Claim Missing Document
Check
Articles

Found 37 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG MANGROVE JENIS Rhizopora sp SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN PADA PEMBUATAN ES KRIM Ernawati, Ernawati; Rini Utami , Cahyaning; Nuswardhani , Sri Karuniari; Adam, Moh. Awaludin; Widiastuti, Irawati Mei
Techno-Fish Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Techno-fish
Publisher : Universitas Dr Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/tf.v5i2.4273

Abstract

Es krim merupakan salah satu produk makanan yang populer dan disukai masyarakat. Pengolahan tepung mangrove jenis Rhizophora menjadi es krim merupakan alternatif diversifikasi pangan kaya antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh penambahan tepung Rhizophora sp dan lama waktu pencampuran (mixing), sehingga didapatkan es krim yang mempunyai karakteristik baik dan sesuai dengan standar nasional tentang es krim (SNI 01-3820-1995). Metode penelitian adalah metode eksperimen Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu : penambahan tepung Rhizophora sp (0, 100, 150, dan 200 g); Lama pencampuran (mixing) (10, 15 dan 20 menit). Variabel penelitian meliputi analisis sifat fisikokimia tepung Rhizophora yaitu kadar proksimat dan aktifitas antioksidan. Analisis sifat fisikokimia es krim meliputi kadar lemak, protein, karbohidrat dan aktifitas antioksidan. Variabel subyektif yang diamati meliputi rasa dan tekstur. Tepung Rhizophora sp hasil analisis mempunyai kadar air 10,11%, lemak 0,48%, protein 2,15%, karbohidrat 82,94%, antioksidan IC50 yaitu 113,7 mg/mL. Perlakuan penambahan tepung Rhizophora berpengaruh sangat nyata terhadap nilai kadar protein, karbohidrat dan aktivitas antioksidan. Perlakuan lama pencampuran berpengaruh nyata terhadap nilai kadar protein. Nilai rasa pada kisaran 5,20 (agak suka) – 6,85 (sangat suka), dan nilai tekstur 5,20 (agak suka) – 6,90 (sangat suka).
PENGEMBANGAN PRODUK OLAHAN BUAH KARIKA SEBAGAI PENUNJANG EKONOMI MASYARAKAT TENGGERTOSARI JAWA TIMUR Roisatul Ainiyah; Desy Cahyaning Utami; Cahyaning Rini Utami
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 5 (2020): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3865.517 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i5.3153

Abstract

Abstrak: Buah Karika memiliki persebaran habitat yang sempit, hanya mampu tumbuh di daerah pegunungan dengan suhu rendah. Buah ini mampu tumbuh dengan baik di Tengger, sehingga sangat sesuai untuk dibudidayakan di Tosari. Keinginan warga untuk bisa mengolah Karika menjadi produk olahan pangan bernilai ekonomi sangat tinggi, dengan tujuan untuk meningkatkan value added. Salah satunya adalah Komunitas Baladaun Mertasari yaitu kelompok masyarakat yang melakukan pengolahan buah karikadan merupakan mitra dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini. Baladaun biasanya mengolah buah karika menjadi manisan karika dalam sirup. Banyak kendala yang dihadapi Baladaun dalam mengolah karika, yaitu, dalam proses produksi, ijin produksi, pemasaran, pendidikan, lingkungan, pertanian, dan sosial. PKM ini dilakukan dalam rangka pengembangan produk olahan buah karika baik berupa olahan pangan maupun non pangan. Tujuan dari PKM ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mitra dalam melakukan diversifikasi produk olahan buah karika, sehingga jenis produk olahan mitra semakin bertambah dan kualitasnya menjadi lebih baik. Metode yang digunakan meliputi observasi, Forum Group Discussion (FGD), Pelatihan, Seminar, Workshop, dan Pendampingan. Produk olahan berupa sirup, selai, permen jelly, dodol buah, dan sabun karika. Untuk menunjang keberlanjutan poduk, dalam kegiatan PKM ini ditunjang dengan kegiatan seminar bertema keamanan pangan, workshop pemasaran online, dan pendampingan pengurusan ijin produksi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). Pelaksanaan pengabdian menggunakan pendekatan partisipasi kelompok. Hasil PKM yang telah dilaksanakan berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan dan kualitas produk mitra yang diukur berdasarkan pengisian kuisioner oleh mitra, serta peningkatan jenis produk yang tadinya hanya satu produk menjadi 6 produk. Abstract: Karika fruit has a narrow distribution habitat, only able to grow in mountainous areas with low temperatures. This fruit is able to grow well in Tengger, so it is very suitable for cultivation in Tosari. Citizens are able to process Karika into processed food products with very high economic value, with the aim of increasing added value. One of them is the Baladaun Mertasari Community, a community group that processes karika fruit, and is a partner in this Community Partnership Program Baladauns usually process karika fruit into karika sweets in syrup. Many ngehap related to Baladaun in cultivating karika, namely in the production process, production permits, marketing, education, environment, agriculture, and social. This PKM is carried out in the context of developing karika fruit processed products in the form of processed food and non-food products. The purpose of this PKM is to increase the knowledge and skills of partners in diversifying karika fruit processed products, so that the types of processed products of partners are increasing and the quality is better. The methods used include observation, FGD, training, seminars, workshops, and mentoring. Processed products are syrup, jam, jelly candy, fruit lunkhead, and karika soap. To support the sustainability of products, this PKM activity is supported by seminars on the theme of food safety, online marketing workshops, and assistance in obtaining a Home Industry Food production permit (PIRT). The implementation of the service uses a group participation approach. The results of the PKM that have been implemented are in the form of increased knowledge, skills and product quality as measured by filling out questionnaires by partners, as well as increasing types of products from only one product to 6 products.
PENGARUH WAKTU FERMENTASI TERHADAP KARAKTERSITIK KIMIA DAN ORGANOLEPTIK TAPE PISANG KEPOK Cahyaning Rini Utami

