Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Edukasi Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu di Komunitas Kesehatan Keluarga Ira Dwijayanti; Catur Wulandari; Farah Uma Mauhibah
Poltekita: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2022): Juli - September
Publisher : Pusat Penelitian & Pengabdian Masyarakat Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.897 KB) | DOI: 10.33860/pjpm.v3i3.1006

Abstract

Inadequate nutrient intake during the first 1000 days plays a role in increasing multiple nutritional problems and chronic diseases in the future. In addition, the quality of human resources will be hampered due to low cognitive abilities in the long term. The objective of this nutrition education is to increase the mother’s knowledge about the first 1000 days. The education was carried out using presentation and discussion. 121 respondents were members of the family health community. The education is held online once a week in November 2021. The material provided consists of 4 educational sessions, namely (1) Nutrition for pregnancy, (2) Nutrition for breastfeeding mother, (3) Nutrition for infant aged 6-24 months; and (4) The importance of appropriate complementary feeding. The measurement of knowledge was carried out using pre-test and post-test questionnaires. The result showed that 49 participants (40,5%) experienced an increase in knowledge which was indicated by higher score in post-test than pre-test. A total 47 participants (38,9%) had the same score before and after education. Howeverm there were 25 participants (20,6%) who had lower score of post-test than pre-test. An increase in nutritional knowledge is expected to increase the ability to meet the nutritional needs of 1000 HPK. This nutrition education can be continued with nutrition training to improve the ability to meet nutritional needs. ABSTRAK Asupan gizi yang tidak optimal pada masa 1000 HPK berperan meningkatkan beban masalah gizi ganda dan penyakit kronis di masa depan. Disamping itu, kualitas sumber daya manusia akan terhambat akibat rendahnya kemampuan kognitif pada jangka panjang. Kegiatan edukasi gizi ini  bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang 1000 HPK. Kegiatan dilakukan menggunakan metode edukasi ceramah dan diskusi. Peserta terdiri dari 121 orang yang merupakan anggota komunitas dan ikut aktif pada seluruh sesi edukasi. Edukasi dilaksanakan secara daring setiap satu minggu sekali pada Bulan November 2021. Materi yang diberikan terdiri dari 4 sesi edukasi yaitu (1) Asupan gizi optimal pada ibu hami; (2) Asupan gizi optimal ibu menyusui; (3) Asupan gizi optimal bayi usia 6-24 bulan; dan (4) Pemberian MP-ASI yang tepat. Pengukuran peningkatan pengetahuan dilakukan menggunakan kuesioner pre-test dan post-test. Hasil menunjukkan bahwa 49 peserta (40,5%) mengalami peningkatan pengetahuan yang ditunjukkan dengan nilai post-test lebih tinggi daripada nilai pre-test. Sejumlah 47 peserta (38,9%) memiliki nilai nilai yang sama sebelum dan sesudah edukasi. Namun, terdapat 25 peserta (20,6%) memiliki nilai post-test lebih rendah dibandingkan nilai pre-test. Adanya peningkatan pengetahuan gizi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan gizi pada 1000 HPK. Edukasi gizi ini diharapkan dapat dilanjutkan dengan pelatihan gizi untuk meningkatkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan gizi.
PENDAMPINGAN KADER SANTRI DALAM SOSIALISASI CUCI TANGAN DI PONDOK PESANTREN ASSALAFI AL FITRAH SURABAYA Nanda Fadhilah Witris Salamy; Maria Ulfa; Ratna Ayu Ratriwardhani; Catur Wulandari; Ayu Pramudya Nirmala; Lucky Firmansyah; Yunyastiti Dwidya Palupi; Wirdan Hashchashol Haq Al Hajiri
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Desember 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i4.206

Abstract

Pondok pesantren adalah tempat berkumpulnya banyak orang dimana rentan terjadi penularan penyakit, terutama Covid-19. Prinsip pencegahan yang dapat digunakan untuk meredam penularan Covid-19 di antaranya adalah upaya 5M (memakai masker, mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas dan interaksi) dan vaksinasi. Namun akhir-akhir ini kebiasaan mencuci tangan sudah mulai pupus dan tidak seketat awal pandemi. Maka perlu di gencarkan lagi dan diberikan pemahaman kembali terkait kebiasaan mencuci tangan. Metode: Pelaksanaan pendampingan kader Santri Sehat dalam sosialisasi cuci tangan pada santri di Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya dilakukan secara langsung sebanyak 22 santri hadir dan dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2022. Hasil: Gambaran umum responden berupa karakteristik diri para santri, santri yang mengikuti pendampingan adalah 22 santri laki-laki yang juga menjadi Kader Santri Sehat. Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan pengetahuan tentang mencuci tangan pada Kader Santri Sehat Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya. Kesimpulan: adanya peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap serta perubahan perilaku terhadap pentingnya kebiasaan mencuci tangan secara benar setelah dilakukannya pendampingan kader santri sehat dalam sosialisasi cuci tangan pada santri di Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya.
Edukasi Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan di Komunitas Kesehatan Paedicare Catur Wulandari; Ira Dwijayanti; Nanda Fadhilah Witris Salamy
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA Vol. 2 No. 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat : BERKARYA DAN MENGABDI
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1087.22 KB) | DOI: 10.33086/snpm.v2i1.944

