact in it. Sunnah values are employed to see the aspects are considered in home, especially on privacy and interaction. It used descriptive method through collecting detailed information that depicts the existing symptoms, identifying, making comparisons or evaluations and determining what is done to establish a plan or decision. The result of this study is the suggested design that can synergize with the activities occuring within it. Keberadaan rumah pondokan mahasiswa, terjadinya proses akulturasi budaya dan pergeseran nilai-nilai dalam rumah hunian, mempengaruhi kondisi fisik dan non fisik rumah dan lingkungannya. Begitu pula terjadinya pergeseran ruang privat-publik pada rumah hunian yang disebabkan interaksi antara pemilik rumah dengan penghuni pondokannya. Dalam lingkungan masyarakat muslim yang majemuk terdapat nilai-nilai Islam yang mempengaruhi terjadinya proses pergeseran ruang privat-publik tersebut. Aksesibilitas merupakan hal utama yang harus diperhatikan pada pola pergeseran ruang sebagai konsekuensi sempitnya lahan dan bertambahnya kebutuhan ruang. Terdapat dua pola pergeseran ruang, pertama secara fisik yang mengindikasikan perubahan fungsi ruang, dan kedua secara non fisik, yang melibatkan rasa ruang dari pelaku-pelaku yang berinteraksi didalamnya. Nilai-nilai as Sunnah digunakan untuk mengkaji aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam rumah tinggal terutama privasi dan interaksi. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif, dengan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menggambarkan gejala-gejala yang ada, mengidentifikasi, membuat perbandingan atau evaluasi dan menentukan apa-apa yang dilakukan untuk menetapkan rencana atau keputusan. Hasil dari kajian ini berupa saran rancangan yang dapat bersinergi dengan aktivitas yang terjadi di dalamnya.
RESILIENSI KOMUNITAS PADA KAMPUNG KOTA DI ERA PANDEMI (STUDI KASUS: KELURAHAN BARENG) Maria Ulfah; Tarranita Kusumadewi; Elok Mutiara
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v4i1.7901

Abstract

Urbanisasi di Kota Malang setiap tahun kian meningkat yang menyebabkan kepadatan penduduk dan kebutuhan hunian meningkat pula. Akan tetapi, keterbatasan lahan dan ekonomi mendorong masyarakat mendirikan hunian di lahan ilegal tanpa mempertimbangkan keamanan dan keselamatan. Sehingga muncul permukiman-permukiman padat dan kumuh di Kota Malang (khususnya bantaran sungai), dengan prioritas kumuh terluas pada Kelurahan Bareng, Klojen. Terlebih saat pandemi Covid-19 kesehatan menjadi sorotan pada permukiman padat dan kumuh. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu adanya penelitian untuk menata ulang permukiman wilayah ini dengan tujuan menjadikan kampung yang resilien. Metode perancangan yang akan digunakan yaitu pendekatan Resilience Design. Pendekatan ini mampu beradaptasi dan bertahan terhadap gangguan, baik jangka pendek ataupun panjang, tanpa menghindari gangguan itu sendiri. Pendekatan yang digunakan akan dikaji melalui strategi adaptivitas dan tranformabilitas untuk mencapai resilensi komunitas, yaitu, adaptive structure, dynamic layout, energy efficiency, dan self-sustain lifestyle. Melalui pendekatan ini, akan didapatkan hasil perancangan yaitu kampung kota resilien layak huni yang dapat menangguhkan keamanan, keselamatan, dan kesehatan komunitas dan lingkungan, serta meningkatkan ketahanan pangan dan ekonomi komunitas secara mandiri.
Perubahan Land Surface Temperature Kota Malang Terhadap Pemberlakuan Kebijakan Pembatasan Aktivitas Selama Pandemi Covid-19 Ana Ziyadatul Husna; Tarranita Kusumadewi; Muhammad Imam Faqihuddin; Elok Mutiara; Prima Kurniawaty
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 12 No. 3 (2023): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v12i3.130

Abstract

Pandemi Covid-19 berpengaruh pada tatanan hidup masyarakat di kawasan perkotaan, salah satunya di Kota Malang. Pembatasan aktivitas, pemberlakuan jam aktivitas, serta pengaturan jarak/ physical distancing dilakukan sebagai usaha dalam membatasi persebaran virus Covid-19. Hal tersebut menyebabkan mobilitas masyarakat perkotaan dan aktivitas di luar rumah menurun. Penurunan aktivitas di luar rumah dan mobilitas berdampak pada suhu permukaan di kawasan perkotaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan suhu permukaan selama pembatasan aktivitas. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pengindraan jarak jauh Sentinel 2, yang mana pemetaan land surface temperature dilakukan secara time series dari tahun 2018-2021. Pemetaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi sebelum dan selama pandemi. Berdasarkan hasil pengukuran land surface temperature diketahui bahwa pada tahun 2020 dan tahun 2021 terjadi penurunan suhu permukaan tanah yaitu 0.712⁰C dan 2.50⁰C dengan suhu permukaan tanah rata-rata dari tahun 2018 sebesar 34.331⁰C; tahun 2019 sebesar 34.402⁰C; tahun 2020 sebesar 33.532⁰C; dan tahun 2021 sebesar 30.637⁰C. Dengan demikian, pembatasan aktivitas selama Covid-19 berpengaruh pada perubahan land surface temperature, yakni: semakin tinggi mobilitas masyarakat, maka semakin tinggi land surface temperature dan semakin rendah mobilitas masyarakat, maka semakin rendah land surface temperature.
Merangkul Tradisi, Mengungkap Identitas: Pendekatan Reinventing Tradition dalam Perancangan Bandara Perintis di Kabupaten Batang Muhammad Ibriza Maghnuni; Tarranita Kusumadewi; Moh Arsyad Bahar
Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan Vol 21, No 2 (2023): Arsitektura : Jurnal Ilmiah Arsitektur dan Lingkungan Binaan
Publisher : Universitas Sebelas Maret Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/arst.v21i2.76195

