Leni Harianti
Universitas Alwashliyah Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penentuan Komoditi Unggulan Kabupaten Serdang Bedagai dengan Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) Leni Harianti; Yudi Daeng Polewangi; Nukhe Andri Silviana
JOURNAL OF INDUSTRIAL AND MANUFACTURE ENGINEERING Vol. 6 No. 2 (2022): EDISI NOVEMBER
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jime.v6i2.7766

Abstract

Kabupaten Serdang Bedagai yang terdiri dari 17 kecamatan menghasilkan berbagai komoditi pertanian dan perkebunan. Kedua komoditi ini merupakan penyumbang terbesar PDRB kabupaten Serdang Bedagai. Kontribusi sektor pertanian dan perkebunan terhadap PDRB Kabupaten serdang Bedagai tahun 2016-2020 menunjukkan nilai rata – rata sebesar 40%. Komoditi pertanian meliputi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau dan komoditi perkebunan yang meliputi kakao, kelapa, karet dan kelapa sawit. Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai belum menentukan komoditi mana yang akan menjadi prioritas unggulan tiap kecamatan. Penelitian ini bertujuan menentukan komoditi pertanian dan perkebunan unggulan tiap kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai yang dikembangkan menjadi sumber perekonomian masyarakat di tiap kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai. Metode penelitian  yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan sumber data sekunder berasal dari instansi terkait dan BPS Serdang Bedagai. Penentuan komoditi unggulan menggunakan metode pendekatan Location Quotient (LQ). Hasil yang diperoleh masing-masing kecamatan memiliki komoditi pertanian dan perkebunan unggulan yang dapat dikembangkan dan berpeluang menjadi penopang ekonomi masyarakat di masing-masing kecamatan. Komoditi yang memiliki keunggulan komperatif tertinggi adalah padi di kec.  Sei Bamban, jagung di kec. Sipispis, ubi kayu di kec. Dolok Merawan, ubi jalar di kec. Silinda, kacang tanah di kec. Kotarih, kedelai di kec. Perbaungan, kacang hijau di kec. Serbajadi, kakao di kec. Pantai Cermin, kelapa di kec. Pantai Cermin, karet di kec. Sipispis dan kelapa sawit di kec.Bandar Khalipah. Komoditi unggulan di setiap kecamatan diharapkan mampu meningkatkan PDRB kab. Serdang Bedagai dengan tingkat kenaikan pertahunnya sebesar 2 %.
Perbaikan Kualitas Produk IKM X Dengan Penerapan Gugus Kendali Mutu Leni Harianti; Supryono Supryono; Julian Julian; Nukhe Andri Silviana
JOURNAL OF INDUSTRIAL AND MANUFACTURE ENGINEERING Vol. 7 No. 1 (2023): EDISI MEI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/jime.v7i1.9311

Abstract

IKM X merupakan perusahaan yang memproduksi aneka keripik ubi dengan varian rasa yang bermacam–macam. Dalam menjalankan usahanya, IKM X mengalami kendala dimana masih tingginya persentase produk cacat yang dihasilkan mencapai 14%–15% berupa produk keripik pecah sehingga tidak dapat memenuhi kriteria yang diinginkan konsumen yakni produk yang sama ketebalannya dan tidak pecah. Atas dasar latar belakang ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian guna membantu IKM X dalam mencari solusi dari masalah tersebut. Langkah awal yang dilakukan adalah melakukan pengamatan pendahuluan untuk mendapatkan hipotesa awal penyebab tingginya jumlah produk cacat yang dihasilkan. Penelitian yang akan dilakukan selanjutnya menggunakan metode pendekatan Gugus Kendali Mutu (GKM) sebagai metode pengendalian kualitas dengan pertimbangan bahwa metode ini lebih mudah dan praktis, tidak membutuhkan perhitungan yang rumit,  dapat dipahami dan dilakukan oleh orang awam dan sangat sesuai diterapkan pada usaha Industri Kecil dan Menengah (IKM). Dari hasil penelitian diketahui ada stasiun kerja yang menghasilkan produk cacat paling banyak yaitu stasiun kerja pencampuran bumbu.  Dengan pendekatan metode GKM yaitu melakukan pendekatan menggunakan 8 langkah dan 7 alat dan setelah disarankan untuk diterapkan diperoleh penurunan jumlah produk cacat sebanyak 11,69%.