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.599 KB) | DOI: 10.35891/tp.v8i1.904

Abstract

Tape merupakan salah satu makanan fermentasi tradisional di Indonesia. Pisang kepok dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar membuat tape karena memiliki kelebihan pati yang resisten dan serat tinggi. Kandungan pati yang ada pada pisang kepok sekitar 22-25%. Kualitas tape pisang ditentukan berdasarkan karakteristik kimia selama proses fermentasi. Dalam fermentasi tape sendiri selalu melibatkan tiga senyawa sebagai produknya yakni gula, alkohol, dan asam organik sehingga karakteristik kimia yang diukur sebagai kontrol kualitas adalah pH, kadar gula dan kadar alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi tape pisang kepok terhadap karakteristik kimia dan organoleptik. Penelitian ini dilakukan dengan membuat tape pisang kepok dengan variasi waktu fermentasi selama 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 hari. Hasil fermentasi diuji pH, kadar gula, kadar alkohol dan organoleptik. Seluruh data dianalisa menggunakan analisis varian (ANOVA) satu arah yang dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan waktu fermentasi berpengaruh terhadap karakteristik kimia dan organoleptik. Tape pisang kepok terbaik dihasilkan pada hari ketiga dengan karakteristik kimia: pH 4,76; kadar gula 11,97%; kadar alkohol 4,45% dan nilai organoleptik terhadap rasa, warna, tekstur, dan aroma berturut-turut sebesar 5,34; 5,56 ; 4,43; dan 5,26 (4= sedikit suka, 5= suka). Berdasarkan hasil uji karakteristik kimia dan organoleptik tape pisang kepok dengan waktu fermentasi 3- 4 hari layak untuk dikonsumsi.
KARAKTERISTIK MINUMAN PROBIOTIK FERMENTASI Lactobacillus casei DARI SARI BUAH SALAK Cahyaning Rini Utami

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.791 KB) | DOI: 10.35891/tp.v9i1.932

Abstract

Salak merupakan buah asli Indonesia yang keberadaanya melimpah. Salak mengandung sukrosa, fruktosa, dan glukosa yang dimanfaatkan bakteri asam laktat (BAL) selama proses fermentasi sehingga dapat dibuat sebagai bahan dasar minuman probiotik. Pemanfaatan salak sebagai bahan dasar minuman probiotik dapat meningkatkan nilai jual salak. Pembuatan minuman probiotik salak melibatkan bakteri Lactobacillus casei strain Shirota sebagai agen probiotik yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan susu dan waktu fermentasi terhadap karakteristik minuman probiotik fermentasi L.casei dari sari buah salak serta kombinasi terbaik penambahan susu dan waktu fermentasi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 perlakuan. Perlakuan yang diterapkan adalah penambahan susu dengan variasi 5% dan 10% (v/v) dengan waktu fermentasi 2, 4, 6, 8 dan 10 jam. Hasil fermentasi diuji viskositas, pH, kadar gula total dan organoleptik. Seluruh data dianalisa menggunakan analisis varian (ANOVA) yang dilanjutkan dengan uji BNT. Pemilihan terbaik dengan metode De Garmo. Hasil penelitian menunjukkan penambahan susu dan waktu fermentasi berpengaruh terhadap karakteristik minuman probiotik salak. Kombinasi perlakuan persentase penambahan susu sebesar 10% (v/v) dengan waktu fermentasi 8 jam (T2L4) merupakan hasil terbaik dengan karakteristik: viskositas 12,90 cps; pH 4,82; kadar gula 7,43% dan nilai organoleptik terhadap rasa, warna, tekstur, dan aroma berturut-turut sebesar 5,49 (sangat suka); 3,57(suka) ; 3,65(suka); dan 3,66(suka). -
Karakteristik tepung nanas varietas queen (Ananas comosus L.Merr) termodifikasi metode foam mat drying Isnawati Nurjannah; Cahyaning Rini Utami