Abstract

Batang Regency is striving to accelerate economic and tourism growth through the Batang Integrated Industrial Zone (KITB) project. One crucial component to support KITB is the availability of public transportation facilities like airport which believed to stimulate economic and tourism growth optimally. Therefore, the design of a pioneer airport terminal is required, serving both as a mode of transportation and an effort to enhance the city branding of Batang Regency. The goal of this design is to initiate a branding strategy through the Reinventing Tradition approach obtained from the triangle architecture semiotics method, the goals is to unearth the values of tradition through a process of hybridization. The result is the design of a pioneer airport terminal that embodies principles such as appreciation, metaphorical meaning, context, interpretation, and performance derived from the culture of Rifa'iyah batik, traditional rowing competitions, Alas Roban, and the local community's character.
Reviewing curriculum towards ASIIN international accreditation using analytical hierarchy process Mulyanto, Angga Dwi; Suheriyanto, Dwi; Jannah, Akyunnul; Kusumadewi, Tarranita; Harini, Sri; Susanti, Elly
Bulletin of Applied Mathematics and Mathematics Education Vol. 3 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/bamme.v3i1.9551

Abstract

This research focuses on studying the curriculum of three study programs at the Faculty of Science and Technology, namely Biology, Informatics Engineering and Architectural Engineering. The purpose of this research is to see how ready the curriculum of the 3 study programs is to be submitted as ASIIN international accreditation material. The method used to measure curriculum readiness is using AHP. The results of this study are that from 3 study programs that have been assessed using AHP, the study program that is most ready for its curriculum is Informatics Engineering with a readiness of 73.4%, followed by Architectural Engineering, and after that Biology.
Improving Urban Heat Island Predictions Using Support Vector Regression and Multi-Sensor Remote Sensing: A Case Study in Malang Arif, Yunifa Miftachul; Rohma, Salma Ainur; Nurhayati, Hani; Kusumadewi, Tarranita; Nugroho, Fresy; Karami, Ahmad Fahmi
Register: Jurnal Ilmiah Teknologi Sistem Informasi Vol 10 No 2 (2024): July
Publisher : Information Systems - Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26594/register.v10i2.5022

Abstract

The Urban Heat Island (UHI) phenomenon is characterized by higher temperatures in urban areas compared to surrounding rural areas. This condition poses various environmental risks and adversely impacts public health, particularly in Malang, Indonesia. This study aims to predict land surface temperature (LST) in Malang to better understand and mitigate the effects of UHI's. Support Vector Regression (SVR) is employed using remote sensing data from Landsat-8, Sentinel-2, and SRTM. Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Normalized Difference Built-up Index (NDBI), Normalized Difference Water Index (NDWI), Normalized Difference Moisture Index (NDMI), elevation, and LST are calculated and normalized to ensure accurate data representation. Model testing results indicate that the Radial Basis Function (RBF) kernel performs best with hyperparameter settings of C = 10, Epsilon = 0.1, and gamma = 1. This model achieves an R² of 0.887, an MSE of 1.625, and a MAPE of 2.71%. These findings confirm that SVR with an appropriately tuned RBF kernel can improve prediction accuracy. Consequently, the study provides a robust foundation for developing more effective predictive models to address UHI management in urban areas.
Menata Rumah yang Islami Zien, Hafidz Zamroni; Kusumadewi, Tarranita
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 13, No 1 (2011): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/el.v0i0.2015