Abstract

Masa 1000 HPK merupakan golden period yang menentukan tumbuh kembang anak di masa depan. Guna mewujudkan tumbuh kembang maksimal perlu terpenuhinya kebutuhan gizi di masa 1000 HPK. Pemenuhan kebutuhan gizi dapat optimal jika pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan ibu tentang gizi baik. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pemahaman peserta tentang gizi masa 1000 HPK. Edukasi gizi diberikan melalui WAG dan zoom agar dapat menjangkau peserta komunitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Sampel pada kegiatan ini dipilih dengan teknik purposive sampling yang harus memenuhi kriteria inklusi yaitu peserta yang mengikuti rangkaian kegiatan edukasi dan mengisi lembar pretest dan posttest. Berdasarkan hasil kegiatan diperoleh sebanyak 4 (19%) responden memiliki skor pengetahuan 100 sebelum diberikan edukasi dan setelah diberikan edukasi menjadi 15 (71,4%) responden yang mendapatkan skor pengetahuan 100. Hasil pengabdian kepada masyarakat menunjukkan ada peningkatan skor pengetahuan tentang gizi 1000 HPK setelah diberikan edukasi. Edukasi yang diberikan secara terus menerus dan konsisten akan dapat meningkatkan kemampuan peserta dalam memenuhi gizi di masa 1000 HPK. Pentingnya edukasi gizi untuk terus diberikan kepada masyarakat, dengan memanfaatkan teknologi yang saat ini terus berkembang. Pemberian edukasi bisa melalui media sosial yang bisa menjangkau masyarakat luas.
PENCEGAHAN MIOPI DAN HIPERMETROPI DENGAN PROGRAM VISUS SANTRI (VITRI) DI PP HIDAYATULLOH AL-MUHAJIRIN BANGKALAN TAHUN 2023 Windi Indria Rin; Nanda Fadhilah Witris Salamy; Catur Wulandari; Noer Farakhin Farakhin
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21809

Abstract

Untuk menjaga kesehatan siswa, penting untuk mencegah masalah mata seperti miopia dan hiperopia. Miopia adalah kelainan refraksi yang umum terjadi pada anak usia sekolah. Maka dari itu kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kebiasaan personal hygiene dan kesehatan mata sebagai Upaya pencegahan miopi dan hipermetropi di PP Hidayatulloh Al-Muhajirin Bangkalan. Pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada bulan Juni 2023 ini dihadiri oleh 40 peserta dari PP Hidayatulloh Al-Muhajirin Bangkalan. Kegiatan yang dilakukan berupa Pemberian edukasi, Pembentukan karakter santri dan pengurus dengan games kesehatan dan pembagian pretest dan postest. Penelitian ini dilakukan secara observasional deskriptif untuk melihat respon peserta dengan dilihat dari antusiasme dan peningkatan pengetahuan peserta dengan menggunakan analisis uji Wilcoxon. Hasil menunjuukan p-value bernilai 0,000. Karena nilal 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa "Ha diterima". Artinya ada perbedaan antara pengetahuan santri sebelum dilakukan penyuluhan (Pretest) dan setelah dilakukan penyuluhan (Posttest). Terdapat pengaruh pemberian penyuluhan yang telah dilakukan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat di PP Hidayatulloh Al-Muhajirin Bangkalan tentang Pencegahan Miopi dan Hipermetropi dengan Program Visus Santri (VITRI) 2023.
PENDAMPINGAN KADER SANTRI DALAM SOSIALISASI CUCI TANGAN DI PONDOK PESANTREN ASSALAFI AL FITRAH SURABAYA Nanda Fadhilah Witris Salamy; Maria Ulfa; Ratna Ayu Ratriwardhani; Catur Wulandari; Ayu Pramudya Nirmala; Lucky Firmansyah; Yunyastiti Dwidya Palupi; Wirdan Hashchashol Haq Al Hajiri
SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2022): SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, Desember 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55681/swarna.v1i4.206