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/tp.v13i1.3008

Abstract

Ananas comosus L. Merr in Indonesia has a very large production rate but the shelf life is relatively short. Alternatives increase the shelf life of pineapple fruit made in the form of flour. The quality of pineapple flour is determined by the drying method so that modifications to the method using foam mat drying with variations in the addition of maltodextrin and tween 80. This study aims to find out the effect of increasing the concentration of maltodextrin and tween 80 on the physicochemicals of pineapple flour so that pineapple flour is obtained that has good characteristics. The research method using faktorial RAK consists of 2 factors. The first factor of maltodextrin concentration (10%,15%,25%) and the second factor of tween 80 percentage (0.1%, 0.3%) repeated 3 times resulted in 18 attempts. Analysis of physicochemical data is analyzed using ANOVA statistics. If it's a real difference in the Tukey test. Organoleptic testing uses friedman's method. The best treatment of physicochemical and organoleptic analysis uses the Effectiveness Index method. The best research results of pineapple flour on physicochemical and organoleptic content are found in N3T2 treatment (maltodextrin 25% and tween 80 0.3%) with characteristics: antioxidant activity 45.57 mg/ml, vitamin C levels 92.45 mg/100g, water content 5.98%, ash content 0.61%, color intensity L 58.49, color a* 29.30 and color b* 26.90 and organoleptic color 4.33 (likes), texture 2.83 (sufficient).
Formulasi sabun karika (Carica pubescens) sebagai sabun kecantikan dan kesehatan Roisatul Ainiyah; Cahyaning Rini Utami

Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.031 KB) | DOI: 10.35891/agx.v11i1.1652

Abstract

Soap is a mixture of sodium compounds with fatty acids that are used as a body cleansing agent, in the form of solid, foam, with or without other additives and does not cause irritation to the skin. To improve quality, bath soap can be given additional ingredients that contain vitamins and various nutrients needed by the skin such as the addition of extracts of karika fruit (Carica pubescens). The purpose of this research is to find out the right formulation in making karika soap. This research used an experimental method with randomized block design (RCBD), consisting of two factorial variations in the concentration of karika juice (0%, 100%, 80%, 60%) and variations in the concentration of NaOH (30%, 35%, and 40% ) so that 12 treatments were obtained each with 3 replications. The process of making soap uses the hot process method. Soap quality analysis is carried out by comparing the results of chemical tests for karika soap with SNI 06-3532-1994 (SNI for solid bath soap), foam stability test, soap hardness, and organoleptic test. The data obtained were analyzed using ANOVA with a confidence interval of 5%. If an effect is found on one of the variebel, a further Tukey test is performed. The results showed that the water content, pH, and free alkali did not meet SNI, while the amount of fatty acids and mineral oil was in accordance with SNI, the significant difference between treatments was only in the water content. Karika soap has abundant and stable foam. The higher concentration of karika juice make the lower hardness of the soap. Organoleptic test results showed a low level of preference for panelists on karika soap products. The suggestion from this research is that karika juice can be tried to applied it in the liquid bath.
Pengaruh penambahan kopi robusta bubuk (Coffea canephora L.) dan jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) sebagai sumber antioksidan pada pembuatan cookies Jelita Safira April Yanti; Cahyaning Rini Utami

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/tp.v13i2.3445

Abstract

<<null>>
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BUAH MANGROVE TINJANG (Rhizophora sp) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN PADA PEMBUATAN ES KRIM Ernawati; Cahyaning Rini Utami; Sri Karuniari Nuswardhani; Moh. Awaludin Adam; Irawati Mei Widiastuti
Techno-Fish Vol 5 No 2 (2021): TECHNO-FISH
Publisher : TECHNO-FISH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/tf.v5i2.4406

