Menjadi seorang santri tahfidz atau penghafal Al-Qur’an membutuhkan resiliensi yang baik untuk menghadapi perbedaan budaya, konflik dengan teman, dan membagi waktu dalam menyelesaikan jadwal yang cukup banyak. Selain itu, regulasi diri yang baik juga harus dimiliki oleh santri tahfidz, karena tinggal di lingkungan pesantren menuntut adanya kemandirian dan adaptasi untuk bisa bertahan mencapai tujuan yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur pengaruh regulasi diri terhadap resiliensi santri tahfidz salah satu Pondok Pesantren di Kabupaten Pasuruan. Subjek dari penelitian ini adalah 191 santri tahfidz pada usia remaja yang diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan skala resiliensi dan skala regulasi diri. Analisa data dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier sederhana, dan diperoleh nilai F sebesar 182,971 dengan p = 0,000 (p<0,05). Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari regulasi diri terhadap resiliensi santri tahfidz. Di mana regulasi diri memberikan sumbangan sebesar 8% terhadap resiliensi.