Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

BERMAIN PERAN PERAWAT KECIL TERHADAP PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK PGRI 04/89 KELURAHAN NGALIYAN SEMARANG BARAT Retnaningsih, Dwi; Nur Aini, Dwi; kusuma saputri, Oktafiyani
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan Vol 7, No 2 (2016)
Publisher : STIKES Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.808 KB) | DOI: 10.33666/jitk.v7i2.12

Abstract

LatarBelakang : Di Indonesia beberapa peneliti mendeteksi beberapa gangguan perkembangan pada anak pada usia prasekolah sebanyak 12,8%-28,5%. Data Profil kesehatan pada tahun 2006 menyebutkan bahwa 0,00192% dari 3.856.409 balita di provinsi Jawa Tengah mengalami gangguan bahasa dan bicara.  Data dari RSUD Kariadi selama tahun 2007 di Poliklinik Tumbuh Kembang Anak di dapatkan 22,9% dari 436 kunjungan baru datang dengan keluhan terlambat bicara, 13 (2,98%) diantaranya didapatkan gangguan perkembangan bahasa. Di TK PGRI 04/89 Ngaliyan Semarang masih banyak anak yang mengalami keterlambatan perkembangan bahasa, seperti sulit memperkenalkan diri serta masih sulit mengartikan kata dan kegiatan. Metode : metode penelitian yang digunakan survey dengan quasyeksperimental, dengan metode One Group Pretest Postest Design. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling, sehingga didapatkan 24 responden. Pengumpulan data observasi menggunakan uji wilcoxon. Hasil : Perkembangan normal 13 anak (54,2%), sedangkan suspect  ( dicurigai keterlambatan ) sebanyak 9 anak (37,5%), dansebanyak 2 anak (8,3%) memiliki perkembangan untestable (tidak dapat diukur) sebelum dilakukan bermain peran perawat kecil. Perkembangan normal 22 anak (91,7%) dan2 anak (8,3%) memiliki perkembangan suspect (dicurigai keterlambatan) setelah dilakukan bermain peran perawat kecil pada anak uisa 4-5 tahun, didapatkan ada pengaruh bermain peran perawat kecil terhadap perkembangan bahasa pada anak usia 4-5 tahun di TK PGRI 04/89 Kelurahan Ngaliyan semarang dengan nilai p value 0,001 < 0,05. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian ini, ada pengaruh bermain peran perawat kecil terhadap perkembangan bahasa pada anak usia 4-5 tahun.  Kata Kunci : Perkembangan Bahasa Anak, Bermain Peran Perawat Kecil, Prasekolah.
FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MENARCHE SISWI DI SMPN 31 SEMARANG Wulandari, Priharyanti; Nur Aini, Dwi; Wiji Astuti, Suprapti
Jurnal Keperawatan Vol 6, No 2 (2015): Juli
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.121 KB) | DOI: 10.22219/jk.v6i2.2866

Abstract

Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami wanita, dimana secara fisik ditandai dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan lapisan endometrium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor–faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian menarche pada siswi di SMP 31 Semarang. Jenis penelitian ini yaitu study korelasi dengan metode pendekatan cross sectional study. Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 176 sisi yang terdiri dari kelas VII,VIII dan IX. Data dianalisa dengan uji korelasi rank spearman.Ada hubungan antara status menarche ibu (genetik), keterpaparan media massa, gaya hidup, nutrisi, status gizi dengan kejadian menarche siswi di SMPN 31 Semarang, dinyatakan dengan p value 0,000 < 0,05 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMPN 31 Semarang didapatkan hasil kejadian menarche siswi mayoritas normal >11-15 tahun
PENGEMBANGAN SEKTOR KEPARIWISATAAN YANG BERKELANJUTAN MELALUI INTEGRATING CIRCULAR ECONOMY DI DESA WISATA POLOSIRI Violinda, Qristin; Prabowo, Heri; Setyorini, Noni; Drifanda, Valdian; Abidin, Muhamad; Aeni Dieka Prahesti, Ely; Ardisa Lestari, Dwi; Nur Aini, Dwi; Roki Putra, Adimas; Jannah, Miftakhul
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 12 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v%vi%i.%p