Abstract

Produk es krim merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat. Pengolahantepung mangrove jenis Rhizophora menjadi es krim merupakan alternatif diversifikasi pangankaya antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan tepungRhizophora sp dan lama waktu pencampuran (mixing), sehingga didapatkan es krim yangmemiliki mutu baik mengacu pada standar nasional tentang es krim (SNI 01-3820-1995).Metode penelitian terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu: penambahan tepung Rhizophora sp (0,100, 150, dan 200 g); Lama pencampuran (mixing) (10, 15 dan 20 menit). Variabel yang ditelititerdiri dari kadar proksimat dan aktifitas antioksidan tepung Rhizophora. Analisis produk es krimmeliputi kadar lemak, protein, karbohidrat dan aktifitas antioksidan. Analisis organoleptik yangdiamati adalah rasa dan tekstur. Tepung Rhizophora sp hasil analisis mempunyai kadar air10,11%±0.07, lemak 0,48%±0.03, protein 2,15%±0.01, karbohidrat 82,94%±0.05, antioksidanIC50 yaitu 113,7±11.83 mg/mL. Perlakuan penambahan tepung Rhizophora berpengaruh sangatnyata terhadap nilai kadar protein, karbohidrat dan aktivitas antioksidan. Perlakuan lamapencampuran berpengaruh nyata terhadap kadar proteinnya. Nilai rasa pada kisaran 5,20 (agaksuka) – 6,85 (sangat suka), dan nilai tekstur 5,20 (agak suka) – 6,90 (sangat suka).
Pengaruh konsentrasi CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) dan gula aren terhadap fisikokimia dan organoleptik selai umbi bit (Beta vulgaris L.) ekstrak jahe merah Widyatus Solichah; Deny Utomo; Cahyaning Rini Utami

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35891/tp.v14i1.3784

Abstract

???????????????? ???????????????????? ???????????????? ???????? ???????????????????????????????????? ???????????? ???????????????????????????????????????????????????? ???????? ???????????? ???????????? ???????????????? ???????????????????? ???????? ???????????? ????????????????????????????????, ???????????????????????????????? ???????????? ???????????????????????????????????????????????? ???????????????????????????????????? ???????? ???????????????????????????????? ???????????? (???????????????? ???????????????????????????????? ????.) ???????????? ???????????????????????? ????????????????????????????. ???????????? ???????????????????????? ???????????????? ???????? ???????????????????????????????? ???????? ???????????????????????????????? ???????????? (???????????????? ???????????????????????????????? ????.) ???????????? ???????????????????????? ???????????????????????????? ???????????? ???? ???????????????????????????????????? ???????????????????????????????????????? ???????????????????? ???????????????????????? (????????????) ???????????????????????????????????????? ???????? 2 ????????????????????????????, ???????????????????????? ???????????? ???????????????????????????????????????????????????? ???????? ???????????? (???????????????????????????????? ???????????????????????? ????????????????????????????????????) (0.5% ???????????? 1.5%) ???????????? ???????????????? ???????????????????? (60%, 70% ???????????? 80%). ???????????????? ???????????????????????????????????? ???????????? ???????????????????????????????? 3 ???????????????????? ???????? ???????????????????????? 18 ????????????????????????. ???????????? ???????????????? ???????????????????????????????? ???????????????????????????? ???????? ???????????????????????????????? ???????????? (???????????????? ???????????????????????????????? ????.) ???????????? ???????????????????????? ???????????????????????????? ???????????????? ???????????????????? ???????? ???????????? ????1????3 ???????????????????????????????????? (1% ???????????? ???????????? 80% ???????????????? ????????????????????) ???????????????? ???? ???????????? ???????????????????? ???????? 75.75 ????????????????????, 32.72% ???????????????????? ????????????????????????????, 13.51 ???????????????????????????????? ???????????????????? %, ???????????????????? 3 (???????????????????????? ????????????????), ???????????????????? 4 (????????????????), ???????????????????? 3 (???????????????????????? ????????????????), ???????????? ???????????????????????????? 4 (????????????????). ???????????? ???????????????????????????????????????????????????? ???????????????????????????????????? ???????????????????????????????????????????? ???????? ???????????? ???????????????????????????????? ???????? ???????????? ???????????? ???????????????? ???????????????????? ???????????? ???? ???????????????????????????????????????????? ???????????????????????? ???????? ???????????????????????????????? ????????????????????, ???????????????????? ???????????????????????????? ???????????? ???????????????????? ???????????????????????????????????? ????????????????????????. ???????? ???????????????? ???????? ???????????????????????????????????????????????? ???????????????????????????? ????????????????????, ????????????????????, ???????????????????? ???????????? ????????????????????????????. ???????????? ???????????????? ???????????????????? ???????????? ???????? ???????????? ????1????3 ???????????????????????????????????? (???????????? 1% ???????????? ???????????????? ???????????????????? 80%) ???????????????? ???? ???????????? ???????????????????? ???????? 75.75 ????????????????????, ???????????????????? ???????????????????????????? 32.72%, ???????????????????????????????? ???????????????????? 13.51%, ???????????????????? 3 (???????????????????????? ????????????????????), ???????????????????? 4 (????????????????????), ???????????????????? 3 (???????????????????????? ????????????????), ???????????? ???????????????????????????? 4 (????????????????).
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI WORTEL (DAUCUS CAROTA L) DAN TEPUNG TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK OTAK-OTAK IKAN PATIN (PANGASIANODON HYPOPHTHALMUS) UTAMI, CAHYANING RINI; RASTRI, ENDAH SAPTO
CENDEKIA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/cendekia.v4i4.3341

