Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

3D Animasi Menggunakan Blender 3D Sebagai Media Promosi Pada Usaha Kafe Abdullah Ardi; Akhmad Rifki Nurrahman; Emma Valensia Aurum; Budi Styawan
Jutisi : Jurnal Ilmiah Teknik Informatika dan Sistem Informasi Vol 11, No 3: Desember 2022
Publisher : STMIK Banjarbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35889/jutisi.v11i3.983

Abstract

Cafe is a type of industry that serves food and drinks in a relaxed or informal atmosphere. The development of visual communication media currently provides a positive value in supporting information and communication. However, visual communication media are often presented less effectively and efficiently. The existence of 3D Animation media can be considered quite effective to attract consumers' interest, because 3D Animation is quite in demand by all circles. In an effort to increase promotion at the midday coffee cafe, applying the MDLC (MDLC) method, Blender 3D and cycle techniques can produce a work of art that can keep up with technological developments in the creative industry as well as a promotional medium for consumers. Results Based on the research, data obtained from several users in the assessment of the animation were 83 respondents consisting of 90.4% were teenagers with indicators of male respondents reaching 56.6% and female respondents being at 45.4%. The final result of the questionnaire assessment obtained 73.5% stating the 3D animation is very good with 92.8% agreeing with the duration of the video. Then from the aspect of animation as a basis to be used as a promotional media, the level of eligibility reaches 97.6%.Keywords: 3D Animation; Blender 3D; Multimedia Development Life Cycle AbstrakKafe merupakan jenis industri yang menyajikan makanan dan minuman dengan suasana santai atau tidak resmi. Perkembangan media komunikasi visual saat ini memberikan nilai positif dalam menunjang informasi maupun komunikasi. Namun sering kali media komunikasi visual disajikan kurang efektif dan tepat guna. Dengan adanya media 3D Animasi dapat dianggap cukup efektif untuk menarik minat para konsumen, karena 3D Animasi cukup diminati oleh semua kalangan. Dalam upaya peningkatan promosi pada Kafe tengah hari coffee, Menerapan metode MDLC (Multimedia Development Life Cycle), Blender 3D dan teknik cycle dapat mengghasilkan suatu karya seni yang dapat mengikuti perkembangan teknologi dalam industri creative serta sebagai media promosi bagi para konsumen. Berdasarkan hasil penelitian di peroleh data dari beberapa user dalam penilaian animasi tersebut yakni 83 responden yang terdiri dari angka 90,4% merupakan kalangan remaja dengan indikator responden laki-laki mencapai 56.6% dan perempuan berada pada 45.4%. Hasil akhir dari penilaian uji kuesioner didapatkan 73.5% menyatakan 3D animasi tersebut sangat bagus dengan 92.8% setuju dengan durasi video tersebut. Kemudian dari aspek kelayakan animasi sebagai dasar untuk dijadikan media promosi yakni dengan tingkat kelayak mencapai 97.6%.
Kemitraan Masyarakat untuk Membudidayakan Tanaman Sayuran dan Buahan sebagai Upaya Pengendalian Stunting di Desa Lok Baintan Muhammad Helmy Abdillah; Malisa Ariani; Raybian Nur; Budi Styawan
Sasambo: Jurnal Abdimas (Journal of Community Service) Vol. 6 No. 4 (2024): November
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LITPAM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/sasambo.v6i4.2335

Abstract

Stunting memiliki dampak besar pada perkembangan anak, sehingga upaya pencegahan dan penanggulangannya dapat dilakukan dengan memperkuat ketahanan pangan keluarga melalui konsumsi makanan bergizi. Di Desa Lok Baintan, pencegahan stunting dilakukan dengan memberikan edukasi dan pelatihan kepada masyarakat untuk mendeteksi stunting dan menanganinya dengan membudidayakan tanaman sayuran dan buah di pekarangan rumah, baik dengan cara konvensional maupun non-konvensional. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya asupan gizi dan cara mendapatkannya melalui keterampilan memanfaatkan lahan rumah untuk menanam tanaman pangan sehat, yang diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan model PRA (Participatory Rural Appraisal) untuk merancang dan memetakan kebutuhan kegiatan. Dalam pelaksanaannya, digunakan model service-learning yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu untuk memberikan edukasi dan pelatihan kepada kader Posyandu, PKK, dan ibu-ibu di desa. Program ini berlangsung selama tiga bulan dengan enam sesi yang mencakup penyuluhan tentang anemia dan stunting, pelatihan pengukuran stunting, serta praktik budidaya tanaman di pekarangan rumah. Evaluasi dilakukan dengan pre-test dan post-test, serta observasi. Hasilnya menunjukkan peningkatan pemahaman lebih dari 80%, dan model service-learning efektif meningkatkan keterampilan mahasiswa. Program ini juga berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan stunting melalui ketahanan pangan lokal. Community Empowerment for Cultivated Vegetable and Fruit Plants to control stunting in Lok Baintan Stunting has a significant impact on child development, and preventive and mitigation efforts can be made through family food security by consuming nutritious food. In Lok Baintan Village, stunting prevention is carried out by educating and training community members to detect and manage stunting through the cultivation of vegetables and fruits in home gardens, using both conventional and non-conventional methods. The aim of this activity is to raise awareness about the importance of nutrition and how to obtain it by utilizing home garden land to grow healthy food crops, which is expected to influence families' nutritional behavior. This community service program begins with a Participatory Rural Appraisal (PRA) model to design and map activities based on the needs of the target community. The program is implemented using a service-learning model, involving students from various disciplines to educate and train Posyandu (community health center) cadres, PKK (women's empowerment) members, and mothers in the village. The program lasts for three months and includes six sessions: two on anemia and stunting awareness, two on stunting measurement training, one on the benefits of plants, and one on practical training for cultivating vegetables/fruits in home gardens. The success of the program is assessed using pre-test and post-test evaluations, as well as participant engagement observation. The results show a more than 80% increase in understanding, and the service-learning model was effective in improving students' cognitive skills and communication abilities. This program successfully raised community awareness in Lok Baintan Village about stunting prevention through local food-based food security, resulting in a positive impact on family food security and health independence in the village.