Abstract

Prophet Muhammad in a hadith reveals that there are four things making people happy:  having shalihah  wife, spacious houses, comfortable vehicles, and good neighbors. A house as the inhabited buildings working as the activity base is one of the ways to form a society and Islam civilization. An Islamic house must be able to have two functions in life. First, the welfare of the world including: a sense of compassion (mawadah warahmah), ensuring children's education, creating hospitality (ukhuwah Islamiyah), forming the Muslim individual, supporting successful careers, and having health condition. Second, the welfare of the afterlife including: easy to implement the mahdah worship, muamalah process and able to keep its inhabitants from the things forbidden and makruh. An Islamic house is not always designed like mosques or houses which are full of Islamic ornaments, such as calligraphy, and more. An Islamic house is an efficient house which can be used to  dhikr to Allah, and to remember death. The house is not always facing the Qibla or the lavatory was not facing Mecca. An Islamic house is a house that allows occupants to stay and interact with others. Besides, the privacy of each person can also be maintained in it. It is then becoming the task of the architects to make Islamic houses. However, the most important thing of an Islamic house is that it does not isolate the occupants from the outside world. Further, it could create a better interaction and social relationship with its surroundings and neighbors. Nabi Muhammad dalam sebuah hadits mengungkapkan bahwa ada empat hal yang membuat orang bahagia: memiliki istri yang shalihah, rumah yang luas, kendaraan yang nyaman, dan tetangga yang baik. Rumah sebagai bangunan tempat tinggal yang berfungsi sebagai basis aktivitas merupakan salah satu cara untuk membentuk masyarakat dan peradaban Islam. Sebuah rumah islami harus mampu memiliki dua fungsi dalam kehidupan. Pertama, kesejahteraan dunia meliputi: rasa kasih sayang (mawadah warahmah), menjamin pendidikan anak, menciptakan keramahan (ukhuwah Islamiyah), membentuk individu muslim, mendukung karir yang sukses, dan memiliki kondisi kesehatan. Kedua, kesejahteraan akhirat yang meliputi: kemudahan dalam melaksanakan ibadah mahdah, proses muamalah dan mampu menjaga penghuninya dari hal-hal yang dilarang dan makruh. Sebuah rumah islami tidak selalu didesain seperti masjid atau rumah yang penuh dengan ornamen islami, seperti kaligrafi, dan lainnya. Rumah islami adalah rumah yang efisien yang dapat digunakan untuk berdzikir kepada Allah, dan untuk mengingat kematian. Rumah tidak selalu menghadap kiblat atau kamar mandi tidak menghadap Mekah. Rumah islami adalah rumah yang memungkinkan penghuninya untuk tinggal dan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, privasi setiap orang juga dapat terjaga di dalamnya. Hal inilah yang kemudian menjadi tugas para arsitek untuk membuat rumah-rumah islami. Namun, hal terpenting dari sebuah rumah islami adalah tidak mengisolasi penghuninya dari dunia luar. Selanjutnya dapat menciptakan interaksi dan hubungan sosial yang lebih baik dengan lingkungan dan tetangganya.
Studi Privasi dan Aksesibilitas Rumah Hunian Pondokan Mahasiswa Ditinjau dari Nilai-Nilai As Sunnah Junara, Nunik; Kusumadewi, Tarranita
el Harakah: Jurnal Budaya Islam Vol 15, No 1 (2013): EL HARAKAH
Publisher : UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18860/el.v15i1.2672

Abstract

The existence of boarding house, the process of acculturation and values shift in residence, affect the physical and non-physical condition of the home and its surroundings. Similarly, shifting occurs in the private-public space caused by the interaction between the occupants. In a pluralistic Muslim society, the Islamic values influence the process of shifting the public-private space. Accessibility becomes the main concern in the shift pattern as a consequence of the limited land and increasing space demand. There are two shift patterns, physical shift indicating a change in the function space, and non-physical shift involving a sense of space for those interact in it. Sunnah values are employed to see the aspects are considered in home, especially on privacy and interaction. It used descriptive method through collecting detailed information that depicts the existing symptoms, identifying, making comparisons or evaluations and determining what is done to establish a plan or decision. The result of this study is the suggested design that can synergize with the activities occuring within it. Keberadaan rumah pondokan mahasiswa, terjadinya proses akulturasi budaya dan pergeseran nilai-nilai dalam rumah hunian, mempengaruhi kondisi fisik dan non fisik rumah dan lingkungannya. Begitu pula terjadinya pergeseran ruang privat-publik pada rumah hunian yang disebabkan interaksi antara pemilik rumah dengan penghuni pondokannya. Dalam lingkungan masyarakat muslim yang majemuk terdapat nilai-nilai Islam yang mempengaruhi terjadinya proses pergeseran ruang privat-publik tersebut. Aksesibilitas merupakan hal utama yang harus diperhatikan pada pola pergeseran ruang sebagai konsekuensi sempitnya lahan dan bertambahnya kebutuhan ruang. Terdapat dua pola pergeseran ruang, pertama secara fisik yang mengindikasikan perubahan fungsi ruang, dan kedua secara non fisik, yang melibatkan rasa ruang dari pelaku-pelaku yang berinteraksi didalamnya. Nilai-nilai as Sunnah digunakan untuk mengkaji aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam rumah tinggal terutama privasi dan interaksi. Adapun metode yang digunakan adalah deskriptif, dengan mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menggambarkan gejala-gejala yang ada, mengidentifikasi, membuat perbandingan atau evaluasi dan menentukan apa-apa yang dilakukan untuk menetapkan rencana atau keputusan. Hasil dari kajian ini berupa saran rancangan yang dapat bersinergi dengan aktivitas yang terjadi di dalamnya.