Abstract

The purpose of this study is to determine the effect of the proportion of added tapioca flour and carrot concentration on the characteristics of carrot-fortified catfish otak-otak, as well as to identify the optimal tapioca flour and carrot concentration proportions for producing the best catfish otak-otak. This study used a Factorial Randomized Block Design (FRBD) with two variables, the concentration of added tapioca flour and the concentration of additional carrots, which are applied three times. • The first factor is tapioca flour, which includes: T1: 30% w/w, T2: 55% w/w, and T3: 80% w/w. • Carrots make up the second factor, with W1 at 15% and W2 at 25%. In this study, physical and chemical data were analyzed using the Mini Tab application for the two-way ANOVA (Analysis of Variance) test, and Tukey's post-hoc test was used to determine the notation with a confidence level of 5%. Meanwhile, the Friedman test was employed to analyze organoleptic test results, and Susrini's modified De Garmo Effectiveness Index test was utilized to determine the optimal treatment in physical, chemical, and organoleptic analyses. The combination of treatments containing tapioca flour and carrots has a statistically significant influence on protein, moisture content, ash content, organoleptic taste, and organoleptic texture, but not on organoleptic color or scent. The treatment combination of 30% tapioca flour and 15% carrots (T1W1) has the best proportion of tapioca flour and carrots, with a protein value of 7%, a moisture content of 58.255%, an ash content of 1.49%, organoleptic color of 3.9 (liked), organoleptic taste of 4.7 (very liked), organoleptic aroma of 3.6 (liked), and organoleptic texture of 4.8. ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh proporsi tepung tapioka yang ditambahkan dan konsentrasi wortel terhadap karakteristik otak-otak ikan patin yang diperkaya wortel, serta untuk mengidentifikasi proporsi optimal tepung tapioka dan konsentrasi wortel dalam menghasilkan otak-otak ikan patin yang terbaik. Studi ini menggunakan Desain Blok Acak Faktorial (DBAF) dengan dua variabel, yaitu konsentrasi tepung tapioka yang ditambahkan dan konsentrasi wortel tambahan, yang diterapkan sebanyak tiga kali. • Faktor pertama adalah tepung tapioka, yang mencakup: T1: 30% w/w, T2: 55% w/w, dan T3: 80% w/w. • Wortel merupakan faktor kedua, dengan W1 sebesar 15% dan W2 sebesar 25%. Dalam penelitian ini, data fisik dan kimia dianalisis menggunakan aplikasi Mini Tab untuk uji ANOVA dua arah (Analisis Varians), dan uji post-hoc Tukey digunakan untuk menentukan notasi dengan tingkat kepercayaan 5%. Sementara itu, uji Friedman digunakan untuk menganalisis hasil uji organoleptik, dan uji Indeks Efektivitas De Garmo yang dimodifikasi oleh Susrini digunakan untuk menentukan perlakuan optimal dalam analisis fisik, kimia, dan organoleptik. Kombinasi perlakuan yang mengandung tepung tapioka dan wortel memiliki pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap kandungan protein, kadar air, kandungan abu, rasa organoleptik, dan tekstur organoleptik, tetapi tidak berpengaruh pada warna atau aroma organoleptik. Kombinasi perlakuan 30% tepung tapioka dan 15% wortel (T1W1) memiliki proporsi terbaik antara tepung tapioka dan wortel, dengan nilai protein sebesar 7%, kandungan kelembapan sebesar 58,255%, kandungan abu sebesar 1,49%, warna organoleptik sebesar 3,9 (disukai), rasa organoleptik sebesar 4,7 (sangat disukai), aroma organoleptik sebesar 3,6 (disukai), dan tekstur organoleptik sebesar 4,8.