Rianto Setiabudy Rianto Setiabudy
Departemen Farmakologi Klinik, FK Universitas Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Bullying (Perundungan) di Lingkungan Pendidikan Kedokteran Anna Rozaliyani; Broto Wasisto; Frans Santosa; R Sjamsuhidajat; Rianto Setiabudy; Pukovisa Prawiroharjo; Muhammad Baharudin; Ali Sulaiman
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Majelis Kehormatan Etik Indonesia PBIDI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.152 KB) | DOI: 10.26880/jeki.v3i2.36

Abstract

Dalam lingkungan pendidikan kedokteran, bullying atau perundungan masih kerap terjadi. Korban perundungan umumnya peserta didik atau junior, sedangkan pelaku perundungan antara lain pendidik dan senior. Perundungan merupakan bentuk pelanggaran etik dasar dan hak asasi manusia, yang dapat berdampak buruk terhadap peserta didik, lingkungan kerja, maupun kualitas pelayanan kesehatan. Untuk itu diperlukan upaya komprehensif dengan menyertakan berbagai pihak terkait guna mencegah dan menghentikannya. Perbaikan kurikulum pendidikan yang mengutamakan prinsip kesetaraan dan etika kesejawatan, diharapkan dapat mencegah dan menghentikan tindakan perundungan secara bertahap dan sistematis.
Konflik Kepentingan dalam Profesi Dokter Rianto Setiabudy; Julitasari Sundoro
Jurnal Etika Kedokteran Indonesia Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Majelis Kehormatan Etik Indonesia PBIDI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.636 KB) | DOI: 10.26880/jeki.v3i1.28

Abstract

Sebagaimana halnya dengan pekerjaan profesional lainnya, dokter juga sering terpapar terhadap masalah konflik kepentingan (KK) dalam pekerjaannya sehari-hari. Ada banyak contoh pelanggaran etika oleh dokter yang timbul akibat masalah KK ini. Sebagian dilakukan dengan kesengajaan, sebagian lagi dilakukan tanpa sadar seolah-olah perilaku itu adalah sesuatu yang biasa dilakukan dan tidak ada yang salah dengan itu. Setidaknya ada dua pasal dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) yang memberi rambu etika terkait masalah KK ini. Untuk menghindarkan dampak negatif KK ini ada beberapa tindakan yang dapat dikerjakan, antara lain penghindaran yang menyeluruh, pengungkapan, pengambilan sikap netral, dan penggunaan bantuan pihak luar.
ETIKA PENELITIAN: APA DAN BAGAIMANA? Rianto Setiabudy
Majalah Kedokteran Andalas Vol 37 (2014): Supplement 1 | Published in March 2014
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4806.358 KB)

Abstract

ETIKA PENELITIAN: APA DAN BAGAIMANA?
Oxygen Hyperbaric Therapy in Patients with Radiation Proctitis Suyanto Sidik; Daldiyono H; Rianto Setiabudy; Soehartati Gondowiardjo; Vera Yuwono
The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy VOLUME 8, ISSUE 1, April 2007
Publisher : The Indonesian Society for Digestive Endoscopy

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24871/8120071-4

Abstract

Background: Cervical cancer is the most common female malignancy in developing countries, including Indonesia. It usually occurs at the age of 20 years, reaches the peak incidence at the age of 35-55 years, and afterwards, the incidence declines. Radiotherapy is the most important treatment method in cervical cancer, especially for local advanced stage or stage IIb-IVa. It is also effective for the early stage. Oxygen hyperbaric therapy (OHBT) is defined as 100% oxygen (O2) administration of 2-3 ATA (Absolute Atmospheres) pressures in a high-pressure room. OHBT accelerates wound healing by improving oxygen perfusion around the wound and by increasing angiogenesis through Nitric Oxide Synthetase (NOS). Methods: The study was conducted at Cipto Mangunkusumo hospital, while OHBT was provided at Dr. Mintoharjo Navy Hospital. Block randomization was performed, Resulting 32 patients in OHBT group and 33 patients in control group; both groups were at normal distribution. The prevalence of radiation proctitis in OHBT and control group was determined using chi-square test. Results: By comparing the prevalence of radiation proctitis between OHBT and the control group, show that OHBT could decrease proctitis prevalence by p = 0.03. Conclusions: This study indicates that OHBT may reduce the prevalence of radiation proctitis. The OHBT is save and secure to the patients.   Keywords: OHBT, cervical cancer, radiotherapy, radiation proctitis