Abstract

Di bidang pariwisata, Desa Polosiri masih menghadapi masalah yang belum terselesaikan. Secara khusus, (1) desa belum memanfaatkan potensi ekonomi pariwisata Trabas; (2) belum ada rencana induk tata ruang kawasan desa wisata; (3) tidak memiliki keahlian yang diperlukan untuk memasarkan desa wisata secara efektif; dan (4) tidak memiliki pengetahuan manajerial untuk mengawasi desa wisata. Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari Sejahtera dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKD) yang mewakili masyarakat Desa Polosiri menjadi mitra sasaran kegiatan. Dengan menerapkan teknologi tepat guna (TTG) untuk mengintegrasikan ekonomi sirkular, kami memberikan jawaban atas kesulitan Desa Polosiri. Rencana induk lokasi akan memandu penempatan tempat wisata dan toko oleh-oleh. Sementara itu, situs web dan e-commerce akan digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran untuk menarik pengunjung wisata. Para manajer juga akan menerima pelatihan tentang diversifikasi bisnis dan manajemen untuk perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pariwisata. Proses pelaksanaan kegiatan dimulai dengan (1) berkolaborasi dengan organisasi daerah (kepala dinas perdagangan, kepala desa) untuk mengumpulkan data tentang potensi di wilayah tersebut; (2) bekerja sama dengan mitra untuk mengartikulasikan masalah dan menawarkan jawaban atas masalah yang dihadapi; dan (3) menganalisis kebutuhan. Nilai ekonomi usaha mikro di Desa Polosiri yang sebelumnya hanya bernilai 45% dapat meningkat menjadi 80% sebagai hasil dari layanan ini, sedangkan untuk menarik minat pengunjung wisata, strategi pemasaran yang akan dilakukan adalah dengan memanfaatkan situs web dan e-commerce. Selain itu, pelatihan mengenai diversifikasi usaha dan manajemen baik untuk usaha pariwisata maupun produksi juga akan diberikan kepada pengelola. Metode pelaksanaan kegiatan diawali dengan (1) melakukan koordinasi dengan institusi daerah (kepala desa, kepala dinas perdagangan) untuk mendapatkan data potensi daerah (2) melakukan koordinasi dengan mitra untuk merumuskan permasalahan dan memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi (3) analisis kebutuhan. Hasil dari pengabdian ini dapat meningkatkan nilai ekonomi usaha mikro desa polosiri yang sebelumnya hanya mencapai 45% meningkat menjadi 80%.
Korelasi antara Spiritual Intelligence dengan Kemampuan Self-Management Pasien Tuberkulosis Paru Soleh, Madnur; Restuning Prihati, Dyah; Nur Aini, Dwi
Jurnal Keperawatan Duta Medika Vol. 5 No. 2 (2025): Jurnal Keperawatan Duta Medika
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/cfs8qp08

Abstract

Introduction: Spiritual intelligence refers to a belief in God that helps individuals develop abilities by applying spiritual values in adapting to challenges and making appropriate decisions. Effective self-management in tuberculosis patients is essential to prevent drug resistance, improve recovery outcomes, and control the spread of the disease. Objective: This study aims to analyze the relationship between spiritual intelligence and self-management in patients with pulmonary tuberculosis. Method: This quantitative study used a cross-sectional approach with 46 respondents. The research was conducted at the Lung Polyclinic of Batang Hospital over the course of one month. The instruments used were the Daily Spiritual Experience Scale (DSES) questionnaire and a pulmonary tuberculosis self-management questionnaire. Results: The Spearman rank test showed a positive and significant correlation between spiritual intelligence and self-management, with a p-value of 0.000 (p < 0.05) and a correlation coefficient (rho) of 0.678. This is categorized as a strong relationship, indicating that higher spiritual intelligence is associated with better self-management abilities. Conclusion: There is a positive and significant relationship between spiritual intelligence and self-management in patients with pulmonary tuberculosis. These findings support the development of integrated educational interventions that incorporate spiritual aspects to enhance self-management.