Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS WAY APO BURU Umi Nur Solikah; Irma Wardani; Rehino Yanu Seto
Agros Journal of Agriculture Science Vol 24, No 3 (2022): Edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v24i3.2263

Abstract

Padi (Oriza sativa L.) merupakan bahan makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia karena sekitar 95% penduduk Indonesia mengkonsumsi beras. Tujuan penelitian ini adalah mengatahui kelayakan usahatani padi varietas Way Apo Buru. Penelitian dilakukan di Desa Bakalan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo dengan metode deskriptif. Analisis data yang digunakan adalah biaya usaha tani, penerimaan, pendapatan dan kelayakan usaha tani. Hasil menunjukkan biaya total sebesar Rp 8.511.472. Sedangkan penerimaan Rp 20.470.000 dan pendapatan bersih sebesar Rp 9.718.528. Hasil kelayakan usahatani R/C ratio adalah 1,9 berarti usahatani padi varietas way apo buru layak diusahakan karena secara ekonomis petani memperoleh keuntungan.
ANALISIS PERFORMA PENAMBAHAN ARANG DAN CUKA KAYU PADA KUALITAS PUPUK ANAEROBIK BOKASHI ASAL KOTORAN SAPI Rehino Yanu Seto
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i1.2531

Abstract

Limbah peternakan sering kali dibuang di lahan kosong atau di aliran sungai dan mencemari lingkungan sekitar kandang di Indonesia. Bokashi yang dibuat dengan mencampurkan limbah peternakan dengan tambahan effective microorganism (EM) memiliki potensi untuk mengurangi cemaran dari kandang. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2018-2018 dengan dua repetisi. Untuk menganalisis efek dari penambahan arang dan cuka kayu pada kualitas pupuk bokashi, percobaan pada pot dilakukan dengan lima perlakuan dan satu perlakuan kontrol. Percobaan menggunakan dua tanaman sayur. Proses pembuatan bokashi dilakukan melalui proses fermentasi dan aklimitasi selama 28 hari. Tingkat perkecambahan dari Brassica rapa var. Perviridis dan Raphanus sativus L. sativus secara berturut-turut adalah 75-85% dan 65-83%. Bokashi dengan EM saja (T1) dan EM bokashi dengan cuka kayu (T2) menunjukan perbedaan signifikan pada rata-rata bobot segar (13,0 g dan 12,8 g) dan tinggi tanaman (16,4 cm dan 16,0 cm).  T1 dan T2 juga menunjukkan perbedaan signifikan dibandingkan dengan perlakuan lain pada panjang pucuk tanaman dari Brassica rapa var. Perviridis (16,4 dan 16,0 cm). Pada percobaan penanaman Raphanus sativus L. sativus, T2, T3, T4, dan T5 menunjukkan rata-rata bobot yg lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan perlakuan kontrol (9,2 g).
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) Melalui Pembagian Benih Sayuran Dalam Rangka Mendukung Ketahanan Pangan Keluarga Umi Nur Solikah; Mohamad Ihsan; Arifah Husna; Rehino Yanu Seto; Chanda Firdaus; Mufida Diah Lestari
ALKHIDMAH: Jurnal Pengabdian dan Kemitraan Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2023): Oktober : Jurnal Pengabdian dan Kemitraan Masyarakat
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59246/alkhidmah.v1i4.524

Abstract

Vegetables play an important role in human life. Because vegetables are a source of vitamins and minerals that are good for health. The large number of cases of stunting in children today is caused by, among other things, a lack of nutritious food, including vegetables. In general, the people of Colomadu District, Karanganyar Regency do not fully utilize their home gardens. By distributing vegetable seeds to women farmer groups (KWT) in Colomadu District, the Women Farmer Groups can optimize their yard land so as to support the Framework for Supporting Family Food Security. Steps taken in the community service activity "Empowerment of Women Farming Groups (KWT) through the distribution of vegetable seeds in order to support family food security. including: First step, Coordination with the head of the Neighborhood Association (RT), this activity is the first step in community service activities, the purpose of this activity is to ask for permission to carry out community service activities and ask about what the Women's Farmers Group (KWT) needs. in order to support family food security. The second step, namely implementation, this activity is a series of the first step, after a meeting point has been reached for coordination activities, the day for carrying out community service activities is determined.
THE ROLE OF TEMPERATURE IN REGULATING CHRYSANTHEMUM FLOWER COLORATION FOR THE OPTIMIZATION OF FLORICULTURE PRODUCTION Febry Nurhidayati; Gen Adi Wisanggeni; Anditya Gilang Rizky P; Rehino Yanu Seto
International Journal of Social Science Vol. 5 No. 2: Agustus 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/ijss.v5i2.11002

Abstract

The coloration of chrysanthemum flowers is strongly affected by ambient temperature, primarily through the biosynthetic and degradative pathways of anthocyanin pigments. This literature review synthesizes findings from 2015 to 2025, focusing on temperature effects under both open-field and controlled-environment (greenhouse) conditions. Elevated temperatures (≥30 °C) have been shown to inhibit anthocyanin biosynthesis and accelerate pigment degradation, leading to faded petal coloration. Conversely, cooler temperatures promote pigment accumulation, resulting in brighter and more persistent floral hues. These temperature-dependent responses vary across cultivars and are influenced by developmental stages and interactions with light intensity, relative humidity, and nutrient status. Greenhouse cultivation offers potential mitigation but demands integrated microclimate regulation. Omics approaches, including transcriptomics and metabolomics, hold promise in uncovering the genetic mechanisms that regulate flower coloration. In parallel, the application of smart technologies such as the Internet of Things (IoT) and big data, driven prediction systems can support precision cultivation practices. These insights provide a scientific foundation for optimizing chrysanthemum-based floriculture production systems that are resilient to climate change