Abstract

Pondok pesantren adalah tempat berkumpulnya banyak orang dimana rentan terjadi penularan penyakit, terutama Covid-19. Prinsip pencegahan yang dapat digunakan untuk meredam penularan Covid-19 di antaranya adalah upaya 5M (memakai masker, mencuci tangan secara teratur, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas dan interaksi) dan vaksinasi. Namun akhir-akhir ini kebiasaan mencuci tangan sudah mulai pupus dan tidak seketat awal pandemi. Maka perlu di gencarkan lagi dan diberikan pemahaman kembali terkait kebiasaan mencuci tangan. Metode: Pelaksanaan pendampingan kader Santri Sehat dalam sosialisasi cuci tangan pada santri di Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya dilakukan secara langsung sebanyak 22 santri hadir dan dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2022. Hasil: Gambaran umum responden berupa karakteristik diri para santri, santri yang mengikuti pendampingan adalah 22 santri laki-laki yang juga menjadi Kader Santri Sehat. Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan pengetahuan tentang mencuci tangan pada Kader Santri Sehat Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya. Kesimpulan: adanya peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap serta perubahan perilaku terhadap pentingnya kebiasaan mencuci tangan secara benar setelah dilakukannya pendampingan kader santri sehat dalam sosialisasi cuci tangan pada santri di Pondok Pesantren Assalafi Al Fitrah Surabaya.
TRAINING IN MONITORING TODDLER GROWTH AND DEVELOPMENT FOR POSYANDU CADRES IN MASANGAN KULON VILLAGE, SIDOARJO Catur Wulandari; Farah Nuriannisa; Anugrah Linda Mutiarani; Teguh Herlambang
Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of Public Services) Vol. 7 No. 4 (2023): JURNAL LAYANAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jlm.v7i4.2023.566-573

Abstract

Health cadres are an extension of the health workers at the Community Health Center who take part in the monitoring program for the growth and development of toddlers. Cadre development is an important means of improving cadre skills in monitoring the growth and development of toddlers. This activity aims to increase the capacity of cadres in optimally monitoring the growth and development of toddlers. The respondents in this activity were 60 posyandu cadres. The training provided includes measuring height or body length, body weight, LiLA of toddlers, and detecting toddler development using KPSP. Respondents were given a pre-post test to measure the increase in cadres' ability to monitor the growth and development of toddlers. As many as 86.7% of posyandu cadres were able to monitor the growth of toddlers correctly after attending the training. As many as 45% of posyandu cadres were able to properly monitor the development of toddlers using KPSP after attending training. Training related to monitoring the growth and development of toddlers needs to be provided periodically so that cadres' abilities continue to increase.
Anemia in Pregnancy Based on Rural and Urban Areas Wulandari, Catur; Putri, Pratiwi Hariyani; Mutiarani, Anugrah Linda; Nuriannisa, Farah; Hisbullah, Farda Jamalia; Mabruroh, Farah Nur Laily; Lu'luah, Jauharotul; Solekha, Miftakhul
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 21 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Negeri Semarang in collaboration with Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI Tingkat Pusat) and Jejaring Nasional Pendidikan Kesehatan (JNPK)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v21i1.22585

Abstract

From 2013 to 2018, the proportion of anemia in pregnant women in urban and rural areas increased from 37.1% to 48.9%. This study aims to analyze the differences in determinants of anemia in pregnancy based on place of residence. Research was conducted in 2024. The research sample in rural areas was 39 pregnant women with anemia, and in urban areas was 31 pregnant women with anemia. Ratio scale data, including nutritional intake, is tested for normality with the Kolmogorov-Smirnov test, then tested using the t-independent test. Other variables are tested using the Mann-Whitney test. Regarding the various determinant factors studied, including the age of pregnant women, nutritional status, and gravida status, there is no significant difference (p-value > 0.05) in pregnant women with anemia in rural and urban areas. There is a significant difference (p-value < 0.05) between nutritional knowledge, food expenditure, and nutritional intake in pregnant women with anemia in rural and urban areas. Based on the determinant factors of anemia in pregnancy studied, food expenditure, nutritional knowledge of pregnant women, protein, iron, and vitamin C intake in pregnant women with anemia in rural and urban areas differ significantly.
Analisis Penyebab Anemia berdasarkan Siklus Menstruasi, Pola Makan, dan Asupan Gizi pada Remaja Wulandari, Catur; Setiarsih, Dini; Mutiarani, Anugrah Linda; Nuriannisa, Farah; Wahyudi, Alifia Sefty Arruny; Santoso, Risma Defya
Media Gizi Kesmas Vol 13 No 2 (2024): MEDIA GIZI KESMAS (DECEMBER 2024)
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mgk.v13i2.2024.773-778

Abstract

Background: Students as young women are vulnerable to iron deficiency anemia. Anemia in adolescent girls can be caused by factors such as the menstrual cycle, diet, and nutritional intake Objectives: This research aims to analyze the relationship between the menstrual cycle, diet, intake of protein, iron, and vitamin C with the incidence of anemia in adolescent girls Methods: This observational analytical research involves 104 female students as a sample. Anemia is assessed by measuring the respondent's Hb level. Nutritional intake was assessed using the 24-hour recall method. Data analysis was carried out using the Spearman rank test Results: The research results stated that there was a relationship between the menstrual cycle (p-value 0.000); diet (p-value 0.000); protein intake (p-value 0.012); iron intake (p-value 0.001); Vitamin C intake (p-value 0.002) with the incidence of anemia in adolescent girls. Conclusion: The existence of this relationship means that the menstrual cycle, eating patterns, and nutritional intake are the causes of anemia in adolescent girls