Komunitas petani pedesaan di Indonesia menghadapi tantangan berkelanjutan dalam pengelolaan limbah pertanian dan penyediaan pakan ternak, yang seringkali menyebabkan degradasi lingkungan dan kerentanan ekonomi. Studi ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok tani dengan mengintegrasikan teknologi pencacahan limbah multifungsi dengan pelatihan kewirausahaan dan pemasaran digital. Metodologi partisipatif berbasis masyarakat diterapkan melalui lima tahap: sosialisasi program, pelatihan, implementasi teknologi, pendampingan, dan perencanaan keberlanjutan. Mesin pencacah mencapai kapasitas pemrosesan 80–100 kg per jam, sementara fermentasi memperpanjang umur simpan pakan hingga tiga minggu dan meningkatkan daya cerna, mengurangi biaya pakan, dan meningkatkan kesehatan ternak. Pelatihan manajerial meningkatkan literasi keuangan, memungkinkan petani untuk menerapkan pembukuan, perhitungan biaya, dan perangkat perencanaan strategis seperti Kanvas Model Bisnis. Intervensi pemasaran memperkenalkan branding, kemasan, dan promosi digital, yang memperluas saluran distribusi dan meningkatkan penjualan produk. Pendampingan memperkuat kapasitas kewirausahaan, memperkuat jaringan sosial, dan mendorong adopsi inovasi. Luaran pendukung meliputi perlindungan hak kekayaan intelektual untuk inovasi berbasis mesin pencacah, penyusunan publikasi akademis, dan diseminasi audiovisual untuk dampak yang lebih luas. Temuan ini menunjukkan bahwa intervensi teknologi, manajerial, dan pemasaran yang terintegrasi mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya, memperkuat ekonomi lokal, dan meningkatkan ketahanan pedesaan. Studi ini berkontribusi pada literatur tentang valorisasi limbah pertanian dan pemberdayaan pedesaan dengan menyajikan model multidisiplin yang dapat direplikasi dan selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Studi mendatang sebaiknya mengkaji aplikasi yang dapat diskalakan di berbagai konteks dan menyelidiki teknologi bioproses canggih untuk meningkatkan keberlanjutan.